.
.
Dengan widi, waktu untuk bertemu boleh di bilang jarang. Karena kami bisa ketemu pas latian silat saja. Di samping aku sibuk bekerja, widi yang mahasiswa tingkat akhir otomatis disibukkan dengan skripsi. Selesai latian, kita lebih sering ngobrol bareng sama temen-temen latihan. Temen-temen lain ngga pada tau kita pacaran, taunya ya kita cuma ngobrol. Kita bersepakat jika waktu kita free bebarengan, kita akan bertemu selain saat latihan. Ternyata waktu yang dinanti tak kunjung datang, karena kami benar-benar sibuk dengan urusan masing-masing. Hingga akhirnya aku iseng-iseng menyempatkan diri untuk mampir ke tempat latihan, saat itu keadaannya sepi karena libur nasional.
"Sayang aku di tempat latihan, sini mampir" Ucapku via telfon
Nasib sedang mujur, jawaban widi sesuai dengan yg ku inginkan
"Iya bentar ya, masih di rumah dosen revisi skripsi" Jawab widi
"Oke aku tunggu" balasku
Tak berapa lama, widi pun datang. Refleks ku peluk dia karena kangen, widi pun membalasnya
"Yang, ini didepan tempat latian. jangan lama-lama peluknya" Ucap widi
"Oh iya lupa, lha wong kangen sih" balasku
Tapi dasar insting kucing di kasih ikan menyala, aku keceplosan
"Bagaimana kalo di belakang tempat latian?? kan ga dilihat orang" tanyaku
"Yakin??" Balas widi
"Yakin lah, kapan lagi" Kataku
Ku gandeng widi ke belakang tempat latihan. Ku peluk hangat widi kembali. Tak ada kata yang terucap, hanya ingin menikmati momen berdua meski resikonya ketahuan. wkwkwk
Tiba-tiba "Cup", kami cipokan
Dibalik pembawaan widi yang kalem, ku akui dia lebih pro soal cipokan. Puas cipokan tanganku bergerak ke arah toketnya. ukurannya pas dengan badan widi yang lebih pendek dariku.
Keadaan yang semakin siang dan semakin ramai, tak memungkinkan bagi kami untuk melanjutkan ritual tersebut. kami sudahi ritual tersebut, dan pindah ke depan tempat latihan. Di depan kami mengobrol biasa, perkara skripsi, kegiatan kerjaku dll.
Pertemuan kami hari itu kami sudahi, karena widi mesti kembali ke rumah dosennya untuk ambil revisi skripsi. Ku memaklumi toh itu juga untuk masa depan dia.
.
.
Setiap ada kesempatan bertemu, ritual di belakang tempat latihan berulang hingga 3 kali. saat itu ngga ada pikiran di bawa ke kos. pekerjaanku yang terkadang menuntut masuk di akhir pekan, widi yang sibuk bolak-balik kampus ngurus skripsi. hingga akhirnya sesuatu yang mengagetkanku datang. Widi mulai memblokir FBku, komunikasi mulai kurang dan tak ada jawaban, jika ada pun jawaban yang sekedarnya. Belajar dari pengalaman dengan gelagat seperti itu, hubungan pacaran ini takan bisa dilanjutkan. akhirnya kami putus. Galau?? enggak. sebab setelah kupikir dengan matang hal itu wajar terjadi, aku tak bisa mengimbangi dia yang lebih tua dari aku di tambah lebih dewasa serta mengimbangi perilakunya dia. Lalu kegiatan kami yang saban hari makin sibuk membuat kami jarang komunikasi, jadi wajar kami pacaran tak terlalu lama. Selepas putus, kami masih bertemu saat latihan, akan tetapi dia mulai jarang latihan. Suhu semua tahu kan, mungkin ada perasaan canggung ketemu mantan di tempat yang sama, akhirnya dia sama sekali ngga hadir latian, sedangkan aku tetep bekerja seperti biasa dan meneruskan latihan silatku.
.
.
Foot Note :
"1 liter air tidak sama dengan 1 kilogram air - Kremes Lele"