Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Underestimated

Jika Suhu seorang Arga, suhu bakalan milih siapa?

  • Tari Sandra Aryagina

  • Yona Lusiana

  • Fannisa Khairani Pertiwi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
mas brow arga ,,,kalo bth bntuan
ank'' buhan scooter kaltim siap mantau membantu,,,,hahahaha
 
Bahkan sampai saat ini, ayah dan Tari masih enggan untuk berbicara. Yona sendiri seakan menghindari bertemunya langsung dengan sang ayah.
Maksudnya Yona kali yak

Konco_arek said:
“Iyaaa.. dan itu satu lagi yang aku herankan. Barang-barang yang hilang di apartementnya tersebut tak ada.
Aku ngerasa ini bukan kasus perampokan deh. Tapi penganiayaan.”
Kok kesannya barangnya udah hilang, kalo menurut nubi sih "tak ada barang yg hilang di apartementnya" mungkin lebih sreg. Tergantung selera sih ;)

Makasih suhu udah nyempetin update
 
Waaahh ketinggalin
Ternyata udh dibuka gemboknya

Tamatkan suhu ayah bella
 
A
EPISODE 17
--CINTAI AKU MALAM INI--





“Makasih ya buat hari ini.”
“Iya aku juga senang kok. Maaf ya aku gak bisa mampir. Udah malam. Mau hujan juga nih. Salam buat ibu aja ya.”
“Iyaaa.. nanti aku sampein. Kamu hati hati ya. kabarin kalau udah sampai.”
“Iyaaa… aku pulang dulu yaa… bye..”
“Byeee.. jangan lupa kabarin ya… Hati hatiiii..”


Setelah mengantarkan Tari sampai rumahnya. Arga mengendarai vespanya dengan riang, Dikarenakan hari ini, tak kurang dari 3 jam dia bersama Tari. Sampai sampai ia tak mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tari pun demikian, dengan senang hati ia melihat kepergian Arga sampai akhirnya ia tak melihat lagi sosok pria yang telah buatnya jatuh cinta ini.

Satpam di rumah Tari pun hanya bisa menggoda majikannya tersebut, karena ini adalah pemandangan langka baginya. Hampir separuh hidupnya mengabdi di rumah ini, belum pernah ia melihat Tari segembira ini selain karena prestasi akademiknya. Tari pun hanya membalas kecil tapi santun kepada pria paruh baya tersebut sambil memasuki rumah yang memang ia mengingat momen tertentu tadi sore bersama Arga.


“Kamu beneran gak bisa bawa motor?”
“Iyaaa…”
“Sepeda?”
“Hmmm.. dulu sih bisa. Hanya , sejak jatuh, aku takut untuk bawanya lagi.”
“Gimana kalau aku ajari?”
“Aku takut.”
“Tuh ada sepeda. Sini sama aku. dijamin bakalan gak kenapa napa.”



Arga pun menarik lembut tangan Tari yang memang ragu akan permintaan Arga. Namun, karena percaya akan Arga, iapun akhirnya memberanikan diri untuk duduk di atas sepeda yang memang ada di markas ABRD tersebut. Sebelum ia duduk, ia telah diberi pelindung siku, lutut, dan helm yang memang dipakaikan langsung oleh Arga.


“Kamu kayuh ya. aku pegangin.”
“Tapiiii..”
“Kamu percaya sama aku kan?”
“Hmmm..”



Akhirnya dengan perlahan, Tari pun mencoba untuk mengayuh pedal di kakinya dengan Arga yang selalu memegang bangku belakang sepeda tersebut. Dengan 3 kali mengelilingi pekarangan markas tersebut yang memang tidak besar, tetap membuat Arga letih juga sampai akhirnya ia berkeringat. Tetapi, ia sebisa mungkin untuk menyembunyikan di depan Tari. Ia tak mau momen ini akan berakhir saja. Dan juga Tari sambil mengayuh sepedanya tak henti hentinya berteriak ketakutan dengan memberitahu agar Arga selalu memegangnya. Padahal jika dilepaspun, ia akan bisa membawa sepeda itu tanpa pegangan dari Arga lagi.


