Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Reuni dan Buka Bersama Lanjut Buka-Bukaan Bersama

KonDeks

Semprot Baru
Daftar
30 Dec 2021
Post
39
Like diterima
404
Bimabet
Desclaimer !!!
Based on true contributor stories
Berdasarkan cerita asli dari kontributor yang menceritakan kisahnya ke penulis. Penulis hanya menceritakan ulang dengan pemanis serta penyamaran lokasi dan tokoh demi privasi para tokoh. Semua gambar harap dianggap sebagai ilustrasi semata.



Part 1

Suatu hari di bulan Ramadhan, tiba-tiba grup WA salah satu kelas di sebuah sekolah ramai kembali setelah 5 tahun terakhir kali aktif. Ya Grup kelas IPA 1, sebuah grup yang kita buat untuk wadah alumni kelas waktu SMA. Grup tersebut hanya beranggotakan 20 orang karena dalam kelas tersebut hanya berisi 20 orang siswa. Kelas tersebut merupakan kelas unggulan di SMA kami. Dimana 20 nilai terbaik pada kelas 1 SMA akan dikumpulkan menjadi satu kelas. Kelas tersebut hanya berisi 20 siswa dengan 9 pria dan sisanya wanita. Sehingga, kalau acara lomba keakraban sekolah atau class meeting selalu kalah karena bisa dibilang kami diunggulkan di bidang akademiknya. Namun soal keakraban kami mempunyai cara sendiri, dan itu tergolong kelas yang sangat akrab dan kekeluargaan, karena kami kelas yang selalu dipandang sebelah mata kelas lain.
Pembahasan pada grup tersebut bermula ketika kami merencanakan sebuah reuni. Karena sudah lebih dari 5 tahun kami berpisah, kami juga jarang bertemu. Sebenarnya tidak semua dari kami merupakan siswa yang pintar namun sebagian besar punya kemampuan akademik diatas rata-rata. Setelah lama kami saling membahas dan juga saling kita tinggalkan karena kadang pembahasannya tidak jelas maka saat itu salah Andi salah satu orang berpengaruh di kelas sekaligus ketua kelas saat SMA mengusulkan untuk buka bersama. terlebih akan masuk bulan puasa dan semua dari kita beragama Islam. Setelah saling memberi argumen dan pandangan akhirnya kita memutuskan untuk H-7 Lebaran kita mengadakan acara. Beti yang merupakan salah satu dari kami memiliki sebuah restoran karena meneruskan usaha orang tuanya mengusulkan untuk kumpul saja di restoran milik keluarganya. Walau tidak gratis tapi dia menyediakan free fasilitas dan beberapa sumbangan. Yap benar sumbangan, karena alumni kelas kami tidak semua sukses. Ada yang sekarang masih menganggur setelah lulus Kuliah, ada yang masih kuliah, dan ada juga yang tidak kuliah dan tidak bekerja. Salah satu dari mereka adalah Caca atau Clarisa Majid, yang setelah lulus SMA dia langsung menikah. Untuk latar belakang kenapa dia menikah dini kami juga kurang tahu. Padahal dia salah satu diantara siswi terpandai di Sekolah kami karena dia juga beberapa kali ikut olimpiade bahkan dia pernah mewakili Provinsi Olimpiade Olahraga dan Sain Nasional (O2SN) tingkat SMA. Dan saat pembahasan untuk acara reuni sepertinya dia juga sedikit keberatan dan seperti menghindar.
Sebelumnya perkenalkan namaku Defano Ramdani biasa dipanggil Defa, berumur 23 tahun. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan Mining yang berkantor di ibukota, maka aku harus pulang dahulu ke kotaku. Karena kebijakan perusahaan tidak mengikuti kalender pemerintah aku harus mengajukan cuti lebih awal. Singkat cerita sampailah kami pada hari dimana acara dilaksanakan. Setelah sahur aku berencana manasin mobil, ya aku sudah dapat membeli sebuah mobil Honda BR-V hasil dari bekerja yang belum ada dua tahun ini. Untuk tempat tinggal aku masih mengontrak sebuah rumah di sebuah perumahan daerah selatan ibu kota. Bisa dibilang secara ekonomi aku sudah mapan, untuk percintaan yang belum mapan. Mungkin karena aku terlalu pemilih dan selama ini hanya pacaran sekitar 2-3 bulan lalu putus, meski kadang sampai tinggal di rumahku namun untuk berhubungan seksual aku belum pernah dan gaya pacaran kami kelewat batas hanya sebatas petting dan Blowjob saja, bisa dibilang aku perjaka dalam tanda kutip. Karena meski aku bukan seorang yang agamis tapi sholat tidak pernah kutinggalkan.
Setelah aku sahur aku langsung mencari kunci mobil. Aku nyalain mobil yang ada di parkiran garasi dan aku tinggal mandi. Setelah aku sholat subuh dan selesai packing, aku bersiap melaksanakan perjalanan panjang pulang ke rumah orang tua. Aku pastikan terlebih dahulu rumah terkunci dan lampu dan gas aman. Aku WA ibu dan pacar untuk memberi tahu bahwa aku sudah mau jalan. Sembari aku keluar perumahan aku titipkan kunci rumah kepada security kompleks dan memberinya sebungkus rokok sebagai syarat. Pagi itu, selama perjalanan terasa lancar dan hanya beberapa tempat macet seperti di tol japek dan saat masuk tol cipali. Sempat berhenti di salah satu rest area karena aku merasa silau sekali saat matahari terbit dan menunggu matahari agak tinggi. Walaupun aku hanya beristirahat karena aku juga sedang puasa. Aku selama istirahat hanya bermain HP dengan membaca Chat WA Grup serta tidak lupa aku memberi kabar Mama dan pacar.
Setelah 6 jam selama perjalan sampailah aku di exit tol terakhir menuju kotaku. Sampailah aku dirumah sekitar 30 sampai 1 jam dari exit tol tersebut.
Defa : Assalamualaikum…
Nenek : Waalaikumsalam… Eh anak lanang teko…
Aku disambut nenekku saat aku masuk kerumah dan aku langsung sungkem ke nenek. Nenek sudah sepuh maka dari keluarga dari Ibu memutuskan untuk tinggal dengan Ibu karena yang rumahnya sebelahan dengan rumah Orang tuanya atau kakek nenek dari ibu. Kebetulan rumah Orangtua kami masih satu halaman dengan rumah Nenek di kampung. Kondisi rumah nenek cukup besar namun masih seperti rumah kampung asli dari kayu. Sementara rumah orang tuaku sudah modern berukuran lebih besar dengan dua lantai.
Ayah : Wis teko to le? kok gak krungu?
(Udah datang nak? Kok nggak dengar?)
Defa : Sampun pak (sambil salim tangan)
Ayah : Mama sih beres-beres kamarmu di atas sama Dik Zahra.
Defa : Iya pak… Gak apa-apa… Aku ambil barang dulu di mobil….
Akupun mengambil koper dan membawanya naik karena kamarku dan Adikku Azahra Firdaus pindah ke atas sejak nenek tinggal di rumah kami.
Zahra : Mas…!!! (adikku langsung berlari dan melompat memelukku)
Defa : Aduh…!!! (daguku sedikit terbentur kepalanya)
Dengan Zahra aku lumayan dekat karena umur kami tidak terpaut jauh hanya selisih 2 tahun. Sekarang dia sedang kuliah di kampus yang berada di sebelah kotaku. Walau dia ada kos namun sabtu minggu selalu pulang.
Defa : Loh… gak kuliah apa libur?
Zahra : Ya libur dong. Kampus liburnya lama kalau lebaran.
Mama : Eh.. Wis teko lee..? Belum rampung beres-beresnya.. (suara mama dari dalam kamar)
Defa : Hehehe… Nggih ma.. lancar jalannya (Sambil aku salim mama)
Mama : Yuh adik e yang kangen gak lepas-lepas pelukane
Zahra : Hehe.. Lha kangen mas Defa mah.. (sambil melepas pelukan)
Defa : Lah.. Belum ada 2 tahun aja kok..
Zahra : Ya tapi gak pernah pulang
Defa : Ya mas kerja
Zahra : Haallah.. Apanya kerja… Pacaran aja…
Defa : Kapan pacaran aja?
Zahra : Ya itu di IG mas… Mana mas mbaknya?
Defa : Mbak mana?
Zahra : Ya itu di story IG…
Mama : Yang mana?
Zahra : Ini lho mah…(sambil keluarin HP)
Defa : Heh.. hehh.. (aku berusaha melarangnya)
Zahra : Wkwkwk.. (Kami tertawa bersama)
Setelah kami selesai beres-beres aku pun istirahat karena mata terasa ngantuk sekali. Sambil tiduran di kamar aku membaca Grup WA yang sudah banyak chat dari teman-teman. Dari bahasan grup tersebut diketahui bahwa lokasi restoran berada cukup jauh dari kota, berada di perbatasan kotaku dan kota kampus Zahra. Beberapa dari kami membutuhkan tebengan ke lokasi restoran tersebut. Seketika aku juga mengusulkan bisa memberi tumpangan ke lokasi tersebut. Tanpa sadar Aku tertidur setelah itu. “Mas.. udah sholat?” suara adikku membangunkanku. Kulihat HP dan ternyata sudah hampir jam 3 sore. Dengan malas aku bangun dan melanjutkan untuk sholat. Setelah itu aku kembali melihat chat lagi. Jariku berhenti kepada chat salah satu nomor yang belum ada di kontakku. Maka aku balas dia bahwa aku bisa nebengin dia. Selain itu sebenarnya ada chat lagi dari Siska dan Latifa tapi chat dari Caca berbeda, karena dulu kami berdua memang punya cerita.


Setelah aku membalas chat WA dari Caca, Siska dan Latifa aku bersiap mandi lalu bersiap-siap berangkat. Kulihat jam sudah menunjukkan jam 4 sore, dan aku langsung jalan dengan mobilku. Sebelum jalan aku menanyakan posisi kepada Siska dan Latifa. Karena tempatnya tidak jauh dari tempatku akupun dengan cepat menjemputnya. Waktu di rumah Siska aku sempat dikira orang tuanya sebagai pacar. Dan akupun dengan tegas mengatakan bukan pacarnya, setelah itu dilanjut menjemput Latifa. Selanjutnya aku menjemput Caca. Kami sempat menggunjing dia dan berdebat lokasi rumahnya karena jujur setelah lulus dan menikah kehidupan Caca penuh tanda tanya.
Latifa : Yakin disini Def?
Defa : Iya yakin
Siska : Kan dulu mantannya Caca dia Lat
Defa : Mulutmu ya
Latifa : Ya kan semua terutama cewek di kelas tau sih Daf
Defa : Nggak yo.. Aku belum pernah pacaran dengannya
Latifa : Tapi hampir kan
Defa : Hampir gimana ni
Siska : Hampir jadian
Defa : Enggak.. Heh.. Btw disini kan?
Siska : Lah lu gimana?
Defa : Kalau dari infonya disini. Aku udah chat dia sih kita di depan.
Siska : Coba kamu masuk
Latifa : Coba telpon
Defa : Gak boleh tadi
Latifa : Gitu amat sama mantannya gak mau telpon
Defa : Sekali lagi aku tinggal disini ya kamu
Siska : Bercanda juga… Serius amat... Ya udah aku cek turun..
Latifa : Eh itu dia keluar..
“Tin..” ku bunyikan klakson untuk memberitahu posisi kami di mobil. Cacha menengok dan berjalan ke arah mobil. Terlihat wajahnya yang semakin bersih dan putih berbalut Hijab. Karena dulu sewaktu SMA dia tidak berhijab dan tidak sebening ini. Tapi bentuk wajah masih tetap sama seperti dulu. Caca yang sebenarnya sudah menikah dan mempunyai seorang anak namun wajahnya masih tetap muda. Karena memang dia juga masih berumur 24-25 tahun sama seperti kami. Walau sudah punya anak dan sudah memancarkan wajah keibuan, tubuhnya masih lumayan ramping dan malah semakin berbentuk. Tiba-tiba Siska yang sedari tadi duduk di sebelahku keluar dan berganti duduk di belakang.

Siska : Udah, gue pacaran ama Defa 15 menit aja
Latifa : Kenapa Sis
Defa : Kanapa juga dah pindah
Siska : Lu masih pengen aku jadi pacarku ya? wkwkwk
Defa : Ogah ah…
Siska : Makanya tu.. Liat bidadarimu datang
Terlihat Cacha mengintip kaca mobil seperti memastikan siapa di dalam mobil. Dan benar kata Siska, semakin dekat wajah cantik Cacha terlihat jelas terpancar.
Caca : Aku dimana?
Siska : Ya permaisuri di sebelah raja lah
Defa : Raja apaan, raja singa?
Latifa : Halah.. Chiye baper?
Siska : CLBK nih
Latifa : Uhuyy…(suara Latifah dan Siska heboh)
Caca : CLBK apaan (sambil masuk dan duduk di kursi sebelahku)
Latifa : Kan kalian pacaran
Defa : Enggak pernah pacaran kita tu
Siska : Masa?
Defa : Iyaa
Kulihat seketika wajah Caca sedikit murung dan diam ketika aku berkata seperti itu. Seketika aku merasa canggung dan aku langsung injak gas supaya tidak semakin larut. “Titit…Titiitt..Tiitt..” Suara alarm Seatbelt penumpang yang belum dipakai. Cacha langsung peka dan berusaha mengenakan seat belt tetapi sedikit kesulitan. Maka secara reflek aku bantu memasangkan. Sepersekian detik wajah kami saling tatapan dan terlihat wajah Cacha semakin merah. Tapi tidak hanya wajah aku melihat dada Cacha yang tertekan Seatbelt terbentuk dua gundukan dan terbelah menjadi belahan Seatbelt. Wah gede banget dadanya ternyata. Beda sama Siska yang tepas tadi. “Chiye ciye… uhuy..” yah kata-kata itu sepanjang jalan kami dengar dari mulut Latifa dan Siska.
Sampailah kami di lokasi Restoran Beti dimana kami melakukan Reuni dan Buka Bersama. Karena saat itu belum ada jam 5 sore jadi kami hanya duduk mengobrol satu sama lain secara berkelompok.

Kami juga bercerita tentang keadaan kita masing–masing untuk melepas rindu. Sampai saatnya kita berbuka dan saling berfoto hingga sampailah di ujung acara. Selama acara tidak ada kejadian yang aneh dan biasa saja. Namun tanpa kusadari aku selalu melirik ke arah Cacha, kadang dia juga sempat melirikku. Entah kenapa malam ini dia sangat menarik. Mungkin karena Cacha sekarang seperti berbeda dengan Cacha 5 tahun lalu. Bahkan kami para cowok juga kadang membincangkan dia beberapa saat, selain berbicara gosip tentangnya. Dari sana aku tahu dia menikah dengan teman kita seangkatan tapi dari anak IPS yang memang tidak begitu kita kenal.
Andi selaku pimpinan acara yang tanpa sengaja kita tunjuk memberikan closing statement berterima kasih kepada keluarga Bella disusul oleh Bela yang memberikan statement. Akhirnya kami saling pamit dan pisah masing-masing. Ternyata Latifah dan Siska tidak jadi nebeng pulang sama Aku. Siska akan lanjut main dengan teman cewek yang lain, sementara Latifa dijemput cowoknya. Awalnya teman-teman cowokku yang lain mengajak nongkrong dulu. Tapi karena aku bawa Caca jadi gak enak kalau ninggalin dia. Aku hanya beralasan kalau selesai nganter dia aku susul nongkrong. Akupun semobil hanya berdua dengan Cacha, dan selama perjalanan berasa canggung. Karena jujur dulu saat SMA Cacha pernah mengungkapkan cintanya namun aku tidak punya rasa dengannya. Dulu Waktu SMA dia seperti anak kutu buku dengan rambut panjang yang sedikit memerah dan berkacamata bulat besar, namun sekarang beda.
Defa : Cha.. Kamu sehat (basa-basiku yang bodoh)
Caca : Emm.. iya Def
Dan seketika suasana hening lagi. Entah kenapa perjalanan saat itu terasa begitu lama, dan aku tidak terasa untuk memacu mobilku secara perlahan. sampai pecahlah obrolan kami saat Chaca membuka obrolan.
Caca : Def
Defa : Iya Cha
Caca : Kamu gimana?
Defa : Apanya yang gimana?
Caca : Keadaan kamu?
Defa : Sehat-sehat aja sih
Caca : Maksudnya kamu sekarang lagi kerja dimana?
Defa : Ya setelah kuliah aku kerja di ***** Cha. (nama perusahaan Mining)
Caca : Wah keren dong
Defa : Ya Alhamdulillah Cha. Setelah lulus kuliah ada recruitment aku masukin pendaftarannya, eh tanpa kuduga keterima
Caca : Wah hebat ya kamu, udah sukses sekarang
Defa : Biasa aja sih Cha. Tadi juga banyak anak-anak yang cerita lebih sukses
Caca : Iya sih Def. makanya aku jadi minder kalau diajak reuni (wajah Caca menjadi terlihat murung)
Defa : Eh.. kenapa Cha… kamu sendiri gimana Cha?
Caca : Aku… Hikk.. hikk… hikk… (tiba-tiba Caca menangis)
Defa : Eh.. kenapa? (spontan aku ambil tisu, dan secara reflek aku lapkan ke pipinya. Tapi hanya beberapa detik aku melakukannya aku ditahan tanganku)
Caca : Aku udah nikah Def. Tapi… (Perkataannya terputus)
Defa : (Loh kenapa? Batinku dalam hati bertanya)
Caca : Wajahku seperti orang bingung, karena dulu seperti itu ke dia seperti hal wajar. Aku kembali terdiam dan hanya mengendarai mobil dan berputar-putar kota.
Caca : Aku takut Def
Defa : Oh iya maaf ya ca yang tadi
Caca : Bukan itu, aku inget suami
Defa : Iya maafin aku ya Cha, udah kelewatan
Caca : Bukan Def. Aku Takut pulang. Pasti terjadi apa-apa nanti
Defa : Lalu gimana?
Tanpa dijawab dia kembali menangis. Sekarang dia malah menangis dengan menyandar di bahuku. Cukup lama dia menangis dan kami hanya berputar-putar kota saja tanpa tujuan.
Caca : Aku ikut nginep di tempatmu ya?
Defa : Emm… Gimana ya Cha. Bukannya aku melarang tapi…
Caca : Aku takut pulang Def
Defa : Tapi aku kan tinggal sama orang tua di sini Cha. Lagian kamu udah ada suami, jadi masalah nanti kalau terjadi sesuatu.
Caca : (tangis Chaca kembali kencang)
Defa : Emm.. Gimana yaa?

Entah dapat pikiran dari mana tapi aku langsung menyarankan untuk menginap di Oy* atau Redd*rs, padahal saat itu aku sendiri belum pernah menginap di Oy*. Meski sebelumnya aku menyarankan dia untuk menginap di tempat temannya tapi Caca tidak mau karena tidak begitu dekat dengan orang lain. Aku sedikit canggung saat membantunya Check in di hotel tersebut. Setelah kami Check In dan masuk tiba-tiba dia memelukku dan menangis.
Caca : Def.. Jangan pulang dulu ya..
Defa : Kenapa Ca?
Caca : Ada yang mau aku ceritain
Defa : Ya udah cerita aja
Caca : Jangan disini ya, diatas aja
Defa : Tapi..
Caca : (tangis Chaca kembali) Ya udah kalau nggak mau
Akhirnya akupun luluh dan ikut mengantarnya ke kamar. Sesampai di kamar dia bercerita tentang keadaan dia sekarang. Dari situ akhirnya Caca bercerita kalau dia menikah dengan cowoknya bernama Akram Rauf Munir biasa dipanggil Rauf. Jujur aku hanya tahu dia dan tidak mengenalnya karena dia termasuk cowok yang populer di SMA. Jadi setelah lulus SMA dia istilahnya dinikahkan dengan Rauf itu. Karena keluarga Caca sedang kesulitan Ekonomi. Waktu lulus SMA Caca sempat mendaftar untuk kuliah di beberapa kampus negeri favorit di Indonesia tetapi tidak masuk baik karena ujian tulis maupun Nilai raport. Sebenarnya dia Keterima UI melalui Simak UI. Tetapi karena dia kesulitan biaya dan tidak diterima seleksi Beasiswa jadi dia tidak mengambilnya. Setelah dia beberapa bulan menganggur di rumah, dia menemani orang tuanya bekerja di rumah Rauf untuk perbaikan rumah. Ternyata orang tua Rauf kasihan melihat nasib Caca dan berniat membantu keluarganya supaya Caca bisa sekolah lagi. Tapi ayah Caca merasa tidak perlu dikasihani dan tidak mau dibantu. Entah bagaimana keluarga Rauf dan ayah Caca bersepakat ingin menikahkan anaknya. Mungkin Rauf yang lebih bertipikal nakal supaya baik dinikahkannya dengan Cacha yang anaknya penurut dan pintar. Namun sepertinya itu gagal.
Caca : Muaaahh… (tiba-tiba Caca menciumku)
Defa : (Aku hanya bengong ketika bibirku diciumnya)
Caca : Kalau kamu sekarang yang jadi suamiku mungkin aku gak mengalami ini Daf
Defa : Maksudnya?
Caca : Kamu jahat. Jika waktu bisa terulang aku akan berusaha mendapatkan hatimu. Aku dulu terlalu takut dan polos
Defa : Maafkan aku Cha. Tapii…
Caca : Iya gak apa-apa
Defa : Aku bisa bantu apa?
Tiba-tiba tanpa Cacha jawab aku langsung didorongnya dan dia langsung meraba dan berusaha menindih tubuhku.
Caca : Emmnbbhh.. Mmuuuuaaccchh,,, (kembali dia menciumku)
Defa : Mmmmuuuaaahh… (aku mengimbangi ciuman Caca)
Karena kami cukup lama ciuman gairahku menjadi naik. Akupun mulai ikut permainan Chaca. Tangan Caca mulai masuk baju dan meraba-raba, akupun juga mulai memasukkan tanganku ke baju Chaca. Kali ini kumasukkan kedua tanganku kedalam baju Caca. Kuraba Payudara Caca dari balik BH dan kurasakan gundukan daging cukup besar dan kenyal. “Ahhh…” desah Chaca melepaskan ciuman kami saat aku memainkan putingnya. Dia langsung duduk dan membuka kaos yang dia kenakan dari tadi tanpa membuka hijabnya, sementara aku masih memainkan putingnya, diiringi desahnya semakin keras “Ahhh…. Emmmbb…”.
Caca : Udah Def
Caca menahan tanganku dan dia turun dari atas tubuhku. Lalu dia berusaha melepaskan Resleting celanaku. Sebenarnya pada awal sempat aku tahan tapi seperti tidak ada tenaga untuk melawan. Karena udah setengah tegang maka kontolku mengacung dihadapannya. “Emmmmmbbb… Mmmmmlltt…” langsung di hap kontolku. Aneh, kuluman Caca terasa enak banget berbeda dengan pacarku, apa ini kuluman seorang perempuan yang sudah menikah (batinku). “Aaahhh… emmbb.. “ aku menahan desahan enak di ujung kontol ketika dia mulai menjilat ujung-ujung kontolku, bahkan bijiku beberapa kali dia emit dan jilat. Ternyata selama ini dia profesional sekali, berbanding terbalik dengan Caca yang dulu aku kenal gadis lugu berkacamata. Cukup lama dia menjilat kontolku dan sepertinya jilatannya mulai melemah, mungkin dia capek. Tiba-tiba Caca turun dari kasur, “Aku pulang ya Cha” aku mencoba berpamitan dengannya. Tapi didorongnya aku kembali menjadi rebah dan dia berdiri melepaskan celana legging yang selama ini digunakan sebagai dalaman Rok. Lalu dia memanjat lagi ke kasur dan duduk di atas kontolku, wah ternyata dia juga sudah melepaskan CD nya. Di gesek-gesekkan sebentar pinggulnya lalu aku merasakan tangannya meraba-raba seperti mencari kontolku. Karena aku sudah menutup resletingku dibukanya kembali dan perlahan ditekannya pinggulnya “Bless…” kontolku seperti membelah dua buah daging empuk yang sangat sempit celahnya. “Ehhh…” mataku terbelalak atas apa yang dilakukan Caca.
Defa : Ehh.. cha kamu
Caca : Maafin Aku Def. Kalau kamu suamiku hidupku mungkin tak begini.
Defa : Taaa..Tapi cha..
Caca : Iyaa.. gak apa-apa.. Ini buat kamu..
Cacha mulai menggoyangkan pinggulnya perlahan rasanya sangat nikmat sekali, maka secara tidak langsung aku pun tidak menolaknya. Kurasakan goyangan binor yang menurutku sangat lihai sekali. “Ahhh… emmmbb…”, Hanya suara desahan dan erangan dari mulut kami. Akupun mengimbangi dengan memainpak payudara putih Cacha yang cukup imut. Tidak lama muncullah suara “checckk.. ckechkk.. checck..” saat Cacha menggoyangkan pinggulnya menandakan sudah basah memeknya. “Muuuaaah…Aku capek sayang…” Cacapun berbisik sambil menciumku. Entah insting dari mana. akupun membalikkan tubuh kami sehingga Chaca berada di bawah dan aku diatas seperti gaya misionaris. Ku Mulai menggoyangkan pinggul dan kontolku menyodok Chaca, “Clokkk…clok…ploook…” suara pinggul kami semakin kencang beradu dan semakin basah pula Cacha. Setelah kurang lebih 15 menit aku goyang aku merasakan kedutan memek Caca. Memek Caca semakin mengedut dan mencengkram kontolku. Kaki Caca dilingkarkannya di pinggangku dan berusaha ia tekan. “Aaaahhh…” dia berteriak sambil menutup mata, kurasakan memeknya menyedot kuat-kuat kontolku. Karena kedutan itulah membuat kontolku berasa dipijat lembut, dan aku tidak kuat menahan diri untuk menyemburkan sperma. “Aaaaahhh…“ tidak lama dari caca berteriak kusemprotkan cairan spermaku kedalam memek Chaca. Akupun merasakan Chaca seperti menjepit kontolku dan menyedotnya dengan memeknya. Pelukan Caca masih begitu kencang maka akupun rebah diatas tubuhnyanya. “Mmmuuuuuaahh.. “ Caca kembali menciumku dan kusambut dia dengan ciuman. Perlahan kontolku menciut dan terlepas sendiri dari memek Caca. Akupun membaringkan diri di sebelah Chaca. Kulihat sekilas ada cairan putih yang mengalir di selakangan Caca.
Defa : Ca, ini gak apa-apa?
Caca : Kamu harus tanggung jawab kalau apa-apa?
Defa : Serius?
Caca : Enggak-enggak. gak papa kok.
Defa : Beneran nih?
Caca : Iya. Aku udah pasang KB kok. Jadi aman. Eh tolong ambilin tisu itu dong
Akupun tidak hanya mengambil tisu tetapi mengelap selakanannya Chaca. Dan Caca melepaskan hijab yang masih ia kenakan dari tadi yang kini sudah berantakan. Terlihat rambutnya panjang dan hitam, rambutnya lurus berbeda dengan Caca yang dulu aku kenal saat SMA.
Caca : Ih… jangan gitu (ditariknya aku saat aku mengelap selakangannya dengan tisu) Malu aku
Defa : Gak apa-apa
Aku mengelapnya sampai selesai dan aku rebahan di sebelahnya. Tiba-tiba Caca memelukku dengan mesra.
Defa : Kenapa Ca?
Caca : Makasih ya Def
Defa : Kenapa?
Caca : Telah memberiku salah satu impianku walau.. ah sudahlah… (tidak diteruskannya perkataan)
Defa : Maaf ya ca
Caca : Enggak kok aku yang maaf. Terimakasih Def

Jujur saat itu adalah pengalaman seks secara intercourse pertamaku, bisa dibilang Caca adalah cewek yang mempercayakan aku untuk pertama kalinya (dalam tanda kutip) bukan pacarku. Kami hanya tiduran bermesraan dan saling membelai. Mungkin seperti ini jika akun menerima pernyataan cinta Caca. Sebelum Caca mengungkapkan cinta kepadaku hubungan kami memang sangat dekat karena sahabat sedak kelas 2 SMA, bahkan bangku kami depan belakangan. Sering iseng dan usilin satu sama lain, namun semua itu berubah ketika Caca mengungkapkan perasaan kepadaku yang sesaat sama aku tidak memiliki rasa kepadanya.
 
waaah... seruuu...!!!

Kira-kira ada part lanjutannya nggak Suhu?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd