Gina 1
Hari yang indah bagi seorang akhwat di tingkat pertama menjalani perkuliahan. Wajahnya berseri-seri ketika para senior menyapanya satu persatu. Orang-orang sering memanggilnya gina Si bunga kampus. Tubuhnya yang mungil, kulitnya yang bening, senyumannya membuat dirinya populer. Gina memiliki tubuh yang seksi, meskipun di balut oleh jilbab tetapi tidak bisa menutupi lekukan pantat serta gunung kembarnya. Tak heran ada sebagian mahasiswa angkatannya memfotonya secara diam-diam. Setelah itu di jadikan bahan onani di dalam rumahnya. Kepopuleran Gina telah sampai di telinga Robet. Kemudian ia ingin melihat sosoknya dengan mata kepalanya sendiri. Selesai perkuliahan ia pergi ke kantin untuk menemui Anton.
Sesampainya di kantin mereka berdua menyalakan sebatang rokok. Sambil menunggu pesanan mereka memandang sekitar untuk mencuci mata. Kesana kemari mencuri pandangan kepada para mahasiswi di sekitar kantin. Siapa tau mereka ingin menambah koleksi budak seksnya. Tiba-tiba Robert pun teringat soal Gina. Karena penasaran ia pun bertanya.
“Hey ton, elu tau Gina si mahasiswi tingkat satu yang popular itu?”
“ha.ha.ha gue tau, elu mau jadiin dia koleksi kita?”
“Gue penasaran aja, orangnya yang mana. Siapa tau bisa di jadikan koleksi”
“Entar gue tunjukkin yang mana orangnya, yang jelas batang jumbo elu pasti suka” ujarnya.
Robert pun semakin penasaran dengan sosok Gina. Beberapa menit kemudian, melintaslah seorang akhwat yang sedang merekai bicarakan. Wajahnya yang imut, gigi yang berseri-seri membuat Robert jatuh hati. Yang menarik perhatiannya pada saat itu adalah lekukan tubuhnya. Seketika kontolnya pun terbangun dari tidurnya. Melihat sikap temannya saat memandangi Gina, Anton pun tersenyum dan mengerti apa maksudnya. Sebuah boneka sex yang baru saja melintas menunggu untuk di gagahi.
“Tenang nanti gue bantuin, kebetulan gue punya kenalan satu fakultas dengannya bro”
“Yang bener?”
“Iya tunggu aja, dalam beberapa bulan meki -nya bisa kita pakai”
Selesai menongkrong di kantin, mereka pergi mengunjungi kosan Wiliam. Kosan itu terletak tak jauh dari kampus mereka. Kosan itu memiliki sembilan kamar, dan juga dua tingkat. Kosan itu juga terkenal sangat bebas, bahkan ada beberapa tetangga yang melakukan pengencrotan disana. Sesampainya di kosan Robert mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Di rak sepatu Anton melihat ada dua pasang sepatu tak asing baginya. Karena penasaran mereka mencoba untuk membuka pintu. Ternyata pintunya sama sekali tidak di kunci. Tanpa mengucapkan salam mereka langsung memasuki pintu. Disana tampak Wiliam sedang menggagahi Rika dengan posisi doggy style. Mulutnya terbuka sambil menahan nikmat membuat gairah mereka terbakar.
“Masuk Bet ton, duduk dulu...ahhh..sempit banget sayang”
“Sttr...ahhh..udah...malu...ahh....ada.. kak Robert sama Anton..ohh...”
Plok plok plok plok plok plok plok plok
Wiliam pun tak menghiraukannya, genjotnya semakin lama semakin cepat. Sambil menikmati liang senggamanya, Wiliam menampar bokongnya cukup keras. Rika pun langsung melotot menahan sakit. Sementara itu, mereka berdua entah sejak kapan melepaskan baju mereka. Rika pun terkejut melihat ukuran kontol Robert yang begitu besar. Robert pun menghampiri Rika yang sedang merintih menahan nikmat. Lalu ia menamparnya dengan kontol hitamnya.
“Ohh...Rika sayang buka mulutnya...uhh”
sambil menggesekkan kontol di hidungnya.
Tetapi Rika pun memalingkan wajahnya. Dengan sirgap Robert memencet hidungnya lalu ia langsung memasukkannya. Sementara itu Robert dan Anton pun mulai bertukar posisi. Lalu Rika merasa ada benda tumpul yang memaksa masuk ke dalam anusnya. Spontan Rika pun terkejut lalu ia menggelengkan kepala kesana kemari. Matanya sedikit berlinang air mata, berharap Anton tidak menggagahi anusnya. Sebab bagian itu masih terasa sakit walaupun sudah di gagahi. Robert pun memegang kepalanya lalu memajukan kepalanya maju mundur dengan cukup cepat. Sekarang Anton dan Wiliam sudah bertukar posisi. Anton di belakang sedangkan Wiliam di bawah. Dengan sekali tusukan Anton berhasil memasuki liang anusnya.
“Hmmmm......mmmmmm.....hmmm!!” rintihan menahan sakit.
Namun suaranya tertahan oleh Kontol perkasa milik pejantan asal Indonesia timur. Sekarang dia hanya bisa pasrah, lalu berharap semoga penderitaan ini cepat berakhir. Lalu Anton mulai menggagahinya, pertama dengan tempo lambat lama-kelamaan semakin cepat. Tiga jam lamanya mereka berpacu birahi, berbagai macam gaya telah di praktekkan.
Crooot crot crot crot crooot crot crooot
Akhirnya mereka pun klimaks. Seluruh tubuh Rika di penuhi oleh Peju, dari muka hingga kaki. Memek Rika terlihat tetesan Peju yang sudah tercampur oleh mereka bertiga. Lubangnya sedikit melebar. Permainan mereka membuat Rika tidak sadarkan diri. Tak lupa Robert pun memfoto bagian seluruh tubuhnya terutama wajahnya yang berlumuran sperma. Seorang akhwat yang dikenal alim dan santun, berlumuran sperma. Selang beberapa menit mereka pun mulai bersiap-siap untuk mandi. Sekali lagi Rika kembali di kamar mandi. Selesai berganti pakaian, mereka duduk selonjor di ruang tengah. Sedangkan Rika pamit untuk menghadiri kegiatan rohis. Robert pun teringat dengan sosok Gina. Lalu ia menanyakannya. Rupanya Gina tinggal satu kost dengan Laras. Setelah menggarap Gina mereka merencanakan untuk party sex di kosan itu.
Keesokan harinya selesai kegiatan perkuliahan. Robert berjalan menuju ruang dosen karena ada keperluan disana. Tiba-tiba tanpa di sengaja ia menabrak Gina, hingga terjatuh. Kaki kiri yang terlipat, disertai hembusan angin membuat CD kendor berwarna putih terlihat jelas, pahanya yang putih, CD bermotif hello Kitty, membuat penisnya memegang. Ingin rasanya ia merasakan lubang kenikmatan miliknya. Itulah yang ia pikirkan saat itu. Gina pun menyadari hal itu, lalu ia menutupinya dengan kedua tangannya. Setelah itu ia pergi dengan wajah memerah. Seketika Robert pun tak berkedip saat melihat wajahnya apalagi lekukan bokongnya yang seksi.
Gina
Dua hari telah berlalu begitu cepat. Di sebuah ruangan yang sepi jauh dari kehidupan halayak ramai. Gina terbaring di sebuah kasur yang empuk. Ia merintih menahan nikmat saat Robert menjilati pahanya dengan lembut. Tangannya meremas gundukan kenikmatannya dengan perlahan. Lalu sedikit demi sedikit ia membuka kancing bajunya. Selesai membuka pengaitnya, mereka berdua bercumbu dengan panas. Entah sejak kapan tangan Robert sudah berada di belahan Vaginanya. Secara perlahan ia mulai menggeseknya
“Ahh...” Rintihan menahan nikmat, saat Robert memasuki satu telunjuknya secara lembu
Puas bersimain lidah ia pun membuka sedikit hijabnya. Lalu ia pun memberi cupangan pada lehernya. Secara perlahan dan lebih perlahan, cupangannya telah sampai pada gunung kenikmatan milikny
“Ahh..ohh..geli..kak” Rintihan menahan nikmat saat ia mulai memainkan pentil dengan lidahny
Sedangkan tangan yang satunya, meremas dan melintir dengan lembut. Semakin lama kocokan tangannya semakin cepat. Gina pun mengejang, lalu ia mendorong Robert cukup keras. Badannya yang tinggi besar, sama sekali tidak berpengaruh. Dan akhirnya Gina pun squit. Banyak sekali cairan cintanya keluar membasahi kasur. Melihat hal itu Robert pun semakin terbakar birahi. Benda tumpul memiliknya sekarang sudah tegak sempurn
“Kulum” perintahny
Gina pun memalingkan wajahnya. Dengan sedikit paksaan Robert memegang kepalanya lalu ia menamparnya dengan kontol hitamny
“Ayo sayang buka mulutnya, anggap aja ini permen lollipop” sambil menggesekkan ke hidungny
Gina pun menggenggam benda tumpul berukuran besar itu. Lalu ia mulai memasukannya. Tiba-tiba Robert langsung memperkosa mulutnya dengan ganas. Gina pun terbatuk-batuk atas perbuatannya. Sebab ini baru pertama kali ia melakukan hal itu. Semakin lama semakin cepat lalu ia mengeluarkan kontol dari mulutnya. Kemudian ia mengangkat tubuhnya lalu membuat posisi 69. Mereka pun mulai berpacu birahi. Tubuhnya yang besar membuat Gina sesak nafas. Robert menyadari akan hal itu namun ia tidak menghiraukannya. Semakin lama nafsunya semakin membara, setelah 3 jam lamanya ia mengubah posisi menjadi misionaris. Robert pun mulai mengangkangkan kakinya. Seketika ia tak berkedip saat melihat lubang kenikmatanny
Lubang yang kecil, sedikit gundukan tebal, siap untuk di gagahi. Dalam benak pikirannya ia bertanya, apakah lubang seperti itu bisa muat? Namun ia tetap mencobanya. Pertama ia mulai menggesek-gesekkan diantara lubang kenikmatan. Dia merasa ada sedikit kedutan di memeknya. Dia terus mencobanya, namun beberapa kali dia pun meleset. Akhirnya dengan sedikit bersusah payah dan dengan sekali doronga
“Ahhh....sakit..kak!
Akhirnya ia berhasil merebut keperawanannya. Disekitar memeknya terdapat sedikit bercak darah. Robert pun senang rupanya ia orang pertama yang mengambil keperawanannya. Walaupun ia hanya berhasil memasuki setengah dari ukuran penisnya. Vaginanya mulai memijat penisnya secara lembut. Seolah-olah ada 500 lidah yang menjilati kontolnya. Tanpa menunggu lama ia langsung menggenjotnya dengan irama sedan
Plok plok plok plok plok plok plok plok pl
“Ahh.. sakit...kak.. pelan-pelan
“Tahan sebentar sayang, uhhh.... sebentar lagi elu bakal ketagihan sama kontol gue!"
Semakin lama genjotnya semakin cepat. Sebentar lagi Robert akan klimaks. Dan akhirnya.
Crot crot crooot crot crooot
Dia pun keluar membasahi layar LCD tablet miliknya. Di balik layar terdapat foto Gina dengan wajah sensual. Robert mendapatkan fotonya di salah satu situs sosial media. Lalu ia memfotonya sebagai koleksi pribadi.
Sementara itu....
Bus malam Executive class itu melaju dengan cepat di sekitar kota Ambon. Waktu sudah menunjukkan jam 23.45 WIB. Seorang gadis cantik berjilbab lebar warna putih dan kaos lengan panjang warna coklat, sewarna dengan rok panjang yang dikenakannya bernama Gina duduk di bangku paling belakang, hanya seorang diri. Ia terlihat sudah amat mengantuk. Sementara para penumpang lain sudah tidur dengan nyenyak.Hanya alunan musik santai terdengar lembut. Di tengah kegelapan bus yang lampu ruangannya dimatikan nampak sang kondektur bus itu tengah berjalan santai menuju bagian belakang bus. Kebetulan bus hanya ditumpangi 5 orang. 5 orang berada di bagian depan hingga lima bangku di belakangnya. Dari tengah ke belakang otomatis kosong.
Pak kondektur bernama Joni Item, karena tubuhnya memang hitam legam, berjalan santai ke belakang. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada sesosok tubuh yang terbalut jilbab lebar warna putih dan kaos lengan panjang dengan rok panjang warna coklat. Gadis itu terlihat mengangguk-anggukkan kepala karena mengantuk. Melihat kesendirian gadis itu, ditambah pakaiannya yang baginya sedang kesepian membuat sang kondektur kontan terkesiap. Dadanya berguncang, birahinya tergugah. Ia membayangkan bagaimana bentuk tubuh mulus di balik pakaian serba tertutup namun agak ketat itu. Membayangkan bagaimana kalau mulut gadis berjilbab itu mengulum penisnya. Oh, kontan penisnya menegang keras sekali.
Segera didekatinya Gina lalu tangannya merogoh kantung celananya, mengambil sebilah belati kecil yang memang selalu dibawanya. Gina, si gadis berjilbab itu sontak terbangun kaget sekali, ketika merasakan bagian lehernya terasa sakit. Ternyata sebilah belati sedang ditodongkan ke lehernya, bahkan sudah terasa ujungnya yang tajamnya menusuk kulit leher, menembus jilbab putihnya. Matanya mendelik penuh ketakutan.
“Turuti kemauan saya, kalau kamu tidak mau mati konyol.”, ancam si Joni.
Gina yang sedang dikuasai perasaan ketakutan dan kaget yang amat sangat nampak hanya bisa terdiam dengan tubuh gemetar dengan wajah tang penug kecemasan. Jantungnya terasa seakan mau copot karena berdegup kencang. Sesat kemudian dengan suara seakan tercekik karena tercekat ketakutan gadis berjilbab putih itu bertanya,”Mmau..apaa..Pak??”.
“Pokoknya turuti saja, kalau tidak kamu saya bunuh sekarang!" ancam pria itu lagi.
Gina membungkam. Ia tidak berani berbuat apa-apa, ketika tangan kanan lelaki itu yang masih menganggur mulai menyusup kebalik jilbab lebar yang dikenakannya dan mulai meremas-remas payudaranya dari luar kaus lengan panjang yang membalut tubuh Latifah . Ia hanya mampu merintih-rintih.
“Tolong pak, jangan lakukan itu.”, pinta gadis jilbab itu memelas dengan nafas yang mulai tidak teratur. Namun Joni tidak perduli. Tangannya semakin ganas meremas payudara montok gadis berjilbab yang berusia dua puluh enam tahun itu.
Saat dirasa penisnya mulai semakin tegang, ia segera membuka resleting celananya sendiri dan mengeluarkan penisnya yang cukup besar dan panjang, berdiameter 4 cm dan panjang 22. Gina semakin melotot melihat barang lelaki yang selama ini belum pernah dilihatnya, bahkan belum pernah dibayangkannya. Sembari bangkit dari duduknya, pria itu lalu menyodorkan penisnya itu kehadapan wajah Gina.
“Hayo emut dan kulum dengan lembut.”, perintahnya.
Gina menolak paksaan pria itu dengan memalingkan wajahnya dari pemandangan yang baginya menjijikkan. Tetapi otomatis belati Joni makin terasa menusuk di lehernya, sehingga terpaksa dengan perasaan takut akan keselamatan hidupnya dengan terpaksa dan malu sekali, ia mulai membuka mulut dengan mata terpejam sembari kemudian menjilat-jilat penis besar Joni yang berwarna hitam legam. Lidahnya terlihat indah seperti mengelus-elus penisnya. Mata Joni terlihat mulai mendelik keenakan. Tak lama kemudian ia mulai mengulum-ngulumnya meski dengan perasaan jijik. Kepala gadis berjilbab putih lebar itu pun mulai bergerak maju-mundur. Dari jauh, hanya terlihat Joni menghadapkan badannya ke arah Latifah. Ia merasakan kenikmatan tiada tara. Tak pernah dibayangkan bahwa seorang gadis berjilbab mengulum-ngulum penisnya seperti itu. Kuluman Gina semakin ganas.
Tampaknya gadis itu mulai tergugah juga birahinya. Benar-benar hal itu menjadi sensasi besar baginya. Selama ini matanya selalu terjaga, tidak pernah memandang aurat laki-laki, apalagi kemaluannya. Kini batang penis Joni yang panjang, besar, hitam dan kokoh berada dalam mulutnya, dengan wajahnya yang cantik berhiaskan jilbab putih lebar. Bagi pria itu, inilah sensasi yang tak pernah dibayangkannya sama sekali. Joni kemudian melepaskan penisnya dari mulut indah gadis berjilbab itu. Nampaknya pria itu tertarik dengan hal lain.
“Diam, jangan bergerak.”, hardik Joni dengan suara pelan.
Ia mulai menarik jilbab lebar Gina dan menyelempangkan ke bahu gadis itu. Kemudian dengan agak tergesa-gesa, ia menyingkap kaos lengan panjang Latifah keatas hingga sedada.
“Tolong mas, jangan. Nanti dilihat orang, saya bisa malu sekali.”, pinta gadis jilbab itu dengan suara lirih. Joni tidak perduli.
“Kalau ada yang melihat, kita berhenti sebentar. Kamu kan bisa menutup jilbabmu lagi.”
Beberapa saat kemudian, terkuaklah tubuh bagian dada gadis berjilbab putih lebar itu. Dua bongkah payudara yang sudah mulai montok, terlihat membusung, masih tertutup oleh BH-nya yang berwarna hitam, tetapi agak ketat. Tangan Joni mulai menggerayangi benda antik Latifah itu dengan nafsu tak tertahan lagi. Bahkan sebentar kemudian, ia sudah menarik paksa BH gadis alim itu hingga copot dan dilemparkannya ke lantai bus. Terlihatlah dua bukit kembar milik Gina yang amat putih sekali, indah dan montok. Tampaknya Gina cukup memelihara tubuhnya meski berpakaian rapat. Tangan Joni semakin gencar meremas-remas payudara gadis jilbab itu dengan cukup keras, sehingga warna payudara itu berubah kemerahan. Air mata Gina sudah bercucuran deras. Ia merasa terhina dan dilecehkan sekali. Semua orang di bus itu bisa menyaksikan kejadian yang memalukan itu, termasuk supirnya. Tapi tampaknya yang beruntung cuma sang kondektur keparat itu saja.
Masih belum puas dengan hasil karyanya itu, Joni meminta Gina berdiri dan menaikkan sendiri rok panjang warna coklat yang dikenakannya dari bagian bawah. Serta merta Gina menolak dengan menggeleng-gelengkan kepalanya yang berjilbab, tetapi itu semua sia-sia karena Joni mengancam akan menggorok lehernya sembari menghunus belati, sehingga Gina pun ketakutan. Ia mulai mengangkat rok panjang yang dikenakannya itu sedikit demi sedikit. Mulailah terlihat sepasang kaus kaki putih panjang hamper selutut menghiasi betisnya yang indah, akhirnya kedua bongkah pahanya yang putih montok, mulus dan menggairahkan.
‘Terus angkat lagi.”,hardik Joni.
Akhirnya Gina dengan sangat malu sekali, takut kalau ada penumpang yang melihatnya, mulai mengangkat lagi rok panjangnya. Oh, sungguh beruntung sekali nasib Joni. Matanya melotot bulat begitu melihat celana dalam Latifah yang membungkus ketat kemaluannya yang menggunduk amat indah dan menggiurkan. Gadis berjilbab itu terlihat amat menakjubkan dengan wajahnya yang cantik berhiaskan jilbab putih lebar, namun kaus lengan panjangnya tersingkap keatas memaparkan sepasang bukit kembar nan kenyal nampak membusung indah dan dari bagian pinggang ke bawah hampir telanjang, hanya terbalut celana dalam saja!!! Tangan jahil Joni mulai meremas-remas kemaluan gadis berjilbab itu, sehingga Gina merintih agak keras. Bahkan tangannya mulai merayap ke dalam celana dalam Latifah, sehingga gundukan kemaluan dengan bulu-bulu kemaluan halus itu berhasil diremas oleh Joni.
Mata Gina terlihat mendelik, bahkan bagian hitamnya sedikit menghilang menahan kenikmatan yang sebenarnya tidak diinginkannya. Joni terlihat menyeringai gembira melihatnya.Selanjutnya, sembari tubuhnya bergerak kenawah mulut Joni juga mulai menciumi kemaluannya yang masih terbalut celdam ketat itu. Bau kemaluan wanita berjilbab itu yang cukup unik namun menggairahkan itu, terhirup oleh Joni, sehingga ia makin kesetanan.Tiba-tiba nafsu Joni menggelegak. Godaan aroma tubuh yang keluar dari gadis berjilbab itu begitu terasa menggairahkan. Dengan menahan birahi yang menggelegak, dicengkeramnya kedua lengan Gina sembari memaksa dan menyuruh sang gadis berjilbab itu untuk berdiri berbalik membelakanginya.
Dengan takut Gina menurutinya. Saat tubuh itu berbalik membelakanginya menghadap ke arah jok bangku panjang di belakang bus itu, Joni langsung memegangi rok panjang gadis jilbab itu yang sudah tersingkap sampai sepinggang, sehingga Joni langsung bisa melihat kemulusan paha Latifah berikut celana dalam putihnya. Tanpa sabar Joni dengan tangan kanannya yang kekar menurunkan paksa celana dalam gadis jilbab itu, sehingga terlihatlah kulit pantat dan pinggul gadis alim itu, berikut kemaluannya dari arah belakang, seperti kue martabak yang terlipat, indah dan menggairahkan. Pinggul gadis alim itu terlihat membukit indah sekali. Sembari meregangkan kedua paha mulus Latifah dengan tangan kanannya, tangan kirinya membimbing penis yang sudah tegak mengacung kearah kemaluan gadis jilbab itu, mencari-cari lubang kemaluannya agar tidak melenceng, karena ia khawatir ada penumpang yang terbangun.
Digesek-gesekkannya kepala penis itu di belahan vaginanya yang sudah basah itu. Perlahan didorongnya masuk menembus belahan sempit vagina yang masih perawan itu. Awalnya sulit karena sering meleset namun akhirnya ia berhasil. Kepala penisnya mulai mendesak masuk ke belahan kemaluan gadis jilbab yang naas itu. “Aakkkhh…!”,pekiknya tertahan saat kemaluan besar itu perlahan menerobos masuk vagina miliknya. Sembari kedua lengan Gina bertumpu diatas sandaran kepala kursi bus mulutnya menggigit ujung jilbab putihny
Dengan wajah tertunduk menahan sakit, malu terhina bercampur aduk dengan mata terpejam, perlahan dari bibirnya mulai terdengar isak tangis nan lirih. Joni tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan keras ia menekan penisnya. Sedikit sedikit akhirnya ia berhasil membenamkan penisnya dalam-dalam sampai menyentuh ujung rahim milik gadis jilbab itu. Nampak penis pria itu tidak sepenuhnya tertanam dikarenakan ukurannya yang panjang. Terlihat pula cairan kental bercampur darah nampak menetes keluar dari bibir vagina it
Keperawanan sang gadis berjilbab putih lebar itu telah bobol. Lalu sesaat setelah mengatur nafas Joni mulai menggenjot tubuh gadis jilbab itu dari belakan
Tangannya yang satu mencengkeram dan meremas-remas payudara Gina. Sementara yang satunya lagi mencengkeram erat pinggul bahenol itu. Penisnya maju mundur perlahan menikmati kemaluan gadis berjilbab putih lebar it
“Oohh..emmhh..sshh…seret banget memiawmu ssayyyanggh ohh..!”, desah dan racauan Jon
Rasa nikmat tiada tara terasa menjalar sampai ke ubun-ubun sang kondektur. Sama sekali tidak bisa dibandingkan pada saat ia menyetubuhi para pelacur langganannya. Kini ia terlihat perkasa dan amat bangga sekali mampu mempermalukan gadis jilbab yang selama ini selalu menjaga auratnya it
“Kecepak..plak..plakk…!”, bunyi yang timbul saat selangkangan pemerkosa itu beradu dengan bongkahan pantat nan padat milik Gina sang gadis berjilbab putih lebar berulang-ulang.
Sedangkan gadis berjilbab putih lebar hanya bisa merintih dan mendesah pelan sembari tubuhnya terguncang-guncang menerima sodokan demi sodokan penis pemerkosanya itu yang semakin lama semakin cepat.
“Emmmhh…uukhh…hehh..”, rintih pelan Gina sembari kepalanya yang terbungkus jilbab putih lebar itu mengangguk-angguk pelan menahan nikmat sekaligus sedikit sakit karena baru kali inilah ia berhubungan seks. Begitulah, di tengah laju bus malam itu, penis pemerkosa itu benar-benar membongkar habis kemaluan gadis berjilbab putih lebar itu sampai lebih dari 1 jam!! Sampai-sampai gadis jilbab itu mencapai tiga kali orgasme!!
Dan akhirnya tepat jam 01:00 dini hari,”Sshhh…shhhh…oohhh aku kelluarr..ssayanggggghh…ahhhh”, pekik Joni tertahan saat ia mencapai klimaks sembari membenamkan penisnya dalam-dalam dan memeluk tubuh Gina erat-erat dari belakang seraya memuncratkan seluruh air maninya ke dalam rahimnya, gadis berjilbab yang malang itu. Tubuh gadis berjilbab itu langsung terduduk dan terkulai lemas tatkala kondektur jahanam itu melepaskan pelukannya dari belakang sembari mencabut penis miliknya. Tangisnya meledak, karena keperawannya amblas.
Menyesal, kenapa ia tidak berangkat satu bus saja dengan teman-teman sekampusnya. Sementara Joni yang telah menggagahinya nampak terduduk setengah telanjang dengan wajah penuh kepuasan ia duduk disamping Gina sedang menangis tersedu-sedu. Sesaat kemudian dengan senyum penuh kemenangan tangan kanannya meraih kepala berjilbab Gina yang sedang terduduk lemas disamping kanannya. Lalu dengan penuh nafsu dicium dan dilumatnya bibir gadis berjilbab putih lebar yang pakaiannya sudah serba tersingkap itu dengan rakus.
“Mmmhh…emmm…cepok…cepok!”,bunyi mulut yang beradu diiringi suara tangis Latifah yang tertahan.
Setelah puas, pria itu melepaskan ciumannya sembari berujar.
“Terima kasih sayang. Abang belum pernah main seks dengan cewek macam kamu. Luar biasa nikmat.Perjalanan kita masih beberapa jam lagi. Nanti pas bus berhenti di persinggahan, abang pengen ngegenjot lagi memiaw nikmat milikmu ini”,kata Joni tersenyum sembari tangan kirinya mengelus-elus vaginanya.
Wajah cantik gadis berjilbab putih lebar yang sudah kusut itu nampak terlihat lesu dan pasrah diiringi isak tangis dan cucuran air mata dari matanya yang terpejam. Dan benar saja, beberapa jam kemudian saat bus berhenti di di sebuah restoran, di tengah kekosongan bus yang ditinggal penumpangnya untuk makan dan minum, dari sudut paling belakang bus yang gelap (karena dimatikan lampunya), nampak sesosok gadis berjilbab putih lebar berwajah cantik dengan pakaian dan rok panjangnya yang tersingkap keatas sedang ditindih dan digenjot seorang pria berbadan kekar dan berkulit hitam. Pahanya terkangkang lebar karena dipegangi pria itu. Sedangkan penis pria itu dengan ganasnya menyodok keluar masuk vagina gadis jilbab itu.Tidak ada lagi isak tangis dari mulut Gina. Yang ada tinggal desahan lirih menahan nikmat genjotan Joni sang kondektur bus. Benar-benar malang nasib Gina si gadis berjilbab itu. Perjalanan yang semula dikira akan berjalan biasa telah mengubah dirinya untuk selamanya.