djawadi
Pendekar Semprot
- Daftar
- 21 Aug 2015
- Post
- 1.647
- Like diterima
- 10.441
Cerita ini saya pindahkan dari ruang sebelah. Ini sempet tayang di akun kedua saya (djojon77) saat akun pertama ini kena segel momod karena kesalahan saya sendiri tidak menyensor thread di profile post. Mudah2an mudahan masih bisa diampuni. Saya coba tulis ulang prolog untuk cerita-cerita saya.
Prolog
Perkenalkan nama saya Dimas, usia saat ini sudah up 40 tahun. Diusia sampai sekarang ini saya sudah 5x naik pelaminan dan 3x menghadapi sidang perceraian. Sebuah pengalaman yang tidak pantas untuk di tiru, cukup dijadikan pelajaran. Sedikit penjelasan perjalanan saya dan istri dan mantan istri. Untuk istri pertama sampai ketiga saat saya masih di Jogja. Istri keempat dan kelima , posisi saya sudah pindah ke Surabaya.
Istri Pertama
Istri pertama saya adalah seorang wanita yang masih satu suku dengan keluarga saya (Minang). Sebut saja namanya Maya, seorang gadis minang tulen. Kami menikah karena perjodohan keluarga dimana dia masih keluarga jauh kami. Pernikahan kami hanya bertahan sekitar 2 tahun. Maya sebenarnya seorang wanita yang sangat pas dijadikan istri, karena dari segi wajah dan body sangat aduhai. Sangat terampil dalam pekerjaan rumah tangga, dari segi agama sangat religius. Saat itu Maya merupakan menantu ideal bagi orang tua saya.
Tapi karena kelakuan saya saat itu dalam masa-masa liar dan masa jaya, jadi orang melihatnya saya ini angkuh. Dan saya pun saat itu sudah punya fantasi liar tentang seks seperti cuckold, exhib, dan 3some. Dimana fantasi saya itu pasti nya tidak akan pernah terwujud dengan Maya. Diluar rumah, saya sudah berani bermain wanita di belakang Maya, dan akhirnya semua diketahui keluarga saya serta Maya. Perceraian itu juga di akibatkan saya berselingkuh dengan Cici yang nantinya menjadi istri kedua saya.
Akibat perceraian itu dampaknya sangat fatal bagi saya, orang tua saya terutama Babe mencoret saya dari daftar hak waris. Semua aset saya pun di sita Babe.
Istri Kedua
Ilustrasi penampakan Cici, kemiripan hampir 80%
Istri kedua saya ini bernama Cici, wanita keturunan Jawa-Kalimantan. Saya mengenal Cici karena bekerja dalam satu perusahaan keuangan. Saat masuk pertama dulu saya hanya kenal biasa dengan Cici. 3 bulan kenal, saya dan Cici mulia dekat. Awalnya hanya cerita – cerita biasa, lama-lama Cici mulai curhat ke saya tentang kehidupannya.
Lama kelamaan kedekatan kami menjadi suatu keintiman. Akhirnya Cici bercerai dengan suami nya terlebih dahulu. Menyusul saya 2 bulan kemudian. 2 bulan dari perceraian saya dan Maya, kami menikah dengan penuh pertentangan dari keluarga saya sendiri. Saya pun menikah tanpa didampingi pihak keluarga.
Dengan Cici inilah saya mulai bisa bertualang mewujudkan fantasi-fantasi saya. Saat masih bersama suami pertamanya, Cici ternyata sudah bertualang seputar cuckold, exhib, dan 3s. Saya ternyata kalah start dari istri sendiri. Bersama Cici, saya bisa mewujudkan cuckold, exhib, 3s dan pernah satu kali GB. Gilakan ya?!
Saat menikah dengan Cici ini walau aset saya disita Babe tapi ada jalan untuk membuka usaha lain selain bekerja. Yang saya geluti waktu itu adalah usaha ayam potong.
Tapi namanya menikah dengan cara yang tidak tepat, pasti ada karma yang menimpa. Tahun ke-4 pernikahan saya bermasalah, mulai dari masalah ekonomi dan adanya kehadiran orang ketiga di pihak Cici. Tapi dalam perjalanan akhir pernikahan kamipun, saya juga main belakang dengan wanita lain, yakni Yani yang akan jadi istri ketiga saya.
Saat itu ekonomi saya sedang ambruk karena usaha ayam potong saya kolaps. Cici bukannya tidak mau bantu, bahkan banyak sekali membantu saya terutama dalam keringanan kredit di bank. Tapi saat hadirnya orang ketiga yang merupakan cinta pertamanya, semua nya berubah drastis. Akhirnya saya ambil keputusan untuk mengakhiri pernikahan kami dengan segala konsekuensinya. Sialnya rumah dan mobil sudah atas nama Cici, jadinya ya mau tak mau harus di ikhlaskan menjadi hak milik Cici. Karma is real, mau tak mau harus saya terima karma ini akibat saya dulu mencampakan Maya.
Istri Ketiga.
Penampakan Yani
Istri ketiga saya adalah Yani, mungkin sudah ada beberapa suhu yang kenal dengan Yani. Awal perkenalan saya dengan Yani karena dia adalah konsumen kredit di bank tempat saya bekerja. Saat itu kedekatan kami berawal dari angsurannya yang bermasalah. Sebagai kepala kredit saya terpaksa turun tangan sendiri karena outsanding kreditnya diatas 150jt waktu itu.
Saking seringnya kontak dengan Yani yang notabene nya waktu itu masih istri laki lain, kami jadi dekat. Mulai dari membahas kredit sampai curhat masalah rumah tangganya. Ternyata suaminya ini cuma mokondo, pengangguran, pemabuk, penjudi, dan tukang main perempuan juga. Keakraban kami berubah menjadi keintiman, seperti case dengan Cici sebelumnya. Tapi dengan Yani ini saya tak punya komitmen apapun, apalagi menikah. Setelah saya cerai dengan Cici, sempat lost kontak dengan Yani karena saya saat itu drop secara ekonomi dan nganggur karena terpaksa keluar dari pekerjaan sebelumnya.
Saya berjumpa lagi dengan Yani saat sudah bekerja di bank yang berbeda. Saat itu dia sudah bercerai dari suaminya, dan agunan kredit terdahulu sudah dia jual untuk melunasi sisa pokok hutangnya. Seingat saya dulu, yang pertama kali bilang ngajak nikah adalah Yani karena dia memang suka saya.
Saat awal-awal menikah, Yani tidak tahu soal fantasi kegilaan saya soal exhib, cuckold, 3s, dan GB. Pelan-pelan saya bicarakan dengan Yani. Awalnya dia bingung tapi lama-lama malah antusias dan penasaran. Maka akhirnya saya bisa mewujudkan fantasi gila saya dengan Yani. Kali ini lebih gila lagi karena Yani ternyata bertype player dari lahir.
Kalau bersama Cici dulu lebih sering memakai baju tertutup saat keluar, tapi Yani lebih sering dengan baju ketat dan sexy. Exhibnya lebih berani Yani dan lebih sembrono. Tapi secara kualitas dari partner/lawan, Cici lebih pemilih dari kalangan tertentu. Sedangkan Yani lebih fleksibel memilih lawan tanding yang penting bersih katanya. Yani ini pun saya kasih kelonggaran dalam segala hal, termasuk jika mau “nakal” diluar sana. Ternyata hal ini menjadi bumerang bagi saya sendiri.
Saat itu saya pindah kerja di perusahaan FMCG. Oktober 2016 saya dipindah tugaskan ke kota Malang. Tapi Yani saat itu tidak mau ikut saya pindah ke Malang dengan berbagai alasan. Akhirnya saya dan Yani hanya bisa LDR dan 2 Minggu sekali saya baru bisa pulang Jogja.
Baru 2 bulan tugas di Malang, saya mendapat laporan dari kawan dekat berkaitan Yani. Informasi dari kawan saya tersebut, Yani open BO melalui aplikasi online selain itu dia menjadi simpanan seorang juragan truck yang kelak menjadi suaminya. Setelah saya selidiki dan selanjutnya interogasi, Yani pun mengakui perbuataanny, walaupun saya yakin ada yang masih ditutupi. Dia mengakui jika akibat saya perkenalkan dengan fantasi-fantasi saya dia menjadi ketagihan sex. Dia juga berpikir jika di gratiskan keenakan lawannya, makanya dia mulai open BO, selain cari kenikmatan juga mencari uang. Saya punya prinsip jika fantasi ini sekedar fantasi tidak untuk komersil materi, karena orientasi uang pasti tidak ada kenikmatan sama sekali. Untuk soal juragan truck, Yani tak mau mengakui nya akhirnya saya bongkar semua. Karena tidak ada lagi kejujuran dan keterbukaan, terpaksa saya berhadapan dengan pengadilan agama untuk ketiga kalinya.
Dari dua pernikahan diatas saya bisa ambil pelajaran, sesuatu yang di mulai dengan proses yang tidak baik, endingnya pasti juga tidak akan pernah baik apalagi bahagia.
Istri Keempat
Penampakan Fitri
Istri keempat saya adalah Fitri. Yang patut diketahui, Fitri adalah cinta pertama sejak SMA. Saya kenal Fitri dari tahun 1997, sejak kami sama-sama SMA. Bedanya saya SMA di Jogja, sebuah sekolah dekat pabrik susu SGM, sedangkan Fitri bersekolah di Jakarta. Kenal dengan Fitri ini karena dia teman sepupu saya yang ikut dengan keluarga saya. Ayah Fitri pun sebenarnya bawahan Babe di perusahaan elektronik besar nasional. Perlu diketahui walau berstatus aparat negara, tapi babe bisa bekerja diluar/swasta dengan ijin instansi.
Saya dan fitri sebenarnya usia berjarak 3 tahun. Jadi saat saya kelas 3 SMA, Fitri kelas 1 SMA. Tapi karena begitu selesai EBTANAS, saya langsung sekolah kedinasan jangka pendek atas rekomendasi Babe. Saat itu negara dalam keadaan genting karena gonjang ganjing politik dan krisis ekonomi. Jadi saya masuk kuliah pun tertunda 1 tahun, itu pun karena dengan maksud di susupkan ke gerakan mahasiswa.
Saat saya kuliah di Jogja mendapat 1 tahun, Fitri pun juga kuliah di Jogja, satu kampus tapi beda fakultas. Orang tua Fitri saat itu juga menitipkan Fitri ke saya karena tidak ada saudara di Jogja. Inilah yang menjadi awal kedekatan saya dan Fitri. Saya menjadi mentor, pendamping, dan kakak bagi Fitri. Kost nya pun saya carikan yang dekat dengan rumah saya. Jika sama-sama tidak kuliah, Fitri pun di rumah saya. Pokoknya kami hampir selalu bersama. Tapi waktu itu otak dan kelakuan saya jauh dari kata mesum. Niat saya waktu itu benar-benar menjaga Fitri. Entah bagaimana akhirnya kami berpacaran.
Sekitar 7 bulan berpacaran, saat mau masuk ke semester 4 sedangkan fitri masuk semester 2, terjadilah hal yang tidak terduga. Akhir tahun 1999 saya pulang dari tugas operasi kecil di Timor timur yang lepas dari NKRI. Saat di Jogja, saya tak bisa menemukan Fitri. Kata teman temannya Fitri pulang ke Jakarta, tapi setelah saya lacak tidak ada Fitri di jakarta. Keluarga nya pun sudah tidak ada di Jakarta. Saya lacak pun tidak menemukan hasil. Babe pun tidak tahu soal ini.
Akhirnya setelah sekitar 3 bulan kemudian saya mendapat informasi jika keluarga Fitri pindah ke surabaya, karena usaha ayahnya di Jakarta bangkrut dan banyak hutang. Selain bekerja di perusahaan yang sama dengan babe, ayah Fitri ini punya usaha percetakan. Usaha percetakan ini lah yang bangkrut dengan meninggalkan hutang yang membengkak di bank karena krisis ekonomi. Info yang membuat saya lebih kaget lagi, Fitri sudah dinikahkan dengan anak juragan sate di Surabaya. Hancurlah dunia saya saat itu, karena rasa cinta saya sangat besar ke Fitri. Akibat ini, kuliah pun terbengkalai, dan tugas negara pun berantakan. Karena tugas negara amburadul dan saya dianggap indisipliner, pusat memanggil saya dan disidang disiplin, alhasil saya si kandangkan selama beberapa Minggu.
Tahun 2010 sebenarnya Fitri ada kontak ke saya, tapi saat itu tidak terlalu saya gubris karena terlanjur sakit hati mendalam. Baru di tahun 2016, saya tak sengaja jumpa Fitri di Surabaya. Saat itu saya iseng jalan ke Masjid Sunan Ampel. Saat mau pulang saya makan di warung makan serba kambing di dekat kompleks Masjid Sunan Ampel. Ternyata warung itu dikelola Fitri dan suami nya, maka terjadilah pertemuan yang membagongkan bagi saya. Selesai makan dan sekedar bincang – bincang ala kadarnya, kami sempat bertukar nomer WA. Saya pun dikenalkan kepada suaminya dan dijelaskan siapa saya. Akhirnya komunikasi kami pun berlanjut via WA. Obrolan kami hanya obrolan biasa dan saya saat itu menghindari apapun tentang curhat, karena ujung-ujungnya ke arah yang lain.
Tapi emang wanita tak bisa ditebak, obrolan saya dan Fitri lama-lama mengarah ke curhat nya dia. Soal pribadi maupun rumah tangga. Saya pun bersifat sebagai pendengar yang pasif biar tidak terbawa suasana. Sebenarnya kasihan juga kalau dengar curhat Fitri, tapi ego saya waktu itu bertahan untuk tidak terpengaruh. Setelah saya cerai dengan Yani, Fitri lebih berani mendekat ke saya, walau hanya via WA, padahal saya tidak pernah bilang kalau saya bercerai dengan Yani.
Akhirnya Fitri mengajak ketemuan saya, karena ada yang mau di bicarakan empat mata. Dikarenakan waktu itu saya tinggalnya di Malang, jadi tidak ada home base di Surabaya, sayapun menginap di hotel area Jl. Diponegoro. Disini kami bicara hati ke hati sampai mendalam. Intinya Fitri masih cinta saya dan masih ingin bersama saya. Dia juga menceritakan kondisi hubungan dengan suaminya yang berantakan dan mandul. Saya tidak bisa langsung kasih jawaban karena masih ada sakit hati, tapi juga ada iba dan cinta. Saya minta waktu semalam untuk berpikir, Fitri pun setuju dan menunggu jawaban saya. Walau kami bertemunya di hotel, tapi waktu itu tidak ada niatan berbuat mesum sama sekali. Hanya memeluknya agar dia lebih kuat menghadapi semuanya. Malam hari saya pun minta petunjuk dengan sholat istikharah, hajat, dan tahajud. Ternyata alim juga kan saya? Sore dihari berikutnya , saya kasih jawaban ke Fitri kalau saya bersedia melanjutkan hubungan yang tertunda hampir 20 tahun.
Setelah melalui proses perceraian yang bisa dibilang lancar dan cepat, begitu masa idah selesai, kami segera mengurus proses pernikahan. Kali ini keluarga besar saya dan Fitri mensupport penuh pernikahan kami berdua.
Istri Kelima
Penampakan Laila
Istri kelima saya ini adalah Laila yang merupakan adik angkat / sepupu Fitri. Laila Saya nikahi saat sudah menjadi janda di usia 21 tahun. Saya tidak ada rencana berpoligami dalam pernikahan. Tapi saat itu keluarga Fitri mendesak saya untuk menikahi Laila. Setelah melalui berbagai hal, saya pun menikahi Laila yang sebenarnya sudah saya kenal sejak dia masih berusia 3 bulan.
Saat itu bulan Mei tahun 1998, di Jakarta terjadi kerusuhan rasial yang hampir merata di pelosok kota. Saat itu saya ditugaskan sebagai “wartawan” untuk mengamati kerusuhan yang terjadi. Sebagaimana diketahui kerusuhan itu juga disusupi berbagai pihak yang sarat kepentingan.
Saat itu saya dan 2 orang kawan berada di sekitar Roxy. Kerusuhan terjadi dari pagi, mobil banyak yang dibakar, beberapa bangunan juga ada yang dibakar. Di halte sebelah selatan Roxy ada sebuah kijang kapsul terbaru menabrak rambu lalu lintas. Di beberapa bagian body dan terutama kaca depan ada banyak lobang peluru. Saya dan 2 kawan segera menghampiri mobil tersebut. Tak disangka saat mendekati mobil tersebut, ada yang menembaki kami, terpaksa kami berlindung di balik mobil-mobil lain. Saya kasih kode khusus dengan tangan, tapi ternyata sniper ini bukan dari pihak aparat. Kami berkomunikasi dengan pihak marinir yang ada disekitar Roxy agar si penembak ini segera di intercept. Kami berusaha mendekati kijang kapsul tersebut dengan hati-hati. Sesaat kemudian terdengar beberapa tembakan di salah satu gedung dekat kami. Lalu di HT terdengar suara “clear”, yang artinya gangguan sniper sudah dieliminasi.
Saya buka pintu sopir, dan terkejutlah saya ternyata pria ini adalah ayah Fitri. Dia menunduk dibawah kemudi. Ada luka-luka di wajah dan tangan beliau. Saya lihat disampingnya ada laki-laki berkebangsaan arab dengan luka tembak di dada. Kawan saya kasih kode kalau laki-laki ini sudah meninggal. Ayah Fitri saya turunkan dan dudukan di samping mobil dengan aman. Lalu saya cek kursi penumpang, ada wanita seorang ibu muda menggendong bayi 3 bulan. Di tubuh sebelah kiri tampak ada noda darah yang lumayan banyak. Saya pastikan wanita ini tertembak. Saya ambil alih bayi tersebut dan kami beri pertolongan pertama pada wanita tersebut dengan bantuan darurat tentara marinir. Segera kami bawa mereka bertiga ke RS Sumber Waras, rumah sakit terdekat, menggunakan kijang kapsul tersebut. Setelah tindakan medis di lakukan pada mereka berempat, saya menghubungi Babe dan menceritakan kondisi ayah Fitri. Babe kemudian mengambil alih urusan ayah Fitri. Saya diperintahkan tetap kembali ke lapangan.
Sekitar 2 bulan kemudian, kalau tidak salah saat itu saya persiapan pindah ke Jogja karena dikuliahkan di kampus terkenal di Jogja, keluarga Fitri datang ke rumah, formasi lengkap dari ayah, ibu, kakak, Fitri dan adiknya, serta ada bayi yang waktu itu saya selamatkan. Disini saya mendapat info jika yang bersama ayah Fitri di mobil itu adalah adik dan adik ipar ayah Fitri. Laki-laki Arab itu adalah iparnya dan wanita itu adik bungsu ayah Fitri. Ternyata wanita yang kami selamatkan itu juga sudah meninggal karena pendarahan yang banyak. Bayi umur 3 bulan yang saya gendong dulu, itulah Laila yang sekarang juga saya keloni. Saya diminta menikahi Laila karena masih sering diganggu mantan suaminya, serta keluarga mereka melihat ketergantungan Laila pada saya.
Cerita 1: Awal mula (page 1)
Cerita 2: 3some Pertamaku (page 1)
Terakhir diubah: