ima_mencoba_nakal
Semprot Kecil
- Daftar
- 27 Jun 2023
- Post
- 90
- Like diterima
- 867
Cerita tukang sayur ku sebenarnya bukanlah benar-benar tukang sayur seperti cerita orang-orang pada umumnya. Karna hanya seorang pemuda yang sambil merantau mencari kerja menggantikan iparnya di tukang sayur beneran yang sedang sakit....
Tapi agar judulnya menarik maka aku buat saja 'tukang sayur'.
Selamat menikmati....
TUKANG SAYUR GANTENG
Pada 2007 aku sering membaca stensilan yang temanya ibu-ibu selingkuh dengan tukang sayur,atau tukang sayur memperkosa ibu muda..,dan semua berujung kenikmatan.
Aku akui aku terangsang saat membacanya,
Namun terus terang tak sekalipun aku pernah punya keinginan main dengan tukang sayur yang selalu lewat di dekat rumahku karna memang selain tampangnya tidak menarik..,kutaksir umurnya sekitar limapuluhan tahun.
Kejadiannya seminggu sebelum tragedi threesome yang berantakan. Aku sepertinya sudah tiga hari tidak melihat bapak si tukang sayur berseliweran atau di gerubungi emak-emak komplek kayak biasanya. Akhirnya aku memutuskan untuk berbelanja kebutuhan diluar. Tidak begitu repot karna sekalian mengantar anakku ke playgroupnya yang searah.
Akhirnya kudapatkan kabar dari emak-emak komplek si bapak tukang sayur lagi sakit keras dan sekarang udah digantiin sementara dengan adik bungsu istrinya.
Aku beserta ibu-ibu lain yang sebahagian juga merupakan pelanggan salonku berencana menggalang dana serta menjenguk si bapak.
Tetapi karna aku terlalu repot untuk itu, aku katakan kepada ibu-ibu komplek kalau aku nanti saja pribadi, karna aku tidak sempat berkunjung.
"Iya...dehhhh..,ngerti!!! Ntar saya bilangin tuh ke mas Deri nya..." Seru Bu Nita sambil cekikikan bersama ibu-ibu lainnya.
"Deri nama tukang sayur kita? Kau sih gak tau namanya..biasa hanya manggil pak ...bapak gitu aja". Aku bingung.
"Yah bukan lah dik yanaaaa...Deri yang gantiin si bapak loo, belum kenalan yaaa?"
"Ohh...belum tau Bu...yaudah titipin pesan sekalian Bu.., bawain ikan bawal besok kesini, sekalian saya titipin sama dia saja buat si bapak".
Keesokan paginya waktu aku mengantar anakku sekolah tiba-tiba suamiku menelpon..
"Ma...,kamu pesan ikan bawal yaaa?". Suara dari seberang sana.
"Ehh .. iya pa..,untung papa belum berangkat! ,tolong ambilin dulu pa..bayarin dulu!". Kataku.
"Ihhh...nggak ah ma..mas udah bilang sama si ganteng.., tunggu aja dulu kamu pulang bentaran doang kok hihihihi.....". Katanya cekikikan.
"Apaan sih mas...makin aneh si mas ah!". Jawabku sebel.
Aku langsung buru-buru pulang sambil gerutu..
"Kalau tadi langsung diterima dulu kan ikannya jadi gak buru-buru kayak gini". Gerutuku dalam hati.
Namun aku teringat mau menitipkan sesuatu tanda simpati kepada bapak tukang sayur..sehingga akhirnya aku bersyukur suamiku menyuruhnya menunggu.
Sesampainya dirumah aku tidak melihat seorang pun disana. Suamiku juga sudah berangkat kerja. Aku hanya berfikir mungkin dia segan menunggu dan suamiku juga tidak bisa menemani nya karena hendak berangkat kerja. Ya sudahlah pikirku.
Namun tak lama kemudian suara bel rumahku berbunyi. Kuintip dari jendela ada becak motor yang disulap menjadi gerobak sayur yang biasa aku kenal.
"Ohhhh...dia kembali lagi" pikirku.
Kubuka pintu dan ...
Aku baru tau kenapa suamiku cengengesan di telpon..,dan kenapa para ibu-ibu pada heboh tersenyum genit saat membahas pemuda ini.
"Permisi Bu...eh mbak..,saya adiknya pak Mawardi tukang sayur mau antar ikan".
"Oh ..iya, mas..masuk dulu boleh saya mau titip sesuatu buat bapak". Aku memintanya masuk dan menunggu sebentar.
"Disini aja Bu...say tunggu. Nih ikannya". Katanya kepadaku.
Kulihat perawakannya sekilas..,kaos oblong bersih..,dadanya sedikit menonjol dibalik t shirt yang dia kenakan. Ripped jeans belel..,sneaker Vans autentik dan bucket hat . Kulirik kulitnya putih bahkan kemerahan..,dengan bulu-bulu sedikit kasar tetapi lurus di lengannya. Wajahnya sih ganteng- ganteng Sunda gitu. Hanya saja rahangnya lebih tegas karna dihiasi brewok yang tak lebat.
"Bu...ikannya". Katanya melihatku bengong.
"Eh iya...iya...,maaf nama kamu siapa?". Sambil kusut kantongan penuh ikan bawal dari tangannya.
"Irfan Bu.." jawabnya.
"Loh...kata ibu-ibu sini nama kamu Deri?". Aku sedikit bingung.
"Ohhhh...iya Bu.., nama saya Irfan Derianda..,saya lebih suka dipanggil Irfan saja".
"Iihhh..tadi udah bagus manggil mbak kok jadi manggil ibu sih..,apa saya keliatan tua banget ya?". Aku bertanya dengan sedikit genit.
"Iya....maaf Bu..eh mbak" . Keliatan dia grogi.
Kenapa anak ini segitu groginya yaa...apa ada yang salah dengan Ku? . Aku spontan melihat keadaan tubuhku sendiri dan ups!!. Yah pantes aja dia grogi. Sehabis ngantar anakku tadi aku hendak mandi dan memakai kimono mengikat pinggangnya asal-asalan.
"Irfan bisa bantu mbak sebentar nggak?". Aku mulai nakal
"Apa yang bisa saya bantu mbak?". Dia bertanya.
"Mbak gak pinter bersihin ikan...mau nggak tolong bantuin bersihin dikit ikannya didapur?".
"Boleh mbak...bentar saya buka sepatu".
"Pakai aja gak apa2..,mbak juga belum beresin rumah kok". Aku langsung memintanya masuk ke dapur.
Kusiapkan pisau dan talenan dan tentu saja aku gak berusaha membetulkan kimonoku yang berantakan.
Namun pas aku berbalik untuk meninggalkannya didapur tiba-tiba dia menjambak rambutku dan langsung ditariknya tubuhku kearahnya.
"Mbak boleh anggap aku ini anak kampung! Gak tau apa-apa! Atau mungkin anggap aku lugu!" Dia berbisik di telingaku. Aku sangat takut saat itu..aku gak nyangka godaan untuk membuatnya grogi berakhir seperti ini.
"Ehhh...kamu mau apa!!jangan macam-macam yaa, aku bisa teriak!" Hardik ku.
"Silahkan aja mbak....teriak sekencang-kencangnya. Mbak mau kontol kan dari tadi!?....jawab lonte!?" Katanya ditelingaku.
Aku diam saja..karna memang gak ada niat sedikitpun untuk menggodanya sejauh itu. Aku hanya bermain-main dengan keluguannya yang ternyata aku salah.
"Mbak...aku sudah tamat melihat gelagat-gelagat memek gatal kayak punya mbak ini!". Katanya sambil berbisik dan langsung menyelipkan jarinya ke vaginaku.
Aku tersentak dan minta tolong dilepaskan.
"Please..Irfan jangan...ya mbak minta maaf, tapi please...cukup..,jangan!!!" Kataku mencoba bernegosiasi dengan keadaan yang tak memihak.
Irfan membuka kasar kimonoku..udah pasti aku telanjang saat ini. Di tunggingkannya badanku bertumpu pada wastafel dapur. Memutar kedua tanganku ke belakang, dan cengkraman nya cukup kuat dengan satu tangan. Aku meronta dan memakai dengan suara keras ,dia tak perduli.
Kudengar suara ikat pinggangnya terlepas, kulirik kebawah ,jeans belelnya sudah selutut diikuti dalamannya. Dia sedikit menunduk sambil meludahi vaginaku. Aku tersentak kaget dan agak terangsang di momen itu. Membayangkan apa yang bakal terjadi selanjutnya membuat vaginaku basah dengan sendirinya.
"Plakkk!!!" Suara tamparan ke pantatku membuat vaginaku berdenyut membuka dan menutup.
"Awwww...anjing ..,sakit". Aku menggerutu.
"Nih...,mau inikan lonte" kata Irfan sambil mengarahkan kepalaku ke arahnya melalui jambakan dirambutku yg dia pelintir.
"Bless!!' Masuk sudah..,aku mendelik. Walau tak bisa kulihat ke bawah karna tangannya tak lepas dari rambutku..tapi kurasakan batangnya agak berbeda dari suamiku, Dicky, Fadil dan om Sukad. Ini lebih besar dan membuat vaginaku sesak.
"Uughhhhh!" Lenguhku tak tertahan.
"Kenapa mbak?? Penuh kan?!". Dia bertanya dengan sangat percaya diri.
"Anjing loe...,lepasin!!!"
"Aku lepasin kalau sampai hitungan dua puluh kali tusukan punyaku ke memek lonte kayak mbak punya ini gak bisa buat orgasme ". Ucapnya dengan percaya diri.
Aku terdiam ..,ada rasa penasaran. Dia telah memainkan psikologis ku. Dan akhirnya aku berfikir dalam hati
"Toh aku meronta sekuat apapun dia pasti tetap memperkosaku.., lebih baik aku nikmati aja permainan ini".
Dia menusukku dengan sangat pelan...,bibir vagina dan itilku sampai ikut masuk sambil tergesek kedalam.
Pelan...pelan sekali..,membuatku blingsatan . Lututku tak bisa diam. Ditariknya kembali dengan sangat cepat...sehingga aku merasa cairan dalam vaginaku ikut terpompa keluar. Dan di ulanginya lagi seperti tadi...masuk dengan pelan.
"Akkkkkkhhhhhh...". Sekuat tenaga aku menahan nikmat yang diberikan nya. Antara malu, gengsi sudah pasti.
Kali ini dia kembali .memasukkannya dengan pelan dan di arahkan ke titik sensitif dalam vaginaku. Pertahanan ku mulai goyah.. pinggulku mulai tak bisa aku kontrol.
Dengan muka merah padam dan rasa malu juga nikmat.., masuk hitungan ke tujuh aku tak sanggup lagi menahan.
"Anjiiiingggggg...,enaaakkkkkk. Aggghhhhhhhhh!!!!!!!" Aku berteriak kelojotan.
Dan tiba-tiba dia menggempurku dengan tusukan yang sangat cepat. Aku makin berteriak lemas.
"Ampunnnnnn....ampunnnnn fan.., aku gak sanggup....akhhhhhh aku dapat lagi...fffffffuuuuuuuuccccccckkkkkkk!!"
Orgasmeku bersambung . Kakiku kehilangan tenaganya. Namun aku tak melihat ada niat bagi Irfan untuk melambatkan temponya.
"Katakan kalau mbak itu lonte...baru aku kasih istirahat!!!".
"Nggak!!!!! Anjing loe". Kataku sambil menerima Hujaman kontolnya.
Irfan mengangkat tubuhku ke sofa ruang tamu dan menentangkan tubuhku. Dengan memegan kedua tanganku hanya dengan memakai sebelah tangannya , Irfan kembali mengarahkan batangnya ke vaginaku.
"Bless...plok..plok...plok". Dengan tidak mengurangi kecepatan Hujaman batangnya, Irfan kembali menyetubuhiku dengan gaya misionary. Aku tak tahan lagi..Irfan melelehkan otak ku dalam orgasme yang terus menerus.
Memasuki orgasmeku yang ketiga ini akhirnya aku berteriak.
"Akuuuuuu loonnnteeeeeeeee....udahhhh ampuuuunnnnn"
"Aku gak dengar mbak!!!". Ucapnya sambil menambah kecepatan Hujaman batangnya.
"Akuuu lonnnnteeeeeeeeee.........agghhhhhhh...keluaaaarrrrrrr lagiiiiiiiiiiii.....ngentoootttttttttttt!!!".
Irfan melepaskan batangnya..,menapaki sofa dan menyemprotkan pejunya ke wajah dan payudaraku.
Sementara aku masih kelojotan dengan kaki lurus menegang. Walaupun aku bukan tipikal cewek yang squirt.., namun bisa kurasakan air kencing yang meleleh keluar tanpa bisa kutahan.
Irfan sudah meninggalkanku menuju kamar mandi. Aku masih kelojotan dengan sisa-sisa orgasmeku yang sangat kuat.
"Makasih mbak...urusan titipan esok hari saja langsung ke orangnya".
Kudengar suara becak sayur menjauh. Aku yang terlentang dengan kimono yang berserakan masih kaku . Kuraba sedikit vaginaku menyentuh klitorisku...
"Ooohhhh....." Masih sangat sensitif dan nikmat sekali.
Layaknya lonte yang kecanduan orgasme tanpa sadar jari-jari ku sudah berputar-putar mengusap klitorisku sendiri dan
"Aaagghhhhhh..........!!!". Sekali lagi orgasme mendera tubuhku yang berpeluh. Aku tertidur sampai siang hari itu. Dalam hatiku bertanya...
"Apakah harus aku adukan ke suamiku?".
"Tidak...ini murni kesalahanku". Kujawab sendiri pertanyaan itu.
Bersambung...
Tapi agar judulnya menarik maka aku buat saja 'tukang sayur'.
Selamat menikmati....
TUKANG SAYUR GANTENG
Pada 2007 aku sering membaca stensilan yang temanya ibu-ibu selingkuh dengan tukang sayur,atau tukang sayur memperkosa ibu muda..,dan semua berujung kenikmatan.
Aku akui aku terangsang saat membacanya,
Namun terus terang tak sekalipun aku pernah punya keinginan main dengan tukang sayur yang selalu lewat di dekat rumahku karna memang selain tampangnya tidak menarik..,kutaksir umurnya sekitar limapuluhan tahun.
Kejadiannya seminggu sebelum tragedi threesome yang berantakan. Aku sepertinya sudah tiga hari tidak melihat bapak si tukang sayur berseliweran atau di gerubungi emak-emak komplek kayak biasanya. Akhirnya aku memutuskan untuk berbelanja kebutuhan diluar. Tidak begitu repot karna sekalian mengantar anakku ke playgroupnya yang searah.
Akhirnya kudapatkan kabar dari emak-emak komplek si bapak tukang sayur lagi sakit keras dan sekarang udah digantiin sementara dengan adik bungsu istrinya.
Aku beserta ibu-ibu lain yang sebahagian juga merupakan pelanggan salonku berencana menggalang dana serta menjenguk si bapak.
Tetapi karna aku terlalu repot untuk itu, aku katakan kepada ibu-ibu komplek kalau aku nanti saja pribadi, karna aku tidak sempat berkunjung.
"Iya...dehhhh..,ngerti!!! Ntar saya bilangin tuh ke mas Deri nya..." Seru Bu Nita sambil cekikikan bersama ibu-ibu lainnya.
"Deri nama tukang sayur kita? Kau sih gak tau namanya..biasa hanya manggil pak ...bapak gitu aja". Aku bingung.
"Yah bukan lah dik yanaaaa...Deri yang gantiin si bapak loo, belum kenalan yaaa?"
"Ohh...belum tau Bu...yaudah titipin pesan sekalian Bu.., bawain ikan bawal besok kesini, sekalian saya titipin sama dia saja buat si bapak".
Keesokan paginya waktu aku mengantar anakku sekolah tiba-tiba suamiku menelpon..
"Ma...,kamu pesan ikan bawal yaaa?". Suara dari seberang sana.
"Ehh .. iya pa..,untung papa belum berangkat! ,tolong ambilin dulu pa..bayarin dulu!". Kataku.
"Ihhh...nggak ah ma..mas udah bilang sama si ganteng.., tunggu aja dulu kamu pulang bentaran doang kok hihihihi.....". Katanya cekikikan.
"Apaan sih mas...makin aneh si mas ah!". Jawabku sebel.
Aku langsung buru-buru pulang sambil gerutu..
"Kalau tadi langsung diterima dulu kan ikannya jadi gak buru-buru kayak gini". Gerutuku dalam hati.
Namun aku teringat mau menitipkan sesuatu tanda simpati kepada bapak tukang sayur..sehingga akhirnya aku bersyukur suamiku menyuruhnya menunggu.
Sesampainya dirumah aku tidak melihat seorang pun disana. Suamiku juga sudah berangkat kerja. Aku hanya berfikir mungkin dia segan menunggu dan suamiku juga tidak bisa menemani nya karena hendak berangkat kerja. Ya sudahlah pikirku.
Namun tak lama kemudian suara bel rumahku berbunyi. Kuintip dari jendela ada becak motor yang disulap menjadi gerobak sayur yang biasa aku kenal.
"Ohhhh...dia kembali lagi" pikirku.
Kubuka pintu dan ...
Aku baru tau kenapa suamiku cengengesan di telpon..,dan kenapa para ibu-ibu pada heboh tersenyum genit saat membahas pemuda ini.
"Permisi Bu...eh mbak..,saya adiknya pak Mawardi tukang sayur mau antar ikan".
"Oh ..iya, mas..masuk dulu boleh saya mau titip sesuatu buat bapak". Aku memintanya masuk dan menunggu sebentar.
"Disini aja Bu...say tunggu. Nih ikannya". Katanya kepadaku.
Kulihat perawakannya sekilas..,kaos oblong bersih..,dadanya sedikit menonjol dibalik t shirt yang dia kenakan. Ripped jeans belel..,sneaker Vans autentik dan bucket hat . Kulirik kulitnya putih bahkan kemerahan..,dengan bulu-bulu sedikit kasar tetapi lurus di lengannya. Wajahnya sih ganteng- ganteng Sunda gitu. Hanya saja rahangnya lebih tegas karna dihiasi brewok yang tak lebat.
"Bu...ikannya". Katanya melihatku bengong.
"Eh iya...iya...,maaf nama kamu siapa?". Sambil kusut kantongan penuh ikan bawal dari tangannya.
"Irfan Bu.." jawabnya.
"Loh...kata ibu-ibu sini nama kamu Deri?". Aku sedikit bingung.
"Ohhhh...iya Bu.., nama saya Irfan Derianda..,saya lebih suka dipanggil Irfan saja".
"Iihhh..tadi udah bagus manggil mbak kok jadi manggil ibu sih..,apa saya keliatan tua banget ya?". Aku bertanya dengan sedikit genit.
"Iya....maaf Bu..eh mbak" . Keliatan dia grogi.
Kenapa anak ini segitu groginya yaa...apa ada yang salah dengan Ku? . Aku spontan melihat keadaan tubuhku sendiri dan ups!!. Yah pantes aja dia grogi. Sehabis ngantar anakku tadi aku hendak mandi dan memakai kimono mengikat pinggangnya asal-asalan.
"Irfan bisa bantu mbak sebentar nggak?". Aku mulai nakal
"Apa yang bisa saya bantu mbak?". Dia bertanya.
"Mbak gak pinter bersihin ikan...mau nggak tolong bantuin bersihin dikit ikannya didapur?".
"Boleh mbak...bentar saya buka sepatu".
"Pakai aja gak apa2..,mbak juga belum beresin rumah kok". Aku langsung memintanya masuk ke dapur.
Kusiapkan pisau dan talenan dan tentu saja aku gak berusaha membetulkan kimonoku yang berantakan.
Namun pas aku berbalik untuk meninggalkannya didapur tiba-tiba dia menjambak rambutku dan langsung ditariknya tubuhku kearahnya.
"Mbak boleh anggap aku ini anak kampung! Gak tau apa-apa! Atau mungkin anggap aku lugu!" Dia berbisik di telingaku. Aku sangat takut saat itu..aku gak nyangka godaan untuk membuatnya grogi berakhir seperti ini.
"Ehhh...kamu mau apa!!jangan macam-macam yaa, aku bisa teriak!" Hardik ku.
"Silahkan aja mbak....teriak sekencang-kencangnya. Mbak mau kontol kan dari tadi!?....jawab lonte!?" Katanya ditelingaku.
Aku diam saja..karna memang gak ada niat sedikitpun untuk menggodanya sejauh itu. Aku hanya bermain-main dengan keluguannya yang ternyata aku salah.
"Mbak...aku sudah tamat melihat gelagat-gelagat memek gatal kayak punya mbak ini!". Katanya sambil berbisik dan langsung menyelipkan jarinya ke vaginaku.
Aku tersentak dan minta tolong dilepaskan.
"Please..Irfan jangan...ya mbak minta maaf, tapi please...cukup..,jangan!!!" Kataku mencoba bernegosiasi dengan keadaan yang tak memihak.
Irfan membuka kasar kimonoku..udah pasti aku telanjang saat ini. Di tunggingkannya badanku bertumpu pada wastafel dapur. Memutar kedua tanganku ke belakang, dan cengkraman nya cukup kuat dengan satu tangan. Aku meronta dan memakai dengan suara keras ,dia tak perduli.
Kudengar suara ikat pinggangnya terlepas, kulirik kebawah ,jeans belelnya sudah selutut diikuti dalamannya. Dia sedikit menunduk sambil meludahi vaginaku. Aku tersentak kaget dan agak terangsang di momen itu. Membayangkan apa yang bakal terjadi selanjutnya membuat vaginaku basah dengan sendirinya.
"Plakkk!!!" Suara tamparan ke pantatku membuat vaginaku berdenyut membuka dan menutup.
"Awwww...anjing ..,sakit". Aku menggerutu.
"Nih...,mau inikan lonte" kata Irfan sambil mengarahkan kepalaku ke arahnya melalui jambakan dirambutku yg dia pelintir.
"Bless!!' Masuk sudah..,aku mendelik. Walau tak bisa kulihat ke bawah karna tangannya tak lepas dari rambutku..tapi kurasakan batangnya agak berbeda dari suamiku, Dicky, Fadil dan om Sukad. Ini lebih besar dan membuat vaginaku sesak.
"Uughhhhh!" Lenguhku tak tertahan.
"Kenapa mbak?? Penuh kan?!". Dia bertanya dengan sangat percaya diri.
"Anjing loe...,lepasin!!!"
"Aku lepasin kalau sampai hitungan dua puluh kali tusukan punyaku ke memek lonte kayak mbak punya ini gak bisa buat orgasme ". Ucapnya dengan percaya diri.
Aku terdiam ..,ada rasa penasaran. Dia telah memainkan psikologis ku. Dan akhirnya aku berfikir dalam hati
"Toh aku meronta sekuat apapun dia pasti tetap memperkosaku.., lebih baik aku nikmati aja permainan ini".
Dia menusukku dengan sangat pelan...,bibir vagina dan itilku sampai ikut masuk sambil tergesek kedalam.
Pelan...pelan sekali..,membuatku blingsatan . Lututku tak bisa diam. Ditariknya kembali dengan sangat cepat...sehingga aku merasa cairan dalam vaginaku ikut terpompa keluar. Dan di ulanginya lagi seperti tadi...masuk dengan pelan.
"Akkkkkkhhhhhh...". Sekuat tenaga aku menahan nikmat yang diberikan nya. Antara malu, gengsi sudah pasti.
Kali ini dia kembali .memasukkannya dengan pelan dan di arahkan ke titik sensitif dalam vaginaku. Pertahanan ku mulai goyah.. pinggulku mulai tak bisa aku kontrol.
Dengan muka merah padam dan rasa malu juga nikmat.., masuk hitungan ke tujuh aku tak sanggup lagi menahan.
"Anjiiiingggggg...,enaaakkkkkk. Aggghhhhhhhhh!!!!!!!" Aku berteriak kelojotan.
Dan tiba-tiba dia menggempurku dengan tusukan yang sangat cepat. Aku makin berteriak lemas.
"Ampunnnnnn....ampunnnnn fan.., aku gak sanggup....akhhhhhh aku dapat lagi...fffffffuuuuuuuuccccccckkkkkkk!!"
Orgasmeku bersambung . Kakiku kehilangan tenaganya. Namun aku tak melihat ada niat bagi Irfan untuk melambatkan temponya.
"Katakan kalau mbak itu lonte...baru aku kasih istirahat!!!".
"Nggak!!!!! Anjing loe". Kataku sambil menerima Hujaman kontolnya.
Irfan mengangkat tubuhku ke sofa ruang tamu dan menentangkan tubuhku. Dengan memegan kedua tanganku hanya dengan memakai sebelah tangannya , Irfan kembali mengarahkan batangnya ke vaginaku.
"Bless...plok..plok...plok". Dengan tidak mengurangi kecepatan Hujaman batangnya, Irfan kembali menyetubuhiku dengan gaya misionary. Aku tak tahan lagi..Irfan melelehkan otak ku dalam orgasme yang terus menerus.
Memasuki orgasmeku yang ketiga ini akhirnya aku berteriak.
"Akuuuuuu loonnnteeeeeeeee....udahhhh ampuuuunnnnn"
"Aku gak dengar mbak!!!". Ucapnya sambil menambah kecepatan Hujaman batangnya.
"Akuuu lonnnnteeeeeeeeee.........agghhhhhhh...keluaaaarrrrrrr lagiiiiiiiiiiii.....ngentoootttttttttttt!!!".
Irfan melepaskan batangnya..,menapaki sofa dan menyemprotkan pejunya ke wajah dan payudaraku.
Sementara aku masih kelojotan dengan kaki lurus menegang. Walaupun aku bukan tipikal cewek yang squirt.., namun bisa kurasakan air kencing yang meleleh keluar tanpa bisa kutahan.
Irfan sudah meninggalkanku menuju kamar mandi. Aku masih kelojotan dengan sisa-sisa orgasmeku yang sangat kuat.
"Makasih mbak...urusan titipan esok hari saja langsung ke orangnya".
Kudengar suara becak sayur menjauh. Aku yang terlentang dengan kimono yang berserakan masih kaku . Kuraba sedikit vaginaku menyentuh klitorisku...
"Ooohhhh....." Masih sangat sensitif dan nikmat sekali.
Layaknya lonte yang kecanduan orgasme tanpa sadar jari-jari ku sudah berputar-putar mengusap klitorisku sendiri dan
"Aaagghhhhhh..........!!!". Sekali lagi orgasme mendera tubuhku yang berpeluh. Aku tertidur sampai siang hari itu. Dalam hatiku bertanya...
"Apakah harus aku adukan ke suamiku?".
"Tidak...ini murni kesalahanku". Kujawab sendiri pertanyaan itu.
Bersambung...