Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Nella's Story ( Lanjutan dari Aku lelaki biadab )

Bimabet
*Udate ( Last part )

Ditengah ku terpejam, terasa aku sudah berbaring disebuah ranjang dengan selimut menutupi tubuhku. Semilir pendingin ruangan terasa diwajah, rasa nyeri dikepalaku kini sudah hampir hilang. Aku membuka mataku pelan, terlihat Yuni duduk disebelah tempat tidurku

“Kak Nela, syukurlah kakak sudah tersadar” Suaranya terdengar terisak

“Aku dimana Yun?” Tanyaku pelan

“Kakak dirumah sakit, dan sudah hampir dua hari ini kakak tidak sadar.” Kata Yuni, matanya terlihat berkaca – kaca

“Maafkan aku ya Yun, selalu merepotkan kalian, entah aku gak tau lagi kalau tidak ada kalian” Kini air mataku kembali meleleh.

“Kakak gak perlu minta maaf, sudah sewajarnya kita disini saling ngebantu kak. Yang penting kakak harus sembuh sekarang”

“Amel kemana?” Tanyaku karena aku hanya melihat Yuni sendirian disini

“Masih keluar kak, nemuin tamu buat kakak yang baru datang tadi pagi” Katanya yang kini tersenyum bersamaan terlihat tangannya menyeka airmatanya

“Tamu? Siapa dia?” Tanyaku heran

Belum sempat Yuni menjawab pertanyaanku tiba – tiba gagang pintu ruangan dimana aku dirawat berbunyi,

“Klek.” Terlihat Amel dibalik pintu memasuki ruanganku, tapi pandanganku sekilas melihat seseorang dibelakangnya

“Assalamualaikum...”

Terdengar ucapan salam yang membuatku sangat terkejut. Terlihat sepasang pria dan wanita berdiri dipintu, mereka sangat aku kenal. Wanita berhijab panjang dengan perut membuncit, terlihat matanya tampak basah, pandangan kami bertemu,

“Nela..” Wanita ini langsung berhambur memelukku yang terbaring lemah diranjang, tangisnya pecah seketika itu

“Vita..maafkan aku” Ujarku lirih

Dibelakang Vita terlihat mas Rudi, yang kini matanya juga berkaca – kaca

“Kenapa semua ini terjadi padamu Nel..” Vita melepaskan pelukannya dan suaranya terdengar terisak

“Kamu sudah tau semuanya Vit?” Tanyaku heran

“Maafkan aku Kak, aku panik sekali disaat kakak selama dua hari belum juga sadar.” Amel menyahut

Aku hanya diam mendengarnya dengan menyeka airmata dipipiku. Tangan Vita mengelus rambutku, rasa sayangnya sangat begitu besar terasa padaku.

“Kapan kalian datang Vit?” Tanyaku menenangkan suasana

“Baru aja Nel, semalam aku ditelpon Amel dan setelah subuh tadi langsung kita terbang kemari”

“Selamat ya, abis ini Mahendra akan punya adik” Kataku tersenyum sambil tanganku mengelus perutnya yang membuncit

Vita hanya mengangguk dan tersenyum,

“Makanya, tante harus sembuh biar bisa menggendongnya nanti” Kata mas Rudi

Aku tersenyum mendengar itu, mataku kini menatap mas Rudi seketika itu pandangan kami bertemu. Entah kenapa hatiku kembali berdesir, pandangan yang teduh itu membuatku terasa nyaman, seakan ada setetes embun yang ada dihatiku. Pandangan itu yang selalu aku rindukan.

“tok,tok,tok” suara ketukan pintu terdengar, Kita yang ada diruangan itu hampir bersamaan melirik kearah pintu. Seorang Pria berjas warna putih melangkah masuk. Melihat seorang dokter memasuki ruangan, Yuni dan Amel memohon diri

“Ada dokternya kak, kami mau keluar dulu ya?” Pamit amel, setelah itu mereka berlalu meninggalkan ruangan

“Syukurlah, Ibu Nela sudah sadar” Terlihat senyum dengan mata berbinar dari wajah pria ini

Sesaat kemudian dia memeriksa keadaanku dengan stetoskopnya.

“Bagaimana keadannya dok?” Tanya mas Rudi tiba – tiba

“Untuk kondisi sekarang, saya sangat bersyukur. Ibu Nela sudah sangat membaik, dan Ibu Nela sekarang sudah sangat stabil”

“Maaf, bapak ini siapanya bu Nela?” Dokter itu bertanya

“Nela ini kakak saya dok, dan dia suami saya” Vita tiba – tiba menyahut

Aku dan mas Rudi sedikit terkejut mendengar kata – kata Vita, kini kami sama – sama terdiam

“Sebenarnya Nela ini sakit apa dok? Tolong jelaskan pada kami” Lanjut Vita

“Ibu ini mengalami gangguan fungsi otak karena depresi terlalu berat yang sedang ditanggungnya”

“Ya dia harus banyak istirahat" Jelas dokter

Aku tergetar dengan penjelasan dokter, tetapi aku tetap terdiam,

“Apa dia bisa sembuh kembali seperti sediakala?” tanya mas Rudi tiba – tiba

“Ya bisa, salah satu pengobatan terbaiknya saat ini adalah dia tidak boleh depresi lagi, harus ada yang mendampinginya. Saran saya kalau bisa yang dampingi dia adalah orang yang dicintainya, sehingga dia bisa nyaman dan bebannya bisa lebih ringan. Itu akan sangat mempengaruhi jiwanya saat ini ” Jawab dokter

“Oh, baik dok. Terima kasih atas penjelasannya” Ucap Vita lirih

“Saya permisi dulu, bu Nela banyak istirahat ya.” Ucap dokter yang kini menatapku,

“Terima kasih dok” Kita bertiga hampir bersamaan, setelah itu dokter melangkah meninggalkan ruangan ini

Kita sama – sama terdiam beberapa saat. Vita yang sedari duduk disamping tempat tempat tidurku terdengar menghela nafas panjang sambil menatapku,

“Kamu pasti akan sembuh Nel” Ucapnya lirih

“Terima kasih ya Vit, kamu memang baik sekali” Kini tangannya meremas tanganku

“Mas Rudi..” Tiba – tiba Vita memanggil namanya, aku hanya terdiam

“Ii..iya sayang” suara mas Rudi terdengar gugup

“Mas Rudi sayang dan cinta kepadaku kan?” Kata – kata Vita tiba – tiba membuatku sedkit heran,

“Aku sangat mencintaimu sayang, kenapa kamu tanyakan ini?” terlihat mas Rudi terbata

“Kamu juga mencintai Nela kan? Pertanyaan Vita semakin tegas

Aku sangat terkejut mendenger pertanyaan Vita yang dilontarkan kepada mas Rudi kali ini,

“Ma...Maksud kamu apa sayang..?” Mas Rudi terlihat tersentak

“kalau mas mencintai aku, apakah mas akan menuruti kalau misalnya aku meminta sesuatu dari mas?”

Aku semakin tidak mengerti maksud Vita kali ini,

“Aku akan menuruti apa yang kamu mau sayang, apa yang kamu mau sekarang?” Suara mas Rudi yang semakin gugup

Vita terdiam sesaat,

“Nikahi Nela mas, aku yakin mas Rudi bisa bersikap adil buat kita berdua” Ucapnya lirih

Aku tersentak mendengar kata – kata Vita kali ini

“Vita apa yang kamu lakukan? Kamu tidak boleh seperti ini” suaraku sedikit menjerit, aku terkejut luar biasa

“Apa maksudmu sayang? Kalau untuk itu aku tak bisa” Kata mas Rudi yang tak kalah terkejut

“Aku mohon mas,” Kini wajah Vita menatap mas Rudi dengan berkaca – kaca

“Tapi...aku tidak bisa melakukan ini. Aku tak mau menyakitimu sayang.” Kata ms Rudi bergetar

“Aku lebih sakit apabila mas tidak menikahi dia” Suara Vita terisak

“Aku tau, kalian sebenarnya saling mencintai. Dan apa mas tidak sakit apabila melihat nyawa Nela tidak terselamatkan? atau apabila Nela selamat pun apa mas gak sakit melihat dia melahirkan bayinya tanpa seorang ayah?” lanjut Vita

Aku dan mas Rudi terdiam, jangtungku berdegup kencang dan tubuhku lemas seketika mendengar ucapan Vita kali ini, mulutku seakan terkunci. Aku tak sanggup mengatakan sesuatu, hanya mata ini seakan tak henti –hentinya mengeluarkan air mata

“Kehadiran seorang anak adalah mimpi Nela semenjak dia menikah dulu mas, kini dia selangkah lagi akan mewujudkan mimpinya yaitu melahirkan bayinya dengan orang yang dicintai disampingnya dan itu mas orangnya” Kata – kata Vita tegas

“ta..tapi sayang...”

“Mas, bila mas mau menikahinya, maka mas juga akan menyelamatkan dua nyawa sekaligus. Yaitu Nela dan anaknya, aku akan sangat ihlas apabila mas mau melakukan ini. Aku tau mas akan bisa bersikap adil diantara kita berdua” Air mata Vita terlihat meleleh dan kini dia beranjak dari duduknya lalu memeluk mas Rudi dengan erat.

“Aku mohon mas, aku mohon. Mas Rudi pasti tidak mau lagi kehilangan orang yang mas cintai setelah Sinta kan? Aku juga tidak mau kehilangan sahabatku yang paling kusayangi...” Ucap Vita pelan

Mereka berpelukan sangat erat dan terdiam beberapa saat,

“Baik, aku akan menikahimu Te” Ucap mas Rudi gemetar, matanya kini menatapku

“Ta..tapi mas..”Aku melirik mereka berdua

“Aku ikhlas Nel..” Ujar vita dengan sedikit tersenyum, dan kemudian Vita memelukku dengan erat untuk beberapa saat.

“Mas, cincin ini adalah cincin kepunyaan Sinta yang mas berikan sebagai mahar akad nikah kita, sekarang pakaikanlah cincin ini kejari Nela, nikahi Nela malam ini” terlihat Vita melepaskan cincin yang ada di jari manisnya dan menyerahkannya kepada mas Rudi.

“Terima kasih ya Vit, kamu memang bidadari surga yang dikirim Tuhan untuk kita semua” Kataku, dan kita kembali berpelukan.

***

Rasa kehilangan itu memang sangat menyakitkan, dan kita sebagai manusia sering kali mengeluh dan bertanya mengapa seringkali Tuhan membiarkan itu terjadi pada kita. Tapi dibalik itu semua, Tuhan telah merencanakan pengganti kepada kita dengan yang lebih baik.

---

Aku telah sah menjadi istri mas Rudi, dan didalam kehidupan kami Vita juga sangat menyayangi ku. Gairah hidupku seakan kembali cerah, begitupun juga dengan mas Rudi dan Vita.

Kulirik jam dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. Aku yang sedari tadi duduk didepan Tv dan beberapa kali menguap, kini aku beranjak dari tempat dudukku. Aku melangkah menuju kamar, setelah tepat didepan pintu kamar, pintu kudorong pelan sehingga sepenuhnya terbuka. Terlihat mas Rudi dan Vita sudah dalam keadaan telanjang di atas ranjang. Mas Rudi terlihat tidur terlentang dan Vita menduduki wajah mas Rudi,

“Slruppp..Slruupp..Slrup..” Terdegar suara mas Rudi melahap dengan rakus vagina Vita, Vita pun terlihat mengoyang – goyangkan pinggulnya dengan tak beraturan dengan mata tertutup,

“Ahhh....masss....enak sekali sayanggg....ooooh...” Desahan Vita terdengar tertahan

Melihat kedatangku, Vita membuka matanya dan melirik ke arahku dengan semyum nakalnya, sesaat kemudian dia mengerlingkan matannya kepadaku. Akan paham dengan maksudnya, aku segera lucuti daster pendek yang aku pakai sehingga aku kini sudah telanjang bulat. Aku melangkah mendekati mereka, dan ikut menaiki ranjang. Aku elus lembut penis mas Rudi yang sudah sangat tegang dan segera kulahap dengan rakus. Beberapa saat kemudian, kulepaskan kulumanku dan aku beringsut naik keatas tubuh mas Rudi. Dia masih melahap Vagina Vita yang lagi duduk diwajahnya. Aku arahkan batang penis mas Rudi ke liang vaginaku, belum sampai batang itu masuk, tiba - tiba Vita mencegahku,

“Eh, bentar Nel..” Terlihat dia meraih ponselnya yang ada di meja seblah ranjang, aku terheran

Sesaat kemudian, Vita terlihat mendokumentasikan kegiatan kita bertiga malam ini,

“Eh ngapain kamu Vit?” Tanyaku heran, dia hanya tersenyum

“Tumben pakek direkam sayang” Tanya mas Rudi tiba – tiba

“Aku mau bikin thread di SF IGO Forum semprot mas” Jawab Vita dengan senyum nakalnya :p

.....

~Tamat~

Terima kasih untuk para suhu yang sudah berkenan mampir dan menyimak dari episode awal, sampai sekarang. Mohon maaf yang sebesar - besarnya apabila semua rangkaian cerita ane yang berantakan ini tidak berkenan di hati para suhu semua. Saran kritik dan masukan suhu semua ane tunggu dan itu adalah sangat berharga buat Ane..

salam..
Jiaaah..lagi2 endingnya bikin ngakak..wkwkwk.. mana selfie nyaaa..???
 
wkwkwk endingnya dikawinin semua... trimakasih sajian veritanya suhu...
 
Mantaaappp lagiiii... Nella's story ga kalah seru dari seri sebelumnyaa... Tp 3's nya kentang hu hehehehe...
Lanjooottt.. ditunggu another story nya hu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd