satu5kosong7
Suka Semprot
- Daftar
- 22 Oct 2018
- Post
- 23
- Like diterima
- 57
Saran dan masukannya sudah banyak dan bagus2 banget dari suhu2 disini, ane cuma mau membold aja karna semua pointnya sudah disebutin sama teman2 di atas.
1. Ajak diskusi baik2 saat keadaan netral, istrinya mas TS dikasih tau, diajarin kalau masnya tersinggung, sakit hati kalau istrinya lg "ngadat", ajarin gimana caranya supaya jadi istri yang mas TS suka, dan mas TS juga tanya istri sampean gmn cara supaya istrinya senang sama sampean dan "jadi lebih baik".
2. Jika memungkinkan ajak konsultasi ke psikolog klinis yang memang biasa menangani orang dewasa, ibu rumah tangga, atau keluarga. Bisa konseling berdua, atau istri sampean sendiri, atau bisa juga seperti yg suhu2 di atas bilang, sampean yang konsul biar sampean gak sampai depresi gara2 menghadapi istri sampean.
3. Kalau memang sampean sayang, cinta, tentukan batas kesabaran, dihitung banyak mana plus dibanding minusnya, kalau malah banyakan minusnya, bisa juga balik ancam masnya bilang gak kuat kalau istri sampean begitu terus kelakuannya (tapi jangan saat keadaan emosi, salah satu atau keduanya).
Kalau saya yang cuma penonton, mending bubar mumpung blm punya anak, orang punya luka batinnya sama siapa kok kita laki2 yang jadi pelampiasannya, kasian juga nanti kalo udah punya anak, nanti anak2nya jg bisa punya "inner child" karna kelakuan ibunya ke bapaknya spt itu.
1. Ajak diskusi baik2 saat keadaan netral, istrinya mas TS dikasih tau, diajarin kalau masnya tersinggung, sakit hati kalau istrinya lg "ngadat", ajarin gimana caranya supaya jadi istri yang mas TS suka, dan mas TS juga tanya istri sampean gmn cara supaya istrinya senang sama sampean dan "jadi lebih baik".
2. Jika memungkinkan ajak konsultasi ke psikolog klinis yang memang biasa menangani orang dewasa, ibu rumah tangga, atau keluarga. Bisa konseling berdua, atau istri sampean sendiri, atau bisa juga seperti yg suhu2 di atas bilang, sampean yang konsul biar sampean gak sampai depresi gara2 menghadapi istri sampean.
3. Kalau memang sampean sayang, cinta, tentukan batas kesabaran, dihitung banyak mana plus dibanding minusnya, kalau malah banyakan minusnya, bisa juga balik ancam masnya bilang gak kuat kalau istri sampean begitu terus kelakuannya (tapi jangan saat keadaan emosi, salah satu atau keduanya).
Kalau saya yang cuma penonton, mending bubar mumpung blm punya anak, orang punya luka batinnya sama siapa kok kita laki2 yang jadi pelampiasannya, kasian juga nanti kalo udah punya anak, nanti anak2nya jg bisa punya "inner child" karna kelakuan ibunya ke bapaknya spt itu.