begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 618
- Like diterima
- 10.823
Satpam Heru
LIANA, seorang wanita berusia 35 tahun. Sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Hubungan Liana dengan suaminya baik-baik saja, dalam arti kata hubungan seks mereka berjalan lancar, walaupun terdapat cekcok sedikit adalah hal yang lumrah dan wajar dalam sebuah rumah tangga yang terdiri dari 2 pribadi yang berbeda sifat.
Saat ini Liana bekerja di salah satu perusahaan export import bagian keuangan.
Bekerja di bagian keuangan membuat Liana sering pulang malam jika akhir bulan, tidak jarang sampai dini hari.
Heru, salah seorang satpam di kantor Liana selalu menemani Liana setiap kali Liana lembur. Pria berusia 55 tahun ini, memiliki 2 istri dengan 3 anak dan 2 cucu.
Tidak ada seorang pun yang tahu tentang hubungan mereka berdua. Di kantor mereka bekerja seperti karyawan lainnya.
Jika mereka berdua bisa menikmati hubungan rahasia ini, semua berawal secara tidak terduga sama sekali.
*****
Heru yang bertugas jaga malam itu merasakan kesepian, kondisi hujan memperparah kondisi Heru. Memiliki dua orang istri seharusnya bisa memuaskan napsu birahi Heru, seandainya bosan dengan istri yang pertama bisa datang menagih pada istri yang kedua.
Bukankah begitu?
Ternyata kepuasan berhubungan intim Heru dengan istri-istrinya tidak maksimal. Istri pertama yang dinikahi Heru 27 tahun yang lalu sudah menopause.
Gesekan penis Heru terasa seret dan tidak nikmat lagi pada lubang vagina istrinya kalau Heru menyetubuhi istrinya yang pertama ini. Istri yang kedua berbeda lagi kasusnya. Istri yang kedua frigid.
Setiap kali Heru memasukkan penisnya ke lubang vagina istrinya yang kedua ini, istrinya selalu berteriak sakit pada vaginanya.
"Pak Heru, yang jaga malam ini, ya?" sapa Liana yang sepertinya baru dari warung depan membeli sesuatu.
"Ya, Neng." Heru menjawab sopan, hanya saja matanya fokus pada payudara Liana yang lumayan montok dibalut dengan kaos ketat dan tertutup blazer berwarna hitam.
"Aku masuk dulu ya, Pak." Liana menganggukkan kepalanya untuk pamitan.
Isi kepala Heru saat ini adalah bagaimana membawa Liana masuk ke dalam pesonanya, membuat Liana menjadi istrinya yang ketiga atau menjadi selingkuhannya.
Heru sangat yakin jika vagina Liana bisa memuaskan penisnya dibandingkan kedua istrinya. Heru langsung membayangkan bagaimana rasanya vagina Liana. Vagina Liana pasti masih basah, legit dan liat kalau disetubuhi.
Heru lalu mengamati kantor yang berada di dalam, pegawai-pegawai sudah pada pulang dan tampaknya hanya Liana yang belum. Memilih untuk menutup dan mengunci pagar, Heru berjalan memasuki ruangan kantor mencoba melihat keadaan Liana.
"Belum pulang, Neng?" tanya Heru berjalan mendekat ke arah Liana.
"Belum, Pak."
"Teman-temannya udah pada pulang lho, nanti nggak dicari suami?" Heru mencoba memancing Liana.
"Akhir bulan sudah paham, Pak. Bapak kenapa ada disini?" Liana menatap sekilas pada Heru.
"Lihat keadaan dalam dan Neng Liana yang belum pulang." Heru menjelaskan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Heru menatap Liana yang sudah sedikit berantakan, tapi tidak dengan wajahnya yang masih terlihat menyegarkan. Heru membelai penisnya perlahan, membayangkan rasa penisnya di dalam lubang vagina Liana yang kuyup.
"Sudah selesai, Neng?" tanya Heru saat melihat Liana membereskan sesuatu.
"Subuh, mungkin aku baru bisa pulang, Pak." Liana mengatakan tanpa menjawab pertanyaan Heru.
Heru angkat tangan dan memilih kembali ke posnya, tidak ada kejadian apapun dan di kantor hanya ada mereka berdua.
Waktu berjalan dengan cepat dan teman Heru sudah datang untuk menggantikan Heru, tetapi dari kejauhan Heru melihat Liana berjalan dengan wajah lelahnya.
Heru langsung berpamitan pada temannya, mengambil jam pulang awal dan mendatangi Liana yang akan berjalan keluar dari gedung kantor.
"Aku antar aja ya, Neng." Heru menawarkan dirinya.
Liana menggelengkan kepalanya "Naik angkot di depan saja, Pak."
"Aku antar." Heru mengatakan dengan nada datarnya dan tidak terbantahkan.
Kemudian Liana hanya bisa mengikuti perkataan Heru, beralasan pada teman yang bertugas menggantikannya bahwa Liana dari semalam tampak tidak enak badan.
Heru merasakan dari belakang beberapa kali Liana terantuk, lalu Heru memilih mencari penginapan karena tidak mungkin mereka pulang dalam keadaan Liana seperti ini.
"Kita istirahat disini dulu, nggak mungkin Neng pulang dalam keadaan seperti ini." Heru sekali lagi berbicara dengan nada yang sama seperti sebelumnya.
Liana yang tidak ingin membantah hanya mengikuti perkataan Heru. Heru membiarkan Liana langsung berbaring di ranjang tidak lama setelah itu Heru mendengar suara dengkuran pelan.
Berselang beberapa saat kemudian ponsel Liana berbunyi dan Heru memilih mengambil ponsel Liana dari dalam tas Liana.
Saat itu selain Heru tahu siapa yang telepon Liana dan Heru juga mendapati bahwa ponsel Liana tidak terkunci, sehingga Heru bisa membuka galeri foto yang langsung membuat penis Heru tegang.
Liana memotret dirinya dalam keadaan yang bisa membuat pria menginginkannya, foto telanjang mulai dari payudaranya sampai vaginanya.
Heru mengalihkan pandangan ke arah Liana yang masih tidur, lalu Heru berjalan mendekati Liana, membuka kancing baju Liana secara perlahan sampai baju Liana terbuka memperlihatkan perut mulusnya yang berbeda dengan di foto.
Heru menaikkan bra Liana membuat payudara Liana terlihat dengan putingnya yang berwarna coklat, tangan Heru membelainya pelan.
Sejurus kemudian Herupun melepaskan semua pakaiannya dan dilemparkannya begitu saja ke lantai, menurunkan badannya dan langsung melumat puting dan meremas payudara Liana.
"Ehmm... ehmm... ehmm..." Liana mendesah di saat tidurnya.
Heru yang mendengar itu tidak mau membuang kesempatan lagi dengan membuka celana Liana dan memainkan jemarinya disana, desahan keluar dari bibir Liana dengan mengangkat tubuhnya.
"Apa yang Bapak lakukan?" suara Liana saat tersadar menatap Heru terkejut.
"Hanya ingin merasakan bagaimana punya Neng Liana."
Liana membelalakkan matanya mendengar jawaban Heru. "Bapak sudah punya anak dan istri bagaimana bisa..."
Heru menghentikan perkataan Liana dengan melumat bibir Liana, tangan Liana memukul dada Heru dengan kuat. Heru menggigit bibir Liana sehingga membuat Liana membuka bibir dan Heru langsung memasukkan lidahnya di dalam bermain disana.
Liana yang sudah tidak memiliki tenaga memilih untuk menyerah dan menikmati apa yang Heru lakukan, tangan Liana sudah melingkar di leher Heru.
"Apa bisa aku melakukannya sekarang, Sayang?" tanya Heru setelah melepaskan ciuman mereka "Buka semua bajumu sekarang."
Liana tidak ingin membantah dan memilih melakukan apa yang diminta Heru, membuka seluruh pakaiannya dan membuat Heru menelan ludah.
Heru menarik tubuh Liana dan bisa merasakan penisnya yang tegang, Heru mengambil tangan Liana untuk diletakkan di penisnya yang membuat Liana terkejut dibuatnya.
"Foto-foto kamu seksi, aku suka." Heru mencium bibir Liana lembut "Lebih besar siapa, aku atau suamimu?"
"Ahh... kamu..." Liana mengerang saat merasakan remasan pada payudaranya.
"Kamu foto buat siapa?" tanya Heru masih meremas payudara Liana.
"Ahhh... hentikan... suamiku... semua buat suamiku... ahh..." Liana tidak bisa berpikir dengan jernih.
Heru mengganti posisinya menjadi berbaring, meletakkan Liana di atasnya dan memberi kode pada Liana untuk memasukinya. Liana menatap penis Heru ragu, mengangkat tubuhnya menempatkan penis Heru di bibir vaginanya, menggesekkannya perlahan membuat Liana memejamkan matanya.
Heru melihat apa yang dilakukan Liana lalu Heru mengulurkan tangan untuk meremas payudara Liana, dan remasan Heru membuat Liana mendesah sambil memasukkan penis Heru ke liang vaginanya.
"Ahhh... penuh... oughh..." Liana mendesah di antara gerakannya.
Heru yang melihat itu memilih mengubah posisi dengan duduk dan memegang pinggang Liana, mendorong penisnya semakin masuk ke dalam.
Liana yang sudah mencapai klimaks hanya bersandar pada bahu Heru, dan dorongan penis Heru membuat Liana tidak bisa melakukan gerakan lain karena terlalu lelah.
Heru tidak peduli yang penting adalah dirinya mengeluarkan benih di dalam rahim Liana. Cukup lama dalam posisi seperti duduk sampai akhirnya mereka mencapai klimaks bersamaan.
Liana mencapai klimaksnya kembali bersamaan dengan Heru yang mengeluarkan cairan spermanya di dalam.
"Kamu luar biasa," bisik Heru.
Sejak saat itu Heru dan Liana melakukan hubungan terlarang, tidak ada kata cinta yang keluar dari bibir mereka. Heru tahu Liana tidak mencintainya, pasangan sah mereka adalah yang paling utama.
*****