Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SALAH SASARAN - Ipar-Iparku yang Ahhh... Sudahlah (NO SARA!)

Jadi ikut kebayang wajah Azizah kalo mo coli..haha..
Keren hu ceritanya..menanti kejutan apa lagi dari Azizah..
 
Bimabet
CHAPTER 14



“Apaan sih kak liatin mulu” ujar Azizah yang sadar jika sejak tadi ku pandang dirinya dengan tatapan sarat penuh nafsu birahi. “Pokoknya jangan minta dulu, adek lagi lemes banget.”

Aku lantas geleng-geleng kepala, menyadari jika memang, sudah bukan saatnya lagi untuk kami bersetubuh saat ini. Di tambah lagi, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 12 lewat 20 an menit, yang artinya memang sudah saatnya bagi kami untuk tidur.

“Besok aku harus ikut seminar pagi-pagi, loh” ingatnya kembali di saat mataku masih saja tak lepas dari sosoknya.

Sembari berucap, adik iparku ini lantas mengambil kimono yang sama yang ku kenakan dari dalam lemari.

Aku ingin protes karena itu kan jatahnya si Pak Yogi, cuma udah aja, ku biarkan saja ia mengenakannya. Besok paling aku akan meminta ganti pihak hotel sekalian sama seprei ranjangku yang habis ku gunakan bertempur tadi dengannya.

“Jadi beneran nih bakal langsung tidur?” tanyaku buat memastikan, agar aku tak membangkitkan secara maksimal si junior di bawah sana yang tetiba saja menggeliat karena mendapatkan signal mesum dari otak karena sehabis memandang tubuh telanjangnya yang begitu saja ia tampakkan di hadapanku di saat melepas handuk, lalu mengenakan kimono. Seolah-olah tak adanya rasa malu di antara kami lagi saat ini.

“Iya kak, capek banget” balasnya sembari berjalan ke arah ranjang sebelah.

“Kamu mau tidur di situ?” tanyaku.

“Lah kan gak mungkin adek bobonya seranjang dengan kakak, mana ranjangnya kecil gitu” balasnya.

“Ya udah. Atau mau di satuin aja?” tanyaku kemudian.

“Hehehe maunya sih, biar bisa di peluk ma kakak nanti pas bobo”

“Oh ya udah” aku pun beranjak dari ranjang dan menggeser, menyatukan dua ranjang menjadi satu, jadi kini ranjang kami seperti king size yang bisa menampung dengan nyaman dan leluasa dua orang dewasa di atasnya.

Setelah itu, aku lebih dulu naik ke atas ranjang.

“Sini, biar kakak memelukmu semalaman penuh”

Azizah yang cantiknya bikin cenat-cenut, langsung ikutan naik ke atas ranjang.



Singkatnya kami berdua pun kini bersisian di atas ranjang yang telah menyatu, seperti kami berdua yang juga telah menyatu dalam keheningan malam, berpelukan penuh kemesraan.

Semakin ku peluk, semakin membuat adik iparku ini beringsut lebih menempel padaku.

“Badan kak Ar anget banget… wangi juga” ujarnya.

“Bobo, ingat besok kita berdua masih harus mengikuti rangkaian acara kantor loh”

“Iya hehe” balasnya.

Yah mau gimana lagi, meski penisku kembali mengeras di bawah sana, tapi aku harus benar-benar menahan hasrat ini agar tidak mengulang kembali pertempuran kami berdua.

Aku kini, memeluk adik iparku dari belakang sembari mencoba untuk terpejam. Dan tak berapa lama, entah siapa yang lebih dulu tertidur, tiba-tiba saja aku juga mulai menghilang, mulai masuk ke alam mimpi yang teramat sangat indah.



Seindah hidup ini, ketika ‘Mungkin’, wahai para pembaca yang baik hati dan budiman, yang sekiranya memiliki kebaikan yang tak terhingga, bisa menyisihkan sedikit saja rejekinya buat beli udud dan kopi sachetan sebagai menyemangat. Haha. Japri di PM ya, kalo yang berkemampuan, tanpa paksaan. Ups! Intermezo.



Ok skip................................



===========================



Aku membuka mataku seiring sensasi geli-geli nikmat di daerah selangkanganku semakin nyata. Azizah yang semalam tertidur dalam pelukanku kini tidak kudapati lagi.

Masih merasakan sensasi yang teramat sangat, ku sapukan pandanganku ke seluruh isi kamar hotel, dan jenak berikutnya ku temukan jawaban atas sensasi tersebut, karena rupanya, penyebab satu-satunya adalah - Azizah telah berada di sela kakiku dengan pemandangan yang langsung mengisi tenagaku.

Slurp....

Ahh, nikmat tak terkira.....

Yap! Rupanya di bawah sana, Azizah sedang sibuk mengulum si kodir yang juga memang terbiasa bangkit, berdiri kokoh di pagi hari. Bahkan ku rasakan ketegangannya mencapai tingkat yang super maksimal.

Aku tidak percaya Azizah melakukan ini, tetapi mau tidak mau inilah kenyataannya.

“Ah dekk…. Kamu.... masih pagi juga......” ucapku diantara desah.

Ku sempatkan untuk melihat pada layar Always On Display androidku, yang rupanya telah menunjukkan pukul 05.23. Berarti kami hanya tidur sekitaran 5 jam saja. Tapi menurutku cukup lah buat aku menjalani meeting seharian penuh nantinya.

“Kamu gak sholat dek?” ingatku padanya.

“Tidak… nanti aja, dalam keadaan gini, agak canggung rasanya kalo mau sholat kak” balas adik iparku sembari melepas kulumannya pada penisku.

“Ahhh kamu benar-benar akhwat yang nakal dek”

Azizah tak lagi membalas ucapanku, ia hanya menatapku sambil tersenyum kemudian melanjutkan aktivitasnya di bawah sana dengan mengulum penisku. Rupanya Azizah memiliki sisi-sisi binal yang selama ini tertidur, tetapi pada pagi ini, sisi kebinalan itu telah terpancing.



“Beres….” ujarnya setelah puas dengan penisku. Bibirnya yang seksi belepotan liur.

Luar biasa.

Btw, beres apa nih? Tapi, pertanyaan itu langsung ku dapatkan jawabannya pada detik berikutnya, karena Azizah tiba-tiba menaikiku dan mengangkangkan kakinya. “Sekali lagi ya kak, biar bisa semangat ikut seminarnya nanti” bisiknya sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku hanya mengangguk. Hayo, siapa takut. Batinku berbicara.

Jenak berikutnya, secara perlahan Azizah memposisikan batangku dengan celahnya yang sudah sangat becek. Aku tidak tahu sejak kapan Azizah terbangun dan memulai pekerjaannya, dan aku tidak peduli. Yang ku tahu hanyalah sekarang batang kemaluanku itu mulai tertelan secara perlahan ketika Azizah menurunkan pantatnya dengan pelan.

“Ahhhhhhh masih sepertiiiii semalaaaam…. sempittt seseeek bangetshhh kak” Desah Azizah perlahan ketika dengan lancarnya dia memasukkanku ke dalamnya.

“Shhhh…… hangat, sempithhh pula, dek” Bisikku.

Azizah menunggangiku dan menopangkan kedua tangannya di dadaku.

Tubuhnya melengkung dan kepalanya tertunduk. Perlahan ia mulai menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar. Entah putarannya searah jarum jam atau berlawanankah aku tidak peduli. Nikmat sekali.

“Ihhhh…. Sayangghhhh…… Shhhhh…..” Azizah mendesis dan mendesah. Dia seperti seseorang yang baru saja mengunyah cabai seliter. Liurnya menetes dan itu sangat seksi. Tangannya tidak mau ketinggalan, dia mencubit kedua putingku dengan gemas.

“Ohhh…. pelann dek…. jadi sakit tuh puting kamu cubit”

“Bodo’ amathhhh…. Ahhhh….. Sapa suruh udahh….. bikin Azizah…. binal gini….. Ahhhh……” racaunya.

Ku belai kedua pahanya yang menjepit panggulku dengan lembut dan sedikit menggaruknya pelan. Azizah kelojotan dan gerakannya mulai kacau.

“Jahaaaattttt kakak… ahhhhh, tapi nikmaaattshhhhhh ohhhhh” racau Azizah.

“Kamu juga, jahat dek. Tiba-tiba aja ajakin kakak ngewe kayak gini”

“Tapi sumpahhh hoshhhh, ahhh enaknya dedeknya kak Ar”

“Dedek? Itu bukan dedek, tapi kontol namanya dek”

“Ohhh kontol…. ahhhh,”

“Iya dek…. kontol kakak sudah mengobok-obok memekmu yang sempiiithhhhh oh”

“Aaaawwwwkhhhhhh…….. kakak jorokkkkkkk…. ooooohhhhhwwwww……”

Rupanya penyebutan kata vulgar itu semakin membuatnya kelonjotan, semakin membuatnya makin tak berdaya mengulek batang kemaluanku saat ini. Terbukti, tak berapa lama, Azizah mengejang-kejang, itu tandanya ia mengalami orgasme pertamanya di pagi hari ini.

Tubuhnya melengkung dan goyangannya menjad patah-patah tidak beraturan. Ku rasakan di dalam sana semakin hangat dan basah.

“Akuuhhhh barusaaannn dappetthhh Sayangghhh……” ujar Azizah pelan lalu merebahkan tubuhnya di atas tubuhku.

Ku ciumi ubun-ubunya sambil mencoba untuk mengambil alih.

Ku goyangkan pantatku naik turun dengan perlahan untuk memberinya kesempatan meresapi orgasmenya.

“Duhhh…. kak Ar“ racaunya.

Ku dekap erat punggungnya lalu mulailah ku sodok dia dari bawah dengan gerakan cepat.

“Kyaaaaaahhhhhhh….. oohhhh…. ohhhh…. ohhh…..” Azizah menjerit keras ketika ku lancarkan seranganku. Ku atur nafasku dan ku goyangkan pantatku dengan tempo cepat. Lorong yang licin dan lembab itu terasa sangat nikmat ketika aku keluar dan masuk dengan cepat.

Ku rasakan juga ada yang terus merembes keluar dari dalam vaginanya tetapi aku tidak peduli karena yang penting dia harus mendapatkan kenikmatan maksimal dari ini. Udara yang sejuk dari AC sudah mulai dikalahkan oleh peluh kami yang kini mulai menetes.



“Iiiiihhhhh….. kakakkkk oughhhhhhh hentikaaaaannnnn….. ohhhh hentikan ku mohon ohhh” Azizah terus meracau tidak karuan di tengah suara kecipak kelamin yang beradu. Masih ku pertahankan kecepatanku dan ku tingkatkan konsentrasiku.

Pola pernafasanku ku atur sedemikian rupa agar Azizah bisa kembali orgasme. Hingga akhirnya kembali ku rasakan kedutan di dalam sana semakin kencang. Azizah akan segera orgasme, jadi ku kencangkan otot kegelku dan ku tambah kecepatan goyanganku.

“Aaaaakkhhhhhhhh…….. tuh kannnnn, adekkkk dapethhhh lagiihhhh ihhhhh” Azizah meracau tidak teratur. Tetapi suaranya yang manja justru semakin membangkitkan semangatku.

Aku mendengus sambil berkonsentrasi mengolah nafasku dan tetap mempertahankan kecepatanku. Pokoknya Azizah harus orgasme lagi. Azizah yang sudah sangat pasrah terus merintih menahan kenikmatan yang terus menderanya. Akhirnya keteguhan hatikupun terbayarkan. Azizah kembali orgasme.

“Kyaaahhhhhh….. Aaaakkkhhhhhhhh….. Sayangnggghhhh….. dapppetthhhh lagghhiiiihhhh….. kokkkk bisaaaaaaa giniiiiiihhhh sihhhh…..” Azizah menjerit menyambut orgasmenya.

Banyak sekali basah yang ku rasakan merembes di dalam sana. Azizah lalu bangkit melepaskan dekapku dan mencabut senjataku bersamaan dengan squirt yang memancar dari dalam celahnya.



Crusssstttttsssshhhh!!!



“Ooouuuuggghhhhhh….. Maaf kakkkkkshhhh!”

Azizah ambruk di sampingku sementara selimut dan kasur yang kami tempati sudah mulai lembab.

Wah bisa berabe nih kalo makin membanjir.

Ku putuskan untuk meninggalkan tempat pertempuran kami yang pertama.

Aku lalu bangkit dan membopong Azizah untuk menungging di lantai yang berlapis karpet tebal dan lembut.

Azizah yang sudah lemas, pasrah menurut apa mauku. Dia pun menungging memperlihatkan lubang pantat dan celah vagina yang bengkak dan becek. Azizah yang lemas meletakkan kepalanya di karpet, sehingga posisinya lebih seperti orang yang bersujud. Ku arahkan senjata kebanggaanku ke dalamnya. Tanpa banyak rintangan, senjataku menyelinap masuk dengan perlahan.

“Ohhhhh….. Hangatt sayang..” Racauku.

“Shhhhh….. Sayangggghhhhh……. manntttahhaaappphh…..” balas Azizah tetap dalam posisinya.

Pandanganku tanpa sengaja melihat kembali ke arah ponselku. Di layar dynamic amoled nya, AOD sudah menunjukkan pukul 06.20-an.

Wah, ini harus cepat diselesaikan, karena jadwal yang agak padat hari ini. Ku goyangkan senjataku keluar-masuk dalam tempo sedang, dengan pola empat-satu.

“Owwhhhh….. Owwhhhhhh….. Aaaakkkkhhhh……”

Azizah menjerit tertahan menghadapi seranganku. Tangannya mencengkram bulu permukaan karpet. Sepertinya dia tidak menyangka aku akan mengatur genjotanku sedemikian rupa, tetapi aku tidak peduli.

Kini ku cengkram kedua bongkahan pinggulnya lalu kembali kusodok dia tetapi dengan tempo yang sedikit lebih cepat dengan pola yang biasanya.

“Aohhhh…. Awwhhhh…. kakkkkkk bisa robekkkk memeknya adekkkkk kaloooo kayak gini” Azizah menjerit, lebih tepatnya merintih. “Ahhhh sobekkkkkkk.... ohhh” Tubuhnya terlonjak-lonjak menerima seranganku. Dan kini sudah mulai ku rasakan pangkal pahaku semakin sensitive dan semakin geli. Rupanya orgasmeku telah mendekat. Aku bisa merasakan senjataku agak membesar hingga Azizah menjerit semakin keras dan intens.

“Ampuun ahhh ampuuunnnnn….. ihhhh kok Mauuuhhhh….. Lagiiiii……. sihhhhh”

“Aku jugahh……. dikit lagi nyampeee dekkkshhhhh oh”

“Diii dalemm ajjjaahhhhh Sayangggghhhh….. Oooohhhhhh…… hamili adikk iparrrmu ini ohhh”

Aku menggeram gemas dan orgasmeku semakin mendekat. Ku rebahkan Azizah menelungkup tanpa menghentikan goyanganku. Azizah menurut dan jadilah Azizah menelungkup di bawah tindihanku. Posisi ini membuat celahnya lebih sempit.

“Aaaaakkkkhhhhh…… Sayangggghhhhhh……”

Azizah kejang-kejang. Dia orgasme lagi hingga kejangnya agak mengganggu seranganku, tapi ku coba untuk tidak menghentikan seranganku karena sebentar lagi ku rasakan senjataku akan segera meledak. Dan benar saja, orgasmeku meledak di dalam liang senggamanya.

“Ohhhhhhh….. Azizahhhhh sayaaaaangggshhhh……….”

Ku tembakkan peluruku entah berapa kali di dalam liangnya dan ku peluk ia dari belakang, hingga kemudian aku lemas dan menindihnya.

“Hhooooohhhhhh.” Azizah menghela nafasnya dengan berat.

Ku posisikan tubuh kami berbaring menyamping tanpa melepas peraduan pelaku senggama kami. Azizah kini berbaring miring membelakangiku yang memeluknya. Keringat kami yang bercampur tidak menjadi masalah lagi. Ku rasakan denyutan di dalam sana masih kencang. Untuk beberapa menit kami kembali terdiam hingga nafas kami kembali normal.

“Makasih ya, dek….. Kamu udah bangunin kakak”

“Iya, kakakku sayang…. heheheh,”

“Mandi, yuk? Bisa telat kita meetingnya kalo kelamaan kayak gini”

Dan akhirnya kami benar-benar menyudahi acara pertautan kelamin kami, dan kami hanya mandi bersama dan saling menyabuni satu sama lain bak pasangan pengantin baru yang lagi hot-hotnya. Sempat sih penisku kembali menegang, tapi tak semaksimal sebelumnya, tapi aku tak meminta untuk di tidurkan olehnya.



Bersambung Chapter 15
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd