Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Rudi Sang Penakluk

Update...


Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (2)


POV Mbak Heni

Aku lihat, Asti sedang mengintip dari arah pantat Rudy. Menyaksikan keluar masuknya kontol Rudy di liang nonokku membuat dia jadi terangsang. Lebih2 saat menyaksikan goyangan bokongku yang begitu erotis dan mendengar desahan serta erangan yang keluar dari mulutku.

Sepertinya Asti sedang mencari akal, bagaimana caranya melampiaskan nafsunya yang tertahan itu, namun ternyata Meti telah mendahuluinya. Meti mengangsurkan selangkangannya ke wajah Rudy yang sedang asyik mengentotiku. Meti yang sudah dalam kondisi konak berat, ingin agar nonoknya dicumbui oleh Rudy. Rudy pun mengerti apa yang diingini oleh Meti tersebut.

Tiba2 Rudy mencabut kontolnya dari nonokku.

“Kok dicabut sih Rud kontol kamu. Lagi tanggung nih...!!!” protesku karena aku baru enak2nya.

“Sebentar mbak, aku ingin mbak yang di atas. Kasihan tuh Mbak Meti dan Mbak Asti” kata Rudy sambil merebahkan dirinya sehingga posisinya jadi telentang.

“Mbak Meti sudah konak tuh. Biar Rudy jilati nonoknya yang sudah gatel pingin dientot tersebut sambil nunggu giliran sementara kontolku ngentoti liang nonok Mbak Heni” sambung Rudy.

Kemudian aku memegang kontol Rudy dan sekejap kemudian Sleeeeeppp... Bleeeeesss... kontol Rudy pun melesak ke dalam liang nonokku. Aku dengan bersemangat memacu tubuhku di atas tubuh Rudy dan sambil sesekali aku putar2 pinggulku mengulek batang kontol Rudy.

“Ssssshhh... Aaaaahhh... Enaaaaakkk... Mbaaaaakkk... ” desah Rudy dengan suara parau.

Sementara itu tangan Rudy menarik pantat Meti sehingga belahan nonok Meti tepat di atas mulutnya. Lalu kedua tangan Rudy menarik bibir2 nonok Meti ke kiri dan ke kanan, sehingga tampaklah bagian dalam nonok Meti yang sudah basah, lengkap dengan liang nonok dan itilnya yang nyempil disudut atas kedua bibir nonoknya.

Pemandangan tersebut membuat Rudy semakin bernafsu. Hidungnya segera saja dibenamkam di dalam belahan nonok Meti yang sudah benar2 mekar tersebut. Meti mendasah2 seraya meliuk2kan pinggangnya. Dan dia semakin menekan bokongnya dan menggosok2kan nonoknya ke mulut Rudy.

"Ooooohhh... Ruuuuud... ayo jilati nonokku sayang... Ssssshhh... Ooooohhh... Enaaaaakkk... Sayaaangg..." Meti terus merintih.

"Hhhmmmmm..." Rudy terus mencium dan menjilati belahan nonok Meti. Perlahan namun pasti, akhirnya semakin menyeruaklah bau khas yang dikeluarkan dan ditebarkan oleh lendir yang mulai keluar dari nonok Meti tersebut.

Kedua paha Meti terbuka maksimal, sehingga nonoknya tampak merekah merah manambah nafsu birahi Rudy. Rudy terus menjilati bibir nonok Meti yang semakin basah. Meti membuka pahanya semakin lebar, sehingga belahan nonoknya pun semakin terkuak lebar memperlihatkan liang nonoknya yang menganga dan di sudut atas nonoknya tersebut itilnya bertengger dengan indahnya seolah bergetar tak sabar menunggu keliaran lidah dan mulut Rudy.

"Aaaaahhh... Ruuuuud... Ssssshhh... Ayo sayang, terus sayaaangg... Jilat itilkuuuuu... Eeengghhh... Aaaaahhh..." Meti terus mengerang sambil meliuk2kan pinggulnya.

“Ssssshhh... Ooooohhh... Aaaaahhh...!!! Enaaaakkkkk... Ruuuuud...!!! Teruuuuusss... Ruuuuud...!!! Ooooohhh... Enaaaaaakkk... bangeeeeettt... Ruuuuud...!!!" Rintihan Meti semakin keras begitu lidah Rudy menjelajahi bagian dalam liang nonoknya dan mengenyot itilnya yang sedari tadi dia harapkan. Setiap milimeter apa yang ada di liang nonok Meti tidak ada yang terlewat dari jilatan Rudy dan Rudy terus menjilati belahan nonok Meti.

Meti tambah kelonjotan saat lidah Rudy menjilati itilnya dan menerobos masuk ke dalam liang nonoknya dan mengulas2 serta menusuk2 bagian dalam liang nonoknya. Lalu lidah Rudy kembali menjilati bibir nonok Meti terus ke atas sampai menyentuh itilnya. Saat Rudy memainkan itil Meti, erangan Meti makin keras dan tubuhnya semakin bergetar hebat. Rudy pun mengimbanginya dengan mulai menggigit2 lembut bibir nonok Meti dengan bibir dan giginya.

"Ooooohhh... Ruuuuud... kamu hebat Sayang... Ooooohhh... teruuus... Ooooohhh... Ruuuuud... Ssssshhh... Aaaaahhh... teruuuuusss... Sayaaangg..." erang Meti.

Bibir Rudy kembali mengisap2 itil Meti di dalam mulutnya, sambil diemut2 seperti layaknya ngemut permen. Itil yang ada di dalam mulut Rudy itu diemut dengan lembut sementara itu lidah Rudy mengulas2 bagian ujung itil Meti.

"Aaaaahhh... Ruuuuud... Iya terus isap itilku!!! Ooooohhh... Ssssshhh... yang kuat Rud!!! Teruuuusss... Sayaaangg... Uuuuuhhh... Ruuuuud... aku belum pernah merasakan jiltan seenak ini. Aduuuuuhhh... pintar banget kamu Ruuuuud... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak sekaaaliiiii..." rintih Meti yang seolah memberi semangat buat Rudy untuk terus menjilati dan mengisap itilnya lebih kuat lagi.

Tubuh Meti berkelonjotan ke sana ke mari sambil tanganya memegang erat kepala Rudy. Lidah Rudy pun makin ganas dan liar mengisap dan mengemut itil Meti.

"Terus sayaaangg... Aaaaahhh...!!! Ssssshhh... Uuuuuhhh... aku gak kuat sayaaangg... Ssssshhh... nikmat sekali sayaaangg… Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu... keluuuaaaaaarrr...!!! Eeengghhh... Aaaaahhh...!!!!" jerit Meti.

Dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Gleeeeekkk... Seeeeerrr... Seeeeerrr... mulut Rudy dibanjiri dengan begitu banyaknya lendir yang keluar dari dalam liang nonok Meti. Rudy tidak mampu lagi menghindarinya karena Meti membenamkan belahan nonoknya kuat2 tepat di mulut Rudy, sementara kedua pahanya menjepit kuat kepala Rudy. Sehingga mau tidak mau lendir yang keluar dari dalam liang nonok Meti itu ditelan oleh Rudy.

Entah sudah berapa kali semburan lendir kenikmatan yang keluar dari dalam liang nonok Meti yang masuk ke dalam mulut Rudy. Dan entah sudah berapa banyak Rudy menelannya. Karena setiap Rudy mengisap itil Meti, saat itu pula lendir nonoknya menyembur dengan kuat masuk ke dalam mulut Rudy dan terus masuk ke dalam kerongkongannya dan tertelan olehnya.

Tapi ternyata Rudy begitu menyukai rasa lendir yang dikeluarkan oleh nonok Meti tersebut, Rudy jadi malah tambah bernafsu untuk mengisap habis lendir yang terus membanjiri mulutnya tersebut.

Aroma lendir yang keluar dari nonok Meti ini menambah gairah Rudy untuk tambah menyodok2kan kontolnya di dalam liang nonokku dan hal ini aku imbangi dengan semakin cepat menaikturunkan pantatku sehingga kontol Rudy keluar masuk liang nonokku dengan cepat.

"Ooooohhh... Enaaaaakkk Ruuuuud... sodok yang kuat Rud!!!" desahku merasakan nikmatnya sodokan kontol Rudy di liang nonokku.

Sementara itu, setelah mendapatkan orgasmenya, perlahan2 tubuh Meti melemas dan jepitan pahanya pada kepala Rudy pun mengendor. Kemudian dia merebahkan tubuhnya di samping tubuh Rudy.

Dengan kontol masih menancap di liang nonokku, Rudy mendorong tubuhku sehingga posisi tubuhnya kini kembali berada di atas tubuhku. Kemudian dengan bersemangat dia menghujam2kan kontolnya keluar masuk liang nonokku. Dan akupun menyambut dengan mengangkat pinggulku sambil menggoyang2kan bokongku.



POV Mbak Asti

Dengan perasaan takjub, aku menyaksikan pergumulan antara Rudy dan Heni. Aku sama sekali tak menyangka bahwa Heni bukan saja dapat mengimbangi permainan Rudy tapi juga dapat mengimbangi kekuatan Rudy.

“Kamu hebat Hen, dapat mengimbangi keperkasaan Rudy” pujiku pada Heni.

Pergumulan Rudy dan Heni telah berlangsung hampir setengah jam namun belum ada tanda2 pertahanan keduanya akan bobol. Hanya keringat saja yang meleleh dari kedua tubuh tersebut. Akhirnya setelah pergumulan itu berlangsung 45 menit barulah tampak tanda tanda pertahanan Heni mulai goyah.

“Ooooohhh... Ruuuuud...!!! Sodok yang kuat Ruuuuud... Terus Ruuuuud... Eeengghhh... Aaaaahhh... Akuuu... mauuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” Heni terus mengerang dan menjerit menikmati sodokan kontol Rudy dan sepertinya dia sebentar lagi dia akan mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Rudy pun menghujamkan kuat2 kontolnya ke dalam liang nonok Heni sehingga batang kontolnya amblas seluruhnya hingga mentok di dalam liang nonok Heni. Heni merima sodokan tersebut dengan mengangkat bokongnya.



POV Mbak Heni

“Ooooohhh... Ruuuuud...!!! nikmaaaaattt... Ruuuuud...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Akuuu... keluuuuaaaaarrr...!!!” aku menjerit saat aku mandapatkan orgasmeku dari persetubuhanku dengan Rudy. Tubuhku yang menelentang di bawah tubuh Rudy berkelojotan. Kepalaku terhempas kesana kemari sambil kedua tanganku merangkul erat2 tubuh Rudy.

Liang nonokku berdenyut2 dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... menyemburlah lendir orgasmeku membasahi kontol Rudy yang ada di dalam liang nonokku. Akibat orgasmeku tersebut denyutan nonokku semakin kuat memijit2 kontol Rudy membuat pertahanannyapun goyah hingga akhirnya,

“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... Akuuu... juga keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... nikmat sekaliiiii...!!!” teriak Rudy.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... kontol Rudy beberapa kali menyemprotkan pejuhnya yang sangat banyak memenuhi rongga di dalam liang nonokku. Kali ini Rudy tidak kuasa untuk menahan agar pejuhnya tidak keluar. Pertahanan Rudy pun bobol akibat nikmatnya empotan nonokku yang bagai meremas dan memijit2 kontolnya.

Dalam rentang waktu yang telah kami arungi berempat, Rudy telah memberi kepuasan pada dua orang perempuan sekaligus. Pertama adalah Meti yang mendapat kepuasan akibat permainan lidah Rudy pada nonoknya. Kedua adalah aku yang mendapatkan kepuasan akibat dientot kontol Rudy yang besar dan panjang tersebut. Rudy melorot dari atas tubuhku dan terlentang disampingku yang masih lemas akibat orgasme setelah dientot sama dia.



POV Mbak Asti

Aku yang sedari tadi menyaksikan pergumulan yang penuh birahi, baik antara Rudy dan Meti maupun Rudy dan Heni, berharap agar pergumulan tersebut cepat selesai sehingga aku segera mendapat giliran menikmati kontol Rudy yang gede dan panjang tersebut memuaskan diriku.

Dan begitu melihat kedua temanku telah terkapar lemas, aku mendekati tubuh Rudy lalu dengan penuh nafsu, aku kulum kontol Rudy yang masih berlepotan cairan dari dalam liang nonok Heni tersebut. Kontol Rudy tersebut aku sedot2 di dalam mulutku sambil tanganku meremas2 biji peler Rudy.

Mendapat rangsangan tersebut, kontol Rudypun mulai tegak dan ngaceng kembali. Setelah kontol Rudy cukup tegang dan keras, kemudian aku telentang disamping Rudy. Aku kangkangkan pahaku lebar2, sehinga belahan nonokku yang telah mekar tersebut terlihat dengan jelas. Aku sudah tidak sabar pingin nonokku segera disodok dengan kontol super Rudy.

“Ayo Rud!!! Sekarang giliran aku kamu entot!!! Udah gatel nih nonokku pingin digaruk sama kontol kamu” Ujarku sambil mengusap2 belahan nonokku yang sudah mekar dan basah akibat nafsu birahiku yang sudah memuncak.

“Sabar Mbak, aku capek banget!!!” Ujar Rudy sambil menarik nafas panjang. Rudy memang capek sekali setelah mengalami pertempuran yang panjang dengan Heni. Sepertinya kali ini Rudy baru menemukan lawan yang seimbang. Heni benar2 telah menguras tenaga Rudy. Namun aku yang sudah benar2 dalam kondisi birahi tinggi tidak mau menerima alasan Rudy.

“Ayo Rud!!! Cepetan!!! Aku sudah kepingin dientot sama kamu nih!!! Lihat nih nonokku sudah mekar begini. Apa kamu gak kasihan aku harus menahan birahiku lebih lama lagi. Aku dah gak kuat Rud” Aku terus merengek agar Rudy segera ngentoti nonokku dengan kontol supernya tersebut.

Akhirnya walaupun Rudy masih merasa capek, tetapi karena kasihan sama aku yang sudah kepingin sekali dientot olehnya, maka Rudypun bangun dari berbaringnya dan merangkak di atas tubuhku yang sudah siap menerimanya. Rudy memegang kontolnya yang sudah tegak dan keras kembali akibat mulutku yang terus menerus mengulum dan menyedot2nya, lalu menggosok2kan kepala kontolnya di belahan nonokku.

“Ooooohhh... Ruuuuud... Aku sudah tidak tahan lagi. Buruan masukin kontolmu Rud. Ooooohhh... sekarang Ruuuuud... Ssssshhh... Uuuuuhhh...” pintaku agar Rudy segera ngentoti nonokku.

Rudy pun kemudian menempatkan kontolnya hingga posisinya tepat di atas liang nonokku. Lalu ditekannya kontolnya ke dalam liang nonokku yang kusambut dengan mengangkat pinggulku. Dan... Bleeeeesss... melesaklah kontol Rudy yang bukan main besarnya itu ke dalam liang nonokku membuatku mendesah.

“Aow Ruuuuud...!!! Ssssshhh... enaaaaakkk... Ruuuuud... Eeengghhh... Aaaaahhh..." Aku mendesah dan mataku merem-melek menikmati tusukan kontol Rudy tersebut.

“Ayo Rud... sodok yang kuat. Jangan ragu Rud, tusuk lebih dalam lagi. Eeengghhh... Ssssshhh... Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” pintaku seolah gak sabar meminta Rudy agar semakin cepat dan kuat menggenjotkan kontolnya di dalam liang nonokku.

Rudy pun terus menggerakankan pinggulnya maju mundur sehingga kontolnya yang luar biasa gedenya itu keluar masuk secara bertubi2 di liang nonokku.

"Uuuuuhhh... Ruuuuud... nikmatnyaaaaa... dientot kontol kamu. Udah gede, panjang lagi. Masukknya dalem banget. Liang nonokku terasa penuh dengan kontol kamu" kataku.

"Tapi enak kan Mbak...!!!" ujar Rudy.

"Enak banget Ruuuuud... Terus genjot yang kuat, biar tambah nikmat. Ssssshhh... Aaaaahhh..." balasku sambil mengerang nikmat.

Rudy terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk nonokku. Sewaktu kontolnya ditarik ke luar, yang tersisa di nonokku hanya tinggal kepala kontolnya saja. Kemudian disodokkan lagi kontolnya ke dalam liang nonokku sekaligus sehingga kontolnya menancap dalam2 mentok di liang nonokku.

"Nikmat sekali Ruuuuud... Kamu genjot lebih cepat lagi Rud...!!!" pintaku sambil terus mengempot2kan otot2 liang nonokku. Rudy pun menjadi blingsatan karena remasan otot2 di dalam liang nonokku sehingga genjotannya menjadi makin cepat dan semakin kuat.

"Iya... gitu Ruuuuud... aduuuuuhhh... enak sekali Ruuuuud... Terus Ruuuuud... gesekan kontolmu terasa banget di liang nonokku. Sodokan kontol kamu dalem banget... Terus Rud, lebih cepat lagi. Ssssshhh... Aaaaahhh..." kataku terengah2 keenakan.

Rudy mempercepat gerakan keluar masuk kontolnya di liang nonokku, membuatku menjadi semakin liar. Pantatku menggelinjang2 akibat rasa nikmat yang teramat sangat dan aku pun terus merintih2 nikmat sampai akhirnya aku tidak dapat menahan orgasmeku lebih lama lagi.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuu... gak tahan lagi Ruuuuud... aku keluuuaaaaarrr... Ruuuuud...!!! Aaaaahhh...!!!" jeritku.

Tubuhku mengejang dengan nafas yang terengah engah. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku menyemburkan cairan orgasmeku banyak sekali membasahi batang kontol Rudy yang masih di dalam liang nonokku. Aku yakin Rudy pasti merasakan liang nonokku yang berkedut2 kuat sekali meremas2 kontolnya yang masih keras tersebut. Aku peluk tubuh Rudy erat2 sambil merasakan nikmatnya orgasmeku akibat genjotan kontol Rudy di liang nonokku.

Rudy menahan gerakan kontolnya di dalam liang nonokku. Rudy membiarkan aku menikmati orgasmeku yang sudah dari tadi tertahan. Pelan2 tubuhku lunglai dan lemas. Sehingga pelukanku pun makin melemah.



POV Mbak Meti

Begitu Asti telah mencapai puncak orgasmenya dan perlawanan Asti mulai melemah, akibat birahiku yang sudah naik kembali karena menyaksikan adegan persetubuhan antara Rudy dan Asti, buru2 aku menarik pantat Rudy sehingga mau tidak mau kontol Rudy copot dari liang nonok Asti.

“Ayo Rud, masukin kontol kamu ke liang nonokku. Sekarang gentian kamu sodok nonokku!!! Setelah Heni dan Asti, kini giliran nonokku merasakan kontol kamu” pintaku pada Rudy dengan nafas yang berat dan mata sayu sambil menunggingkan bokongku. Aku pingin dientot Rudy dari belakang.

Tanpa menunggu lama, Rudy pun langsung menyelipkan kepala kontolnya yang masih berlepotan dengan lendir dari nonok Asti ke liang nonokku melalui celah diantara kedua bongkah bokongku yang bahenol lalu dengan sekali dorongan yang kuat, seluruh kontolnya melesak masuk ke dalam liang nonokku.

"Aow...!!! Ruuuuud...!!! Kontol kamu terasa sampai ke dasar liang nonokku. Ssssshhh... Hhhmmmmm... nikmat Ruuuuud...” desahku. Awalnya aku menjerit kaget karena gak menyangka kalau Rudy akan langsung melesakkan seluruh kontolnya ke dalam liang nonokku. Namun akhirnya aku hanya mampu mendesah saat seluruh kontol Rudy berada di dalam liang nonokku.

Setelah mendiamkan kontolku di dalam liang nonokku beberapa saat lamanya, kemudian Rudy pun mulai menarik kontolnya perlahan2 lalu mendorongnya kembali kontolnya masuk ke dalam liang nonokku perlahan2 pula. Akibat terlalu besarnya kontol Rudy, maka bibir luar nonokku pun ikut tertarik dan terdorong bersamaan dengan keluar masuknya kontol Rudy.

"Enak Mbak?" Tanya Rudy menggodaku yang sedang menikmati sodokan kontolnya di liang nonokku.

“Ooooohhh... enak banget Rud, genjot terus liang nonok aku Rud, Aaaaahhh... ” jawabku.

“Uuuuuhhh... Ooooohhh... enak banget. Ooooohhh...” desah Rudy.

“Uuuuuhhh... Ruuuuud... nikmat Ruuuuud... Ooooohhh...” erangku.

Gerakan pinggul Rudy makin lama makin cepat dan keras serta tak beraturan. Demikian pula dengan gerakan pinggulku semakin keras menyambut setiap gerakan pingul Rudy, sehingga terdengar suara yang cukup keras dari beradunya dua selangkangan. Plok... plok... plok...

"Ooooohhh... Ruuuuud... nimat Ruuuuud..." rintihku ketika kontol Rudy terus menghujam2 di dalam liang nonokku.

Walaupun nonokku telah beberapa kali dimasuki oleh kontol lelaki, tapi nonokku terasa penuh sesak saat kemasukan kontol Rudy yang besar dan panjang tersebut. Rudy memegang bokongku dengan erat sambil terus menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan cepat dan kuat sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku dengan cepat dan keras.

"Ooooohhh... Ruuuuud... terus Ruuuuud... sodok yang kuat Ruuuuud... Lebih cepat lagi Ruuuuud... Ssssshhh... Uuuuuhhh... aku mau keluar Ruuuuud...!!!" teriakku.

"Sama Mbak aku juga mau keluar. Kita barengan ya Mbak" kata Rudy sambil mempercepat enjotannya.

"Ruuuuud...!!! Akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ruuuud...!!! Aaaaahhh...!!!" jeritku saking nikmatnya.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku menyemburkan cairan orgasme yang banyak sekali. Saking banyaknya sampai merembes keluar dari dalam liang nonokku. Kedutan liang nonokku sangat kuat ketika aku mendapatkan orgasmeku. Hal tersebut juga dirasakan oleh Rudy. Nikmat sekali rasanya kedutan liang nonokku sehingga kontolnya seperti dipijit2 di dalam liang nonokku membuat dia tidak bisa lagi menahan pejunya agar tidak bobol.

"Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... akuuu keluuuaaaarrr... Mbaaaaakkk...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" Rudy mengerang.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... kontol Rudy untuk ketiga kalinya menyemprotkan penjunya. Kali ini pejuhnya menyemprot di dalam liang nonokku.

Dengan nafas yang terengah2 dan badan penuh dengan keringat, Rudy mendekap tubuhku dari belakang sementara kontolnya masih tetap nancap di dalam liang nonokku. Rudy dan aku menikmati orgasme secara bersama2. Setelah nafasnya gak ngos2an lagi, Rudy mencabut kontolnya dari dalam liang nonokku. Kontolnya berlumuran lendir dari dalam liang nonokku. Kemudian dengan sisa2 tenaganya dia membaringkan tubuhnya diantara tubuh Heni dan Asti yang terkapar lemas setelah puas mencapai puncak kenikmatan masing2.



POV Rudy

Begitulah diriku yang telah mampu memuaskan nafsu ketiga perempuan cantik itu secara bergantian hingga mereka benar2 puas. Aku meninggalkan mereka bertiga dengan tubuh lunglai ketika matahari hampir tenggelam. Berjam2 lamanya aku telah memeras tenaga memuaskan nafsu ketiga perempuan tersebut dan aku pun juga mendapat kepuasan dari ketiga perempuan tersebut. Ada rasa bangga dalam diriku ketika aku berhasil menaklukkan dan memuaskan mereka.

Kini empat perempuan sudah berhasil aku taklukkan. Mula2 Mbak Yayuk, lalu Mbak Meti, Mbak Asti dan akhirnya Mbak Heni. Namun diantara keempat perempuan itu, aku harus mengakui bahwa Mbak Yayuk berada diurutan teratas dari keempatnya. Dari bentuk tubuh, wajah dan nonok, milik Mbak Yayuklah yang lebih bagus dari ketiga perempuan lainnya. Belahan nonok Mbak Yayuk juga paling bagus diantara keempatnya. Jembutnya lebih lebat namun tertata rapi, Mbak Yayuk betul2 mengurus jembutnya tersebut, sehingga kesannya tambah merangsang dan tidak jorok.

Mengenai rasa, liang nonok Mbak Yayuk juga berada diurutan paling atas diantara keempatnya. Liang nonok Mbak Yayuk memiliki empotan yang ternikmat. Dinding2 nonoknya bagaikan hidup, memijit dan meremas2 batang kontol yang masuk kedalamnya. Dan seakan2 dinding liang nonoknya punya perekat, sehingga waktu ditusuk dan ditarik seakan2 ikut terus melekat. Kelebihan lainnya dari liang nonok Mbak Yayuk adalah liang nonoknya yang keset dan tidak becek sehingga walaupun ditimpa terus menerus tidak memberikan rasa bosan.

Sedangkan terhadap ketiga perempuan lainnya, satu sama lain punya kelebihan dan kekurangan yang berimbang. Mbak Heni memiliki daya tahan yang kuat. Walaupun liang nonoknya dientot habis2an ia tetap bisa bertahan. Mbak Meti memiliki goyangan yang maut banget. Kalau saja bukan aku yang digoyang pasti sudah KO duluan dalam beberapa kali goyangan saja. Sedangkan Mbak Asti, nonoknya lebih legit ketimbang dua temannya tersebut dan liang nonoknya dalam sekali, sehingga walaupun nonoknya telah banjir masih terasa enak.

Menyetubuhi keempat perempuan tersebut bagiku memang sangat menyenangkan. Keempatnya memiliki ekpresi yang berlainan saat disetubuhi.

Mbak Yayuk sifatnya yang keibuan selalu memberikan kasih saying dalam setiap dekapannya. Dan dalam mengekspresikan puncak kenikmatan yang didapatpun Mbak Yayuk lebih tenang dan tidak liar. Sehingga aku selalu merasa nyaman bercumbu dengannya. Mbak Meti, perempuan yang semula lemah lembut itu, jika disetubuhi akan berubah menjadi beringas. Napasnya mendengus2 dan ketika mencapai puncak selalu menghujamkan kukunya kuat2 dipunggung lelaki yang mengentotnya. Mbak Heni, napasnya napas kuda. Dari awal dientot hingga akhir tetap sama. Nonoknya yang lebih mungil dibanding Mbak Meti dan Mbak Asti tetap stabil mengurut2 kontol cowok yang mengentotnya. Mbak Asti, saat akan mencapai puncak kenikmatan merengek2 dan meronta2 seperti sapi disembelih. Tubuhnya berkelejotan saat menikmati puncak orgasmenya.

Sedangkan bagi Mbak Meti, Mbak Asti dan Mbak Heni, menurut mereka, aku adalah sosok yang sangat berkesan bagi mereka. Bagi mereka aku adalah pemuda perkasa yang memiliki kontol gede dan panjang dan telah memberikan sensasi persetubuhan yang belum pernah mereka rasakan dari cowok-cowok lain yang pernah menggauli mereka.

Menurut mereka, aku memiliki banyak kelebihan. Dari segi stamina, aku memang memiliki stamina yang luar biasa prima. Karena aku memang rajin olah raga sehingga stamina tubuhku terjada. Dari segi kemaluan, aku memang memiliki kontol yang luar biasa gede dan panjang. Kalau sudah ngaceng, kontolku luar biasa kerasnya. Dari cara menggauli lawan jenisnya, aku tergolong mempunyai banyak variasi permainan. Sehingga bagi cewek yang belum berpengalaman, hanya dengan beberapa kali tusukan kontolku saja, pasti dia akan langsung bobol dan akan ketagihan untuk terus, terus dan terus merasakan enaknya dientot oleh kontolku. Seperti juga yang dirasakan oleh Mbak Meti, Mbak Asti dan Mbak Heni yang selalu ketagihan untuk bisa mengulangi ngentot denganku.

Begitulah diriku, aku disenangi oleh ketiga perempuan tersebut. Aku telah mampu menaklukkan mereka dan iapun mampu memuaskan mereka. Kini aku telah menjadi pemuda yang disenangi oleh wanita terutama bagi wanita yang telah merasakan keperkasaanku.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Bloom dapet mangsa lagi Rud........? Ditunggu klanjutannya
 
Tinggal serumah dengan tante lia gak perlu cari lawan lain deh, tiap malem pasti dapat jatah. Lanjut Rud... Taklukkan teman kerjanya juga sekalian buat selingan
 
Update...

Tante Lia (1)


POV Rudy

Setelah meninggalkan kota kelahiranku, aku mencoba mengadu nasib ke Jakarta. Di Jakarta aku tinggal bersama Tante Lia, saudara sepupu ibuku yang berstatus janda di usianya yang baru 30 tahun. Walaupun janda postur tubuh Tante Lia memang tampak menggiurkan, di balik wajahnya yang cantik dan selalu anggun, ia memiliki tubuh yang sintal, sekal dan montok, pinggangnya ramping, pinggulnya besar dan selalu bergoyang kalau dia melenggang, sedangkan di dadanya tampak sepasang susu yang besar, padat dan mengembung ke muka. Sungguh seksi dan tak ayal pasti membuat banyak lelaki yang harus menahan nafas, bernafsu melihat keadaan yang ada di tubuh Tante Lia. Aku tahu diusianya tersebut pasti nafsu seks Tante Lia sedang tingginya dan membutuhkan penyaluran, untuk itu Tante Liapun sengaja mengumbar keindahan tubuhnya tersebut, menggoda setiap lelaki untuk menikmati tubuh sintalnya tersebut.

Sudah dua hari aku berada di rumah Tante Lia. Siang itu di ruang tengah, mataku agak membelalak lebar ketika menemui Tante Lia yang tengah duduk di atas sofa, tengah mengisap sebatang rokok serta mengenakan gaun yang sangat tipis. Jantungku yang berdebar sejak tadi semakin berdebar, apalagi ketika aku melihat di balik pakaian yang tipis itu membayang setiap lekuk tubuh yang seksi dan sangat merangsang, sungguh membuat aku seperti orang bingung dan tak mengerti apa yang harus dilakukannya ketika itu. Walaupun sudah banyak wanita yang aku tiduri, namun aku tidak menyangkal bahwa tubuh Tante Lia berada di atas semua teman wanitaku. Sehingga melihat keindahan bentuk tubuh Tante Lia tersebut, aku menjadi bernafsu untuk dapat menikmatinya.

"Rudy, apakah surat2 lamaran sudah kamu siapkan? Ayo duduk, kok bengong..." tegur Tante Lia melihat aku yang sedang bengong memandangi dirinya. Mendengar teguran itu, lamunanku seketika menjadi buyar, aku jadi salah tingkah.

"Su... su... dah Tante. Aku sudah siapkan semuanya" sahutku dan kemudian duduk di sofa yang berhadapan dengan Tante Lia serta menyerahkan map yang sejak tadi aku kempit.

"Oh syukurlah kalau kamu sudah mempersiapkan semuanya" kata Tante Lia sambil menerima map yang aku serahkan.

Aku hanya tercengang memandangi kecantikan wajah Tante Lia yang sangat menawan itu. Dengan mengenakan gaun yang tipis setiap lekuk tubuh Tante Lia terlihat dengan jelas, tampak Tante Lia mengenakan bedak tipis di kedua pipinya serta gincu merah muda terkuas di bibirnya menambah keseksiannya.

Aku menghela nafas panjang ketika melihat sikap Tante Lia yang mulai memberikan rangsangan kepadaku. Sambil memeriksa surat lamaran milikku, dengan tiba2 Tante Lia mengangkat kaki kanannya dan disilangkan ke atas paha kirinya, sehingga tak ayal dengan jelas aku melihat CD tipis berwarna putih yang tampak menonjol ke depan dengan warna hitam membayang ditengah CD tersebut yang menandakan begitu lebatnya bulu jembut Tante Lia. Pemandangan tersebut membuat jantungku berdegub semakin kencang dan sekaligus membuat kontolku berdenyut-denyut dan mulai tegak berdiri.

Dengan posisi kaki Tante Lia yang sedemikian rupa tersebut, aku dengan jelas dapat melihat paha mulus Tante Lia yang padat dan sekal itu.

"Gila Tante Lia memang betul2 menggairahkan, tak heran jika banyak lelaki yang bertekuk lutut menjadi budak nafsunya” kataku dalam hati.

Aku memang mengetahui petualangan seks Tanteku ini. Nafsu seks Tanteku yang satu ini memang luar biasa tingginya. Dulu sewaktu suami Tanteku masih hidup, gairah seks Tante terimbangi oleh suaminya. Hampir setiap ada kesempatan, tidak peduli dimanapun tempatnya mereka selalu melampiaskan hasrat seksnya. Bahkan aku sempat memergoki mereka berdua lagi ngentot di ruang tengah tempat dimana saat ini kami berdua sedang ngobrol. Membayangkan kejadian itu, kontan saja kontolku menjadi semakin tegang. Tiba2 Tante Lia menurunkan kembali kakinya ke bawah dan posisi duduknya sekarang jadi mengangkang. Tante Lia melipat map yang berisi berkas2 lamaranku dan meletakkannya di atas meja.

"Kebetulan Boss Tante hari ini nggak ke kantor karena lagi melihat proyeknya di luar kota, jadi mungkin surat lamaran ini akan Tante bawa besok saja dan langsung menemuinya di kantor, kamu mau ikut???" ujar Tante Lia sambil menatap wajahku yang sejak tadi salah tingkah.


POV Tante Lia

"Keponakanku ini ganteng juga, bodinya bagus dan wow... tonjolan dibalik kolornya sangat besar pasti dia juga memiliki kontol yang besar. Aaaaahhh... suatu saat dia akan aku ajak memuaskan nafsuku. Aku yakin dia pasti mau. Semoga dia bisa memuasan nafsuku dan akan aku buktikan omongan si Heni, kalau keponakanku ini jago ngentot" kataku dalam hati.

“Dia pasti belum tahu kalau aku adalah teman Heni dan dari cerita Heni pula aku tahu secara detail kebiasaan Rudy di kota kelahirannya, dimana dia selalu menjadi rebutan setiap wanita yang ingin merasakan kehebatan kontolnya. Termasuk Heni yang semula meronta2 saat Rudy entot pertama kali yang akhirnya membuat Heni jadi ketagihan dengan genjotan kontol Rudy di liang nonoknya” lanjutku sambil menatap wajah Rudy yang duduk tepat di depanku.

"Mau... mau... Tan. Besok jam berapa?" kata Rudy.

"Jam sembilan. Besok kamu dandan yang rapi yah" kataku sekaligus mengakhiri pertemuan kami siang itu.


POV Rudy

Hari ini aku datang ke kantor dimana Tante Lia bekerja. Di kantor, Tante Lia rupanya mempunyai kedudukan yang cukup lumayan, sehingga banyak pekerja lain yang memberi hormat kepadanya. Dengan diantar Tante Lia akupun menemui Bos Tante Lia. Tante Lia menyerahkan berkas lamaranku kepada Bosnya. Sejenak Bos Tante Lia tersebut membaca berkas lamaranku dan tidak berapa lama kemudian Bos Tante Lia menyatakan persetujuannya atas lamaran yang aku ajukan. Aku diterima bekerja di perusahaannya dibagian yang Tante Lia pimpin, yaitu di Bagian Sales Marketing. Setelah mendapat pengarahan dari Tante Lia dan staf senior yang lain, hari itu juga aku mulai bekerja.

Begitu jam pulang kantor, Tante Lia memintaku untuk pulang duluan. Tante Lia harus overtime hari ini karena dia masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang harus selesai hari ini juga.

Malamnya aku sedang merenung di teras rumah mengenang hari pertama masuk kerja. Dari pintu pagar terlihat mobil Tante Lia memasuki halam rumah. Begitu turun dari mobil Tante menghampiriku.

"Belum tidur, Rud?" tanya Tante Lia yang langsung memberikan senyuman.

"Belum Tan. Masih belum ngantuk" jawabku.

"Belum ngantuk atau lagi kepikiran sesuatu?” tanya Tante Lia

”Kalau memang masih belum ngantuk, masuk yuk. Temani Tante ngobrol. Tante juga lagi suntuk nih" ajak Tante Lia sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Tak banyak pikir lagi aku pun langsung masuk ke dalam rumah mengikuti Tante Lia dari belakang.

”Kamu tunggu dulu di situ ya Rud. Aku mau mandi dan ganti baju dulu” perintah Tante Lia setelah kami tiba di ruang tengah yang merupakan santai.

Setelah menunggu bebera saat lamanya, alangkah terkejutnya aku tatkala melihat Tante Lia keluar kamar mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warna putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Terlihat pada bagian dada, BH hitam menutupi sepasang susu yang besar dan sekal, begitu besarnya susu tersebut sehingga seakan2 mau meloncat keluar dari BH yang menutupinya. Sementara itu dibagian bawah tampak CD tipis dan mini yang hanya sanggup menutupi belahan nonok Tante Lia saja. Begitu mininya CD tersebut sehingga tidak dapat menampung bulu jembut Tante Lia yang sangat lebat itu. Bulu jembut Tante Lia menyembul dibagian atas, kiri serta kanan CDnya. Dan saat posisi Tante Lia membelakangiku, barulah aku tahu kalau Tante Lia memakai CD model g-string sehingga aku dapat melihat bokong Tante Lia bulat besar tersebut begitu mulus. Semua bagian tubuh Tante Lia yang selama ini tertutupi saat ini tampak dengan jelas terlihat. Walau masih ada BH dan CD yang menutupi susu dan nonok Tante Lia, namun pemandangan tersebut membuat jantungku berdegup keras dan sontak saja kontolku menggeliat tegang.

Sesaat kulihat Tante Lia dengan begitu tenang membuka sebungkus rokok filter produksi salah satu perusahaan rokok ternama dan mengambilnya sebatang. Kemudian dengan santainya Tante Lia menyulut rokok yang sudah diselipkan di bibirnya yang bergincu merah muda itu. Tante Lia mengisap asap rokok itu dalam2 sambil meletakkan bungkus rokok itu di atas meja.

"Rokok Rud??? Ambil aja, enggak apa2 kok?" ujar Tante Lia seraya menghembuskan asap rokoknya.

Sejak tadi aku memperhatikan susu montok yang tergantung indah di dada Tante Lia. Melihat susu yang besar, sekal dan padat yang masih tertahan oleh BH itu sungguh membuat nafsuku bangkit, membuat kontolku berdenyut-denyut dan semakin tegak berdiri sehingga celana kolorku tampak mengembung pada bagian selangkangan. Maka ketika mendengar suara Tante Lia yang menyodorkan bungkus rokok itu, aku tersentak kaget dan sadar bahwa aku telah beberapa saat lamanya melamun.

"Terima kasih, Tante. Saya tidak merokok" sahutku dengan tetap kikuk dan salah tingkah.

"Tidak merokok, tapi rokok kamu suka dirokok kan? He... He... He..." kata Tante Lia tersenyum penuh arti sambil meletakkan kembali bungkus rokok di atas meja, Tante Lia menatap kearah selangkanganku.

Awalnya aku bingung dengan kata2 Tante Lia barusan, namun setelah aku melihat arah tatapan mata Tante Lia, aku jadi tahu maksud omongan Tante Lia barusan. Wajhaku jadi tambah memerah menahan malu dan nafsu.

"Kenapa kamu belum tidur? Apa ada yang kamu pikirkan, Rud?" tanya Tante Lia sambil pandangan matanya m tertuju pada selangkanganku.

Aku menghela nafas panjang, namun tatapan mataku terus menerus memandang ke arah bagian2 sensitif Tante Lia yaitu dada dan selangkangannya.

"Entahlah, Tan. Saya juga nggak tahu kenapa saya jadi sulit tidur seperti ini. Padahal saya juga gak lagi memikirkan sesuatu" jawabku kemudian.

”Ala... bohong kamu. Tante tahu kok kamu lagi mikirin sesuatu” ujar Tante Lia seraya memperlihatkan senyuman manisnya dan dengan sebatang rokok yang masih terselip di jari tangannya.

"Di saat2 usia seperti kamu sekarang ini jika sesuatu itu datang menyerang maka biasanya akan sulit untuk dikendalikan” sambung Tante Lia

”Kamu mau tahu Rud, apa sesuatu itu?” tanya Tante Lia kemudian.

”Apa sesuautu itu Tan?” aku balik bertanya dengan penuh rasa penasaran.

”Sesuatu itu adalah nafsu, Rud. Dan kamu pasti sedang memikirkan nafsu syahwat kamu” kata Tante Lia. Matanya sayu memandang ke arahku sambil tangannya berusaha melepaskan BH yang menutupi kedua susunya tersebut. Begitu BH tersebut terlepas, kini tampaklah dua susu yang besar, padat dan sekal itu tergantung indah.

Deeerr!!!! Jantungku berdegub semakin keras, aku betul-betul tersentak kaget ketika mendengar penjelasan Tante Lia barusan apalagi melihat aksi nekat Tante Lia di depan mataku tersebut.

"Kamu nafsu kan melihat Tante? Dari kemarin saat kita duduk ngobrol berdua, pandangan matamu selalu mengarah ke dada dan selangkangan Tante. Dan saat aku memperhatikan bagian depan kolormu tampak mengembung. Kontolmu pasti ngaceng kan saat itu” jelas Tante Lia.

Mendengar kata2 Tante Lia tersebut mukaku jadi merah padam yang disebabkan perasaan malu dan nafsu melihat susu montoknya yang menggantung indah di dadanya.

”Sejak kedatanganmu disini, aku sudah menaruh perhatian pada kamu Rud. Apalagi setelah aku banyak mendengar cerita tentang kamu dari si Heni” kata Tante Lia.

”Jadi Tante itu temennya Mbak Heni ya?” tanyaku agak gugup mendengan nama Mbak Heni disebut2 oleh Tante Lia. Aku takut Tante Lia tahu semua kebiasaanku sewaktu aku masih di kotaku dulu.

”Iya Rud. Heni itu temen almarhum Om kamu waktu masih SMA dulu. Sehingga akupun juga deket dengan Heni. Sampai sekarang aku juga masih sering kontak dengan Heni. Dari dialah aku tahu banyak tentang kamu. Termasuk cerita tentang semua petualangan kontol kamu itu” jelas Tante Lia dengan gaya bicara yang sangat vulgar sambil menunjuk kearah selangkanganku.

”Makanya aku jadi semakin penasaran sama kamu dan setiap melihat kamu, aku selalu teringat cerita Heni sehingga gairah nafsuku semakin berkobar untuk bisa ngentot dengan kamu, Rud” lanjut Tante Lia.

”Syukurlah kalau Tante Lia sudah tahu tentang diriku. Termasuk kebiasaanku mengentot dengan beberapa wanita saat aku masih di kotaku dulu. Aaaaahhh... akhirnya aku akan bisa ngentot dengan Tante Lia yang montok dan seksi ini” gumanku dalam hati. Ada perasaan gembira mendengar penjelasan Tante Lia tersebut.

”Sekarang daripada kita nganggur dan kamu sulit tidur, mendingan kita puaskan nafsu kita. Sudah hampir satu minggu aku tidak ngewe rasanya nonokku sudah gatal pingin dientot sama kontol. Ayo Rud, kamu entoti nonokku dengan kontol kamu yang sudah ngaceng tersebut” ajak Tante Lia.

Aku terperangah mendengar omongan Tante Lia yang to the point tersebut. Aku sama sekali tidak menyangka kalau dari mulut wanita secantik Tante Lia bisa keluar kata2 vulgar seperti itu. Dengan jantung yang berdetak keras dan desah nafasku yang panas membara menahan nafsu ketika melihat susu montok yang menggantung indah itu, aku betul2 masih belum percaya dan bahkan aku merasakan apa yang tengah kualami ini seperti sebuah mimpi ketika mendengar ajakan Tante Lia tersebut.

Aku masih terdiam. Dan detak jantungku semakin terasa kencang ketika aku melihat Tante Lia mulai membuka baju tidurnya hingga lepas dari tubuhnya dan kemudian diikuti dengan mencopot CDnya hingga CD itupun akhirnya lepas dari tempatnya. Mataku melotot melihat tubuh telanjang Tante Lia yang berdiri tepat di depanku. Tampak nonoknya tertutup rapat oleh rimbunnya bulu jembut yang hitam lebat.

"Kenapa kamu diam Rud, bukankah kamu juga sudah lama tidak ngentot? Kamu pasti pingin ngentot? Kamu mau kan ngentot denganku. Malam ini aku ingin membuktikan omongan Heni tentang keperkasaan kontol kamu. Kesempatan yang sudah lama aku tunggu2" kata Tante Lia sambil melangkah mendekatiku dan kemudian duduk di sebelahku.

Aku semakin salah tingkah dan bingung apa yang harus aku lakukan ketika itu. Tercium semerbak aroma parfum dari tubuh Tante Lia membuat gairahku semakin menggelora. Keadaan kini sungguh di luar dugaanku. Jika kemarin2 aku hanya bisa membayangkan dapat melihat semua yang tersimpan di balik pakaian yang dikenakan oleh Tante Lia, kini aku dapat menikmati tubuh telanjang Tante Lia. Aku hanya diam dan membiarkan saat tangan Tante Lia merayap ke tubuhku dan kemudian dia lepaskan kaos oblong yang aku pakai.

"Aaaaahhh..." desahku ketika susu besar dan sekal itu menyentuh bagian puncak hidungku ketika Tante Lia menurunkan celana kolor dan CDku sekaligus. Darahku terasa mengalir deras dan cepat ke seluruh tubuhku, hangat dan sungguh terasa sulit untuk menahan gelora birahi ketika itu.


POV Tante Lia

Tak berbeda dengan apa yang dirasakan Rudy ketika itu, degub jantungku terasa bergemuruh dan menggetarkan dadaku, nafasku tersengal2 seperti terasa sulit bernafas, nafsuku sungguh tak tertahankan ketika aku melihat kontol Rudy yang begitu besar panjang dan pada pangkalnya ditutupi oleh bulu jembut yang sangat lebat. Saat aku menurunkan celana kolor dan sekaligus CDnya ke bawah, kontol Rudy tampak berdenyut2 bergerak dan kemudian tegak berdiri dengan kerasnya.

“Edan Rud!!! Edan!!! Kontol kamu besar sekali. Kontol almarhum pamanmu dahulu dan juga kontol beberapa laki2 yang pernah ngentot denganku tidak sampai sebesar ini. Edan... Edan... Selain besar, kontol kamu juga panjang. Hhhmmmmm... aku semakin gak sabar ingin segera merasakan kontol kamu masuk ke dalam liang nonokku” ucapku terkagum2 seraya mengeelus2 dengan lembut kontol Rudy tersebut..

Setelah tubuh kami sama2 bugil, aku tidak langsung melakukan sesuatu terhadap Rudy. Aku tarik tubuh Rudy untuk berdiri dari posisi duduknya, kemudian aku meliuk2kan tubuhku bak penari striptis menggoda birahi Rudy. Tangan kiriku meremas2 kedua susu besarku yang sekal dan padat itu. Sementara tangan kananku menggosok2 bukit nonokku yang berjembut lebat tersebut. Sesekali aku menggesekkan belahan bokongku ke batang kontol Rudy yang kian tegang dan keras tersebut.

Melihat pemandangan yang sangat merangsang itu, Rudy terus mengocok2 batang kontolnya. Pandangan matanya tak berkedip memandangi tubuh sintalku dan nafsu birahinya semakin meningkat tinggi melihat tarianku yang semakin erotis.

Desakan nafsu birahi Rudy semakin tak terkendali lagi. Dia langsung memeluk tubuh sintalku. Kupejamkan mataku ketika muka Rudy semakin dekat dan berhadapan dengan mukaku. Kemudian Rudy memelukku. Dalam pelukan Rudy, tangan kananku menggenggam batang kontolnya. Begitu besarnya kontol Rudy, hingga genggaman satu tanganku gak cukup memegang besarnya kontol tersebut. Saat aku sedang mengagumi besarnya kontol Rudy, tiba2 Rudy mencium bibirku dengan penuh nafsu.

"Uuuuuhhh..." aku mendesah ketika bibirku dilumat oleh bibir Rudy. Bibir kami saling beradu, mengisap, menyedot dan di dalam bibir yang sedang beradu itu kita saling memainkan lidah masing2.

Sementara itu sambil menikmati lumatan bibir Rudy pada bibirku, tangan kananku yang sedang menggenggam batang kontol Rudy itu perlahan2 bergerak meremas dan mengocok lembut kontolnya. Kuputar2 tanganku melingkari besarnya kontol Rudy sambil aku urut2 lembut sehingga membuat Rudy menggeliat2 menahan nikmat dan aku pun menggeliat menahan nikmat akibat remasan tangan Rudy pada kedua susuku sambil mempermainkan lidahnya di dalam mulutku.

Dengan masih saling berpagutan dan saling remas, kami bergerak perlahan2 merebahkan tubuh kami di lantai yang beralaskan karpet tebal. Setelah tubuh kami sama2 rebah di lantai, kemudian aku merangkak mendekatkan mukaku ke arah kontol Rudy.

“Kontol kamu emang gede banget Rud. Aku isap yah Rud?” kataku dengan tatapan mesumku.

“Iya Tan, isap saja, sekarang kontolku milik Tante. Aku juga sudah tidak sabar ingin merasakan sepongan Tante” kata Rudy yang juga sudah tidak sabar ingin kontolnya segera aku sepong.

Rudy langsung membuka lebar2 kedua belah pahanya. Dengan posisi tersebut, kontol Rudy jadi semakin bebas, tegak mengacung. Hal itu membuatku semakin bernafsu. Kemudian pelan2 aku julurkan ujung lidahku mulai mengulas2 kepala kontol Rudy, menyapu batang kontolnya yang kekar sampai terus kepangkalnya.

“Aaaaahhh... Aow Taaaaannn... Ooooohhh... nikmaaaaattt... enaaaaakkk... Taaaaannn... enak banget sepongan Tante. Aaaaahhh...” desah Rudy ketika aku asyik mengulum kontolnya.

Hampir seluruh batang kontol Rudy masuk ke mulutku. Tanpa ragu aku menggerakkan kontol Rudy keluar masuk di mulutku. Tak ketinggalan, biji pelirnya pun kuseruput pelan membuat Rudy semakin mendesah2.

"Aaaaahhh... Taaaaannn... nikmat bangeeeeettt... teruuuuusss... terus Taaaaannn... Aaaaahhh..." desah Rudy ketika kontolnya tersebut keluar masuk mulutku.

Mata Rudy terpejam2 menahan nikmat. Setelah mengulum kontol Rudy, kembali aku jilati batang kontol Rudy yang berukuran sangat besar dan panjang itu. Tidak hanya batang kontolnya, seluruh kontol Rudy aku jilati. Mulai dari kepala kontolnya turun hingga ke kantong pelirnya, lalu naik lagi sampai ke kepala kontolnya yang sudah sangat bengkak dan keras tersebut. Tak ketinggalan aku jilati lubang kencing Rudy yang ada di kepala kontolnya dan kemudian kepala kontolnya tersebut aku kulum dan aku sedot2.

"Ooooohhh... Taaaaannn... nikmat bangeeeeettt... Terus jilat Taaaaannn... Aaaaahhh... iya sedot Taaaaannn...” Rudy tak henti2nya mengerang keenakan.

Mulutku langsung penuh kembali ketika kontol Rudy kumasukkan lagi ke dalam mulutku sambil aku sedot2. Kemudian aku naik turunkan kepalaku sehingga kontol Rudy kembali keluar masuk di mulutku. Setelah puas mengulum kontol Rudy tersebut, aku kembali menjilati bagain2 kontolnya.

Beberapa saat kemudian aku sedikit mengangkat pantat Rudy dan mendorongnya sehingga kedua pahanya menempel ke perutnya. Aku tahan kedua pantat Rudy dengan kedua tanganku, sehingga lubang pantat Rudy terlihat jelas.

“Sekarang aku ingin kamu menikmati yang satu ini, Rud. Ini salah satu yang dulu membuat pamanmu tergila2 padaku” ujarku sambil mengarahkan lidahku pada lubang anus Rudy, lalu kujilati anus Rudy tersebut sehingga membuat Rudy begitu nikmat, separuh mata Rudy terpejam menikmati lubang anusnya kujilati.

“Aaaaahhh... Taaaaannn... enak Taaaaannn... terus Tan. Aduuuuuhhh... Aaaaahhh... enak banget Taaaaannn... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Rudy terus mendesah dan mengerang merasakan nikmat yang luar biasa tersebut.

Aku yakin Rudy pasti belum pernah merasakan anusnya dijilati. Hal itu terlihat dari reaksi Rudy yang sangat menikmati saat anusnya aku jilati. Melihat reaksi Rudy tersebut, aku semakin bersemangat mengerjai anus Rudy. Kumasukan ujung lidahku ke dalam anus Rudy tersebut dan kuputar2 lidahku menyapu rongga2 lubang anus Rudy, sehingga Rudy semakin tidak karuan hingga kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil memegangi kepalaku erat2.

Puas menjilati anus Rudy, jilatanku kembali naik. Aku jilati kantong pelir Rudy dan sesekali aku kenyot2 kedua biji pelirnya di dalam mulutku. Lalu jilatanku terus naik hingga ke kapala kontol Rudy. Aku masukkan kepala kontol Rudy ke dalam mulutku sampai sebatas leher kontolnya, lalu aku kenyot2 sambil lidahku mengulas2 kepala kontolnya tersebut.

”Tan, aku juga pengen ngerasain nonok Tante" pinta Rudy sambil tangannya menarik2 pantatku.

Sambil terus menjilati kontol Rudy, aku merubah posisiku sehingga sekarang belahan nonokku tepat di atas mulut Rudy. Aku pun juga ingin merasakan sensasi jilatan lidah Rudy pada nonokku.

“Ayo Rud, kamu jilati nonokku!!! Isap itilnya!!!” pintaku seraya mendekatkan permukaan nonokku ke mulut Rudy dan kemudian kembali aku masukkan kontol Rudy tersebut ke dalam mulutku.


POV Rudy

Tampak betapa nonok Tante Lia sudah sangat basah akibat lendir birahinya yang mengalir deras hingga membasahi bulu2 jembutnya. Aku semakin bernafsu melihat nonok tersebut. Kusibakkan bulu2 jembut Tante Lia yang sudah basah kuyup oleh lendir birahinya tersebut, lalu kerenggangkan kedua bibir luar nonok Tante Lia dengan kedua tanganku hingga akhirnya aku dapat melihat bagian dalam nonok Tante Lia. Aku julurkan lidahku menyapu belahan nonok Tante Lia. Tubuh Tante Lia menggelinjang setiap kali bibir nonoknya kuisap.

“Mmmmmmmhhhhh....” dengan mulut yang masih tersumpal kontolku, Tante Lia bergumam.

Aku buka belahan nonok Tante Lia lebih lebar lagi, lalu pelan2 kujulurkan lidahku untuk menjilati dan mengisap2 seluruh bagian yang ada di dalam nonoknya tersebut. Tante Lia melepaskan kontolku dari mulutnya.

"Ooooohhh... Ruuuuud... nikmat sayang... Aaaaahhh..." Tante Lia mengerang sambil menekan belahan nonoknya lebih erat lagi ke mulutku sambil menggerak2kan pinggulnya sehingga mulut dan hidungku masuk semuanya ke dalam belahan nonoknya.

Tante Lia mulai mendesah2 ketika aku mulai gencar menjilati nonoknya. Bahkan ketika jilatanku fokus pada itilnya, jeritan Tante Lia semakin histeris.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... Ssssshhh... Aaaaahhh... iiiiyaaaa... itilku jilatin terus Ruuuuud... iyaa ituuu... itu itilku Ruuuuud... jilat terus Ooooohhh... enak sekali Ruuuuud... enaaaaaak... jilat terus itilku Aaaaahhh... Ruuuuud...“ jeritan kenikmatan keluar dari mulut Tante Lia.

Aku terus mengisap2 itil Tante Lia dan sesekali lidahku kujulurkan masuk ke dalam liang nonoknya. Bibirku terus mencium dan melumat habis bibir nonok Tante Lia dan dia pun dapat merasakan isapan mulutku yang kuat mengisap nonoknya, lidahku menjulur masuk ke dalam liang nonoknya dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulut aku menekan nonoknya, hidung aku yang mancung menempel dan menekan itilnya hingga aku susah bernafas.

Aku pegang kedua paha Tante Lia, aku angkat sedikit sehingga kini aku bisa bernafas normal kembali dan aku pun mulai menjilati kembali nonok Tante Lia. Setelah tadi merasakan nikmatnya anusku dijilati Tante Lia, tiba2 aku jadi penasaran juga bagaimana rasanya menjilati anus perempuan. Kualihkan pandanganku fokus ke anus Tante Lia. Tampak anus Tante Lia terlihat kembang kempis seiring tarikan nafas Tante Lia, membuat birahiku semakin tinggi, sehingga kubenamkan wajahku di anus Tante Lia. Aku ciumi aroma anus tersebut dan aku nikmati aroma khas anus yang saat itu justru membuat gairah birahiku semakin memuncak. Aku julurkan lidahku untuk menyapu seluruh permukaan anus Tante Lia. Tak puas hanya menjilat, kini aku mulai memasukan lidahku ke dalam anus Tante Lia dan menggerak2kan lidahku di dalam anus Tante Lia.

“Tan, anus Tante ternyata enak juga” gumamku, sementara Tante Lia masih asyik dengan kontolku yang terus diisap2 sama mulutnya.

Puas dengan anus Tante Lia, aku kembali menjilati nonok Tante Lia selagi dia asyik mengerjai kontolku dengan mulutnya. Wajahku dengan sengaja kugeleng2kan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungku menempel di itil Tante Lia dan bibirku tetap mengulum bibir nonok Tante Lia sambil lidahku terus mengorek2 liang nonok Tante Lia.

“Aaaaahhh... Aaaaahhh... Aaaaahhh... terus Rud. Aaaaahhh... akuuu... mau keluuuaaarrr... Aaaaahhh...” Tante Lia melepaskan kulumannya pada kontolku dan terus meracau merasakan nikmat yang luar biasa.

Tante Lia menggerakkan pinggulnya mengulek mulutku yang sedang mengerjai nonoknya. Makin lama gerakan pinggul Tante Lia semakin menggila dan semakin cepat hingga akhirnya,

“Ooooohhh... Ruuuuud... Aaaaahhh... aaakuuu... aaakuuuuu... keluuuaaaaarrr... Ruuuuud...!!! Uuuuuhhh... Aaaaahhh...!!!" teriak Tante Lia sambil menekan pinggulnya kuat sekali di wajahku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonok Tante Lia mengucur cairan hangat yang langsung aku isap semua masuk ke dalam mulutku. Tubuh Tante Llia berkelonjotan. Tangan Tante Lia memegang kuat2 pahaku. Tante Lia kemudian diam dengan nafas yang masih memburu. Kubiarkan Tante Lia menikmati orgasmenya sambil mengelus2 pahanya yang mulus tersebut.

Sementara itu belum ada tanda2 bagi kontolku untuk menyemprotkan pejuhku. Kontolku masih tetap tegang dan keras. Setelah badai orgasmenya reda, Tante Lia melanjutkan lagi mengisap dan mengulum kontolku yang makin tegang dan keras.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... suara mulut Tante Lia yang sedang mengulum kontolku karena banyaknya ludah yang keluar di dalam mulut Tante Lia pada saat mengulum kontolku.

“Hhhmmmmm... Rud, ini kontol kok enak banget sih?” kata Tante Lia menikmati kontolku yang berukuran di atas rata2 tersebut.

Sementara itu, aku membersihkan sisa2 lendir yang masih keluar dari liang nonok Tante Lia dengan lidahku, kujilat dan kutelan hingga nonok Tante Lia benar2 bersih dari lendir orgasmenya.


POV Tante Lia

Aku memang termasuk perempuan yang mudah sekali terangsang. Walaupun baru saja aku mendapatkan orgasme, dengan cepat nafsuku bangkit kembali. Rasanya aku sudah gak sabar ingin cepat2 merasakan genjotan kontol Rudy yang gede tersebut di liang nonokku. Aku ingin segera merasakan liang nonokku dipenuhi oleh kontol Rudy yang gede dan panjang tersebut.

Aku segera menyudahi jilatan dan kulumanku pada kontol Rudy. Kemudian aku bergeser dan membaringkan tubuhku disamping Rudy dengan posisi mengangkangkan kedua pahaku lebar2. Dengan posisi tersebut sudah pasti belahan nonokku akan tampak merekah diantara lebatnya bulu2 jembutku yang mengelilinginya. Aku duduk sambil mengelus2 belahan nonokku yang merekah merah dengan itil yang besar tampak nyempil di sudut atasnya.

”Ayo Rud. Masukin kontol kamu aku udah pengen dientot nih. Aku pengen ngerasain kontol kamu keluar masuk liang nonokku. Buruan kamu entot nonokku dengan kontol gede kamu, Rud” aku merengek2 minta segera dientot sama Rudy. Aku sudah nafsu banget pengen nonokku segera dientot kontol Rudy yang luar biasa tersebut. Kemudian aku pun kembali merebahkan tubuhku.

Mendengar rengekanku tersebut, Rudy pun segera menghampiriku sepertinya dia akan segera memenuhi permintaanku yang sudah pingin merasakan nonokku digenjot oleh kontol besarnya itu. Namun Rudy tidak segera memasukkan kontolnya kedalam nonokku yang telah merekah menanti sodokkan kontolnya itu, tapi dia justru mendekatkan bibirnya ke arah susuku dan dengan cepat dia kenyot2 pentil susuku kiri dan kanan secara bergantian.

”Ooooohhh... Ruuuuud... isap yang kuat pentilnya Ruuuuud... Aaaaahhh...” desahku.

Kini mulut dan tangan Rudy bergantian mengerjai kedua susuku. Ketika mulutnya mengisap pentil susu kiriku, maka tangannya meremas2 dan memilin2 pentil susu kananku. Begitu terus bergantian, dan terkadang tangannya berpindah menggosok2 bibir nonokku dan sesekali jari tengahnya dia masukkan ke dalam liang nonokku.

”Ruuuuud... terus Ruuuuud... isap pentilku yang kuaaat... Iya gitu Ruuuuud... gosok itilku yang kenceng Ruuuuud... Aaaaahhh... Uuuuuhhh...” Desahanku pun semakin menjadi tatkala Rudy tidak hanya meremas dan mengisap kedua susuku tapi tangannya juga mengobel2 liang nonok dan itilku.

Sontak nonokku menjadi banjir kembali dan pasti tangan Rudy merasakan nonokku yang sudah sangat becek tersebut. Begitu basah dan beceknya nonokku, maka ketika jari tangan Rudy bermain di nonokku timbul bunyi crek... crek... crek...

“Ssssshhh... Aaaaahhh... Ayo Rud buruan masukin kontol kamu ke liang nonokku. Aku udah gak tahan, Rud” kataku sambil membuka kedua pahaku lebar2. Nonokku yang sudah sangat basah sudah tidak sabar ingin di rojok sama kontol besar Rudy.


POV Rudy

Mendengar rintihan Tante Lia yang terus memohon untuk segera aku entoti, aku menyudahi permainan tangan dan mulutku di kedua susu dan nonok Tante Lia. Aku geser pantat Tante Lia hingga posisi kontolku tepat di depan liang nonok Tante Lia. Aku bersiap2 hendak memasukkan kontolku yang sudah sangat ngaceng tersebut ke dalam liang nonok Tante Lia yang sejak tadi sudah menunggu untuk aku entot.

Aku genggam batang kontolku kemudian mengarahkan kepala kontolku tersebut tepat di mulut liang nonok Tante Lia sambil merentangkan kedua paha Tante Lia lebar2.

Diantara kerasnya bunyi musik yang menggema di ruangan ini, terdengar jelas deru nafas Tante Lia yang semakin menderu menantikan saat2 kontolku yang akan ngentoti nonoknya. Aku menghimpit tubuh Tante Lia, dan mengambil ancang2 untuk menggenjotkan kontolku ke dalam liang nonok Tante Lia sambil tangan kananku meremas2 susu Tante Lia.

Sleeeeeppp... ujung kepala kontolku yang besar tersebut membelah bibir nonok Tante lia dan bleeeeesss... kepala kontolku mulai masuk ke dalam liang nonok Tante Lia, hingga dia pun langsung memekik.

"Aow Rud!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" pekik Tante Lia.

Desahan Tante Lia tersebut semakin membangkitkan birahiku saat itu. Bleeeeesss... Perlahan2 aku berusaha menekan kontolku agar masuk lebih dalam lagi ke dalam liang nonok Tante Lia. Bleeeeesss... separo kontolku sudah berada di dalam liang nonok Tante Lia. Hingga akhirnya bleeeeeeeeesssss... kontolku masuk seluruhnya di dalam liang nonok Tante Lia.

”Ooooohhh...” desahku saat kurasakan otot2 dinding liang nonok Tante Lia serasa menyedot dan memijit2 pelan pangkal kontolku.

Saat aku hendak menarik kontolku, Tante Lia menahan pantatku sehingga seluruh kontolku masih tertahan di dalam liang nonok Tante Lia.

“Tahan dulu, Rud!!! Biarkan dulu kontol kamu di dalam liang nonokku. Enak banget kontol kamu. Rasanya liang nonokku penuh sama kontol kamu. Ssssshhh... Aaaaahhh...” kata Tante Lia. Saat Tante Lia menahan pantatku tersebut aku merasakan kembali liang nonok Tante Lia seperti menyedot dan memijit2 kontolku.

“Ssssshhh... Taaaaannn... enak banget. Kontolku seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya. Luar biasa nikmatnya empotan liang nonok Tante” erangku merasakan empotan liang nonok Tante Lia.

“Empotan nonok Tante lebih nikmat dibanding dengan nonok Mbak Heni” jelasku kemudian.

sekarang kamu entotin ya sayang…enak ya..mmmmmmaahhhh”

“Hhhmmmmm... enak banget kontol kamu. Ayo Rud, sekarang kamu entoti nonokku. Kamu suka kan” perintah Tante Lia sambil melepas tangannya dari pantatku.

Begitu tangan Tante Lia lepas dari pantatku, aku pun langsung menggenjot kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia sambil tanganku tak henti2nya meremasi kedua susu montok Tante Lia.

Crok... crok... crok... jreb... jret... crok ... crok.... bunyi suara kontolku yang keluar masuk di liang nonok Tante Lia.

“Hhhmmmmm... Ssssshhh... Ruuuuud... enaaaaakkk... bangeeet... Aaaaahhh... Kontol kamu gede banget Rud. Aaaaahhh... nonokku sesek banget rasanya Rud. Uuuuuhhh... Gesekan kontol kamu terasa banget di liang nonokku. Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... Kalau enak begini mau deh aku dientot kamu tiap malam Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... enaaaaakkk...” Tante Lia terus meracau merasakan nikmatnya genjotan kontolku di liang nonoknya.

Kepala Tante Lia menggeleng ke kiri dan ke kanan seirama dengan naik turunnya pantatku saat menggenjot kontolku keluar masuk liang nonoknya, sehingga tak ayal rambutnya menjadi acak2an tak karuan. Peluh Tante Lia tampak bercucuran membasahi permukaan kulit wajahnya. Mulut Tante Lia mendesis2 seperti orang kepedasan sehabis makan cabai.


POV Tante Lia

Aku betul2 merasakan suatu kenikmatan yang lain daripada yang lain, kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Kontol besar Rudy telah memberiku sejuta kenikmatan. Kini aku benar2 merasakan kontol yang begitu besar dan panjang serta dipenuhi dengan bulu2 jembut yang lebat. Kontol yang begitu besar dan panjang itu kini sedang keluar masuk liang nonokku, sungguh membuatku menjadi blingsatan tak karuan merasakan sejuta nikmat yang luar biasa.

Tubuhku menggeliat2 mengikuti gerakan pinggul Rudy yang sedang turun naik memompa kontolnya keluar masuk di liang nonokku. Sementara itu Rudy terus menekan dan mengangkat pinggulnya turun naik, mengocok liang nonokku dengan kontol besarnya tersebut. Nafasku tampak mendengus, genjotan pinggul Rudy yang tiada henti2nya itu tak ayal membuat sekujur tubuhku dibasahi kucuran keringat.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... teruuuuusss... genjot Ruuuuud... Ooooohhh... teruuuuusss... tusuk Ruuuuud... Ooooohhh... Ruuuuud... nikmaaaaattt... Ruuuuud... teruuuuusss... aduuuuuhhh... Ssssshhh... Ooooohhh... Hhhmmmmm... gila enak bangeeeeettt... Ruuuuud... Aaaaahhh...” suara desahan dan lenguhanku silih berganti.

Mataku redup terpejam2 dan kepalaku menggeleng ke kiri dan ke kanan menikmati entotan kontol Rudy di liang nonokku yang luar biasa nikmatnya.

Suara erangan dan lenguhanku tersebut semakin menambah semangat Rudy untuk terus menyodok dan menarik kontolnya di liang nonokku yang semakin licin tapi tetap sempit akibat saking besarnya kontol Rudy tersebut.

“Aaaaahhh... Taaaaannn... eennaaaaakkk... Taaaaannn... Ooooohhh... nonok Tante sempit Ssssshhh... Ooooohhh... Taaaaannn... Uuuuuhhh... nikmat sekali Taaaaannn... ” lenguh Rudy sambil memejamkan matanya merasakan kenikmatan liang nonokku yang terus mengempot menyedot dan memijit2 kontolnya.

Aku benar2 bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa dari persetubuhan ini. Kontol Rudy menjejal penuh seluruh rongga nonokku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolnya sangat terasa di seluruh dinding liang nonokku.

Aku hanya bisa merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan tersebut. Kini aku harus mengakui dan merasakan sendiri keperkasaan dan kelihaian Rudy seperti yang diceritakan Heni padaku. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga saat dientot sama Rudy.

Gerakan naik turun pinggul Rudy semakin cepat, kontolnya pun bertubi2 keluar masuk liang nonokku. Aku meregang tak kuasa menahan nafsuku, sementara Rudy masih dengan gagahnya mengayunkan pinggulnya naik turun, dan sesekali menggerakkan kontolnya ke kiri dan ke kanan mengocek liang nonokku. Eranganku semakin keras, melihat reaksi tersebut, Rudy mempercepat gerakan kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk liang nonokku. Tubuhku sudah basah bermandikan keringat demikian juga Rudy.

Aku meraih tubuh Rudy dan mendekapnya. Aku rengkuh seluruh tubuh Rudy sehingga menindih tubuhku dengan erat. Aku benamkan wajahku di samping bahu Rudy dan pinggulku kuangkat tinggi2 sementara kedua tanganku menggapai pantat Rudy dan menekannya kuat2.

“Ruuuuud... aaakuuu... keluuuaaaaarrr...!!!” hanya itu yang bisa keluar dari mulutku begitu dahsyatnya kenikmatan orgasme yang aku alami dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... aku rasakan semburan demi semburan cairan orgasmeku memancar kencang dari dalam liang nonokku membuat basah semua rongga yang ada di liang nonokku. Tubuhku meregang, mengejang2. Liang nonokku berkedut2.

Rudy menghentikan sejenak gerakan naik turun pinggulnya dan mendiamkan kontolnya di dalam liang nonokku untuk memberikan waktu bagiku menikmati orgasmeku. Setelah dia rasa cukup buatku berisitrahat menikmati orgasmeku, Rudy pun kembali menggerakan pinggulnya naik turun sehingga kontolny kembali keluar masuk liang nonokku. Setiap gerakan keluar masuk kontol Rudy tersebut, menimbulkan gesekan2 yang sangat nikmat pada dinding2 liang nonokku.

Crob... crob... crob... crob... crob... crob... demikian bunyi yang timbul akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding2 liang nonokku yang dipenuhi oleh lendir orgasmeku dan lendir birahiku yang tak henti2nya menguncur dari pelupuk liang nonokku, membuat becek liang nonokku.

Bunyi tersebut membuat Rudy semakin bernafsu menggenjotkan kontolnya ke dalam liang nonokku. Akibat liang nonokku yang terus menerus digenjot oleh kontol Rudy yang luar biasa besar dan panjang tersebut, nafsuku bangkit kembali. Dengan kontol Rudy yang masih menancap di liang nonokku, aku berusaha membalikkan tubuh Rudy sehingga kini tubuhku berada di atas tubuhnya.

“Aaaaahhh...!!!” pekik Rudy tertahan ketika kontolnya tertelan seluruhnya di liang nonokku dan kemudian aku berusaha mengejan sehingga empotan nonokku menyebabkan kontol Rudy dipijit2 oleh dinding2 liang nonokku. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak2 naik turun di atas tubuh Rudy. Pinggulku bergerak naik turun sehingga kontol Rudy keluar masuk liang nonokku.

“Ooooohhh... Taaaaannn... enak!!!” jerit Rudy merasakan kehebat permainanku.

Pinggulku mengaduk2 lincah, mengulek liar kontol Rudy tanpa henti. Tangan Rudy meremas2 kedua susuku dan memilin2 pentilnya. Rudy lalu bangkit setengah duduk. Wajah Rudy dibenamkan di belahan susuku. Dia isap2 pentilku kuat2 sambil terus meremas kedua susuku yang montok.


POV Rudy

Aku menggoyangkan pinggulku. Tusukan kontolku semakin cepat seiring dengan gerakan maju mundur pinggul Tante Lia yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Pergulatan kami bertambah liar dan tak terkendali.

“Aaaaahhh... Taaaaannn... Uuuuuhhh... nikmaaaaattt... aduuuuuhhh... goyang terus Taaaaannn... Ssssshhh... Uuuuuhhh... enaaaaakkk... Taaaaannn...” Desahanku membuat Tante Lia semakin bersemangat menaikturunkan pinggulnya, hingga batang kontolku semakin amblas ditelan liang nonoknya yang masih terasa sempit.

Aku merasakan tanda2 pejuhku yang sebentar lagi mau ngecrot. Kepala kontolku semakin membengak dan berkedut. Hal tersebut dirasakan oleh Tante Lia. Dan sebagai perempuan yang berpengalaman, dia pasti tahu kalau sebentar lagi aku akan ejakulasi. Menyadari hal itu, Tante Lia semakin bersemangat memacu pinggulnya untuk bergoyang. Namun justru goyangan Tante Lia tersebut membuat dia merasakan desakan yang sama.

“Oooogghh... Rudy sayaaangg... Uuuuuhhh... kontol kamu nikmaaaaattt... Ruuuuud... aduuuuuhhh.... aku gak tahaaaaannn... Aaaaahhh... aaakuuu... mauuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” Tante Lia berteriak2 keras sekali. Goyangan pinggul dan pantat Tante Lia tambah menggila dan liang nonoknya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang kontolku.

“Iya Tan, terus goyang Taaaaannn... Aaaaahhh... aaakuuu... Ssssshhh... Uuuuuhhh... akuuu... jugaaa.. mauuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” aku pun mengerang merasakan nikmatnya kontolku yang akan mengeluarkan pejuhku.

”Tahan dulu, Rud!!! Tahan dulu!!! Aaaaahhh... aku juga mau keluar laaagiiiii...!!! kita keluar sama2. Aaaaahhh...!!!” kata Tante Lia sambil terus mengulek kontolku di dalam liang nonoknya.

Kali ini Tante Lia tak ingin terkalahkan. Tante Lia ingin keluar bersama2 denganku. Tante Lia terus memacu pinggulnya naik turun dan kadang maju mundur sambil menjerit2 histeris.

Tubuhku mulai mengejang, aku mengerang panjang. Aku pegang pantat Tante Lia. Aku tahan pinggulnya agar diam tidak bergerak2. Aku sodokkan kontolku kuat2 ke dalam liang nonok Tante Lia. Tubuhku menghentak2 liar. Tante Lia memelukku erat2.

“Taaaaannn... Aaakuuu... keeluuuaaaaarrr...!!!” teriakku dan Crooooooooottt... Crooooooottt... Crooooottt... Kontolku menyemprotan peju hangat dan kental begitu kuat dan banyak sampai membanjiri liang nonok Tante Lia.

”Ooooohhh... Ruuuuud... aaakuuu... jugaaa... keeeluuuaaaaarrr... laaagiiiii...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... aaakuuu... keeeluuuaaarrr...!!! teriak Tante Lia setelah diapun tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya sambil mendesakkan pinggulnya kuat2. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali cairan orgasme Tante Lia keluar membanjiri liang nonoknya. Kali ini Tante Lia mencapai puncak kenikmatan berbarengan denganku.

Tubuh Tante Lia jatuh terbaring lemas di atas tubuhku setelah seluruh cairan orgasmenya menyembur keluar di dalam liang nonokku. Dari liang nonok Tante Lia, cairan putih kental keluar membasahi bibir nonoknya. Cairan yang berasal dari pejuhku yang begitu banyak sampai tidak tertampung di dalam liang nonoknya. Setelah beberapa saat lamanya tubuh Tante Lia berada di atasku, Tante Lia membaringkan tubuhnya di sisi tubuhku dan otomatis kontolku lepas dari jepitan liang nonoknya.

“Rud, nikmat banget. Makasih ya sayang” bisik Tante Lia sambil mengecup lembut pipiku.

”Tulang2ku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lemas banget tak bertenaga terkuras habis saat ngentot sama kamu. Gila!!! Belum pernah aku ngentot sampai sedemikian lamanya” lanjut Tante Lia dan setelah melihat jam, ternyata persetubuhanku dengan Tante Lia berlangsung lebih dari 1 jam.

“Sama2 Tan. Nonok Tante juga nikmat banget. Belum pernah aku ngentoti nonok senikmat nonok Tante. Nonok Tante enak banget, empotannya kuat sekali seperti memijit2 kontolku bikin kontolku gak karuan rasanya” balasku sambil tersenyum puas.

Aku peluk Tante Lia sambil menikmati sisa2 kenikmatan hingga akhirnya kami berdua tertidur dalam kepuasan.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Terakhir diubah:
Hmm. Perkasa bener nih si Rudi.. Lanjutkan gan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd