TERLAMPAU JAUH
Besoknya jam 12.00 siang aku berangkat ke cafe xxx seperti yang diperintahkan om Sukad.
Sesampainya disana kulihat sekeliling sampai aku menemukan tangan melambai ke arahku.
Aku melihatnya dengan setelan santai memakai baseball cap , t-shirt hitam dan celana jeans . Kelihatan dia sangat ingin tampak lebih muda walaupun clutch LV monogram nya sangat mencolok untuk ukuran casual style. Aku juga berusaha sesederhana mungkin. Dengan jeans hipster dan kaos Giordano putih mendekat ke mejanya.
"Siang manis...".sapanya cengengesan.
"Siang om...langsung saja,aku gak punya banyak waktu". Aku mendesaknya agar segera menyelesaikan apa yg dia mau.
"Ohh...kamu udah gak sabar yaa..., Okay kalau kamu kangen punya om". Kata nya meledekku.
Aku males berargumen. Aku hanya ingin ini cepat diselesaikan.
Kamipun memulai perjalanan dan aku langsung memintanya membuka resleting celananya agar aku bisa menyelesaikan tugasku di mobil sambil berjalan. Namun si om punya rencana lain.
"Jangan sekarang dik...,sayakan ganteng-ganteng gini punya jabatan...masak iya di mobil, bisa jatuh reputasi saya kalau ketahuan orang". Kata di om.
"Trus kita mau kemana om ..??". Tanyaku mulai curiga dengan gelagatnya.
"Kita ke puncak aja...om ada villa disana". Dia menjelaskan dengan enteng.
"Ihhh...nggak mau om....saya harus segera pulang!, Gak bisa lama-lama!". Aku protes.
"Udah...kamu tenang saja..,lagian om hanya ingin buat kamu nyaman setelah masalah demi masalah menimpa kamu selama krisis ekonomi kemarin.., kamu ingat nggak waktu om hanya minta pegang nenen kamu sewaktu kita minum-minum di malam tahun Baru lalu dirumah kamu?". Dia bertanya kepadaku.
Aku diam saja karna pikiranku sekarang sedang gak karuan.
"Kalau om bilang hanya pegang dikit ya dikit..,om orangnya prinsip". Katanya terus menjelaskan.
"Jadi kamu gak usah kuatir...kalau om macem-macem sama kamu..,om hanya meminta apa yang sudah kamu janjikan saja". Katanya meyakinkanku.
Dengan kepintarannya sebagai pengacara dalam mengolah kata-kata, pemilihan diksi yang tepat,akhirnya aku mengalah.
"Nah..gitu dong..,kita pulang hari kok, gak sampai nginep..anggap aja kamu healing sejenak dari kepenatan himpitan ekonomi dan lainnya beberapa bulan terakhir ini." Tambahnya membuatku semakin yakin.
Walau hanya sepotong kata "iya" dariku, sudah cukup baginya melanjutkan perjalanan ke arah villanya yang ternyata memang tidak begitu jauh dari kota kami. Pintu pagar dibuka seorang wanita 50an . Kulihat didepan mataku villa sederhana tidak begitu besar. Aku terkejut saat dia membuka pintu mobil di sisi kiri ku dan mengulurkan tangannya mempersilahkan aku untuk turun . Sejenak aku merasa dia cukup pintar memperlakukan wanita.
Aku masuk kedalam villanya yg hanya terdiri dari 3kamar. Satu kamar utama di lantai dua yang ada balkonnya, satu kamar di bawah dan satu lagi di belakang dekat dengan dapur utama. Karna kulihat ada dua kitchen ,yang didalam merupakan dapur bersih seperti tidak pernah ada kegiatan masak disitu. Bagian belakang villa ada pintu lipat kaca berbingkai mahoni berwarna putih untuk menembus langsung ke halaman belakang. Kulihat ada jacuzzi disana, disampingnya ada lahan di penuhi meja,bangku dan peralatan barbeque. Tiba-tiba aku di kejutkan olah om...aduh, aku memang sulit mengingat namanya..,Sukat? Sukad? Mana ejaan yang benar aku gak tahu pasti.
"Minum dulu...". katanya membawakanku segelas Margarita di siang hari..,walau sudah agak menuju sore.
"Terima kasih om..". Jawabku mulai sedikit bisa santai menghadapinya.
"Eh...kamu pasti lelah setelah macet-macetan tadi". Katanya.., dan tiba-tiba langsung memanggil si wanita pembuka gerbang tadi dinhadapanku.
"Biiiiii!!!...Biiii ijaahhhh!!". Si om memanggil.
"Iya pak....maaf, ada apa pak?". Tanya perempuan paruh baya itu.
"Kamu siapin aroma terapi oil..sama tolong pijatin tamu saya ya ..., Ntar sehabis dia pijat kamu atur suhu di jacuzzi dan siapin pakaiannya buat berendam". Perintah si om kepada perempuan itu.
"Kamu pijat dulu....enakin aja ya dik.., saya harus sambil kerja via Skype juga sebentar..., Paling juga satu jam kelar". Si om menjelaskan.
Jujur aku merasa setidaknya sangat di layani oleh dia sebagai tamu disini. Hospitality nya sedikit membuatku lebih rileks bahkan sebelum aku di pijat.
Setelah pijat dan berendam air hangat aku langsung mengganti kembali bajuku dengan baju yang kupakai saat menemuinya tadi, karna memang aku tidak membawa apa-apa selain baju dibadan.
Dan tiba-tiba......"mbak....dipanggil bapak ke atas!". Kata perempuan yang memjijatku tadi.
Aku kembali deg-degan karna dikepalaku langsung terbayang batangnya seperti disalon semalam. Aku menaiki anak tangga perlahan. Hanya ada satu pintu disana ..apalagi kalau bukan kamarnya. kubuka dengan perlahan dan mengintip kedalam. Gausah rasanya aku deskripsi kan satu persatu benda-benda yang ada di dalamnya. Hanya saja yang langsung menarik perhatianku adalah gambar-gambar foto berbagai posisi seks dalam bingkai 1x1,5 m berjejer di sekeliling kamarnya.
"Sini sayang...duduk di ranjang ". Katanya...ntah sejak kapan aku menjadi "sayang"nya dia.
Aku lebih memilih langsung berlutut dihadapannya yang duduk di ranjang dengan hanya memakai boxer.
"Aku lakukan sekarang aja om..,biar segera selesai ". Kataku kepadanya.
"Memang lonte....udah gak sabar yaaa!!". Katanya melecehkan aku.
Aku hanya terhenyak sakit dalam hatiku yang tiba-tiba dari perlakuan ratu menjadi pelacur.
Aku diam saja dan memilih menarik turun boxernya dan terpampang lah batang si om dengan tegangnya. Pelan ku genggam batang tersebut. Aku melihat sebentar ke atas..,menatap matanya yang berbinar.
"Kamu cantik banget..diposisi itu dek". Katanya memujiku basa basi.
Langsung kumasukkan batangnya ke mulutku dan memulai oral seks seperti yang sudah aku janjikan.
"Aghhh...mulutmu aja sudah enak begini dekkkkk...,apalagi memekmu!!!!". Katanya sambil mengerang.
"Serr.." aku merasa sedikit becek saat kudengar kata-kata si om barusan. Namun aku tetap fokus pada tugasku.
"Oghhh..oghhh..ogghhh" suara kecipak antara liurku dan lidah dan batang kontol si om bersamaan. Aku merasa dia akan segera mencapai puncak. Tiba-tiba dia menarikku badanku berdiri.
"Kenapa om??!!" Aku terkejut.
"Apapun ceritanya ...aku harus entotin kamu hari ini!!!". Katanya dengan nafas memburu.
Aku yang sadar telah masuk perangkapnya berusaha lari dan menghindar darinya. Namun dengan sigap tangannya menangkap ku dan memeluk tubuh mungilku tak berdaya.
"Duuuhhhh....kok jadi gini sih om..??!!". Aku protes kepadanya.
"Dengar yahh dik...., Kamu hanya ada dua pilihan.., nikmati atau aku sendiri yang nikmati". Katanya.
"Ihh...aku gak mau om...,aku akan laporkan ke polisi kalau om berani!!!". Aku mulai kasar.
Dan tiba-tiba dia membanting tubuhku keranjang. Membuka paksa pakaian yg aku kenakan ,mulai dari t-shirt ,celana jeansku dan langsung membetot bra ku hingga putus.
Sehingga kini tinggal celana dalamku.
Dengan posisinya menduduki pahaku dan memegang kedua tanganku keatas.., dia berbisik.
"Kamu ingat kalau saya seorang pengacara?". Katanya.
"Kamu pikir..., Dengan kamu mendatangi saya ke cafe tadi..,trus jalan bareng ke villa saya...di layani layaknya lonte yang biasa saya bawa kesini, dan orang percaya kamu diperkosa?". Dia memainkan psikologis ku dengan kata-kata nya.
"Ohhh...iya...,pak hakim!! Sebelumnya saya sudah memberi satu juta rupiah kepada perempuan ini untuk melayaninya saya..,jadi saya pikir layak kalau kita tutup kasus ini dengan kasus perzinahan biasa ,bukan perkosaan!". Kata-kata nya menirukan persidangan di depan hakim.
Aku yang hanya tamatan SMA tentunya kalut dengan pernyataan nya barusan. Akhirnya seperti yang disarankannya tadi...aku memilih diam saja.
"Nah..gitu dong..,liat aja tuh CD kamu udah basah begitu kok gak pingin di entot!". Katanya sambil membelai lembut vaginaku di balik celana dalamku yang aku akui sedikit basah...,tidak...,tidak sedikit. Aku mengakuinya...itu basah!!! Ahhhhh ...aku kembali merasa bersalah dalam posisi ini.
Si om membuka celana dalamku dengan kasar hingga sobek dan terlepas.
"Aawww...pelan dong om!". Aku protes.
"Iya cantik...nih liat...batang ini yang udah nggak tahan liat bulu kamu yang sedikit ini". Katanya kepadaku. Aku hanya diam berusaha menetralkan suasana hatiku. Berusaha membangun argumen terhadap rasa bersalahku sendiri. Aku berkata dalam hati.
"Toh..memang ini fantasi suamiku selama ini".
"Aku kandi jebak untuk melakukannya..bukan niatku sampai sejauh ini".
"Kalaupun memekku basah karna terangsang..,wajarlah..,mana ada wanita normal yang mengulum kontol lebih dari lima menit bisa menahan cairan vaginanya bekerja secara alami".
Dan..."blesss". Aku merasakan batangnya telah memasuki ragaku.
Keliatan dia sangat bernafsu dan gerakannya terburu-buru.
"Akkhhhhy......memang enak banget punya kamu sayanggggghh!!!!". Katanya sambil mengerang. Aku yang sudah terbawa suasana hanya berusaha menjaga harga diriku yang terakhir..., "Jangan sampai aku mendesah keenakan dihadapannya". Setidaknya itu kata hatiku walau wajahku yang kupalingkan dari pandangan mesumnya ke bantal disampingku telah merah padam menahan itu semua.
"Ihh". Akhirnya aku tanpa sengaja mengeluarkan desahan kecil. Aku mulai merasa semakin dekat dengan ledakan itu...
"ohh...nikmatnya..., Apa aku menyerah saja?!". Aku bertanya didalam hati. Namun saat aku akan sampai pada klimaksku tiba-tiba...
"Aaakkkkkkhhhhh.....enakkkkkkkk lonteeeeeeeee!!!!!!!!!". Om (ah akupun lupa lagi siapa namanya) kelojotan melepaskan pejunya ke memekku . Dan aku gagal orgasme....
Untuk yang benar-benar mengikuti kisah aku ini. Pasti tau lanjutan episode ini ada di awal cerita.
bersambung ....