Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ngentot Sales Kompor Gas Berjilbab

Sesuai yang direncanakan, kami berempat aku, Merry, Agung dan Rina berangkat ke kota dengan mobilku. Setelah lima jam perjalanan akhirnya lepas tengah hari kami sampai di perumahanku. Rencana pun segera kami susun.

"Semuanya dengarkan aku, kita harus susun rencana ini dengan matang," kataku sambil meminum kopi yang sudah dibuatkan Merry untuk kami semua.

Aku pun mulai dengan informasi bahwa tanggal 10 bulan ini alias 3 hari lagi, jadwal Wati mengecek selang kompor gas di rumah ini. Rina dan Agung yang bertugas menggiring Arman ke rumah ini harus bisa menjalankan tugas dengan baik. Arman biasa luntang lantung jadi juru parkir di dekat pasar besar.

Lalu, aku dengan Merry akan memasang CCTV di tempat-tempat yang sudah kami tentukan. Kami sementara akan tinggal di rumah sebelah yang kosong, kebetulan Om Herman pemilik rumah memang menitipkan kunci kepada kami, sejak dia kuliah S2 di Jakarta dan keluarganya juga ikut pindah ikut Om Herman.

*****

Tepat tanggal 10 pagi-pagi, Rina membawa mobil pikap kami untuk kulakan ke pasar. Sementara Agung tetap di rumah membantu memasang CCTV. Aku sudah SMS Wati agar datang siang lepas tengah hari dengan alasan aku masih ada acara kondangan.

Rina awalnya tampak belum biasa nyetir mobil pikapku, namun aku yakinkan dia, itu sama seperti mobil-mobil lainnya. Rina pun berangkat ke pasar dan mulai kulakan barang seperti yang biasa aku lakukan. Rina ternyata punya banyak kenalan di pasar. Hal itu semakin mempercepat proses pembelian barang-barang sembako itu.

"Lho biasanya mobil ini dibawa Pak Toni, lha kok sekarang Mbak yang kulakan, sendirian lagi, bagaimana nanti naikkan ke mobil," kata Bibi Ijum, juragan beras itu nampak bingung melihat tumpukan barang-barang sebanyak itu.

"Oh ya Bi, saya juga baru sadar sekarang, mmm..saya keponakannya, tapi kata Om Toni, ada kuli panggul yang biasa naikkan barang," kata Rina.

"Oh ya, ada cari saja di sana, itu pos tukang parkir."

"Ya Bi, saya kesana sekarang."

Rina bergegas menuju pos kecil yang berisi tukang parkir dan pekerja pasar. Lalu, diperhatikannya satu per satu. Ah, kok si Arman tidak ada. Wah bisa kacau ini. Batin Rina menggerutu.

"Mbak ada apa Mbak? Ada yang bisa dibantu?" kata seorang laki-laki dari belakang.

"Oh ya ya Mas, waduh kaget saya, mau angkat barang ke mobil, wah akhirnya ketemu juga upsss...maaf Mas hehehe," kata Rina.

Rina sangat gembira setelah menoleh ternyata targetnya, Arman yang menyapa dari belakang. Arman nampak senyum-senyum melihat kecantikan Rina. Khas cewek salon yang cantik dan menggoda.

"Oh ya, saya Arman, saya tukang parkir di sini, kalau kuli panggul saya panggilkan Pak Dirjo dan teman-temannya di sana, di warung kecil itu," kata Arman.

"Ah tidak usah, barangnya tidak banyak, bagaimana kalau Mas Ganteng eh Mas Arman maksud saya yang bantu saya, gampang nanti ada uang rokoknya, oh ya saya Rina," kata Rina sambil menjulurkan tangan untuk bersalaman dengan nada menggoda.

"Ah Mbak bisa aja, mana ada orang kuli seperti saya ganteng hehehe ya bisa saja Mbak, kalau begitu saya bantu Mbak Rina," kata Arman sambil menjabat tangan mulus Rina.

Arman pun dengan bersemangat mulai menaikkan barang-barang ke bak mobil pikap itu. Setelah semua barang dinaikkan. Rina mengajak Arman makan nasi rawon di warung dengan parkiran.

"Wah Mbak ini baik sekali, ditraktir makan segala, kalau begitu upahnya tidak usah saja, apalagi yang dibantu Mbak Cantik hehehe."

"Ah nggak boleh gitu dong Mas, saya tetap harus bayar jasa Mas Arman. Oh ya panggil saya Rina saja, biar akrab."

"Oh ya ya, kok kulakan sendirian sih, biasanya mobil ini yang bawa kan Bapak yang punya kumis cambang tipis itu, yang dari perkebunan, Pak Toni bos sembako."

"Oh ya Mas, itu Om saya, saya ini keponakannya, Om sama Tante lagi ada acara kondangan, terus saya juga kebetulan mau jalan-jalan. Oh ya, nanti bisa nggak ikut ke rumah, karena saya kan tidak bisa menurunkan barang-barang sebanyak ini," kata Rina memelas.

"Wah, ke perkebunan sana? Jauh Mbak, saya tidak bisa."

"Bukan Mas, keluarga saya punya rumah di pinggiran kota, kredit perumahan, bisa ya? Nanti ongkosnya saya tambah dech."

"Oh di sini saja to, tentu bisa lah. Tapi benar lho bukan karena ongkosnya hehehe saya senang bantu Rina kok, boleh nggak minta nomor HP-nya yang ada WA-nya gitu."

"Oh itu gampang, ini ada kok, catat ini Mas," kata Rina sambil menyodorkan HP-nya.

Arman pun dengan roman gembira mencatat nomor HP Rina. Arman tidak sadar, dia sedang masuk jerat setan. Arman memang sudah terbuai dengan tubuh langsing Rina, mulutnya yang mungil bergincu tipis dan rambutnya yang panjang dikuncir ekor kuda.

Rina pun menyerahkan kunci mobil ke Arman. Lalu, layaknya pasangan yang dimabuk cinta, mereka berdua keluar dari pagar pasar dengan mobil pikap penuh muatan sembako. Sesekali tampak tangan Rina mencubit paha Arman sambil tertawa cekikikan.

*****
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd