Persiapan selesai spydercam siap beraksi. Dengan kontrol dr kamar ku kendalikan spydercam menuju kamar mbak umul. Tepat pukul sepuluh mbak umul memasuki kamarnya. Ku letakkan spydercam di sudut yang strategis. Mbak umul mulai melepas kerudungnya yg tidak pernah dilepas saat bekerja di rumahku. Rambutnya tergerai panjang hitam lurus sepinggang. Sungguh indah ingin ku membelainya. Baju gamisnya perlahan dilepas dari tubuhnya. Terlihat kulit putih mulusnya tak bercatu sedikitpun. Kemudian bh yang menutupi payudara jg dilepasnya. Sungguh indah sepasang bukit kembar yang menggantung sekal dan besar. Sangat kenyal terbukti saat mbak umul memijat kedua bukit itu. Sungguh menegangkan. Mbak umul kemudian mengambil kaos putih tipis dan memakainya. Putingnya menonjol menggiurkan di kaos tipisnya. Dipilin pilin sebentar sambil bercermin di dpn kaca.
Tak berselang lama mbak umul naik di atas ranjang rebahan dan melepas celana namun tidak dgn cd yang menutupi area vagina. Perlahan tangan kanan mbak umul mengelus sekitar vagina di luar cd. Aq pun melolosi celana boxerku dan mengelusnya alias coli. Mbak umul begitu menggairahkan melakukan masturbasinya. Jari2 nya menari bgtu indah mengundang nafsuku. Tercetak jelas belahan vaginanya karena tertarik tarik oleh jari2 lentik itu. Semakin cepat tarian jari di sekitar kelentit. Terangkat pantat bulat semok mbak umul. Aq pun semakin cepat menggosok kontolku secara brutal. Segara ku zoom kameraku terfokus di area vaginanya. Jari2 mbak umul menusuk2 dalam di vagina dr luar cd. Saking bernafsunya mbak umul bergelonjotan aq pun begitu. Nafasku tidak beraturan. Seperti dalam satu komando kami orgasme bersamaan. Crotz 5 kali semburan pejupeju ku keluarkan. Mbak umul menyusul dan kemudian terdiam sampai tertidul pulas.
Pagi menjelang aq terbanghn. Beraktifitas seperti biasa namun ada yg sedikit berbeda saat aq melihat mbak umul. Walau dia memakai gamis panjang menutupi tubuhnya tapi imajinasi liarku masih tercopy dari kejadian semalam. Saat sarapan pagi kami bertemu.
" silahkan mas hendi dimakan"
" oh iya mbak makasih nasi gorengnya pasti enak"
"Ah biasa aja mas, kan hampir tiap hari di masakin ini"
"Hehehe, mbak boleh minta tolong ?"
"Apa mas, kebetulan kerjaan pafi dah berez"
"Temenin makan ya, bapak ibu belum jg pulang masak tiap hari makan sendiri"
"Hahaah ada2 saja, iya deh mbak temenin"
"Gimana mbak kerja di rumah ini? Betah?" kuselingi obrolan di sela makanku
"Gak betah gmn wong semua dirumah ini baik ke mbak, malah mbak harus berterimakasih banyak karena telah di bantu banyak sama bapak, mas hendi jg gak galak ke mbak,jd terasa kayag keluarga sendiri" bibirnya tersenyum manis
"Iyakah? Syukur deh kalo begitu"
" mbak kemarin tidur pulas bener' aq keceplosan
"Hah..." dia bingung kog tau
"Mas kog tau," lanjutnya
"Uhukk... Iya mbak kemarin aq ketuk kamar gak nyaut, ya kukira mbak pulas tidurnya"
"Haaahahah" tertawa seperti menyadari sesuatu yg rahasia
Selesai makan dan ngobrol aku pamitan ke kamar. Dia mulai melanjutkan pekerjaan paginya dengan mengemasi pakaian kotor dan mencucinya.
Masuk kamar langsung ku buka file hasil rwkaman swmalam tak bosan2 aq memutar vidio itu yg berlangsung sekitar 10menit. Menurutku ada yang kurang sih drvidio teesebut. Suara. Ya benar tidak ada suara disana. Kemudian aq membrowsing lagi tentang mic perekam mini yg nantinya akan ku tambahkan ke spydercam.
Hari menjelang sore aq mencoba untuk berjalan2 sekitar kampung sekalian ut menghilangkan otak meaum ku le mbak umul. Di jalan aq mwlihat gadis pujaanku. Dia berjalan melewati gang, aq mengikutinya dari belakang. Di gang berbelok2 itu aq hampir kehilangan jejaknya. Dengan sesikit berlari aq mengejarnya.
"Ta... Tita..." kupanggil dia
Bukan sahutan yg ku dengar malah dia terkesan menjerit. Langsung aku menuju sumber suara.
"Hend.. Tolong aq" pintanya dalam kepungan beni dan 2 anakbuahnya.
Beni pun menoleh karna di gang itu sepi orang lewat menjadi kesempatan buat dia nyerang aq. Ternyata dia ingat diriku tempo hari yg hampir kena palak.
"Heh elu sob. Hahahaha ketemu lagi lu"
"Gue gak terima kemarin lu ngremehin gua sekarang lu lawan gua klo pengen cewek lu ini selamat"
Aduhh bang maaf bang tolong lepasin tita bang"
"Ntar saya kasih deh duit"
"Ah bacot lu. Maju sini. Aaarrrghhh" beni menyerang aq.
Reflek aq pasang kuda2 dan kembali mata ku menunjukkan kemampuannya dengan munculnya angka2 di sekitar beni aq bisa menghitubg kemana arah serangannya san sekaligus kemana aq harus menghindar. Dua riga kali serangan dr beni selalu meleset. Lama kelamaan aq merasa harus menyerNg biar urusan inj cepet selesai. Dengan automatis mataku menunjukkan arah dan kekuatan serang yg harus kulakukan begitu terlihat lambat gerakan beni. Dan dengan 3 kali gerakan aq berda di belakang beni dan menyerang bgian punggung sedikit menghentak. Beni pun jatuh ter sungkut tersengal mengatur nafas.
" Jon lu jaga tu xewek Jan lu serang nie orang"
"Siap bos... Ciaaaaaaarrttt" sibotak Jan lari sambil mengepalkan tangannya. Dia melayangkan pukulan kanan ke arah wajahku. Aq menghindari dengan mudah. Disusul pukulan tangan kirinya meluncur kearah perutku namun jg masih ku hindari dengan gampangnya. Sedikit ada celah kutarik badannya dan ku lempar kearah beni yg batru saja ingin berdir. Bruuuukk mereka terpental.
"Sialan lu bocah,tunggu balesan gua"
"Jan jon ayok balik"
Dengan setengah tertatih mereka bertiga kabur meninggalkan kami...
"Makasih ya hen usah nolongin"
Dengan senyum tang masih di selimuti air mata ketakutan
" udah gpp, untung aja aq pas lewat" sambil merapikan baju ku yg lunset