Pendekatannya emang ga boleh SARA karena justru akan bias.Memang apa masalahnya jika berdarah Makasar, saya Makasar meski skrg tinggal di Jateng.
Secara pribadi saya ga setuju begitu pembelaan kpd J ditonjolkan karena solidaritas etnis batak.
Pendekatannya emang ga boleh SARA karena justru akan bias.Memang apa masalahnya jika berdarah Makasar, saya Makasar meski skrg tinggal di Jateng.
Tapi ga bisa dijadikan alasan pembenar untuk membunuhMasalahnya dia masih benar² pegang istilah (Siri’ Ripakasiri’ ) moto hidupnya....
Batak itu Sumatra , kl Sulsel masuk bugis.Pendekatannya emang ga boleh SARA karena justru akan bias.
Secara pribadi saya ga setuju begitu pembelaan kpd J ditonjolkan karena solidaritas etnis batak.
Saya juga pegang itu sampai skrg Krn itu sebuah tekad dan pedoman hidup sebagai seorang laki2 .tapi tidak bisa di sama ratakan .Masalahnya dia masih benar² pegang istilah (Siri’ Ripakasiri’ ) moto hidupnya....
Maksudnya bisa dibenarkan buat sebagian orang lain? Ga boleh pendekatan begitu. Itulah gunanya hukum nasional untuk jadi sumber hukum diatas hukum adat.Ya ga bisa jadi alasan buat pembenaran untuk di sebagian orang...
Ini kan dari kaca mata kuda saya hu..
Di Jepang ga ada masalah pukul kepala anak karna salah, tapi jgn pantatnya...hehehe
Kebalik sama di indo pukul pantatnya gpp jgn kepalanya..
Ada atau tidaknya kan belum sampai di pengadilan. Yakin kalau di pengadilan akan bilang karena faktor ini?Memang...tapi kenyataannya ada kan kasus ini
Saya pikir hal ini berlaku di semua etnis hanya saja penamaannya beda2.Ada pembelaan untuk sebuah martabat sebagai anak laki2 Bugis dan toraja, garis bawahi kata pembelaan.meskipun harus ngorbanin nyawa .sebab jika tidak ada lagi rasa malu lebih baik mati.
Dari banyak sisi itu berupa pendekatan motif yang anda ambil sebagai bahan argumen bukan unsur suku pelaku yang anda ambil .kesannya orang Bugis sama semuanya.Bukan tentang SARA tapi liat kasus ini dari banyak sisi..
Teknik komunikasi bukan sekedar konpres...tapi tindakan menggulung judol yang identik dengan sambo itu juga untuk mengalihkan perhatian dari fokus ke sambo dan gengnyaUntuk sekelas institusi pemerintah, buat konferensi yg isinya ga bisa dipertanggung jawabkan menurut saya sih mempermalukan indonesia, trik receh polri buat opsi teraman ...kasus ini diperhatiin dunia sebagai tolak ukur, bukan lg cuma masyarakat Indonesia.
Sorry to say.. terlalu sinetron indosiar banget kalo jalan ceritanya begitu.Kalau aku berfikirnya kasus ini berawal dari KM, mungkin PC dan KM sudah pernah ada affair mengingat mereka 10 tahun bersama, dan dari potongan kesaksian-kesaksian nampaknya KM cemburu dengan kedekatan PC dan J, makanya selalu dijelaskan kalau J sering dapat ancaman dari KM, bisa jadi J pernah mergoki aksi KM dan PC, dan untuk menutupi itu mereka berdua bikin skenario dan laporan ke FS, sehingga FS jadi murka dan membunuh J, kalau sesuai dengan pikiranku kasian FS kena prank istri dan orang kepercayaannya
BBM sih udah mau naik dari sebelumnyaTerlalu kompleks sih makanya susah buat gamblang. Dampak kasusnya bukan cuma sekedar sambo gengnya sampai ke atas...banyak pihak yg ikut kebawa, secara upeti dari terdakwa jauh menyebar, paling² ganti strategi buat mengalihkan/ meredakan.. tinggal main harga bbm/ harga kebutuhan pokok contohnya
Orang-orang seperti kita informasinya terbatas hu heheMasih mencerna potongan2 drama dari rekostruksi kasus. masih merasa ada yg aneh tapi belom bisa mendeskripsikan.
"Motifnya sekarang bergeser kepada merusak martabat harga diri keluarga, nah publik ingin tahu gimana cara merusaknya," katanya.
"Apakah dengan perbuatan, apakah dengan perkataan atau dengan apa, sehingga Bu Putri bisa terbaring ke lantai," imbuhnya.
"Atau misal diberi zat beracun atau apa sehingga dia pingsan kita kan nggak tahu, artinya tidak terungkap,” lanjutnya.
“Saya kira motifnya untuk mendukung apa yang dikatakan merusak harkat dan martabat ,"