Yasir jadi sering mampir di toko Yanto, seolah ia tidak pernah ke rumah Yanto. Yanto mengajak Yasir menginap lagi di rumahnya, tetapi Yasir menolak dengan alasan ia pulang hari. Pekerjaan di kantor banyak, padahal Yanto tidak tahu liang kemaluan ibu mertuanya sudah beberapa kali dibeceki oleh Yasir.
Akan tetapi siang itu sewaktu Yasir mampir lagi di warung Yanto, Yasir tidak bertemu dengan Yanto, tetapi Anita, istri Yanto.
"Yanto keluar kota dari tadi pagi, mungkin sore baru pulang, Yas..." kata Anita.
Yasir tidak segera pergi dari toko Yanto, karena dipesankan kopi oleh Anita dari sebuah cafe di dekat pasar.
But some how Anita bercerita pada Yasir kenapa sudah 3 tahun ia menikah dengan Yanto ia belum punya anak.
Yasirpun menawarkan dokter kandungan yang dikenalnya pada Anita. Kata Yasir, banyak pasangan yang berhasil mempunyai anak melalui tangan dingin dokter kandungan ini.
Tetapi Anita berpesan pada Yasir, jangan memberitahukan pada Yanto. Gengsi dong, laki-laki kalau ketahuan ia mandul... biarlah masalah ini Anita yang menyelesaikannya dengan Yanto.
Maka itu perjanjian Anita mengunjungi dokter kandungan dengan Yasir sudah pasti dikala Yanto keluar kota.
Selesai kunjungan ke dokter kandungan, Anita dan Yasir tidak segera berpisah. Obrolan Yasir banyak yang menyita perhatian Anita. Anita terhibur... Anita bisa tertawa lepas kala ngobrol dengan Yasir. Mereka pun bertemu di cafe.
Dua kali pertemuan... tiga kali... karena kunjungan ke dokter kandungan tidak hanya bisa dilakukan sekali, dan setiap kali kunjungan Anita selalu minta ditemani Yasir, kencan pertamapun dimulai sewaktu mereka mendapat tempat duduk di luar cafe yang sepi, hanya mereka berdua duduk minum dan ngobrol di situ, Yasir berhasil memeluk tubuh Anita dan mencium bibirnya.
Dari ciuman pertama itu Yasir dapat menilai Anita bahwa napsu Anita kurang mendapat perhatian Yanto. Apalagi kemudian Anita membuka rahasia suaminya pada Yasir, bahwa Yanto itu mempunyai penyakit mani encer, uhuuk... uhhuuk... uhuuk... Yasir terbatuk-batuk.
"Apa sebelum menikah kamu nggak periksa dulu punya Yanto apa bisa dipakai atau tidak? Mani encer itu kan tidak mendadak terjadi...?" kata Yasir.
"Kami belum pernah berhubungan intim sebelum nikah, Yas." jawab Anita. "Penis Yanto bagaimana bentuknya aku juga gak tau..."
Jika Anita sampai berani ngomong penis pada Yasir, pertemuan di cafe lagi, setelah mereka membeli minuman di cafe lalu membawa keluar untuk minum di taman, mereka pun berciuman mesra lagi dan pada saat itu Yasir berani mengeluarkan penisnya kemudian mengarahkan tangan Anita untuk memegangnya.
Anita tidak hanya memegang penis Yasir, tetapi juga mengocok penis Yasir. Gayungpun bersambut. Anita mengajak Yasir pulang ke rumah.
Wawww...
Hanya memandang tempat tifur Tante Hani saja penis Yasir langsung ngaceng. Dan pada waktu Anita pergi ke kamar mandi, Yasirpun berciuman mesra dengan Tante Hani.
Mereka berdua sudah biasa bersetubuh. Merekapun bersetubuh. Anita keluar dari kamar mandi, yang tampak oleh Anita adalah maminya duduk ngobrol dengan Yasir, padahal jantung keduanya berdebar-debar, karena keduanya baru 5 menit yang lalu melakukan aksi hubungan kelamin di kamar.
Anita menyuruh Yasir mandi. Selesai Yasir mandi dan bertukar pakaian bersih, ketiganya makan duduk mengelilingi meja makan di dapur.
Pastinya tidak ada kecurigaan dari Tante Hani kenapa Anita mengajak Yasir menginap di rumah tanpa Yanto, karena birahinya bisa dipuaskan Yasir.
Tadi sebelum makan, Yasir baru sampai, sudah sekali lubang vagina Tante Hani dipuaskan oleh kontol Yasir, belum lagi nanti, selesai makan.
Tante Hani tidak tau transaksi yang terjadi antara Anita dan Yasir di bawah meja kalau tangan Yasir sedang mengelus bulu zembut Anita.
Anita yang tidak memakai celana dalam itu sengaja membuka pahanya lebar-lebar membiarkan biji kelentitnya dicubit dan ditarik-tarik jari Yasir, karena Anita merasa nikmat. Selama 3 tahun pernikahan biji itu belum sama sekali disentuh Yanto, baru sekarang oleh Yasir.
Oh... alamak... rintih Anita dalam hati menahan nikmat cubitan jari Yasir pada biji kelentitnya sampai-sampai Anita lari tunggang langgang melepaskan air kencingnya dan orgasmenya di kamar mandi.
Huuu...uuuffff... Anita menghembuskan napas lega.
Selesai makan, Tante Hani membersihkan meja makan dan dapur. Anita beralasan merapikan kamar, tetapi di dalam kamar, tubuhnya ditelanjangi oleh Yasir lalu payudaranya yang mungil masih kencang dan berdiri tegang itu diremas Yasir, dikulum mulut Yasir dan dihisap.
Lubang vaginanya menjadi permainan jari tangan Yasir. Lubang itu sampai becek.
Anita yang baru berumur 26 tahun itu dan baru pertama kali merasakan permainan ini tentu saja sangat menikmati malahan ia berani mendesah dan merintih.
Sampai tahap ini sekali lagi Anita orgasme, baru kemudian lubang vagina dicucuk oleh penis gemuk milik teman suaminya itu.
"AAAACCHH.... UUUMMH..." rintih Anita saat lubang vaginanya disodok batang kelamin Yasir. Anita merasa lubang vaginanya ngilu bercampur geli disambung dengan nikmat saat biji kelentitnya tergesek-gesek batang Yasir saat batang Yasir melakukan pergerakan maju-mundur.
Foto pengantinnya yang dibingkai dengan pigura berwarna putih dan terpajang di dinding kamar, seolah tanpa arti.
"AAAKKKHHH... AAAGGHH... OOOHHH.... AAAGGHHH... AAAGGHH.... AAAGGHHH... OOOHH.... OOOHHHH... OOOHH..." rintih Anita terlentang dengan tubuh telanjang. Kedua tangannya ke belakang menggenggam erat ujung bantal kepala. Lubang vaginanya terus disodok.
Kadang bibirnya dicium, teteknya dihisap... diremas... Anita tak tahan lagi... demikian pula dengan Yasir.
Anita kemudian tak peduli lagi sewaktu lubang vagina disemprot oleh peju Yasir yang kental dan hangat.
Malah Yasir menarik keluar penisnya perlahan. Setelah itu ia memperhatikan lubang vagina istri temannya itu yang mengeluarkan cairan pejunya.
Uuuhhh... Yasir menyodorkan penis basahnya untuk dibersihkan oleh mulut Anita.
Kemudian yang ditemukan Tante Hani di kamar setelah dapurnya bersih adalah Anita sedang duduk ngobrol dengan Yasir di tempat tidur.
Tante Hani ikut nimbrung.
Tante Hani mengungkapkan keinginannya mempunyai seorang cucu.
Toko Yanto boleh berjalan lancar, bini cantik, rumah bagus, kendaraan mobil sampai tidak muat di halaman, harus parkir di tepi jalan, apalah airnya harta, bila jiwa tidak dipuaskan oleh ramainya celoteh seorang cucu, lantai rumah berantakan oleh mainan cucu... dinding rumah yang dicoret-coret cucu...
Ah... peduli amat Anita dengan celoteh maminya dengan Yasir. Anita berbaring membuka hapenya. Kedua kakinya ditekuk berdiri dan Anita tidak sadar jika ujung dasternya sudah tidak tersangkut di dengkulnya, melainkan mempelorot turun sampai di tengah pahanya.
Yasir yang duduk di sebelah Anita melihat dan Yasirpun membuka rahasianya untuk kedua wanita yang sudah pernah disetubuhinya itu dengan membuka paha Anita dan mencium vagina Anita.
"Mamimu juga istriku, Nit... aku tidak ingin menyembunyikan rahasia itu lagi..." kata Yasir.
"Ya Nit, maafkan Mami..."
"Ah... bukannya Anita yang harus minta maaf, Mi..." kata Anita. "Anita sudah merebut suami Mami..."
Mereka telanjang bertiga. Yasir berbaring di tengah menjilat vagina Anita, sedangkan penisnya dikocok dan dihisap Tante Hani.
Dan pada saat lubang vagina Tante Hani digojlok oleh penis Yasir, vagina Anita dijilat oleh Tante Anita.
Owww... permainan semakin seru seolah ketiganya tidak mengenal malam.
Gantian vagina Tante Hani dijilat Anita saat lubang vaginanya digenjot penis Yasir.
Yanto?
Tidur pulas di kamar hotel!
Sebulan kemudian, Yanto baru kaget sewaktu Anita dinyatakan hamil sudah 2 minggu oleh dokter kandungan yang memeriksanya. (2024)