“Argaaa.. jangan dilepasin.”
“Aku masih pegang kok. Kalau gak percaya liat aja ke belakang.”
“Gaaaakkkk.. ntar aku nabrak lagiii..”
“Hmmm... aku kan bilang, aku bakalan pegang terus kok.”




“Kamu darimana saja dek?”
“Tadi aku pergi hmmmm sama Arga, kak.”
“Trus Arganya mana?”
“Karena udah malam dan mau hujan, jadinya dia pulang duluan. Tapi tadi udah ketemu sama ibu kok. Kalau kakak gak percaya Tanya aja ibu.”


Tari yang kaget dengan pertanyaan Ibas yang memang sedang melihatnya tersenyum senyum sendiri masuk rumah tanpa melihat dirinya yang memang di teras, sambil merokok. Sebenarnya ia sedikit kecewa dengan sikap Arga yang memang tidak langsung mengantarkannya masuk kerumah, tetapi karena situasi yang memang sudah malam dan mendung dan juga melihat ketakutan yang diperlihatkan Tari, ia hanya bisa menyimpannya. Apalagi, sejak ia pulang tadi, ibunya telah menceritakan kalau Arga adalah sosok pria yang santun. Dan kali ini ia percaya akan ibunya dan adiknya.


“Kok kamu takut gitu?”
“Takut kakak marah.”
“Hahahaha…”
“Kok kakak ketawa?”
“Udaahhh kamu masuk sana. Udah malam juga. Tadi udah makan kan? Bersih bersih gih. Ntar lagi ayah bakalan pulang.”


Dengan anggukan Tari membalas pertanyaan kakaknya. Tari yang cukup heran dengan kelakuan Ibas yang memang berubah dari beberapa hari belakang hanya berjalan sambil melihat ke belakang memasuki rumahnya. Ia berpikiran kalau ia akan kembali dimarahi oleh Ibas tentang Arga, tetapi sekarang malah ia mendapatkan perlakuan lenbut seorang kakak kembali. Hal yang tidak ia terima semenjak Ibas melarangnya untuk dekat sama Arga.


“Kapan kapan, kamu kenalin dia sama kakak ya. jangan sama Ibu saja kamu kenalin. Dan juga, kalau kakak WA itu dibaca. Boro boro mau dibalas, dibaca aja gak. mentang mentang lagi pacaran.”


Taripun mendengar teriakan Ibas dari luar yang memang menjawab pertanyaan dikepalanya saat itu. Ibulah menjadi penolongnya saat ini dan ia berpikiran kalau Ibu yang menceritakan kepada kakaknya tentang Arga. Dan ia langsung membuka HP nya yang memang sedari tadi tidak ia baca. Semenjak bersama Arga, HP nya tersebut hanya berada di tas kecilnya. Setelah membaca pesan kakaknya tersebut dan tersenyum, ia melihat pesan lain yaitu dari Icha.


“Tar. Ian kembaliii.. lo masih ingat Ian kan?”



***


KRIIIINGGGG….

“Yaaa… ini siapa ya?”
“Yeni kaaakkk..”
“Adiknya mbak Yona yang kembar?”
“Iyaaa kakaaakkk…”
“Maaf.. tadi hanya memastikan. Ada apa ya?”
“Aku tadi liat pm kak Yona. keknya lagi ada masalah sih. Trus, tadi aku udah hubungi, katanya ada di kantor. Aku takut kalau kak Yona kenapa napa”
“Kantor?”
“Kakak jemput ya. Yeni lagi gak bisa keluar nih. Lagi kedatangan tamu bulanan.”
“Oke deh Yen. Makasih infonya ya.”


Dalam perjalanan pulang, Arga mendapat telpon dari salah satu si kembar, Yeni. Yeni memberi tahu akan keadaan Yona sekarang. Awalnya memang Arga memang canggung akan bertemu langsung dengan Yona. Tetapi, dengan mendengar keadaan Yona yang sedang ada masalah, canggung itu pun hilang dengan sendirinya. Arga juga punya kewajiban akan menjaga Yona yang memang butuh perlindungan.

Ia pun mencoba menghubungi Yona, tetapi tidak ada jawaban dari Yona. Dengan itu, iapun langsung Mengendarai vespanya menuju tempat yang dimaksud oleh Yeni. Dalam pikirannya sekarang bukan tentang kenangan momen dengan Tari tadi, tetapi sekarang sudah beralih dengan kecemasan akan keadaan Yona yang memang ia acuhkan sehari tadi akibat kejadian semalam.

CCCIIIITTTTTT….

Sesaat ia mengendarai vespanya, ada sebuah mobil yang memang ia ketahui pemiliknya memotong jalan vespanya. Dan keluarlah orang yang memang telah ia perkirakan dan menghampirinya setelah turun dari mobil tersebut.


“Maaf, ada apa ya?”
“Gue hanya bilang, tolong jauhi Tari. Jika lo kasihan dengan badan lo.”
“Maksudnya?”
“Tari itu adalah milik gue.”
“Hmmm.. Maaf mas. Anda lupa akan mbak Yona?”
“Yona itu sudah yaaaa… lo ngertilah maksud gue.”
“Maaf mas. Seperti inilah yang membuat derajat lelaki turun. Apalagi menganggap wanita itu hanya barang yang ada expirednya.”
“Hahahaha.. sudah lah.. siapa nama lo? Arga kan? Lo sama gue itu sama laki laki. Gue tau kok kalau lo itu juga udah hmmm.. sama perempuan jalang itu.”
“Anjiiinggg…”

BUUUGGGGHHHH

“Sekali lagi mas bilang mbak Yona seperti itu, awas aja. Aku yang akan berurusan dengan mas. Walau aku tahu kalau mas sudah nyelakain aku. tapi aku gak bisa diam kalau terjadi apa apa dengan Yona.”
“Hahahaha.. segitu doang marah lo? Gini aja anak muda. Kita barter aja. Lo dapat Yona, Tari sama gue.”
“Anjiiiingggggg….”

BUUUUGGGHHHH

Sekali lagi hantaman tangan Arga mendarat di wajah Christ. Christ yang menerima pukulan di wajahnya hanya diam sambil tersenyum melihat Arga yang langsung mengendarai vespanya meninggalkan dirinya. Dalam pikirannya, ia sekarang sudah berhasil membuat emosi Arga dan berhasil merekamnya dari HP nya yang ia set letaknya didalam mobilnya. Dan nantinya rekaman itu akan ia kasih langsung ke Ibas. Seakan kemenangan sudah memilihnya saat ini.

Senyuman kemenangan yang telah ia rencanakan semenjak ia mendengar akan Tari yang memang pergi dengan Arga. Apalagi berita tersebut ia dapat dari Ibas yang telah memulai untuk mengurangi rasa benci ke Arga. Dan kini, rencananya itu seakan membuahkan hasil.


“Kita liat aja Ga. Gue yang bakalan dapat Tari. Lo udah salah milih lawan.”


***


“Mbakkk..”
“Kamu ngapain?”
“Jemput mbak.”
“Gak usah, aku bisa pulang sendiri.”
“Ya udah.. aku juga duduk disini nunggu sampai mbak pulang sama aku.”
“Ya udah silahkan.”


Arga yang memang mengendarai vespanya dengan cepat akibat dipanasi oleh Christ tadi, akhirnya sampai di ruangan Yona. Setelah gagal membujuk Yona untuk pulang, iapun memutuskan juga duduk di depan Yona yang memang sedang kalut dengan pikirannya. Yona yang memang sedari tadi memikirkan tentang pertunangannya yang ingin ia akhiri tapi ada konsekuensinya berimbas kepada keluarganya itu hanya diam sambil membiarkan Arga untuk duduk di hadapannya.


“Kamu darimana?”
“Hmmm…”
“Pergi sama Tari?”
“Kok mbak tau?”
“Trus, ngapain kamu kesini?”
“Kan udah aku bilang. Aku mau jemput mbak.”
“Aku mau ke Bogor aja.”
“Ya udah, aku nginap di sini aja deh.”
“Kok?”
“Aku gak harus jawabnya mbak. Kabari aku kalau udah sampai Bogor ya mbak.”
“Oke okeee… aku pulang.”


Akhirnya pancingan Arga akhirnya berhasil. Yona pun akhirnya mau pulang dengan Arga yang sedang mengendari mobilnya. Vespanya memang kembali dititipkan ke security, dan berjanji akan mengambil vespa tersebut besok pagi. Setelah mereka berdua disatukan kembali di mobil, hening kembali menemani mereka berdua. Baik Arga maupun Yona enggan untuk memulai pembicaraan lebih dahulu. Sampai akhirnya, handphone Arga berbunyi. Dan Arga pun melihat layar HPnya yang bertuliskan nama Tari. Sejenak ia melirik ke arah Yona yang memang mencoba untuk tidak peduli dengan bunyi HP Arga.


“Kok gak diangkat? Ntar ceweknya cemas.”
“Hmmm…”
“Angkat ajaaa.. aku gak apa kok.”


Dengan menyadari akan kegelisahan Arga, Yona mencoba untuk tetap tenang dan menyuruh Arga mengangkat telpon dari Tari tersebut. Walau didalam hatinya, ia merasakan hal yang sangat sakit. Tetapi ia tahu, kalau ia tak boleh memakasakan perasaannya ke Arga.


“Halooo…”
“……………………………….”
“Aku lagi di jalan.”
“……………………………….”
“Iya aku lagi bawa mobil mbak Yona”
“……………………………….”
“Mbak Yona jam segini masih di kantor. Ya, sekalian jemput.”
“……………………………….”
“Iyaaa.. makasih yaaa.. maaf buat kamu cemas. Bye.”



“Pacarnya cemburu ya?”
“Kami belum jadian kok mbak?”
“Yaaa.. gebetan lah.. cemburu dia?”
“Hmmm.. gak tau juga mbak.”
“Maafin aku telah ngerusaknya ya..”
“Bukan salah mbak juga.”


Setelah Yona meminta maaf akan keadaan yang terjadi dengan hubungan Tari dan Arga yang memang sedang kasmaran hari ini, heningpun kembali menghampiri mereka berdua. Di dalam benak mereka berdua berjuta pikiran yang datang silih berganti. Apalagi Yona, ia tampaknya tegar menyebutkan kalau Tari cemburu akan keadaan sekarang. Tetapi sebenarnya, dalam hatinya ia lah yang paling cemburu akan hal ini.

Sampai akhirnya, mereka berdua sampai di apartement yang memang sudah terlalu malam untuk jadwal mereka pulang. Arga yang memang langsung untuk masuk ke kamar dan mencoba untuk membersihkan badannya hanya meninggalkan Yona. dan Yona pun mendengar dari tempatnya duduk sekarang, kalau Arga sedang menghubungi Tari seakan pasangan baru yang dimabuk kasmaran.

Yona yang memang tidak kuasa lagi tersebut, mengambil sebuah botol yang memang telah ia bawa sejak dari kantor tadi. Botol yang berisikan minuman tersebut, ia simpan di tasnya yang memang rencananya akan ia minum di kantor tadi. Tetapi kini ia merasa waktu yang tepat untuk meminumnya. Supaya dengan meminum minuman ini ia kembali bisa melupakan semua persoalan ini.

Yona pun meminumnya tanpa menukar pakaiannya terlebih dahulu. Dengan televisi bersuarakan pelan yang berada di hadapannya, ia meminum minuman itu sampai akhirnya minuman tersebut hanya menyisakan setengahnya.


“Mbak ngapaaiinn??”
“Bukan urusan kamu.. siniiii.. jangan kamu ambil minumanku.”
“Mbak kan udah janji gak bakalan nyentuh minuman ini lagi.”
“Apa urusanmu? Apa kamu peduli sama aku? kamu hanya peduliin Tari kan. Sini minumannya.”
“Gak mbak.”


Yona mencoba mengambil minuman tersebut dari genggaman Arga yang memang ia letakkan di belakang badannya. Yona pun mencoba meraihnya dengan berjalan ke belakang dan sampai akhirnya, ia memeluk Arga dan berhasil mendapatkan botol itu lagi.


“Hanya ini yang bisa jadi penangkanku.”
“Jangan mbak.”
“Hahahahaha… kamu pergi aja ke dalam. Biarin aku bersenang senang sejenak. Aku kangen akan kesenangan ini. Pergiiii…”
“Mbak salah. Bukan dengan itu yang bakalan buat mbak senang.”
“Trus apaaa?? Kamuu?? Kesenangan kamu itu hanya membuat aku tambah sakit Ga. Kamu tahu, tadi aku ketemu sama Christ untuk batalin pertunanganku biar aku mendapatkan kebahagiaan itu darimu. Walau aku sudah tahu konsekuensinya akan keluargaku. Tapi saat aku dengar kalau kamu pergi sama Tari. Hati ini sakit Ga. Sakitttt…”


Mendengarkan itu semua, Arga hanya bisa terdiam dan langsung memeluk Yona yang memang tampak mulai dikuasai oleh mabuknya tersebut. Tetapi, Yona belum sepenuhnya mabuk itu masih merasakan pelukan Arga. Yona yang memang menyadari akan hal itu hanya terdiam sambil mencoba untuk membalas pelukan Arga tersebut sambil menikmati pelukan tersebut, walau ia mulai dirasuki akan pengaruh alcohol tersebut.


“Maafkan aku mbak. Aku gak tahu lagi harus berbuat apa. Apapun aku lakukan untuk buat mbak tidak minum lagi.”
“Yakin?”
“Iyaaa..”
“Cintai aku malam ini.”
“Tapi mbak…..”


Perkataan Arga terpotong akibat serbuan bibir Yona yang sudah merenggut bibir Arga. Kembali kedua bibir tersebut bertautan. Yona memainkan lidahnya dalam bibir Arga yang masih kaku. Arga yang sebenarnya ingin melepaskan bibirnya tersebut, hanya diam tanpa melakukannya. Ia berfikir mungkin inilah satu satunya cara untuk menjauhi Yona dengan minuman itu.

SLUUURRRPPP…. AAAHHHH…. SLUUURRRPPP

Dengan nafsu yang telah ikut serta dalam pelukan mereka, Arga membalas perlakuan Yona sesuai nalurinya. Ia mencoba mengulangi perbuatan Yona yang menghisap bibirnya kuat kuat. Dan langsung mempraktekkan ke Yona kembali. Saat Arga membalas tersebut, tangan Yona memeluk Arga semakin erat. Dan hasilnya tubuh mereka sekarang makin rapat. Sampai akhirnya Arga bisa meraskan kekenyalan di Dadanya yang berasal dari tekanan dari buah dada Yona.

Dengan dikuasai nafsu bercampur alcohol tadi, Yona mencoba untuk melepaskan baju Arga dengan tangannya telah berada di ujung bawah baju Arga. Arga yang menyadari akan hal itu mencoba menggenggam tangan Yona, dan melepaskan sejenak ciumannya.


“Mbaaakk..”
“Please.. cintai aku malam ini. Buat aku bahagia, walau hanya malam ini.”


Dengan mendengar akan hal tersebut, perlawanan Arga menjadi hilang. Sampai akhirnya Arga telah bertelanjang dada tersebut kembali dicium oleh Yona. Tetapi anehnya, sekarang bibir Argalah yang lebih aktif dibanding Yona. Yona yang memang diambang nafsunya hanya menerima perlakuan di bibirnya. Ia lalu membuka blazer di badannya dan menyisakan tanktop hitam yang tidak bisa menyembunyikan asset tersebut di dadanya.

“Remas sayang.”

Akhirnya tangan Yona membawa tangan Arga menuju buah dadanya. Meski masih dilapisi oleh tanktop dan BH Yona, Arga bisa merasakan rasanya memegang buah dada wanita untuk pertama kalinya. Dan buah dada yang ia pegang saat ini memang diidolai oleh para pria pada umumnya terutama di kantornya tersebut. Dengan mengikuti gerakan tangan Yona, ia terkalahkan akan akal sehatnya sendiri. Bahkan ia sudah meremas benda kenyal tersebut sambil bibirnya kembali mencium bibir Yona.

AAAHHHHH…..

Yona yang memang merasakan nikmat yang dirasakan di dua bagian tubuhnya hanya bisa mendesah dan Cuma bisa terdiam saat Arga sibuk meremas buah dadanya seperti mendapatkan mainan baru. Yona pun menghentikan kegiatan baru Arga sejenak dengan membuka tanktop dan roknya dan menyisakan BH dan Celana dalam yang berwarna hitam tersebut. Kembali ia mencium bibir Arga dan tangan Arga tetap meremas lembut buah dadanya tersebut.

“Buka ajaaa…”
“Tapiiii……”
“Ssstttt…. Cintai aku malam ini.”

Yona kembali mencium bibir Arga dengan memejamkan matanya dan meresapi setiap sentuhan bibir Arga di bibirnya. Sentuhan yang begitu lembut terasa bagi keduanya. Pergumulan itu begitu panasnya sampai entah kapan Arga pun hanya menyisakan celana dalamnya setelah celananya tergeletak di sebelah rok dan blazer ungu milik Yona.


“Mbaakkk….” Lirih Arga di sela ciuman mereka, mencoba mengingatkan agar hal yang telah terlalu jauh itu selesai, walau tangannya masih sibuk meremas buah dada Yona.
“Sssstttt.. aku mohon… aku sangat menyayangimu. Cukup malam ini. Cintai aku malam ini.”


Kata kata yang membuat Arga terdiam tak membalas lagi. Bingung pun kembali ia rasakan saat ini. Namun, kebingungan tersebut berakhir dengan sentuhan lembut tangan Yona di batang kemaluan Arga. Lembut, menegangkan. Dua hal yang dirasakan Arga yang benar seakan mendapatkan sesuatu yang benar benar berbeda. Arga yang memang pertama kalinya merasakan hal itu melepaskan tangannya dari buah dada Yona. ia hanya terdiam merasakan kenikmatan yang berpusat di batang kemaluannya tersebut.

Arga hanya bisa memeluk erat dan menenggelamkan wajahnya di leher Yona, merasakan hal yang sangat nikmat pertama yang ia dapatkan selama ini. Pengalaman pertama baginya ada seorang wanita memegang, menggenggam, mengelus bahkan mengocok batang kemaluannya. Seperti ia tak bisa menyembunyikan rasa geli tersebut dan hanya bisa menghembuskan nafasnya yang tertahan di leher Yona.

AAHHHHH.. MHHHH,,,

Kali ini Arga yang merasakan hal nikmat tersebut untuk pertama kalinya. Tetapi Yona mengentikan semua itu dan membuka pakaian yang berada di tubuhnya dan sekaligus celana dalam Arga yang telah berada di lutut tersebut. Kembali bibir mereka bertautan dan Yona makin merapatkan pelukannya sampai akhirnya batang kemaluan Arga tepat berada di lubang kenikmatan Yona. Yona yang memang lebih berpengalaman tersebut sengaja menggoyang goyangkan pinggulnya sampai ia merasakan ujung batang kemaluan Arga menggesek gesek permukaan lubang kenikmatan Yona tersebut. Mata Yona yang sudah sayu, tetapi tetap masih melihatkan kecantikan khas orientalnya tersebut.

AAAHHHHH…..

“Cintai aku malam ini….”

“Hmmmm… Mbaauuummmmhhhh…” Perkataan Arga terputus dengan tarikan tangan kanan Yona ke kepala Arga. Kembali bibir tersebut terpaut dengan bibir Arga. Dengan kembali tangan Yona membawa tangan Arga meraih buah dadanya. Entah perasaan apa yang dirasakan oleh Arga kali ini. Hanya sebuah kenikmatan yang ia terima semua ini. Bibir yang masih bersatu, tangannya yang mendapatkan permainan baru, dan ujung batang kemaluannya yang bergesekan langsung dengan benda panas tepat di antara lubang kenikmatan Yona tersebut.

“SSSHHHH…. Sayaaanngggghhhhh….. MMMPPPHHH…” rintih Yona disela ciuman mereka, disaat tangan Arga meremas lembut dan mulai memainkan putting kecil buah dadanya tersebut.

Yona memposisikan dirinya tersandar di tembok tanpa melepaskan dan menghentikan perlakuan mereka satupun. Tangan Yona sedikit menarik batang kemaluan Arga pelan. Arga yang merasakan hal itu melepaskan ciumannya dan melihat ke bawah. Namun, Yona langsung menarik dagu Arga dan kembali menempelkan bibirnya ke bibir Arga. Sampai akhirnya lidah mereka saling menyapa dan saling bertautan.

“Tekaaannn…. Sekaraaaannggghhhh..”
“Eh..”
“Tekaaaannn… ssshhh.. AAAhhhhhh…”

Dengan naluri yang telah dikuasai nafsu, Arga menekan pelan sesuai permintaan Yona. Arga pun merasakan batang kemaluannya masuk ke lubang itu. Yona pun mulai memejamkan matanya saat dinding kemaluannya merasakan kedatangan batang kemaluan Arga tersebut. Sampai ia mendesah seakan kesakitan dan mengeluarkan air matanya. Air mata kebahagiaan.

“Mbaaakkk..”
“AAAARRGGHHH… Teruskan…”

Arga pun sedikit menggoyangkan, mencoba untuk selembut mungkin kepada Yona yang memang sudah mengeluarkan air mata bahagia tersebut. Sampai akhirnya Arga merasakan kehangatan di batang kemaluannya. Dimana kulit batang kemaluannya bergesekan langsung dengan dinding kenyal di dalam lubang kenikmatan Yona tersebut. Dengan naluri, Arga kembali menarik, menekan, dengan perasaan yang berbeda dan belum pernah ia rasakan sebelumnya. Walau ia masih memikirkan Yona yang memang ia melihat langsung Yona meneteskan air matanya.

“EEEEGGGHHH.. MMMMMHHHH…”

Kembali Yona menarik kepala Arga ke wajahnya karena ia melihat kecemasan di wajah Arga. Entah keahlian apa yang membuat ia masih bisa membaca hal tersebut di tengah pikirannya telah dikuasai oleh nafsu dan efek alcohol yang ia minum tadi. Tangan Arga yang memang masih meremas lembut buah dada tersebut tak henti hentinya memberikan kenikmatan bagi Yona. sampai akhirnya pikiran Arga tak bisa dikendalikannya. Ia sekarang semakin menggoyang pinggulnya dan menekan tubuh bagian bawah Yona dengan tempo yang cepat. Sampai akhirnya, titik kenikmatan itu sudah mulai muncul di batang kemaluannya. Membuat tubuh Yona bergerak semakin tak karuan akibat hentakan tersebut.

“EEEGGHHHH…. MMMHHHHH….. ARGAAAAAAAHHHHH… MHHHHH…” erang Yona saat menikmati ritme tersebut semakin kencang.

“Mbaaakkkk… AAAHHHHH….”

Kini Arga melepaskan tangannya dari buah dada Yona dan memeluk tubuh Yona tersebut dan membuat tubuh Yona makin tersandar di dinding tersebut. Sambil tetap menggoyang, Arga meletakkan kepalanya di samping kepala Yona dan tangan Yona yang mekin mempererat pelukan mereka.

“AAAHHHH… Mbaaaakkk…”
“Keluaaarkannnhhhh…. Jangan berhenti saaaayaaaangggghhhh… AAAHHHH..”

Semakin cepat hentakan tersebut dilakukan Arga. Bahkan remasan dinding itu terasa kuat mencengkram erat batang kemaluan Arga. Dan akhirnya, sperma yang tak bisa ia tahan lagi keluar menyembur begitu saja ke dalam vagina Yona. hal itupun menambahkan cairan yang memang sudah ada di lubang yang basah itu. Yona pun merasakan hal yang sama dengan Arga. Bahkan tubuhnya ssaat itu mengejang dengan punggungnya melengkung kaku dan tangannya mencengkram erat punggung Arga. Iapun merasakan dinding vaginanya berdenyut sangat kuat, seperti ingin menyedot semua sperma yang tersisa tersebut.

Mereka kembali mempererat pelukan mereka. Dengan mengejang bersama dan Yona yang mengulangi mengejang beberapa kali, mulai memainkan nafas yang memang sedari tadi tidak teratur.

“Terima kasih telah mencintaiku malam ini. MUAAACCHHHH..”
Akhirnya sampai puncak juga ..... Mantab suhu...
 
Bimabet
Akhirnya ad update lagi...
Smoga kegiatan d RL cepet beres jadi ga terlalu ganggu proses update cerita dsini..
Dan pertanyaan sama dgn yg diatas.. eps 25nya kmn???
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd