Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SALAH SASARAN - Ipar-Iparku yang Ahhh... Sudahlah (NO SARA!)

CHAPTER 16



Selamat Hari Lebaran, teman-teman.

Yah, akhirnya setelah sebulan penuh menjalani puasa full, menjaga segala nafsu diri, para umat muslim pun menikmati kemenangan di hari ini. Yah yang tentu saja, yang merayakan, merasakan betapa nikmatnya kemenangan hari ini, hanya bagi orang-orang yang menjalani puasanya sebulan full. Sama sepertiku, bukan. Haha!

Jadi intinya. Kami sekeluarga, aku, Azita dan putriku Intan telah berada di Jakarta. Rumah orang tuaku.

Kami menghabiskan waktu selama 2 hari ini di rumah orang tuaku, dengan penuh kehangatan dan keceriaan selayaknya kumpulan keluarga di saat lebaran. Jadi tak patut ku ceritakan detail kejadiannya ke kalian, karena tak ada yang menarik sama sekali, kawan.

Intinya, aku dan istri tiba di Jakarta ini di malam takbir. Itu artinya, aku dan istri nyaris sebulan tidak melakukan persetubuhan. Baru ingin melakukan semalam di rumah orang tuaku, karena telah lepas bulan ramadhan, istriku malah menolak. Dengan alasan, besok mau sholat Id bersama, dia pun malas untuk melayaniku, apalagi di rumah orang tuaku banyak keluarga, adik-adikku serta beberapa keluarga kecilku yang lain, pada berkumpul di sini. Takut suara desahan dan erangannya katanya terdengar sampai di luar. Haha!

Alhasli, mau gak mau aku harus menahan hasrat birahi ku kembali dan mencoba untuk bersabar. Mungkin nanti akan ada waktunya penis sialanku ini mendapatkan kemanjaan dari istri tercintaku.

Atau mungkin saja dapatnya dari orang lain?

Azizah?

Ahhh! Mengingat wanita itu, adik iparku, membuat jantungku bergerumuh kembali di dalam sana.

Meski, sekali lagi meski, sebelumnya juga, adik iparku itu memberikanku peringatan receh yang aku yakin tak akan berlaku apabila kami di hadapkan pada situasi yang hanya berdua saja seperti malam panjang dan penuh gelora di kota Semarang kala itu.



Jadi ceritanya itu begini…..



Saat selesai acara salam-salaman bersama keluarga setelah selesai dari sholat id, aku menyempatkan keluar dari rumah untuk sekedar membeli rokok di indomart terdekat, dan tentu saja niatku menyempatkan untuk mengucapkan selamat hari lebaran buat wanita kedua yang sudah bersemayam dengan nyaman di dalam hati ini, siapa lagi kalo bukan adik iparku itu.

Awalnya aku takut menelfonnya, takutnya suaminya berada di dekatnya. Maka dari itu, aku pun hanya mengomentari IG nya, adalah hal yang memang biasa kami lakukan apabila kami ingin berkomunikasi. Apabila ia melihat komentar recehku di salah satu postingannya, maka itu artinya, aku lagi merindukannya, karena memang, entah mengapa, tanpa ada ucapan sebagai bentuk kesepakatan bersama - mengalir begitu saja dan mulai terbiasa, akhirnya aku akan di telfon adik iparku itu.

“Assalamualaikum, kak Ar” ujarnya saat aku menjawab panggilan telfon dari applikasi WA.

“Wa’alaikumsalam, adik ku sayang”

“Ihhh dasar” balasnya. Nada suaranya agak manja nan menggemaskan gimana gitu. Aku bahkan sampai menggigit bibirku sendiri saking gemasnya, saking rindunya aku pada sosok wanita tersebut.

“Selamat hari lebaran ya dek”

“Sama-sama kakakku sayang. Padahal, nanti juga ketemu buat salam-salaman hari lebaran. Hihihi” ujarnya. Memang, adik iparku ini mengetahui rencana kami sekeluarga untuk lanjut berlibur menghabiskan cutiku di Bandung. Di rumah orang tua mereka, kedua mertuaku itu.

Info tersebut ia dapatkan di awal dari kakaknya sendiri. Setelahnya, aku pun mengiriminya pesan juga jika kami akan ke Bandung setelah dari Jakarta di hari lebaran nanti.

“Iya dek” tanggapku singkat.

“Ya kak, ada apa?”

“Kamu lagi ngapain?”

“Nih lagi di kamar, lagi ganti baju. Hehehe, kebetulan banyak keluarga udah berkumpul di depan.”

“Oh pantas kamu langsung nelfon kakak, ternyata lagi sendiri toh di kamar” balasku padanya.

“Hu um. Pas ada notif komen dari kakak, langsung aja Zizah telfon. Hehehe”

“Oh iya kabarmu gimana dek?”

“Hmm, kabar adek? Mau tau aja atau mau tau banget?” balasnya, semakin gemas saja rasanya aku terhadapnya.

“Mau tau pake banget. Dasar” balasku.

“Alhamdulillah kak, sehat-sehat dan baik-baik saja. Tapi….” ia menggantung ucapannya.

“Tapi apa dek?”

“Hmm nanti aja deh, biar kakak dengar sendiri nanti pas saat di Bandung, karena kebetulan Azizah ama bang Rafiq sudah merencanakan akan mengatakan ke semua keluarga saat semuanya pada berkumpul”

“Jadi penasaran. Apaan sih dek?”

“Gak ah, nanti aja kakak denger. Oke?”

“Seriusan kakak malah penasaran jadinya”

“Udah nanti juga kakak bakal tahu, kok”

“Ngasih taunya, saat lagi rame-rame, atau pas lagi berduaan aja?” tanyaku. Aku menggodanya, serta sebagai signal padanya jika kalimat tersebut memiliki makna yang amat sangat dalam. Dan aku yakin, adik iparku ini memahami kemana arah ucapanku tersebut.

“Kak Ar…” tiba-tiba saja, suara Azizah agak berubah menjadi serius.

“Ya dek?”

“Selama di sini, gak boleh ada acara aneh-aneh ya. Adek takut malah karena kenekadan kakak, malah akan menghancurkan semuanya. Jadi please ya kak. Azizah mohon, jangan aneh-aneh selama di sini, apalagi ada kak Nira dan Bang Anton. Kalo sampai ketahuan, bisa-bisa kita berdua kena hajar ama bang Anton.”

Aku mangguk-mangguk mendengarnya, meski di dalam hati agak kecewa juga sih. Tapi setidaknya, aku juga sudah paham jika aku tak boleh nekad untuk mengikuti hawa nafsuku nanti di saat aku bertemu dengannya. Tapi, apabila ia yang mengajak, aku tentu tak bakal menolaknya.

Jadi begitulah yang ku jelaskan ke kalian di awal, jika adik iparku ini memberikanku ‘Larangan’ untuk melakukan aneh-aneh lagi. Tapi, tentu saja larangan itu akan terpatahkan apabila kami benar-benar berdua saja nantinya. Entah kapan terjadi, aku juga tak ingin terlalu berharap. Syukur-syukur kalo dapat, kalo tidak pun, masih banyak waktu juga kok.

Yang membuatku penasaran adalah, sesuatu yang akan ia katakan pada kami sekeluarga. Ia dan suaminya, telah merencanakan sesuatu yang akan mereka sampaikan di saat semua keluarga sudah pada berkumpul.

Nira kakak iparku bersama suaminya, juga sudah tiba di Bandung dua hari yang lalu. Itu artinya, tinggal istriku saja yang belum berkumpul di sana.

Mana selama di Jakarta istirku gusar sekali keliatannya. Seakan-akan sudah tak sabar buat ke Bandung.

Sama sih sepertiku. Tapi tujuan ketidaksabaranku dengan istri tentu saja berbeda. Kalo istri tidak sabar untuk berkumpul dengan dua saudarinya itu, sedangkan aku, tak sabar untuk ‘Berkumpul’ lagi dengan adik iparku itu. Apalagi, rinduku semakin dan semakin menggunung saat ini.

Jadi, ku skip saja kejadian selama di Jakarta ini yah, sampai pada hari dimana aku telah tiba di Bandung bersama keluarga kecilku ini, dengan meminjam mobil Pak Pandu salah satu ASM di Jakarta ini, yang juga kebetulan asal Surabaya dan sama sepertiku, sekeluarga pulang cuti ke Surabaya. Dua hari sebelum hari lebaran, kami sudah saling bersepakat, jika ia akan memakai mobilku selama di Surabaya, sedangkan aku, akan memakai mobilnya selama di Jakarta ini.

Mobilku tentu saja ku parkir di rumah, sedangkan kunci mobil ku titipkan pada salah satu Supervisorku yang juga pernah menjadi rekan sesama SPV Pak Pandu saat bertugas di Surabaya. Sedangkan mobil pak Pandu sendiri langsung ia antarkan ke rumah orang tuaku yang mendapatkan shareloc dariku sebelumnya. Jadi saat tiba di Bandara kemarin, aku di jemput oleh adikku yang bungsu, si Tegar memakai mobil Pak Pandu.

Jadi begitulah ceritanya kenapa aku bisa menggunakan Mobil Innova Reborn yang sama seperti mobilku di Surabaya, bedanya di warna saja - mobilku berwarna hitam, sedangkan mobil Pak Pandu berwarna putih - menuju ke Bandung saat ini.



Azizah terkasih, I’m cooming, honey. Hahaha!



====================================





Jadi sedikit ku jelaskan kondisi keluarga istriku di Bandung ya, beserta rumah mertuaku ini.

Letaknya di Jalan Gede Bage. Daerah yang awalnya sebuah perkampungan, tapi lama kelamaan karena pemekaran pada akhirnya banyak akses yang mudah bisa mencapai ke daerah ini. Makanya, banyak juga bangunan-bangunan yang besar di bangun di daerah tersebut. Salah satunya adanya beberapa hotel, baik kelas melati maupun kelas bintang di bangun. Serta, adanya beberapa supermarket besar juga di bangun. Jangan tanyakan lagi kalo yang mini marketnya. Wahhhh indo, alfamart dan sejenisnya menjamur sangat di sini.

Bukan hanya itu saja, perumahaan-perumahaan kecil ikut menjamur terbangun di daerah tempat tinggal mertuaku itu.

Sedangkan rumah mertuaku, lumayan besar. Bentuk bangunannya tampak jelas adalah bangunan lama, tapi bentuknya masih amat sangat di pertahankan. Memiliki tiga bangunan baru dengan bentuk berbeda dari rumah orang tua, yang letaknya berada di luar bangunan utama juga.

Bangunan utama yang ku maksudkan adalah rumah utama orang tua yang selama ini kedua mertuaku tinggali, yang memang memiliki 3 orang putri. Tiga bangunan di luar bangunan utama yang ku maksudkan, yang masih menjadi satu dengan pekarangan atau tanah mertuaku ini, adalah rumah petak-petak yang memang sengaja di bangun buat ketiga putrinya tersebut.

Oh iya, luas tanah mertuaku amat sangatlah luas. Bisa di bayangkan bukan, bagaimana luasnya, karena bisa membangun 3 rumah lainnya yang jika bisa ku prediksi - apabila di samakan dengan bangunan perumahaan, mungkin bertype 36.

Awalnya kedua mertuaku akan mengontrakkan ketiga rumah lain, tapi ketiga anaknya tidak menyutujui. Alhasil, kami bertiga, harus menambahkan kiriman buat mereka bertiga buat menyewa jasa ART buat mengurusi ketiga rumah kami tersebut.

Istriku tentu saja mendapat bagian di tengah. Sesuai dengan urutan mereka lahir.

Ada bagusnya juga sih, karena kami tak perlu repot-repot mencari hotel apabila sedang berkunjung ke rumah mertua. Karena kami sudah memiliki rumah juga di sini. Hahaha!

Jadi begitulah yang bisa ku jelaskan pada kalian kondisi di rumah mertuaku, ya.







Akhirnya kami tiba….

Semua keluarga menyambut.

Wahhhh! Jangan tanyakan bagaimana perasaanku saat bertemu dengan Azizah. Jangan kawan, karena aku sangat kesulitan untuk mengatur gemuruh dalam dada, serta mengatur nafasku yang sulit ku tarik hembuskan sejak di awal bertemu tadi.

Kami berdua pun bersikap yang wajar. Hal wajar juga jika Azizah mengajakku bercanda di hadapan keluarganya, karena memang, sebelum perselingkuhan terjadi, kami memang sudah seperti ini juga, kok.

Bercerita tentang kakak iparku yang tertua ini, si Nira, rupanya ada yang beda dari terakhir kami bertemu.

Kini….

Penampilannya sama persis dengan adiknya yang bungsu. Nira saat ini, sudah mengenakan cadar. Jadilah tingga istriku saja yang belum menggunakan cadar. Hal ini pulalah yang menjadi bulan-bulanan istriku selama berada di sini, selalu saja baik itu mertua laki-lakiku ataupun mertua perempuanku tak berhenti menyuruhnya untuk ikut berpenampilan sama dengan kedua saudarinya itu.

Kalo aku di tanya sih, aku mah no comment! Aku hanya serahkan pada istriku saja, toh! Kalo bersamaku, semua kain yang melekat dalam tubuhnya akan ku tanggalkan juga, kok.

Bahkan menurut cerita istriku setelah kami selesai acara salam-salaman di awal, saat kami mengganti pakaian di rumah kami yang letaknya di tengah, jika Nira keyakinannya malah lebih parah di banding Azizah adik bungsunya, yang juga kembarannya itu.

“Iya yah, bahkan nih yah…. bedanya kalo kak Nira gak bakal lagi membiarkan mukanya di liat ama yang lain, selain papa ama bang Anton. Jadi jangan berharap ayah bisa melihat wajahnya hihihihi, bedanya kalo Azizah kan, kalian para suami-suami di rumah ini masih bisa melihat wajahnya.”

Aku mangguk-mangguk, karena sejujurnya aku tidak begitu tertarik dengan kakak tertuanya itu. Selain memang hanya dia satu-satunya yang pendiam, seakan menjaga jarak dengan kami para suami - aku dan Rafiq, dia juga tidak pernah sama sekali berkomunikasi intens denganku.

Aku juga agak sungkan untuk mendekatinya. Apalagi sampai mengajaknya berasyik masyuk seperti Azizah. Jadi, menurutku, bagi kalian para pembaca, silahkan kuburkan dalam-dalam imganisasi kalian untuk aku bisa menaklukkan kakak iparku ini.

Toh, dua aja cukup bagiku. Apalagi mereka kembaran.

Jadi bisa di bayangkan bagaimana sensasinya bukan? Hoho!




Bersambung Chapter 17
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd