franklinwalk
Semprot Baru
- Daftar
- 17 Jul 2011
- Post
- 45
- Like diterima
- 816
Episode 9: Hari Libur
Emma pun terbangun dari 'relaksasi' dan tersadar ia ketiduran selama berjam-jam hingga hari berganti malam. Ia langsung beranjak dari bathtub, mengeringkan tubuhnya dan keluar dari kamar mandi. Kamarnya kosong. Erwin nggak ada dikamarnya tersebut. Hanya ada sebuah catatan kecil dikasur yang berbunyi Erwin menunggu Emma dimeja makan. Emma pun mengenakan pakaian dan langsung menuju meja makan. Erwin telah menunggunya dengan makanan dimeja. Emma langsung menghampiri Erwin yang mempersilakan kakak iparnya menyantap makanan tersebut. Dengan lahap Emma menyantap seluruh makanan dimeja. Seks siang tadi sungguh menghabiskan tenaganya. Usai makan, Emma diberikan sebuah 3 buah pil oleh Erwin.
"Ini pil anti hamil" kata Erwin
"Ternyata kamu takut aku hamil juga Win" balas Emma sambil menenggak 3 pil tersebut
"Nggak. Aku cuma nggak mau hubungan kita berakhir prematur karena kak Emma hamil. Lagi enak gini harus terhenti karena kak Emma mengandung dan semakin sulit setelah melahirkan karena ada bayi. Fuck no" sahut Erwin
"Jadi malam ini kita berapa ronde lagi?" tanya Emma
"Malam ini kak Emma istirahat aja. Tidur yang nyenyak karena aku nggak mau bang Ricky curiga ngeliat istrinya yang justru kelelahan. Dan inget, panggil aku Tuan" kata Erwin
"Ba...baik Tuan. Terima kasih untuk istirahatnya Tuan Erwin" balas Emma
Erwin kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya sementara Emma termenung dimeja. Pikirannya mendadak kacau. Ia membayangkan malam-malam terakhir sebelum Ricky pulang ia akan dihajar bertubi-tubi oleh Erwin. Ternyata ia diberikan waktu untuk istirahat oleh Erwin. Senyum muncul dibibir Emma. Ia membayangkan malam ini akan tidur dengan nyenyak. Ia mengangkat pantatnya dari kursi dan mulai melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya. Betapa senangnya Emma karena malam ini ia bisa beristirahat. Nggak perlu lagi menyerahkan tubuhnya untuk dipakai sekehendak Erwin. Nggak lagi ia harus mendesah meskipun nikmat yang ia rasakan.
Brrrrrrt....
Brrrrrrt....
Brrrrrrt....
Handphone Emma bergetar dipinggir kasur tepat ketika ia akan memejamkan mata. Nama Ricky muncul dilayar handphonenya. Emma tersenyum dan langsung mengangkat telpon dari suami tercintanya.
"Halo mas" sapa Emma
"Halo sayang. Duh maaf banget aku baru ngabarin. Sibuk banget ternyata dari kemarin" kata Ricky
"Iya nggak apa-apa kok. Aku ngerti mas" balas Emma
"Oh iya aku juga nggak bisa lama-lama. Malam ini semua kerjaan aku selesai dan kalo lancar aku besok udah pulang" kata Ricky
"HAH? Kamu serius mas?" tanya Emma kaget
"Iya serius. Makanya aku nggak bisa lama-lama telepon kamu, biar aku selesaikan kerjaan ini supaya bisa pulang besok pagi" jawab Ricky
"Yaudah kerja aja sana mas. Kangen-kangenan bisa besok" kata Emma
Mereka menyudahi telepon. Emma seperti ditimpa rejeki bertubi-tubi. Bukan hanya ia 'dibebastugaskan' oleh Erwin malam ini, namun juga besok suaminya pulang lebih cepat. Tapi kemudian perasaannya bercampur aduk. Emma sadar apa yang dilakukannya selama Ricky pergi dinas tidak akan pernah bisa dimaafkan. Dia berselingkuh dan menyerahkan tubuhnya kepada adik kandung dari suaminya sendiri. Bukan hanya itu, ia juga disetubuhi oleh satpam dan ketua RT. Semua itu jelas salah dan Ricky sudah pasti akan menceraikannya jika ia tahu soal skandal istrinya. Apalagi hal-hal liar yang Emma lakukan juga ia nikmati. Semua pikiran itu membuat Emma sulit terlelap. Ia merasa sangat berdosa melakukan dan menikmati affair bersama 3 orang itu. Rasa ini lebih parah jika dibandingkan dengan apa yang ia rasakan sebelum menikah dengan Ricky. Saat itu mereka sekedar pacaran, belum terikat sebagai suami istri. Sekarang status Emma adalah istri dari Ricky dan ia tetap melakukan affair. Emma mengingat lagi kegilaannya dalam beberapa hari ini. Bagaimana Emma memperlakukan Emma selayaknya budak seks. Diikat, dibuat multiple orgasm, dientot dua arah, bahkan membiarkan laki-laki lain menyetubuhinya secara gratis.
"Aaaahhh...sssshhh" desah Emma
Tiba-tiba tangannya sudah memasuki celana dan mengusap vaginanya. Emma memutuskan untuk melepas pakaiannya hingga tersisa underwear dan masturbasi sebelum tidur. Menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya dan membuatnya lelah agar ia bisa tidur. Tangan kanannya terus menggerilya bagian bawah tubuh Emma sementara tangan kiri Emma meremas payudaranya sendiri. Matanya terpejam membayangkan bagaimana laki-laki menginginkan tubuhnya. Ia merasa sangat seksi malam ini.
"Mmmmmhhh...uuhhhh" desah Emma
Emma kemudian merasa underwear itu menghalangi aksinya dan ia melepas semuanya. Kini Emma bugil, berbaring diranjang sambil bermain dengan tubuhnya sendiri. Kocokan pada memeknya semakin intens dan tangannya kini bermain pada puting Emma yang sudah mengeras dan sensitif. Kamar yang sunyi menjadi penuh oleh suara desahan Emma.
"Aaaahh...mmmmssssshhhh...aaassshhh" desah Emma
Namun rasa-rasanya itu semua belum cukup bagi Emma. Ia tak kunjung merasakan nikmat yang setara dengan masturbasi biasanya. Emma kemudian memiringkan tubuhnya dan menjepit tangan pada selangkangannya. Jemari Emma pun mengocok lebih dalam untuk memberikan sensasi layaknya sedang disetubuhi. Emma merasa lebih nikmat dan ia meningkatkan intensitas permainan jemarinya.
"Yesss...yesss...oooohhh..."
Namun Emma menginginkan yang lebih. Ia bangkit dan menuju lemarinya. Ia mencari vibrator dan dildo itu. Emma membutuhkan barang-barang itu agar bisa mencapai klimaksnya malam ini. Namun ia nggak menemukan benda-benda itu dikamarnya. Emma langsung mencurigai Erwin menyembunyikannya. Tanpa mengenakan pakaian, Emma keluar kamar menuju ke kamar Erwin. Perlahan Emma membuka pintu kamar Erwin dan ia melihat adik iparnya tengah tertidur pulas. Emma memasuki kamar Erwin dan mencoba mencari dimana vibrator dan dildonya disembunyikan namun nihil. Emma nggak menemukannya. Tempat berikutnya yang terpikirkan oleh Emma adalah gudang namun sebelum keluar kamar sebuah pikiran terlintas dikepala Emma.
"Tuan Erwin"
Emma menghampiri Erwin yang tengah terlelap dan berjongkok dipinggir kasur. Tangan Emma menyibakkan selimut Erwin secara perlahan dan terpampang Erwin yang tidur hanya mengenakan celana dalam. Dengan penuh kehati-hatian Emma membuka celana dalam Erwin. Mencuat kontol Erwin yang nampak lemas. Emma menarik napasnya. Tiba-tiba ia merasakan keraguan. Erwin memberikannya waktu untuk istirahat malam ini agar Emma bisa menyambut kepulangan Ricky dengan fresh tapi ia justru berada dikamar Erwin dan membayangkan kontol adik iparnya yang menggantikan dildo malam ini. Emma nampak maju mundur. Dirinya bimbang antara mengikuti kemauan tubuhnya dan memanfaatkan kontol Erwin untuk masturbasinya atau menuruti pikirannya untuk menuju gudang dan mencari vibrator. Apapun pilihannya Emma berkeras untuk memuaskan hasrat sensualnya malam ini sebelum Ricky pulang.
"Sssssshhh..." desis Emma perlahan
Akhirnya Emma memilih untuk mengikuti hawa nafsunya. Tangan kiri Emma mendarat di kontol Erwin dan perlahan bergerak naik turun mengocoknya sementara tangan kanan Emma beraksi pada vaginanya sendiri. Emma mengatur gerakan tangannya agar nggak membangunkan Erwin. Tangannya tak lupa ia ludahi agar kocokannya lebih licin. Setiap kali tangannya bergerak pada kontol itu, Emma semakin horny namun ia tak juga merasakan dirinya mendekati orgasme. Emma kemudian memutuskan untuk menaiki kasur tempat Erwin tidur secara perlahan dan memposisikan dirinya diantara paha Erwin. Ia mendekatkan wajahnya pada kontol Erwin namun nggak sampai menyentuhnya.
"Hhhhhhhhh....mmmmmmhhhhhh"
Emma terpejam kala aroma kontol Erwin menyeruak masuk kedalam hidungnya. Seperti nge-fly Emma dibuatnya. Si kakak ipar berjuang sekuat tenaga menahan segala hasrat gejolak untuk menyepong kontol adik iparnya sendiri. Mata Emma merem melek dan mulutnya terbuka serta lidahnya menjulur namun kerap kali urung menyentuh kontol Erwin karena ia takut akan membangunkan penguasa tubuhnya tersebut. Namun rasa itu semakin tak tertahankan dan Emma lepas kendali. Lidahnya menjilati kemaluan adik iparnya yang tengah tertidur. Emma kemudian merasakan nikmat yang sedari tadi ia cari-cari dan kini ia lepas kendali. Emma semakin menggila namun tetap hati-hati dalam menjilati kontol Erwin sebelum mengulumnya dan jemarinya juga terus mengocok vaginanya sendiri. Sesekali mata Emma menatap ke wajah Erwin takut tiba-tiba adik iparnya terbangun. Aman, pikir Emma, setiap kali ia melihat mata Erwin yang masih terpejam.
"Mmmmmhhhh...masih tidur" kata Emma perlahan
Semakin intens ia menservis kontol Erwin, semakin Emma kehilangan kendali. Emma menginginkan yang lebih untuk ia bisa merasakan nikmat pada tubuhnya. Maka Emma yang sudah kepalang nafsu ini merangkak perlahan diatas tubuh Erwin dan mengarahkan torpedo adik iparnya yang terlelap itu menuju liang kenikmatan Emma sendiri. Baru saja kepala kontol Erwin menyentuh bibir vaginanya, Emma sudah merasakan nikmat. Dengan perlahan tapi pasti Emma memasukkan kontol Erwin sepenuhnya.
"Aaaaahhh" Emma kelepasan mendesah
Buru-buru ia menutup mulutnya sebelum Erwin terbangun. Emma pun langsung menggerakkan pinggulnya naik turun dan segera ia merasakan nikmat yang ia cari-cari. Sensasi benda tumpul menyodok-nyodok vaginanya tak bisa tergantikan oleh jemari bagi Emma kini. Emma terus memompa kontol itu didalam memeknya. Meskipun perlahan karena ia takut membangunkan Erwin, namun rasa nikmatnya melebihi permainan jemarinya. Memeknya terasa padat dipenuhi kontol Erwin yang besar dan ngaceng bergerak keluar masuk. Setengah mati Emma menahan mulutnya agar nggak mengeluarkan desahan karena ia tetap menjaga agar nggak membangunkan Erwin.
"Mmmmmhhh...ssshhhh...hhhhh" desah Emma perlahan dan tertahan
Emma memberikan stimulus tambahan dengan membayangkan fantasi liar favoritnya yakni spitroast dan orang yang ia bayangkan hadir disini untuk mengisi mulutnya adalah Benny. Emma menutup matanya dan membuka mulutnya seakan-akan ia tengah menerima kontol Benny pada mulutnya. Emma langsung merasakan nikmat yang luar biasa. Dorongn stimulus tambahan itu berhasil mengantarnya menuju klimaks. Emma terus memompa dan menggenjot kontol Erwin sambil menjaga agar Erwin nggak terbangun. Dibantu oleh fantasinya yang liar membuat Emma semakin menjadi-jadi hingga akhirnya tubuh Emma bergetar dan mengejang.
"Mmmmmmhhhh...MMMMMMMMPPPPPHHHHHHHH!!!!!"
Emma sekuat tenaga menahan agar nggak melepaskan desahannya. Tubuhnya terduduk dengan kontol Erwin menancap dan tangannya bertumpu pada kasur disisi tubuh Erwin. Napas Emma memburu dan tersengal. Meskipun bukan squirt, tapi setidaknya Emma berhasil menuntaskan rasa horny malam ini. Ketika Emma membuka mata, ia melihat Erwin masih terlelap. Emma tersenyum.
"Terima kasih Win. Untung kamu nggak kebangun" kata Emma perlahan
Tiba-tiba Erwin menggerakan tubuhnya dan mengganti posisi. Kini Emma berada dibawah dan Erwin diatasnya kemudian ia membuka mata dan tersenyum pada Emma.
"Hanya karena aku merem, bukan berarti aku tidur Kak Emma" kata Erwin
"ERWIN?! Sejak kapan kamu..." kata Emma
"Sejak kapan aku bangun? Sejak Kak Emma masuk kamar aku telanjang dan acak-acak lemari aku. Cari apa Kak? Cari dildo sama vibrator? Ada di gudang eksekusi kita kok" kata Erwin
Emma terhenyak mendengar jawaban Erwin. Sedari tadi Emma mengocok hingga penetrasi ternyata Erwin nggak tertidur sama sekali. Ia merasa dirinya kotor dan terhina. Namun Emma nggak sempat memikirkan itu lebih lanjut karena Erwin telah selesai membenarkan posisi kontolnya dan kini siap menggenjot memek Emma. Kontol itu mulai memompa memek Emma yang baru saja mengalami orgasme. Basah dan becek membuat kontol Erwin semakin licin merangsek keluar masuk menyuntikkan nikmat pada Emma.
"Aaaahhh...uuhhhh...mmmmmsssss" desah Emma
"Padahal aku udah berbaik hati kasih waktu Kak Emma untuk istirahat karena aku tau seks kita melelahkan dan Kak Emma harus istirahat biar fresh ketemu Bang Ricky. Tapi Kak Emma malah kekamar aku dan ngentot sama aku yang lagi tidur. Memang Kak Emma ini nggak lebih dari pelacur haus kontol hahaha" kata Erwin
Mendengar ucapan Erwin bukannya membuat Emma marah justru membuatnya semakin merasa seksi. Memang benar adanya Emma haus kontol. Memang betul dia haus seks. Malam ini harusnya Emma beristirahat namun ia justru berada dikamar adik iparnya untuk memuaskan hasratnya secara diam-diam. Padahal ia hanya menghitung jam menunggu kepulangan suaminya. Emma mulai menerima dan terbuka terhadap sisi lain pada dirinya. Seorang istri yang hypersex.
"Yesss...aaahhh...aaahhh...Tuan Erwin...fuck...aaauuhhh...perlakukan aku layaknya...aaahhh...mainanmu Tuan...sssshhh" desah Emma
Erwin kemudian berhenti dan mencabut kontolnya lalu bergegas keluar kamar. Emma pun terheran-heran kenapa Erwin meninggalkannya seperti itu. Jawabannya terungkap hanya berselang beberapa menit kemudian ketika pintu dibuka dan Erwin nampak membawa beberapa hal. Erwin meletakkan semuanya dilantai. Emma melihat dengan saksama apa yang dibawa Erwin dan menelan ludah. Seutas tambang, sebuah borgol, tali pengikat leher, ball gag, vibrator, butt plug dan penjepit pentil. Mata Emma langsung mengarah kepada Erwin yang sedang tersenyum.
"Kak Emma pilih mau pake tambang atau diikat dileher? Apa yang akan aku lakuin ke Kak Emma tergantung pada alat yang Kak Emma pilih" kata Erwin
Emma lantas mengangguk dan langsung memilih dengan serius. Satu persatu dipertimbangkan oleh Emma namun Emma nggak bisa memutuskan secara pasti karena ia juga nggak tau apa yang akan dilakukan dengan setiap alat-alat tersebut. Emma bisa menebak tapi belum tentu tebakannya akurat. Emma mengambil seutas tambang dan berpikir Erwin akan melakukan bondage padanya malam ini. Emma senang bondage, tapi bekas ikatannya akan membekas dan mungkin nggak akan hilang ketika Ricky pulang. Emma kemudian mengambil tali pengikat leher dan pikirannya mengarah kepada Erwin yang ingin memperlakukannya seperti peliharaan secara harafiah. Emma berpikir keras memilih antara bondage atau peliharaan. Emma hanya berfokus pada dua hal tersebut sampai lupa ada alat lain yang harus ia khawatirkan. Emma kemudian melepaskan tambang dan menyerahkan tali pengikat leher itu kepada Erwin sebagai pilihannya.
"Hehe aku suka pilihan Kak Emma. Sekarang Kak Emma nungging" kata Erwin
Emma menuruti perkataan Erwin dan mulai menungging. Pertama-tama Erwin mengambil butt plug dan perlahan memasukannya kedalam pantat kakak iparnya. Tangan Emma nampak mencengkram dan matanya tertutup. Tubuhnya tampak tegang dan bibirnya meringis disetiap sentimeter butt plug itu merangsek masuk. Erwin menikmati prosesi ini hingga ia setiap kali butt plug itu sudah hampir masuk, ia menariknya kembali dan mengulangi dari awal.
"Aaaaasssshhh...aduuhhh...aaahhh....AAAAAAAAHHH" desah dan pekik Emma
BLESSSSSSSS
Butt plug itu pun menancap sempurna pada pantat Emma. Erwin kemudian mengambil vibrator dan menancapkannya pada vagina Emma. Bukan perkara sulit menancapkan vibrator itu pada memek Emma yang justru menantikannya. Selanjutnya Erwin memasang ball gag pada mulut Emma. Erwin merasa Emma semakin seksi dengan ball gag dimulutnya. Wajah Emma yang memelas semakin membuat hasrat seks Erwin melonjak. Selanjutnya Erwin mengambil penjepit pentil dan memasangkannya pada puting Emma dengan payudaranya yang menggantung pada posisi menungging begini. Awalnya Emma merasa dingin namun ketika penjepit itu mulai menjepit, Emma merasakan sakit dan perih lantaran penjepit dengan pemberat ditengahnya itu seperti menarik putingnya kebawah. Namun Emma nggak bisa berteriak lantaran mulutnya yang disumbat dengan ball gag.
"HHHHHHHMMMMMMPPPHHH!!! HAAAMMMMMMMMMMHHHHH!!!!" Emma mencoba menjerit
Erwin nggak menghiraukan upaya kakak iparnya untuk berteriak. Ia justru mengikat tali pada leher Emma dan membuatnya seperti anjing. Kemudian Erwin meminta Emma untuk berdiri. Butt plug dan vibrator yang telah menancap tersebut terasa menekan lebih dalam memberikan sensasi layaknya double penetration bagi Emma. Putingnya yang masih 'tertarik' kini nggak lagi sakit, justru Emma menikmatinya. Erwin pun memborgol tangan Emma kedepan membuat lengannya menjepit payudara Emma dan membuatnya terlihat lebih menantang. Erwin mengusap rambut Emma kemudian turun ke pipi.
"Kak Emma cantik banget. Yuk jalan-jalan" kata Erwin
Erwin mengenakan sebuah topeng lalu menarik tali yang mengikat leher Emma dan mengarah ke pintu. Emma mencoba menahan dirinya namun ia nggak berdaya melawan Erwin yang dengan kuat menarik kakak iparnya keluar dari pintu rumah. Erwin hanya mengenakan boxer tanpa baju sementara Emma bugil tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya berjalan keluar rumah menyusuri komplek ditengah malam ini.
"Oh iya aku lupa ini" kata Erwin berhenti
Erwin kemudian mengambil remote kecil dan menyalakan vibrator yang menancap pada vagina Emma. Sontak Emma langsung lemas dan refleks merapatkan kedua kakinya yang membuatnya semakin merasakan getaran itu pada memeknya. Emma menatap Erwin memohon agar ia mematikan vibratornya namun Erwin baru saja mulai bersenang-senang. Erwin menarik kembali tali itu dan mengajak Emma melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri komplek perumahan itu dan berharap bertemu seorang lelaki agar Erwin bisa mempersilakan lelaki itu menyetubuhi kakak iparnya. Namun nggak ada satu orang pun yang berpapasan dengan mereka. Erwin hampir mengarahkan Emma pulang sampai ketika ia melihat ada sebuah tempat yang ia jadikan tempat tujuannya. Mess petugas keamanan. Erwin menarik Emma menuju mess itu. Emma mencoba menahan namun tenaga Erwin jauh lebih kuat. Mereka tiba didepan mess para petugas keamanan ini dan Erwin mengikat tali itu pada pohon didepan mess kemudian ia masuk kedalam mess itu. Dada Emma berdegup kencang menunggu Erwin keluar. Ia tau apa yang akan terjadi padanya. Erwin keluar dan melepas ikatan pada pohon.
"Yuk" ajak Erwin
Emma dan Erwin pun masuk kedalam mess untuk petugas keamanan dari 3 komplek perumahan yang berbeda. Bangunan 3 lantai dengan 6 kamar per lantainya ini sering digunakan sebagai tempat beristirahat bagi petugas keamanan yang rumahnya jauh atau bagi yang shiftnya mepet. Erwin mengajak Emma naik ke lantai 3. Lantai paling atas. Setiap langkah Emma menaiki tangga, Emma membayangkan apa yang akan ia terima. Namun ketika ia tiba dilantai 3, ia justru merasa horny membayangkan dirinya disetubuhi para satpam ini. Membayangkan para satpam ini menggagahinya dengan kasar dan menyodokkan kontol mereka sedalam mungkin dan tempo yang cepat disertai kata-kata kasar membangkitkan birahi seorang istri yang dalam beberapa jam akan bertemu dengan suaminya yang tengah berdinas keluar kota.
"Dilantai ini cuma ada 4 kamar. Ini kamar pertama, bang Jaka" kata Erwin membuka kamar pertama
Emma memasuki kamar pertama dan berdiri disana. Dihadapannya terdapat seorang lelaki bertubuh kekar yang hanya mengenakan celana dalam. Jaka, nama satpam itu. Jaka bukanlah satpam komplek Emma, namun dari komplek sebelah. Jaka melongo menatap seorang wanita dengan tali terikat dilehernya dan pentil yang dijepit serta tangan terborgol. Baru kali ini dia melihat wanita seperti ini. Jaka meminta Erwin untuk melepas borgol Emma sebelum meminta Emma menghampirinya dan berjongkok. Jaka membuka celana dalamnya dan kontol ngacengnya melompat hingga menampar pipi Emma. Aromanya yang khas semakin meningkatkan libido Emma. Tanpa menunggu perintah, Emma langsung memasukkan kontol itu kedalam mulutnya.
"Aaaaahh...buset napsuan banget mas" kata Jaka ke Erwin
"Iya bang. Suami mengecewakan, jadi cari kontol lain yang bisa puasin" jawab Erwin
Emma sudah terbiasa dengan ucapan merendahkan dari Erwin. Bahkan ia merasa semakin horny tiap kali mendengar ucapan seperti itu. Tiba-tiba Jaka menarik tali yang mengikat leher Emma membuat Emma berhenti nggak bergerak. Jaka pun menggerakan pinggulnya memberikan facefuck pada Emma. Emma pun hanya pasrah kontol Jaka mengoyak mulutnya. Emma yang sudah terlatih dan terbiasa pun menikmati ini. Emma selalu menikmati facefuck oleh kontol yang perkasa.
"Gghhhllllgrrkkk...ggghhhhhkkkk...uuhhhhkkkk" Emma terbatuk
Jaka mencabut kontolnya dari mulut Emma dan meminta Emma berdiri. Jaka melepas jepitan pada pentil Emma yang membuat Emma bisa bernapas lega. Namun nggak berlangsung lama karena Jaka tanpa permisi menjilati dan mengulum pentil Emma yang masih terasa perih akibat jepitan tadi.
"Aaaiiiaaahh....aduuhhh...aaahhh...aaahhh...amppp...uuunnn" desah Emma
Tubuh Emma terlentang dikasur dan Jaka semakin bernafsu mendengar desahan seksi dari Emma. Lidahnya semakin beringas menjilati payudara Emma dengan memberikan gigitan kecil pada putingnya yang sedikit kemerahan akibat jepitan tadi. Emma mencoba meronta dan meminta Jaka berhenti untuk memberikannya waktu sejenak merelaksasi putingnya yang perih namun nggak digubris oleh Jaka. Ia terus menjilati dan mengulum pentil Emma.
"Aaaahhhh...ssssshhhh...stop...aaaahhh" desah Emma
Namun lambat laun rasa perih itu berubah menjadi rasa nikmat yang berbeda dari biasanya. Perih dan nikmat bercampur menjadi satu membuat tubuhnya bergidik. Apalagi ketika Jaka memilin puting Emma dengan jemarinya. Tubuh Emma langsung menggelinjang menikmati combo jilatan oleh lidah dan jemari Jaka yang terus memilin puting Emma bergantian. Ketika Jaka akan mengusap memek Emma lah ia menemukan sesuatu. Benda plastik yang ditarik oleh Jaka. Vibrator mini yang masih bergetar menancap dalam vagina Emma.
"Anjing sedari tadi lo pake ginian di memek? Binal maksimal!" kata Jaka
Jaka langsung mengarahkan kontolnya menuju memek Emma. Sedikit rubbing sebelum ia mendorong kontolnya memasuki liang senggama Emma yang basah akibat foreplay yang berbeda dari Jaka. Kontol Jaka yang besar agak sulit memasuki memek Emma yang tetap rapet meskipun sudah disodok hingga dua kontol sekaligus. Emma mendesah halus ketika kontol Jaka memompa memeknya dengan perlahan. Mata mereka saling mengunci dan Emma memberikan ekspresi menggodanya membuat Jaka semakin meningkatkan tempo goyangannya.
"Aaaahhh...aauuhhhh...yeeess...fuck...aaahhh...oohhh...God...yesss" desah Emma
Jaka menarik tali kekang yang mengikat leher Emma hingga kepalanya terangkat dan memberikan tamparan-tamparan pada pipi Emma sambil terus menggenjot memek Emma dengan cepat dan liar. Kontol Jaka tanpa ampun menggempur memek Emma yang menikmati setiap sodokan yang diberikan Jaka. Mulut Emma menganga dan langsung dilumat oleh Jaka. Mereka saling berpagutan. Lidah mereka saling bergumul seperti halnya tubuh mereka malam ini. Dikuasai oleh nafsu.
"Yessshhh...aaahhh...bang...terussss...aaahhh" desah Emma
Memek Emma yang terasa sesak pun kini merasakan kontol Jaka mengeras dan beberapa kali bergetar. Emma mencoba mendorong dan melepaskan kontol Jaka. Ia menghindari Jaka meyemprotkan spermanya didalam. Sudah terlalu banyak laki-laki yang menanamkan benih didalam tubuh Emma. Ia nggak ingin ada yang menambah lagi bibit didalam tubuhnya. Namun Jaka berpikiran lain.
"Aaaahhh...aaahhh...bang...diluar bang...oooohhh" pinta Emma
Jaka nggak bergeming. Ia hanya terus memompa kontolnya lebih cepat lagi dan mengincar klimaks secepatnya. Emma masih mencoba agar Jaka menembakkan spermanya diluar. Perut, toket, muka, bahkan mulut dan harus ia telan pun siap. Dimanapun selain didalam.
"Aaaarrrrhhh...aaaaggghhh...aaaahhhhh...AAAAAAARRRGGGHHH" Jaka mengerang
Crot...
Crot...
Crot...
Jaka menembakan spermanya didalam vagina Emma. Crot didalam. Emma hanya pasrah dan menerima fakta bahwa dirinya sekarang hanyalah tempat pembuangan sperma karena ia yakin Jaka bukanlah yang terakhir membuang spermanya didalam vagina Emma malam ini. Masih ada 3 kamar lain dan Emma sudah siap jika 3 kamar berikutnya juga akan melakukan hal yang sama. Jaka pun perlahan mengeluarkan kontolnya sambil terus 'membersihkan' sisa-sisa peju yang belum keluar sehingga setelah kontolnya keluar, pejunya sudah habis dibuang didalam memek Emma.
"Bangsat...begini rasanya ngentotin istri orang kaya hah?!" kata Jaka
"Gimana rasanya bang?" tanya Erwin
"Nikmaaaaattt!!! Desahannya luar biasa! Nggak kaya memek lonte jalanan. Kalo mbak mau dipuasin lagi, dateng aja kesini saya siap puasin mbak" jawab Jaka
Erwin pun meminta Emma membersihkan dirinya sebelum menuju kamar kedua. Sebisa mungkin Emma mengeluarkan peju yang bisa ia keluarkan. Setelah selesai, Erwin kembali memasangkan nipple clip dan borgol namun tidak dengan vibrator. Erwin mengarahkan Emma menuju kamar berikutnya. Emma nggak akan berbohong, dirinya nggak sabar lantaran sudah terlanjur horny akibat permainan Jaka.
"Kamar kedua. Fajar" kata Erwin
DHEG!
Emma terkejut mendengar nama Fajar. Ia teringat dengan sebuah kejadian ketika dirinya dan Ricky baru pindah ke komplek ini. Satu bulan setelah Emma dan Ricky menempati rumah baru mereka dikomplek ini, Emma dan Ricky menyewa tenaga asisten rumah tangga. Seorang wanita paruh baya dengan anaknya yang masih remaja bernama Fajar. Awalnya semua berjalan baik-baik saja sampai Faja mulai meneror Emma dengan sering coli menggunakan pakaian dalam Emma dan beberapa kali Emma merasa ada yang mengintip ketika dirinya sedang mandi. Semua akhirnya terbongkar dan Ricky yang murka langsung mengusir Fajar beserta ibunya dari rumah Ricky. Emma berharap ini bukanlah sosok Fajar yang itu.
Cklek...
Emma membuka pintu kamar itu dan matanya terbelalak.
"Eh kita ketemu lagi non Emma" kata Fajar
Ya, itu adalah Fajar anak pembantu yang pernah dipekerjakan dirumah Emma. Alangkah terkejutnya Emma kini ia harus melayani lelaki yang kurang lebih setahun lalu ia lempar dari rumahnya lantaran kepergok coli dengan pakaian dalamnya. Emma merasa nggak nyaman namun ia nggak bisa melakukan banyak hal.
"Ketemu lagi?" tanya Erwin
"Iya. Dulu gw pernah kerja dirumah dia tapi gw ketangkep basah lagi coliin kancutnya terus gw dipenjara 6 bulan lamanya. Eh sekarang ketemu udah binal gini" kata Fajar
"Hahaha lo ketipu bang. Dia udah binal dari dulu. Sebelum nikah aja selingkuh mulu, udah nikah makin gila selingkuhnya. Gih entot aja ini kakak ipar gw. Kasar, brutal, apalah itu. Seneng kok dia dientot kasar. Jangan ngentot baik-baik sama cewe yg nggak super binal" kata Erwin
Fajar langsung menarik tali kekang yang mengikat leher Emma dan mencium bibir Emma dengan segenap nafsu. Emma mencoba menolak namun Fajar telah menguasai tubuhnya. Emma merasa jijik namun Fajar enggan melepaskan tubuh Emma dari dekapannya. Satu tahun lalu ia hanya bisa berfantasi tentang 'majikannya' sambil coli di celana dalam milik Emma, kini sang 'majikan' berada dipelukannya sambil terus ia lumat bibir tipis dan seksi itu. Lidah Fajar mencoba terus merangsek masuk mengajak lidah Emma untuk menari erotis. Awalnya Emma menolak namun nafsu juga telah mengaliri tubuhnya.
"Aku akan wujudkan fantasi-fantasiku sama non Emma malam ini. Bersiap melayani fantasi aku non. Malam ini non Emma akan aku abisin" bisik Fajar
Fajar langsung melepas tubuh Emma dari pelukannya dan ia duduk dikasur. Emma terdiam berdiri dengan leher terikat, puting yang dijepit nipple clip. Fajar menatap tubuh Emma dari atas sampai bawah kemudian memberikan perintah.
"Striptease non" perintah Fajar
Emma menuruti perintah Fajar. Tubuhnya bergerak meliuk secara seksi mencoba membangkitkan gairah Fajar yang kini mengamati setiap gerakan Emma sambil menahan air liur. Emma merasakan dirinya menari erotis sambil diawasi setiap gerakannya perlahan membawa sensasi nikmat pada diri Emma. Ia nggak pernah menyangka akan merasakan nikmat dari perlakuan seperti ini.
Fajar kemudian menarik tubuh Emma menuju pangkuannya. Mata mereka bertemu. Emma saling bertatap wajah dengan seorang laki-laki yang sudah nggak sabar ingin mencicipi tubuhnya namun punya segudang daftar hal yang ingin ia lakukan pada tubuh Emma. Seperti singa yang siap menerkam mangsanya namun memilih untuk menikmati setiap senti tubuh mangsa yang berhasil ia taklukan. Dan seiring dengan tatapan nafsu itu, Fajar menarik pemberat pada nipple clip Emma.
"AAAAAAAAAAAHHHH" pekik Emma
"Goyang pinggulnya dong non. Lapdance" kata Fajar
Emma pun menuruti Fajar dan membalik posisinya hingga membelakangi Fajar sebelum mulai menggoyang pinggulnya memberikan lapdance untuk Fajar. Emma bisa merasakan kontol Fajar yang telah mengeras bagai batu dari balik celana dalamnya. Tangan Fajar menjamah tubuh Emma, melepas nipple clip itu dan meremas-remas payudara Emma dengan putingnya yang merah merekah.
"Auuuhhhh....sssshhh...uuuuuhhh" desah Emma kala jemari Fajar menyentuh payudaranya
Desahan dan rintihan keluar dari mulut Emma namun Fajar nggak membiarkan itu semua menghalanginya mewujudkan fantasinya akan Emma malam ini. Ia membuka celana dalamnya dan kontol yang sudah mengeras maksimal itu mencuat. Fajar pun meminta Emma untuk melakukan grinding pada kontolnya dan Emma menuruti permintaan Fajar
"Aaahhh...sepong dong non" pinta Fajar berikutnya
Emma pun berjongkok diantara kedua paha Fajar dan mulai memberikan blowjob. Tangan Emma memberikan sedikit kocokan sambil lidah Emma menjilati kontol Fajar yang sedikit banyak sudah basah akibat grinding pada memek Emma barusan. Lidah Emma terus bergerak menjilati kontol Fajar sebelum Emma mulai memasukan kontol tersebut kedalam mulutnya yang bergerak memompa kontol Fajar.
Bohong jika Emma bilang ia nggak menikmati kontol yang keluar masuk dimulutnya saat ini. Kontol milik Fajar yang sedang disepong oleh Emma ini semakin menembak libidonya lebih tinggi lagi hingga Emma kini nggak peduli tentang harga diri. Yang ia pedulikan adalah kenikmatan sensual. Emma menyepong kontol itu dengan sloppy dan ceroboh membuat Fajar sedikit banyak menggelinjang.
"Annnjjj...stop stop stop...udah. Kalo begini cara sepongnya bisa ejakulasi duluan gw" kata Fajar
Fajar pun meminta Emma untuk naik ke pangkuannya dan ia menghunuskan kontolnya pada memek Emma. Cowgirl. Mudah bagi Emma memasukkan kontol Fajar kedalam memeknya yang sudah basah berkat foreplay singkat barusan. Dalam sekejap kontol Fajar telah menancap dalam memek Emma. Dengan menarik tali kekang, Fajar meminta Emma untuk terus menggoyangkan pinggulnya naik turun dengan tempo yang cepat.
"Aaaaahhhh...uhhhhhh...yesss...aaaaauuhhh" desah Emma
Emma dan Fajar berciuman ditengah prosesi persetubuhan mereka. Ciuman mereka penuh nikmat dan nafsu yang membara. Tangan Fajar menggerilya setiap bagian dari tubuh Emma dihadapannya. Rambut, pipi, leher, lengan, punggung hingga tangan Fajar berada di pantat Emma. Fajar meremas-remas bongkahan pantat ranum milik Emma kemudian ia mencoba menelisik kedalam dan betapa kagetnya Fajar ketika mendapati sesuatu berada dilubang pantat Emma. Fajar pun mencoba menarik benda itu secara perlahan. Emma membenamkan wajahnya pada pundak Fajar menahan sakit ketika Fajar terus menarik benda tersebut keluar dari lubang pantatnya. Fajar pun akhirnya mencabut buttplug itu dari lubang pantat Emma.
"Dari tadi non Emma pake ini di pantat non?" tanya Fajar dijawab anggukan oleh Emma
"DASAR PEREK HAHAHAHAHA GW HENTAK LOBANG PANTAT LO MALAM INI!" kata Fajar dengan senang
Fajar langsung mencabut kontolnya dan menunggingkan Emma pada kasur. Ia langsung mengarahkan kontolnya pada lubang pantat Emma bersiap untuk anal seks yang menjadi puncak fantasinya malam ini. Meskipun masih terasa perih namun Emma nggak bisa berbuat banyak. Mau tidak mau, siap tidak siap Fajar akan menghentak lubang pantat Emma dengan kontol yang sudah dilumasi oleh cairan vagina Emma sendiri. Fajar meludahi kontolnya dan pantat Emma untuk memberikan sedikit pelumas agar lebih mudah dalam penetrasi. Dengan segenap nafsu, Fajar langsung menyodokkan kontolnya pada memek Emma.
"AAAAIIIIIIYYYAAAAAAHHHHH" Emma memekik
Fajar langsung menggenjot tubuh Emma yang menungging dihadapannya. Pinggulnya bergerak maju mundur dengan keras menepati janjinya untuk menghentak lubang pantat Emma yang selalu dinanti oleh Fajar. Ia sangat menikmati prosesi anal seks dengan Emma hingga tangannya pun kini menjambak rambut Emma membuat Emma menengadah dan desahannya keluar dari mulut mungil tersebut.
"Aaaaahhh...aaaaaduuuuhhh.....aaassssshhhhh" desah Emma
Kedua sejoli yang tengah dibakar nafsu membara ini menikmati setiap hentakan dan sodokan. Mereka saling menerima. Bahkan Emma pun nggak tinggal diam. Jemari Emma bergerak menyusuri tubuhnya dari payudara hingga akhirnya berhenti pada vaginanya. Kemudian jarinya mulai mencari klitorisnya dan bermain disana. Ditengah kontol Fajar yang terus menyodok pintu belakang, jemari Emma mengocok-ngocok memeknya sendiri demi mengalirkan kepuasan ekstra pada tubuhnya.
"Oooohhh...yesss...aaaiiiiihhhh...uuhhhhhmmmmmmhhhsssss" desah Emma nggak karuan
Fajar menyadari jemari Emma yang tengah mengocok klitorisnya sendiri dan yang Fajar lakukan kemudian adalah mempercepat tempo sodokannya pada memek Emma. Alhasil itu justru membuat semuanya semakin menggila. Fajar yang semakin gila menyodok pantat Emma menghasilkan Emma yang semakin menggila dalam mengocok memeknya sendiri. Desahan dan lenguhan pun membahana diseantero ruang ini.
"Aaaaiihhh...uuhhhh...aaaahhhh...mmmmmmsssshhh...fffuuuuuuuccckk" desah Emma
Mereka terus bergumul diranjang yang panas itu. Desahan dan lenguhan dari mulut Emma mengiringi hentakan dan sodokan yang diberikan Fajar pada anus wanita yang sebentar lagi akan menemui suaminya. Fajar yang tubuhnya bermandikan keringat masih bersemangat menggenjot wanita idamannya ini. Sesosok wanita yang dulu sempat ia 'lecehkan' dengan ngecrot pejunya pada pakaian dalamnya kini menungging dihadapannya menerima sodokan dan genjotan kontol Fajar pada anus Emma yang sedari tadi merintih. Semakin bersemangat Fajar memompa tubuh Emma, semakin Emma nggak bisa menahan hasrat yang terus melandanya. Tubuh Emma menegang dan Emma semakin bersemangat mengocok memeknya sambil meminta Fajar untuk terus memompa kontolnya dengan tempo seperti ini. Fajar mengikuti permintaan Emma hingga mata Emma terbelalak dan jemarinya melepaskan vagina yang semakin bergetar. Akhirnya, yang tak dapat dihindarkan pun terjadi.
"AAAAAAKKKKHHH...AAAAAAAHHHH...AAAAIIIIIYYYYYYYAAAAAAAAWWWWWHHH"
Emma mendesah hebat dan cairan squirt muncrat dari memeknya. Malam ini, berkat permainan Fajar Emma berhasil mencapai klimaksnya dan cairan squirt yang mengalir deras dari memeknya menjadi bonus bagi Fajar malam ini. Namun Fajar belum akan berhenti. Ia melingkarkan tangannya dan meletakkannya pada memek Emma sebelum mulai menggenjot kontolnya pada lubang pantat Emma tanpa memberikan waktu untuk beristirahat pada Emma.
"Aaaaahhh...aduuuhhhh...mmmmhhhh...istirahat...aaaahhh...dulluuuuu" desah Emma
"Shut the fuck up!" bentak Fajar
Fajar terus menggenjot Emma dengan posisi ini. Kontolnya melaju menembus lobang pantat Emma sementara jemari Fajar merangsek masuk kedalam memek Emma. Desahan Emma yang menggema dikamar ini menjadi pecut semangat bagi Fajar untuk terus menggagahi sang istri dari komplek sebelah ini. Fajar pun akhirnya menyerah. Dia mulai mengendurkan pertahanan namun tidak berarti menurunkan permainan. Ia terus menggenjot lubang pantat Emma hingga tubuhnya nggak bisa lagi menahan.
"AAAAAHHHH....AAAAHHHHH....AAAAAAARRRGGGGGHHHH!!!!" Fajar mengerang
Crot...
Crot...
Crot...
Kontol Fajar menyemburkan spermanya dilubang pantat Emma. Disatu sisi Emma lega karena ia nggak mungkin hamil dengan anal creampie, namun disisi lain Emma harus membersihkan lubang pantatnya juga. Namun tak apa bagi Emma, asalkan ia mendapatkan kenikmatan dari seks malam ini. Ia squirt.
"Gw pasti mampir ke rumah non Emma buat anal lagi. Non Emma punya pantat juara satu nikmatnya" kata Fajar
"Mampir aja siang-siang pas hari kerja bang. Pasti kosong rumah. Kan suami kerja. Entotin deh ini pantat sampe puas" kata Erwin
Emma hanya terdiam dan dengan tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Usai membersihkan tubuhnya untuk kali kedua, namun kali ini Erwin nggak memasangkan tali dan yang lainnya. Kini tubuh Emma hanya bugil tanpa sehelai benang menempel pada tubuhnya. Erwin pun mengajak Emma menuju kamar ketiga. Erwin masuk kemudian keluar lagi hanya kurang dari 5 menit.
"Kak Emma beruntung. Kamar 3 dan 4 mau dibarengin aja threesome. Namanya Pak Bambang dan Pak Yusman. Dua-duanya udah tua. Harusnya kak Emma bisa handle cepet mereka" kata Erwin
Emma hanya mengangguk dan memasuki kamar ketiga ini. Benar saja kata Erwin, dua laki-laki ini sudah usia lanjut dan lebih cocok menjadi sosok kakek untuk Emma. Yang berbadan agak gendut bernama Pak Bambang sementara yang brewokan adalah Pak Yusman. Mereka sudah siap dan langsung menghampiri Emma. Pak Bambang menarik tubuh Emma dan mendudukan tubuh Emma dipangkuannya sementara Pak Yusman berdiri sambil mengusap-usap rambut Emma.
"Jadi begini dik Emma. Saya dan Pak Yusman ini sudah terlalu tua untuk berselingkuh dari istri kami. Terutama saya sudah punya 4 cucu. Jadi saya dan Pak Yusman nggak akan apa-apakan memek kamu malam ini" kata Pak Bambang
"Memek kamu aman dik Emma. Nggak akan kami setubuhi" lanjut Pak Yusman
Mendengar perkataan dari kedua lelaki itu sontak Emma merasa senang. Emma menangkap perkataan dua lelaki itu sebagai bebas tugas alias ia nggak perlu melayani mereka. Mungkin hanya sebatas blowjob saja. Dan para lelaki itu setuju dengan blowjob. Emma pun lantas membuka pakaian Pak Bambang hingga bugil kemudian ia menungging diantara paha Pak Bambang yang duduk disofa bersiap untuk menerima blowjob dari Emma. Tangan Emma bertumpu pada paha Pak Bambang dan mulai memasukkan kontol ngaceng itu kemulutnya. Pak Bambang nampak ternganga menerima sepongan Emma yang begitu nikmat dirasakan sementara Pak Yusman tak tinggal diam. Ia mengangkat pinggul Emma dan memindahkannya ke sofa. Kini Emma menyepong kontol Pak Bambang dengan menyamping. Emma bertanya-tanya tentang alasan Pak Yusman memindahkan posisinya sampai ketika Pak Yusman mulai membuka lebar bongkahan pantat Emma. Pak Yusman kemudian meludahi lubang pantat Emma. Disitulah ia menyadari rencana Pak Yusman. Benar saja, kontol Pak Yusman mencoba penetrasi kedalam lubang pantat Emma. Anal seks.
"Pak, Bapak janji nggak akan..." kata Emma
"Huussshh...saya janji nggak akan ngentotin memek kamu. Pantat kamu? Lain cerita" kata Pak Yusman
Pak Bambang pun tertawa kemudian menjambak rambut Emma untuk kembali mengarahkan bibir mungil Emma menuju kontol Pak Bambang dan melanjutkan sepongannya. Pak Yusman melanjutkan penetrasinya kedalam anus Emma yang merah merekah siap disodok. Emma pasrah dan melanjutkan blowjobnya kala kontol Pak Yusman merangsek masuk kedalam lubang pantatnya yang masih nyeri akibat sodomi dari Fajar tadi. Namun Pak Yusman nggak peduli. Kontolnya yang sudah masuk pun nggak perlu waktu lama untuk menjelajahi lubang belakang Emma. Pinggul Pak Yusman bergerak maju mundur memompa kontolnya yang semakin ngaceng setelah merasakan pantat Emma.
"Ggggghhhlllkkk...gggghhhhhkkkkk...kkkkkkhhhhhh" Emma mencoba mendesah namun tertahan
Dengan mulut yang penuh oleh kontol Pak Bambang, Emma menikmati sodokan demi sodokan dari Pak Yusman dibelakang. Ingin rasanya Emma mengeluarkan desahan nikmatnya namun nggak bisa. Pak Bambang sama sekali nggak membiarkan kontolnya keluar dari mulut mungil Emma. Kemudian tangan Emma refleks bergerak menuju memeknya seperti ketika ia disodok oleh Fajar tadi. Jemari Emma bergerak menggerilya memeknya sendiri. Dengan sentuhan dan kocokan pada klitorisnya membuat Emma semakin nikmat dalam spitroast ini.
"Wah gila inisiati ngobel memek sendiri" kata Pak Yusman
"Pak Yus, gantian dong. Saya mau cicip itu juga" kata Pak Bambang
Pak Yusman pun mengangguk. Ia mencabut kontolnya dari pantat Emma dan mengubah posisinya. Pak Bambang berbaring dibawah kemudian meminta Emma untuk duduk dipangkuannya reverse cowgirl. Emma pun mengarahkan kontol Pak Bambang menuju lubang pantatnya dan ketika kontol itu masuk diiringi desahan keduanya, Emma mulai memompa pinggulnya untuk Pak Bambang menikmati gerakan Emma.
"Ooooohhh...mmmmhhhhsss....sakkk...aaaahhh...iiiiitttt..." desah dan rintih Emma
Pak Bambang nggak menghiraukan. Ia hanya menikmati setiap kali kontolnya bergerak keluar masuk pantat Emma yang sintal. Namun ditengah sesi itu, Pak Yusman menghampiri Emma dan memposisikan kontolnya persis didepan wajah Emma. Emma menoleh keatas menatap Pak Yusman yang tersenyum sambil mengisyaratkan Emma untuk memberikan blowjob. Emma pun membuka mulutnya dan kontol Pak Yusman langsung mencelos masuk kedalam mulut Emma. Tak tanggung-tanggung Pak Yusman langsung memberikan facefuck pada Emma. Gerakan tak terduga itu membuat Emma refleks menggenggam paha Pak Yusman dan kakinya pun naik. Setiap hentakan kontol Pak Yusman pada mulut Emma dibarengi tangan Pak Bambang yang menggerakkan pinggul Emma membuatnya juga ikut memompa kontol Pak Bambang. Sebuah gerakan erotis yang seksi.
"MMMMMPPPPHHHH....MMMMMGMGGGHHHHKKKKK..." Emma mencoba mengerang namun tertahan
Pak Yusman dan Pak Bambang pun menurunkan tempo permainan mereka dan melakukan sedikit perubahan pada posisi. Mereka meminta Emma untuk bertumpu pada kaki dan tangannya kemudian Pak Bambang kembali melanjutkan gerakannya memompa pantat Emma. Pak Yusman berpindah posisi kini berada disamping, memalingkan wajah Emma dan kembali melakukan facefuck pada wajah polos Emma.
"Pak Bambang, saya mau lobang pantat dik Emma lagi dong" kata Pak Yusman
"Aku baru sebentar ini Yus. Nanti dulu" jawab Pak Bambang
"Aku udah nggak tahan ini lho Mbang. Udahlah kita sama-sama aja" balas Pak Yusman
Emma melotot mempertanyakan maksud dari sama-sama kata Pak Yusman barusan. Seraya dengan kontol Pak Yusman yang dicabut dari mulut Emma, kontol tersebut pun berpindah kearah selangkangan Emma. Pada awalnya Emma berpikir Pak Yusman akan mengingkari janjinya dan mengocok memek Emma. Ia nggak keberatan dengan itu. Namun salah. Pak Yusman justru mengarahkan torpedonya kedalam lubang yang sama dengan yang sedang dinikmati oleh Pak Bambang. Kepala kontol Pak Yusman mencoba merangsek masuk 'menemani' kontol Pak Bambang yang sudah nyaman berada didalam.
"NO! JANGAN! SAKIIIITTTTTT!" kata Emma mencoba meronta
Namun apalah arti tenaga seorang wanita yang sudah kepalang tanggung berada disana? Seberapapun Emma mencoba meronta dan memohon, kemauan dan hasrat nafsu Pak Yusman tidak lagi bisa ditawar. Kontolnya semakin dalam mencoba masuk kedalam lubang pantat Emma. Akhirnya Emma hanya bisa pasrah dan menahan perih luar biasa dari proses double anal penetration.
"FUCK! MMMMMMHHH...YAASSSSHHH...AAAAAAAAAAAWWWWWHHHHHH!"
Emma mengerang kesakitan kala kontol Pak Yusman berhasil memasuki lubang pantatnya yang juga telah diisi kontol Pak Bambang. Kedua lelaki itu tersenyum penuh kepuasan dan mulai menggerakan kontol masing-masing. Emma menahan rasa perih luar biasa kala kedua kontol tersebut bergerak secara bersamaan memompa lubang pantatnya yang sesak.
Kontol Pak Yusman bergerak semakin cepat dan bernafsu memberikan rasa perih dan menimbulkan sedikit rasa nikmat bagi Emma sementara kontol Pak Bambang cenderung lebih menjaga temponya. Emma bingung harus merasakan apa. Rasa perih dan sakit yang ia rasakan perlahan berganti menjadi nikmat. Pada titik ini Emma udah yakin dirinya sudah jauh melewati batasnya. Ini adalah batasan baru bagi Emma. Seorang istri yang setia pada suaminya ternyata menikmati double anal penetration
"Aaaaaahhh...aaaaawwwwhhh...oooohhhh...sakiiiittttt" desah Emma
Rasa sakit yang dilontarkan oleh mulut Emma hanya membuat Pak Yusman semakin bersemangat. Ia terus memompa dan menggenjot kontolnya. Namun Emma nggak tinggal diam. Jemarinya kembali aktif bergerak untuk mengocok memeknya sendiri membuat Pak Yusman makin menggila dengan kontolnya yang terus menyodomi pantat Emma.
"Wah gila ini cewe. Binalnya nggak ketahan" kata Pak Yusman
Pak Yusman dan Pak Bambang saling tatap dan mereka mengangguk. Pak Yusman mencabut kontolnya dan membiarkan Pak Bambang memompa Emma hingga saat-saat klimaksnya. Pak Bambang terus menyodok-nyodok pantat Emma sambil Emma juga terus bermain dengan memeknya. Hingga tiba-tiba sodokan Pak Bambang terasa keras dan dalam kemudian kontolnya bergetar hebat.
"AAAAAAARRRGGGGHHHHH!!!!" Pak Bambang mengerang
"Aaaaaahhh....aaahhhh...AAAAAWWWWWWHHH" Emma membarengi dengan desahannya
Crot...
Crot...
Crot...
Tak cuma Pak Bambang yang klimaks dan memuncratkan cairan spermanya didalam lubang pantat Emma, sang istri setia ini pun juga memuncratkan cairan squirt dari memeknya. Bisa dikatakan mereka ejakulasi secara bersamaan. Pemandangan yang sungguh dinikmati oleh Pak Yusman dan Erwin yang sedari tadi terperangah oleh permainan kakak iparnya.
"Sekarang saya dik" kata Pak Yusman
Emma pun menghampiri Pak Yusman dan mulai memberikan servis handjob. Tangan Emma terus bergerak mengocok kontol Pak Yusman yang semakin mengeras dan semakin mendekati klimaks. Torpedo itu mulai bergetar membuat Emma semakin bersemangat dalam mengocoknya. Pak Yusman nggak kuat lagi menahan dan tubuhnya menegang diikuti bergetar hebat tanda ia akan segera ejakulasi.
Crot...
Crot...
Crot...
Sperma kental dan hangat ditembakkan dari kontol Pak Yusman tepat mengenai wajah Emma yang sudah siap menantikan momen ini. Emma sedikit tersenyum karena ia tau ini adalah kamar terakhirnya. Pak Yusman dan Pak Bambang hanya bisa duduk bersandar. Energi mereka habis total namun terbayarkan dengan nikmat luar biasa.
Emma?
Bangkit dari posisinya, menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah dan pantatnya dari sperma kemudian keluar bersama Erwin. Emma sendiri rasanya puas karena di kamar terakhir, momen double anal penetration terakhir ia sempat squirt walaupun hanya sedikit.
"Kamu selalu tau cara bikin aku jadi gila Tuan Erwin" kata Emma pada Erwin diluar mess itu
"Hahaha aku akan selalu buka pintu binal kak Emma. Aku akan terus eksplor sisi-sisi liar kak Emma yang belum terekspos. Kak Emma kan mainan seks aku" kata Erwin
"Iya Tuan"
"Yuk pulang"
Mereka pun pulang. Jam menunjukkan pukul 4.50. Dalam 10 menit jalanan komplek akan segera ramai. Emma mulai merasa takut namun ketakutannya sirna ketika mereka tiba dirumah. Aman terkendali. Erwin memerintahkan Emma untuk mandi kemudian tidur. Emma melakukan persis apa yang diminta oleh Erwin.
---
Keesokan paginya Emma terbangun dengan perasaan yang masih bercampur. Kali ini ditambah dengan perasaan bersalah yang luar biasa hebat. Hal itu akibat dari pesan yang dikirim oleh Ricky yang berbunyi ia akan tiba pukul 9 pagi. Emma sendiri terbangun pukul 11. Ia terlambat 2 jam dihari kepulangan Ricky. Emma langsung menuju kamar mandi berharap air dingin akan mendinginkan pikirannya. 30 menit kemudian, setelah Emma berhasil menenangkan dirinya, ia keluar dari kamar mandi. Setelah lengkap berpakaian, ia keluar dari kamar dan alangkah kagetnya Emma ketika melihat Erwin dan Ricky berada diruang tamu tengah berbincang.
"Aduh maaf ya mas aku kesiangan bangunnya. Nggak jemput kamu di bandara deh" kata Emma minta maaf
"Iya nggak apa-apa. Erwin barusan cerita dia ngerepotin kamu banget ya selama sampe kamu harus sering begadang?" tanya Ricky
Emma menatap Erwin sebelum kembali menatap Ricky kemudian ia berkata Erwin kesulitan tidur lantaran kakinya sakit akibat terjatuh dikamar mandi ketika mencoba untuk pergi sendirian kekamar mandi. Erwin mengangguk dan tersenyum kemudian Ricky mengusap kepala Emma dan mencium keningnya sebelum mengangkat koper kelantai atas meninggalkan Emma dan Erwin berdua.
"Aku cuma mau bilang sama kak Emma kalo aku belum klimaks semalem dan aku mau klimaks hari ini. Jadi tolong siap-siap, kita ngentot maksimal hari ini. Ngerti?" kata Erwin
-Episode 10-
Terakhir diubah: