POV Aslam
Setelah selesai mandi aku, Mama, dan Bunda pun sudah bersiap-siap menunggu kedatangan Tante Mumtaz beserta keluarganya. Pagi itu Mama memakai baju Salwar Kameez khas Pakistan berwarna merah lengkap dengan aksesoris seperti kalung, gelang, anting-anting yang disebut Jhumka. Bunda sendiri memakai Salwar Kameez berwarna putih namun ditambah dengan kerudung. Aku pun juga memakai pakaian khas Pakistan tersebut dengan warna hijau yang trendi.
Mamaku Aisha Sultan
Tepat jam 7 pagi ketika kami sedang sarapan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Mamaku pun bangkit dari meja makan dan bergegas membukakan pintu. Saat pintu dibuka ternyata yang datang adalah Tante Mumtaz beserta keluarganya yaitu anaknya Zoya dan suaminya Tulang Tigor. Mama pun langsung mempersilahkan mereka masuk dan makan bersama kami.
"Assalamualaikum Ibu, Aslam". Sapa Tante Mumtaz ramah.
"Waalaikumsalam". Balasku dan Bunda secara bersamaan. Aku pun langsung mencium tangan Tante Mumtaz dan juga Om Tigor.
"Eh Mumtaz, Tigor, Zoya ayo makan dulu sini". Ajak Bunda pada mereka.
"Eh bos, lama ya kita gak ketemu hehehe". Kata Zoya menyapaku sambil mengajakku toast tangan. Aku pun membalas ajakan toast tangannya lalu dia duduk di sampingku.
Pagi itu Tante Mumtaz dan Zoya kompak memakai Salwar Kameez warna kuning. Mereka terlihat sangat cantik dan anggun. Pagi itu kami pun sarapan bersama dengan menu Roti Canai dan Kari Kambing.
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcRB2pI2-1pZbE6k_FnHav5V-n-S6WIwo9NU63j3DSTfj_2MsIR0
Tante Mumtaz
Sepupuku Zoya Harahap
Suasana makan pagi itu pun cukup meriah. Tulang Tigor yang suka melawak dan Tante Mumtaz yang cukup cerewet pun mendominasi pembicaraan. Kami semua pun sering tertawa mendengar ocehan mereka berdua. Ya Tante Mumtaz walaupun sama-sama cantik seperti Mama namun dia ini memang jauh lebih cerewet dibandingkan Mamaku yang cenderung kalem. Walau gaya mereka cenderung ceplas-ceplos namun kami merasa nyaman dengan gaya mereka berdua yang ceriwis.
Setelah selesai makan tepat jam 8 pagi kami pun bersiap-siap meninggalkan rumah. Sebelum berangkat Bunda pun berpesan pada Mbok Sumi untuk menjaga rumah selama kami pergi. Setelah itu kami pun pergi meninggalkan rumah.
Pagi itu kami pergi naik Toyota Fortuner milik Tulang Tigor. Kursi depan ditempati Tulang Tigor sebagai supir dan Bunda. Kursi tengah ditempati oleh Mama dan Tante Mumtaz. Terakhir kursi belakang ditempati olehku dan Zoya. Selama perjalanan kami pun banyak mengobrol tentang keseharian kami
"Kak Aisha kok si Afiq gak dibawa kesini". Tanya Tante Mumtaz.
"Ya kan dia sekolah Taz, makanya gak aku bawa kesini". Jawab Mamaku
"Terus Nadia kemana, apa masih kuliah". Tanya Tante Mumtaz lagi
"Iya dia masih kuliah di Semarang". Balas Mamaku.
"Kak, aku mau liat foto Afiq dong, udah lama nih gak ketemu sama si "bule kecil" itu hihihihi!" Pinta Tante Mumtaz pada Mamaku.
"Yaudah nih liat aja". Kata Mamaku sambil menyodorkan HPnya pada Tante Mumtaz. Setelah membuka HP Mama dan melihat foto Afiq disitu dia pun berkomentar.
"Wah lucu juga ya si Afiq, mirip banget sama Papanya hihihi". Komentar Tante Mumtaz pada foto Afiq.
"Sini Ma aku juga mau ngeliat fotonya Afiq". Pinta Zoya pada Mamanya. Tante Mumtaz pun memberikan HP Mama pada Zoya.
"Ihh lucu banget sih kamu gemes deh ngeliatnya". Komentar Zoya pada foto Afiq.
"Ma, nanti kalo ada waktu kita ke Jakarta ya nengokin Afiq". Lanjut Zoya meminta pada Tante Mumtaz.
"Iya nih Mama juga udah kangen sama si "bule kecil" itu hihihi, gimana Pa mau gak nanti kalo ada waktu kita nengokin ponakan kecilmu ini di Jakarta?" Tanya Tante Mumtaz pada Om Tigor.
"Ya tinggal menunggu perintah Nyonya besar Papa siap jalan ke Jakarta hahahaha!" Balas tulang Tigor yang juga membuat seisi mobil tertawa mendengar ocehannya.
Tak berapa lama akhirnya kami pun tiba di tempat pesta yang bertempat di salah satu gedung di pinggir Kota Medan. Saat itu tamu pun sudah mulai berdatangan. Setelah memarkirkan mobil kami semua pun turun dan menuju pintu masuk gedung.