Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG OOTD Office Orgy Team Development

Status
Please reply by conversation.
:tegang::tegang::tegang::D:D:D:D:D:Dmohon maaf suhu suhu semua setelah beberapa hari kemarin agak terkuras oleh "vera" akhirnya newbie bisa update lagi cerita ini.
mungkin segera vera akan ditampakkan di subfor IGO.

selamat menikmati lanjutan ceritanya


========================================================

matahari menusuk mataku melalui celah kecil antara kedua gorden dari jendela kamar kostku, aku terjaga, aku tak ingin bangun pagi ini kataku dalam hati. aku tak ingin bangun lagi untuk selamanya kataku lagi sembari membuang nafas. kulihat jam dinding di samping kananku, sudah pukul 9 pagi...
"ah sudah lah aku tak mau masuk kantor hari ini.."
tubuhku terasa begitu lelah, tertarik oleh kasur dan bantal gulingku, apa yang kulakukan kemarin sih sampai aku selelah ini. dan otak ku yang masih belum bekerja sepenuhnya kembali mencoba mengingat ngingat kembali apa yang kemarin terjadi.
bayangan bayangan singkat kembali muncul, masturbasiku di toilet kantor, pelecehan di lift, mini market, astaga tuhan apa yang kupikirkan kemarin, aku menggoda seorang polisi yang menolongku!
astaga lia, apa yang kau pikirkan lia! rutukku berulang kali di dalam hati, kututup mataku dengan tangan kiriku, aku merasakan pening ketika semua memori memalukan itu muncul dalam benakku.

"lupakan...aku harus mengabari kantor.."
tangan kananku menggapai gapai ke ujung ranjang, mencari telepon genggam sialan itu dengan setengah hati.
kuayunkan jariku untuk membuka kunci layarnya ketika kulihat ada notifikasi chat lagi di layarku.
kucari cari nomor kontak HRD, kuketik sebuah pesan whatsapp, meminta izin tidak masuk, tidak enak badan karena menstruasi, sebuah kebohongan, sent.

daftar chat masuk malam tadi sampai subuh,dengan malas kubuka satu persatu, 3 pesan dari gerry,
"baby, sorry i was late. r u okay?"
"sleep tight my queen"
"have a nice day dear, mungkin aku bakal sibuk lagi hari ini. talk to u later"

hatiku ragu, ragu untuk membalasnya, apa yang dia pikirkan, ketika aku benar benar membutuhkan dia, apa yang dia lakukan, sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan mengacuhkan aku. apa yang harus kukatakan padanya. apa yang harus kuceritakan padanya.... apa yang terjadi padaku dan apa yang kulakukan ketika ia bekerja mati matian demi masa depan kami

"it's okay. i love u baby" jawabku singkat dengan mata berbinar, kurasakan perasaan bersalah atas apa yang kulakukan. dan air mataku tak tertahan ketika kutekan tombol send, aku wanita kotor...

getaran pada teleponku menghentikan air mataku, balasan dari bu cyntia, head hrd. izin sakitku diterima tapi tidak meringankan beban pada hatiku dan aku masih tak bisa menghentikan air mata yang terus menetes dari ujung mataku.

kubuka satu persatu pesan masuk dan kubalas sekenanya, beberapa chat dari group, chat dari vera yang kebingungan karena ia datang dan tidak melihatku di kantor. dan aku sampai pada chat terakhir dari malam sebelumnya... chat dari bajingan laknat itu, orang yang melecehkanku, menggodaku, dan membuatku menjadi seorang wanita kotor. kubaca ulang chat tadi malam dengan terisak.

==================
9 jam yang lalu


me :"apa yang kamu mau! bajingan kamu!"
xxx :"lia lia lia, kamu tahu betul apa yang aku mau. aku mau kamu menjadi dirimu yang sebenarnya, dirimu di foto tadi, menikmati setiap sentuhan di tubuhmu"
me :"BAJINGAN KAMU! HAPUS FOTO ITU!"
xxx :"hapus sayang? kamu yakin? sepertinya bukan itu yang kudengar ketika kau berbisik pada kedua anak sma itu sayang, kamu ingin mereka membayangkan dirimu"
me :"tidak, itu bohong! aku tidak mengatakan itu!"
xxx :"sayang, wajahmu sore tadi tidak bisa berbohong, kamu menginginkannya, tubuhmu memintanya"
me :"aku bukan wanita semacam itu!"
xxx :"mari kita cari tahu tentang itu lia, mari kita lihat sejauh apa kamu akan menyangkal."
me :"cukup, hapus foto itu. nomormu akan ku blok!"
xxx :"silakan lia sayang, kamu bisa memblokir nomorku, tapi kamu tidak akan bisa memblokir semua orang, ketika foto ini terpampang di kantor?"

aku tertegun, hampir menangis membayangkan apa yang akan terjadi jika foto itu tersebar, vera, ko jimmy, teman teman kantorku, dan....gerry...
emosiku memuncak, ketakutan menguasai tubuhku membuat semua bagian tubuhku menggigil dan bergetar

me :"APA MAUMU KEPARAT! KAMU MAU UANG? HAPUS FOTO ITU!"
xxx :"begitu caramu meminta lia?

air mataku kembali menitik membaca jawaban dari bajingan itu, emosiku terpecah, kemarahan, ketakutan, penyesalan, semua berkecamuk dalam hati dan pikiranku

me :"tolong, hapus foto itu. aku mohon" balasku memelas
xxx :"kau hanya perlu mengikuti beberapa permintaanku lia sayang"
me :"apa, katakan?" putus asa aku kembali bertanya padanya
xxx :"tunggu instruksiku" balasnya singkat, meninggalkanku menangis semalaman sampai dewi mimpi menjemputku

=============================


aku terjaga beberapa jam setelah chat itu berakhir dengan kata katanya yang menghantuiku, membawa pikiranku melayang layang, membayangkan segala kemungkinan terburuk yang akan dia lakukan, membayangkan jika foto foto itu tersebar.
chat nya pagi ini, sebuah jawaban, instruksi yang tak sengaja telah kuikuti karena tubuhku yang menolak bangun ketika alarmku berbunyi.

"kau tak perlu ke kantor hari ini, tunggu kejutan dariku"

tidak seperti ketika aku membalas chat dari gerry, aku mengetik tanpa keraguan. aku siap menerima perlakuan tidak senonoh darinya asalkan foto itu menghilang. aku sudah meyakinkan diriku, ia akan meminta bersetubuh denganku dan aku akan menyelesaikan semua ini.

"sudah. kamu ingin tubuhku? aku di kost, aku yakin kamu sudah tau kost ku, datang dan ambil tebusanmu. hapus foto itu aku mohon" balasku dengan penuh keyakinan

dua buat ceklis biru muncul di samping balasan chat ku. jantungku berdegup kencang menunggu balasan dari bajingan itu. aku siap. aku ingin tahu bajingan yang menjebakku ini, aku akan membalasnya.

"tok tok tok" ketukan di pintu kamar kostku mengejutkanku, tubuhku seketika terduduk, aku tidak menyangka dia akan datang secepat ini, aku tak menyangka dia ada di sini dan seketika itu juga ketakutan kembali menjalar di seluruh tubuhku. jemariku tiba tiba terasa begitu dingin dan lututku tidak bisa berhenti bergetar. walau pikiranku berkata aku siap disetubuhi olehnya, hatiku merasakan ketakutan luar biasa.

"tok tok" sekali lagi pintu itu diketuk dan aku perlahan bangkit dari tempat tidurku berjalan perlahan mendekati pintu
"si..siapa?" tanyaku dengan ragu, tanganku memegang pegangan pintu itu tanpa tenaga, aku tidak siap dengan kenyataan ini, seoalah malaikat maut datang menjemputku
"saya non, slamet. ini ada paket buat non lia" suara parau dari slamet, penjaga kostku menjawab dengan cengkok jawanya yang khas.
"taruh saja depan pintu met, nanti saya ambil." lega, aku menjawab dengan lancar kali ini. darahku terasa berdesir kembali mengalir ke seluruh tubuh, senyumku muncul kembali ketika kukatakan pada diriku betapa bodohnya aku memikirkan segalanya terlalu jauh.

"non lia ndak apa apa?" tanya slamet sekali lagi dari luar pintu, kurasakan suaranya begitu dekat karena tubuhku bersandar pada pintu.
"gak knapa knapa met, cuma gak enak badan. nanti saya ambil paketnya." jawabku lagi sembari berjalan menuju kasurku dan merebahkan diriku.

ah nanti saja kuambil paket itu,aku belum memakai bra ku, dan tanktop putih ini terlalu tipis, celana pendek ku juga terlalu pendek, bisa bahaya kalau aku keluar seperti ini. kataku dalam hati sembari merebahkan diriku dan mengambil telepon genggamku



"sudah kau terima paket untukmu lia sayangku?" bajingan itu kembali mengirimkan pesan whatsapp.
jemariku menari nari di layar sentuh mengetik sebuah jawaban, sebuah jawaban yang wajib kukirim walau aku merasakan jijik terhadap orang ini.
"sudah, di depan pintu. belum aku ambil. apa itu?" tanyaku dalam balasanku.

typing....

begitu lama tulisan itu muncul tanpa ada jawaban dari orang itu, bibirku yang sedari tadi kugigit gigit karena gugup menunggu jawabannya mulai terasa kebas. akhirnya ia membalas

"bagus, kamu membuat ini semua lebih menarik lia. ikuti instruksiku."
"mandi bersihkan tubuhmu, aku ingin kau mencukur habis bulu kemaluanmu. atau lebih nyaman bagimu jika kusebut, memekmu? hahaha"

rasa jijik dan mual kurasakan ketika kubaca jawaban dari orang itu, aku merasa begitu rendah dan tak berdaya membacanya.

"baik. ya apapun sebutanmu." jawabku singkat dengan patuh.

"masih ada lagi setelah itu lia sayang. bersihkan tubuhmu, lilit dirimu dengan handuk dan ambil paketmu di luar hanya dengan handukmu sayang, jangan kenakan apapun di bawah handuk itu sayang"
jawabnya, perintah yang kembali membuatku harus merendahkan diriku, aku nyaris tidak pernah keluar kamar ini dengan penampilan seperti itu. bahkan tidak dirumahku sendiri, bahkan tidak di depan gerry tunanganku.

"baik, ada lagi?" tanyaku dengan pasrah.

"tunggu aba abaku untuk keluar kamar. ingat, aku bisa mengawasimu." jawabannya membuatku geram, ia ada di sini, ia bisa melihatku, ia tahu tempatku tinggal. kenapa ia harus membuat ini begitu sulit untukku! ia hanya tinggal datang mengetuk! aku tahu yang ia inginkan adalah tubuhku, akan kubiarkan dia menyentuhku dan menikmati tubuhku sekali ini saja, kenapa ia mempersulit diriku!

"baiklah." aku pasrah menjawab semua permintaannya. kebodohanku kemarin membuatku menjadi budak fantasi dari bajingan tengik itu.
tak henti hentinya kurutuki kebodohanku, tak ada lagi air mata, hanya kekesalan pada diriku sendiri yang kurasakan, sudah 15 menit aku berusaha mencukur habis bulu kemaluanku dan sudah kulakukan sesuai dengan permintaannya. aku sudah membersihkan tubuhku, mandi air hangat lebih membuat ku lebih rileks. kuperhatikan tubuhku di cermin di depan ranjangku, baru kali ini aku mencukur habis rambut kemaluanku, ada sedikit rasa gatal di bagian bagian yang tadinya tertumbuhi rambut rambut itu.

telepon genggamku bergetar.
"keluar sekarang, pungut paket itu dari lantai dengan berlutut. buka paketnya dan keluarkan barang di dalamnya. baru kau boleh masuk ke dalam kamar." instruksinya agak janggal dan menganggu pikiranku, kenapa harus berlutut, kenapa aku harus mengeluarkan barangnya dari dalam kotak.

kubuka perlahan pintu kamarku dan kuintip keluar. hanya halaman kosong, rerumputan di ujung halaman terlihat segar terguyur hujan, kulirik area parkir, hanya ada motorku terparkir di situ, jalan di depan kost ku pun tidak ada mobil terparkir, tidak ada orang. ya aku berusaha mencari bajingan itu. tidak ada siapapun di luar kost ku,pikiranku kembali menggerutu, aku ingin tahu siapa bajingan ini.

kubuka pintuku dan aku berlutut di atas lantai, tubuhku yang terlilit handuk putih yang seolah tak berguna untuk menutup payudaraku yang membusung, karena tertarik gravitasi ketika aku menunduk hendak membuka paket seukuran kardus indomie di depan kesetku.



telepon genggamku bergetar kembali
"aku mengawasimu lia sayang, buka paketmu, jangan coba coba masuk sebelum kau ambil semua barang di dalamnya".
aku menggerutu membaca pesan whatsapp darinya, benar benar merepotkan, kardus itu terbalut plastik hitam dan plakban yang menyulitkanku untuk membukanya, pantas saja ia melarangku masuk, ia ingin melihat tubuhku! geramku sembari berusaha merobek semua plastik yang membungkus paket itu.
gerakanku yang terburu buru membuat lilitan handukku semakin mengendur, panjang handuk yang tak cukup menutup sampai ke bawah pun membuat paha putih mulusku kini terpapar matahari yang mulai naik, aku hanya ingin menyelesaikan tugas ini!
handukku sudah nyaris terlepas, menunjukkan hampir semua bagian atas payudaraku, pahaku pun sudah tidak lagi tertutup karena gerakan gerakanku.
ah sudah lah, ini kan yang dia inginkan? biar puas! biar berhenti sudah siksaan ini! kataku dalam hati ketika seluruh plastik penutup kardus itu terbuka, kubiarkan diriku menjadi tontonannya, entah ia berdiri di mana tapi aku tahu dia memperhatikanku. kurobek plakban yang menutup dus itu dan kurogoh benda di dalamnya.

gerakanku merogoh ke dalam dus itu membuat tubuhku kini agak menghadap ke kiri, dan aku nyaris tersedak ketika kulihat slamet sedang berdiri mematung, memegang sapu dengan kedua tangan di depan pintu kamarnya yang terbuka. kostanku adalah rumah biasa yang dirubah menjadi kost kostan. hanya ada 8 kamar,3 dengan pintu langsung ke halaman dan 5 kamar di dalam rumah yang pintunya langsung menuju ruang tamu. kamarku terletak di paling pojok, menghadap langsung ke halaman. dan di sudut satunya, kamar si pemuda jawa penjaga kost, slamet.
yang kini sedang berdiri, seolah tidak percaya akan pemandangan yang terpampang di hadapannya. tubuhku yang nyaris telanjang hanya terlilit handuk yang sudah nyaris terlepas.
wajahnya yang khas orang kampung, kusam dan hitam, kini melotot dengan mulut terbuka, dan kulihat dari balik celana boxernya, kemaluannya menonjol, berereksi sepenuhnya, ia terangsang dengan pemandangan di depannya, diriku.

belum habis rasa terkejutku ketika kurasakan kembali beberapa benda di dalam kardus bersentuhan dengan tanganku, membuat bulu kudukku berdiri, apa ini,kenapa ini begitu....begitu kenyal...
"non, itu..." suara slamet memecah rasa penasaranku sembari menunjuk handukku yang kini terlepas ikatannya. mempertontonkan payudaraku untuknya.terburu buru kutarik tanganku keluar dari kardus dan satu tanganku menarik handukku, dan aku terburu buru masuk dan menutup pintu. aku benar benar merasa malu, aku telanjang bulat di depan anak itu. bocah belasan tahun itu kini sudah melihat tubuh ku tanpa sehelai benang pun.

shit natalia, pria mana lagi yang harus melihat tubuhmu! umpatku dalam hati sembari mengetik pesan untuk bajingan itu. "sudah, puas kau? sekarang hapus!"
dua ceklis biru kembali muncul, bajingan itu sudah membacanya, ia harus menghapus foto fotoku!

*tok tok* apa lagi ini kataku ketika kudengar pintu yang kusandari diketuk, apa bajingan itu datang? aku bangun dan langsung mengenakan kembali handukku, kukencangkan ikatanku dan kubuka pintuku dengan cepat.



"eh... non lia heheh..." bocah belasan tahun itu kini berdiri di depanku, tingginya membuat posisi kepalanya tepat berada di depan leherku, membuatnya menghentikan ucapannya ketika dia menunduk dan melihat tepat ke belahan payudaraku. risih, aku mencoba menutup bagian paha dan dadaku dengan kedua tanganku.
"ya? ada apa ya met?" ujarku tak sabar ingin segera menutup pintu kamarku, risih ku kembali kurasakan ketika tak sengaja kulihat ke arah celananya, penisnya masih berdiri tegak menonjol dari balik boxernya, dan ujung kepala penisnya yang belum bersunat menyembul dari balik karet pinggang celananya.

"ini non tadi ada yang jatuh pas masuk" katanya sembari matanya tetap tertuju pada belahan dadaku. dadaku terasa sesak melihat benda di tangannya. benda itu, alat kelamin pria, penis, hanya saja tidak menempel pada apapun....benda itu ada di genggaman slamet, yang menatapku dengan penis nya yang juga sedang berereksi...kurenggut benda itu sedetik kemudian dan kubantingkan pintu itu tanpa kuucapkan sepatah katapun. kubalikan tubuhku yang bergetar karena marah dan rasa malu dan kulihat benda yang kuambil tadi dari dalam kardus, kini tergeletak di lantai, benda yang sama dengan yang kini ada di genggamanku. ini dildo... ada 2 dildo di kamarku, 1 tergeletak di lantai dan 1 di tanganku, dua ukuran. masih ada benda aneh seperti mutiara yang disusun berurutan di sebuah tali yang berujung pada cincin. dan sebuah bentar yang terbungkus plastik hitam.

aku tak percaya dengan apa yang kulihat dan apa yang sudah terjadi. sekali lagi aku mempermalukan diriku sendiri, aku terjatuh berlutut di lantai, geram, muak dengan semua ini. kurain telepon genggamku dan ku ketik kemarahanku pada layar chat.

"apa apaan kau mengirimkan ini semua! sudah! semuanya sudah kulakukan sekarang hapus fotoku!" kuhentakan jariku dengan sekuat tenaga mengirimkan pesan amarahku pada bajingan di ujung chat sana

"ini baru permulaan natalia sayangku, kurasa kau tahu cara menggunakan benda benda itu bukan?" jawab bajingan itu tanpa menunggu lama.

"hapus foto itu!" jawabku lagi dengan terisak

"natalia sayang, kau bisa menikmati hadiahmu. jangan buka bungkusan hitam itu sampai kuperintahkan. dan ngomong ngomong natalia, bocah itu kini sudah dewasa berkatmu. nikmati hari liburmu natalia" jawabannya diiringi dengan hilangnya tulisan "online". aku masih terisak mengingat bagaimana slamet memandangiku dengan penis mainan di tangannya, harga diriku terluka...

sesaat kemudian kudengar suara derungan mesin motor dari ujung halaman, itu pasti dia! kubuka kembali pintuku berusaha memergoki orang yang mempermainkanku dan menjatuhkan harga diriku. tak ada siapapun, meninggalkanku dengan kekecewaan. teringat aku dengan kejadian sebelumnya, kulihat sekeliling, aku lupa dengan slamet yang sesaat tadi masih berdiri dengan penis tegangnya di depan pintuku, ia sudah hilang, kamarnya tertutup. langkah kakiku terhenti ketika kurasakan kakiku menginjak sesuatu di kesetku, hangat, dan kulihat ceceran sperma di pintuku dan kesetku.
slamet...bocah sialan itu menyemprotkan spermanya di pintuku!



(to be continue....)
 
Terakhir diubah:
Bertaon2 gw silent reader..baru pernah 1x komen..ini komen gw yg kedua :

KEREN BANGETTTTT..LANJUTKANNNN..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd