Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IYA ITU KAMPUNGKU.By.kontolegois

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lanjutan...


Pov . Helen

Malam yang gelap tak berbintang
Udara malam yang dingin menusuk tulang
Suara jangkrik dan belalang
Menyambut sang malam, di kegelapan.

Di kamar sederhana ini, yang hanya lampu minyak tanah, yang hadir minyingsingkan temaramnya gelap malam.

Aku yang saat ini yang berada di persimpangan jalan, yang gamang dalam pilihan, terhanyut di lautan gelombang pikiran.
Ketidak mampuan menentukan apa, dan harus bagai mana menghadapai situasi yang semakin sulit aku taklukan.

Terkadang naluri adalah suatu pilihan untuk semua pembenaran, pembenaran yang mungkin saja sulit di Inflementasikan di kehidupan yang di kurung norma2, dan agama.

Aku di kamar ini, sedang bermandikan peluh keringat, walau udara di ruangan sangat dingin.

Aku sedang di bawa ke angkasa, oleh sebuah gelombang kenikmatan, yang aku dapat kan dari seseorang, yang sangat aku sayangi dan aku cintai.

Kenikmatan yang sungguh memabukan, dan merontokan tulang2 di tubuh sekujur ku. Aku seperti mimpi, yang bener2 nyata dan penuh sensasi.

" Teeeehhhh " aku seperti di bangunkan dari mimpi, tapi suaranya sangat ku kenal.

Aku buka, kedua mata lelah ku, terlihat sosok yang samar2 mulai nyata, dan mulai menyadarkan ku, bahwa dialah adik ku rey, dialah yang dari tadi, memberikan kenikmatan yang buat aku terbang melayang.

Ada perasaan malu, menyesal dan sedih, menjadi satu gumpalan di dalam hati ku. Aku seorang kakak yang lemah, kakak yang egois dan juga kotor.

Tak sanggup lagi ku menahan semua gejolak yang ada di dada ini, hanya dengan menangis, yang bisa aku luapkan,iya karena aku hanya perempuan lemah, hanya dengan menangis, mungkin bisa mengurangi, apa yang aku rasakan saat ini.

"Hik..hik...hik " air mata ku pun keluar, dari sudut mata yang tidak lagi suci ini, ku ambil bantal untuk, menutupi muka yang hina ini.

"Teeeehhh, teteh kenapa menangis, aa salah ya" terdengar lagi pertanyaan, yang sulit aku jawab.

"Hik hik hik "

"Maafkan aa ya teh..aa sudah bikin teteh menangis, aa sudah gagal memenuhi janji seorang adik ke kakaknya, hik..hik..hik "

" Hik...hik..hik.." kamu tidak salah de,aku yang bodoh, aku..(hanya hati ku yang bicara, tapi untuk saat ini biarkan kakak mu ini menangis).

" Teeeh, katakan sesuatu, kalau aa salah, maki lah aa teh, atau bila perlu, tampar atau apalah, tapi jangan diamkan aa begini.

" Hik...hik..hik.."akupun hanya bisa terus menangis, di bawah himpitan bantal yang mulai basah, terkena air mata yang mengalir deras dari mata jalang ku.

"Hik..hik..hik, teh tangisan ini, akan aa anggap sebagai, cacian dan makian buat aa, sekarang juga aa pamit keluar dari rumah ini, biar teteh, tidak bisa melihat wajah aa lagi, aa adik tak berguna, hanya bisa bikin teteh menangis"

"Kreeessekkk...kreesssekk...kreeeetttt..bruukkk". Terdengar suara adik ku, turun dan membuka pintu kamarku.

Di sela2 tangisanku, aku mengangkat bantal, yang dari tadi menutupi muka ku.

"Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan, adik aku gak salah, tidak seharunya aku begini". Ku bangkit dan memakai lagi sarungku, yang sempat terkoyak tadi.

Sempat mata ku mencari celana dalam yang tadi terlepas dari tubuhku, tapi tidak ku temukan, ku berlari ke luar kamar mencari adik ku, yang sempat ku dengar tadi, mau pergi dari rumah.

" Adeeee...adeee....adeee...kamu di mana? "

Ku mencari di kamar nya, tapi tidak ku temui, aku panik, ku mencari di setiap sudut dalam rumah, tapi hasilnya nihil, ku berlari ke kamar ku, untuk mengambil lamu minyak yang masih disitu.

Dengan lampu di tangan ku, aku berlari keluar rumah, tak ku perdulikan gelap nya malam, tak ku hiraukan dingin nya malam, karena tadi aku masih sempet melihat jam dinding di tengah rumah, masih menunjukan jam 02 : 15 pagi.

Mungkin kalau dalam kondisi normal, sungguh tidaklah mungkin seberani ini. Apa yang harus aku katakan nanti, ke kedua orang tua ku, mereka pasti mencerca dengan sejuta pertanyaan, kenapa dan bagai mana adik ku bisa pergi dari rumah.

Ku menelusuri jalanan kampung yang berbatu tajam, sering kaki ku tersandung batu, yang rasanya sangatlah sakit dan perih.

Ku harus bisa menahan segala sakit dan perih ini, yang penting adik ku bisa kembali pulang.

Lolongan anjing malam, yang sempat terdengar di telinga ku, tidak membuat hati ciut dan mengurangi,langkah kaki yang luka dan berdarah ini,aku harus melanjutkan pencarian ku.

Tibalah di persimpangan jalan, di situ aku mulai bimbang, akan kemana lagi, aku harus mencari ke beradaan adikku.

"Hik hik hik, adeee....kamu dimana sayang, jangan pergi jauh dari teteh de, masa kamu tega ninggalin teteh sendirian"

Dengan berat hati, aku putus kan, kembali pulang, semoga saja adiku pulang nanti. Kubalikan badan leleh ku, dan melangkah kan gontai kaki luka ku ini, untuk pulang.

Baru sekitar sepuluh langkah kaki ku berjalan, ada yang menepuk bahu ku, dan berkata "kamu jalan sendirin, mau kemana? "

Ku membalikan badan ku, berharap itu suara adik ku yang ku cari. Alangkah kagetnya aku, ternyata bukan adiku, tapi Angga lah, yang sudah berdiri dan memegang senter,dengan raut muka penuh tanya.

"Ee..ee..aku..aku, sedang mencari Rey adik ku, ngga, kamu sendiri disini sedang apa ngga?"

" Aku habis dari rumahnya bily, biasa habis nongkrong, oh ya, emang adik kamu ke mana len?".

"Gak tau aku juga, pas aku bangun tadi, aku cari di kamar nya gak ada" (gak munkin juga kan aku jujur sama angga, bisa kacau nanti).

"Oh, munkin dia nginep gak bilang kali, Len!"

" Iya kali, ya udah aku pamit pulang ya ngga, asalamualikum".

"Walaikum sallam, eh biar ku anter ya, kan kamu wanita, takut kenapa2 Len"

"Gak usah, aku berni ko"

"Len, kaki kamu berdarah, kamu gak pake sandal sih,pasti kena batu di jalan tadi"

Dengan senter yang di bawa Angga, menyorot ke arah kaki ku yang luka, tapi emang darahnya cukup banyak sih, kayanya lukanya cukup dalam.

"Iya, biar tar aku obatin saja dirumah"

"Udah, kamu jangan ngeyel Len, biar aku gendong"

"Makasih2 ngga, , aku masih bisa jalan sendiri ko"

Aku pun membalikan badan ku, dan langsung berjalan pulang. Tapi baru beberapa langkah, emang kaki ku terasa sakit sekali, dan kayanya aku gak bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Tiba2 mata ku mulai gelap, dan tubuh ku terasa lemas, dan aku pun mulai hilang ke seimbangan. Saat tubuh ku akan jatuh, ada sepasang tangan yang menangkap ku, dan langsung menggendong tubuh lemas ku.

"Apa aku bilang, ngeyel sih" ternyata angga yang sedang menggendong ku.

"Maakkasihh..ngga"

Dan Angga mengambil lampu minyak di tangan ku, dan mematikannya.
Angga menggendong aku, diterangi lampu senter di tangan nya.

" Ya tuhan, Angga tau gak ya, di balik kain sarung yang aku pakai ini, tidak memakai apa2 lagi".

Sesampainya di rumah, Angga membaringkan ku di kasur yang ada di kamar ku, dan menyalakan lampu minyak dengan korek api kayu, yang dia bawa.

"Len, tunggu ya, aku mau kedapur, ngambil air sama handuk,buat ngobatin luka kamu"

"Iya,ngga"

Selang beberapa saat, Angga pun datang membawa baskom berisi air, dan handuk kecil.

"Len, sini kaki mu aku bersihin dulu"

"Biar aku saja ngga, biar kamu pulang saja soalnya takut timbul fitnah"

"Udah sini, ini kan darurat len,jadi gak apa2 kali ! "

Angga pun menaruh kaki ku, di dalam baskom berisi air,dan membersihkannya. Setelah bersih kaki ku di lap pake handuk, dan di teteskan obat merah/sejenis betadin, diluka ku itu secara merata.

Setelah selesai, kaki ku di ikat, menggunakan kain yang di sobek, sebagai penutup luka ku itu.

Aku yakin dia pasti mengetahui,ketelanjang ku, di balik kain sarung yang ku pakai ini. Masalhnya, dari tadi matanya terus jelalatan melihat gundukan payudara ku.

"Len, aku taruh baskom ini dulu ya ke dapur"

"Iya ngga"

Sesampai nya angga dari dapur, sempat aku melihat, dari pintu kamar ku yang terbuka, angga berjalan ke depan, ke arah pintu depan rumah ku, dan dia kembali lagi ke kamar ku.

Dengan menutup pintu kamar ku, terlihat matanya begitu beda, seperti hewan buas, sangat menakutkan sekali.
" Cekreeek" angga pun mengunci pintu kamar ku.

"Len, sudah lama aku menantikan momen seperti ini, akhirnya malam ini, sebentar lagi, aku bisa menikmati tubuh indah mu, hahahaha"

"Jangan ngga, apa yang mau kamu lakukan, pergi kamu bangsaat"

"Teriak lah, Len, karena sebentar lagi,kamu akan merintih ke enakan, ha ha ha ".

"Hik hik hik...aku mohon ngga, kamu jangan berbuat kurang ajar pada ku"

"Haha...sudah jangan banyak ngomong, mendingan kamu nikmatin saja malam ini, karena sebentar lagi, kamu akan jadi milik aku sepenuhnya"

"Dasar binatang kamu ngga, reey tolong teteh,kamu dimana de...hik hik hik".



*

*

*

Tanpa mereka sadari, pada saat kedunya berbincang di simpang jalan tadi, ada sepasang mata yang tak lepas terus memperhatikan,semua yang mereka lakuin.

"BANGSAT..TERNYATA TEH HELEN KEBIH MEMILIH DIA"

Dengan mengusap air mata yang tiba2 keluar begitu saja, iya pun berlalu, di gelapnya malam.


Bersambung...


Apa yang terjadi....selanjutnya...
 
Sok mangga di nikmati, sajian sederhana ini, moga agan-agan pada suka.

Salam satu teteh.
 
wah... masa angga yg dapet....
rey harus bantu helen tuh....
ayooo suhuu.... hentikan si angga...
 
Bimabet
Plis atulah Rey .. balik deui .. piraku tega Helen dicoblos paksa .. nanti sugan meunang bonus .. hahaha
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd