--------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------
Cerita 212 – SATuan PenikmAt Memek
Kisah Ketiga – Akibat Berbuat Baik..!?
Dengan bantuan dari Heny.. aku akhirnya menemukan tempat kost yang sangat nyaman..
Cukup sepi dan sangat cocok untuk beristirahat. Sebenarnya rumah itu tidak menerima kost umum.
Semuanya karena Heny. Asal tau aja.. dulu Heny ngekost di sini.
Dan kepada pemilik rumah kost aku diperkenalkan sebagai saudara sepupunya.. sehingga diterima untuk kost.
Itung-itung buat menemani Pak Rusdi –53 tahun..– yang tinggal sendirian..
Karena anaknya mengikuti suaminya pindah kerja di luar kota dan hanya di akhir pekan pulangnya.
Ternyata.. anak Pak Rusdi lumayan cantik. Tinggi sekitar 165an.. badan padat berisi..
–Seperti Sarah Ashari..– Berkulit putih dan berjilbab. Namanya Rosita. –28 tahun..–
Itu aku ketahui saat dia datang mengunjungi Pak Rusdi bersama suaminya. –Heru..–
Hari itu tidak ada rasa apa-apa.. karena kami hanya sekilas bertemu dan bertutur sapa.
Hanya sebatas memperkenalkan nama. Tidak ada sesuatu yang istimewa dari perkenalan itu.
Apalagi kulihat mereka adalah pasangan serasi.. alim dan berwibawa.
Beberapa hari kemudian.. pada suatu pagi Pak Rusdi jatuh saat sedang mandi dan terkena stroke..
Sehingga mau tidak mau akulah yang menolong dan membantunya membawa ke rumah sakit.
Aku tidak mengetahui Nope Rosita.. sehingga kesulitan untuk memberitahu.
Untung Heny tau rumahnya.. sehingga bisa menjemputnya.
Setelah Rosita datang, tanpa basa-basi aku langsung berangkat kerja karena kebetulan aku ada shif pagi.
Baru malam harinya.. sepulang kerja aku langsung menuju rumah sakit.
Kulihat Rosita.. –Sita_panggilan..– duduk termangu di kursi tunggu.
Mungkin pikirannya saat itu sedang melayang tidak tentu arah..
Sehingga sangat terkejut dengan kehadiranku yang mendadak muncul di depannya.
‘Ehhhh.. Mas Yudho.. silakan duduk..!” Kata Sita sambil buru-buru mengenakan jilbabnya yang dilepas.
“Gimana keadaan Bapak..?” Tanyaku sok akrab.
‘Alhamdulilah baik.. terimakasih ya.. kalau terlambat sedikit saja pasti akan berbeda hasilnya..!”
Jawabnya sambil memasang bross.
“Syukur deh.. kalau Mbak mau balik silakan biar saya yang tunggui Bapak..” jawabku mulai merayu
“Gak Mas.. aku kan anaknya..!” Jawabnya.
Ternyata suaminya sedang melakukan kunjungan kerja di luar Jawa.. sehingga tidak bisa menemaninya.
Keadaan itu mendadak membuatku mulai berfikir mesum.
Apalagi Sita terlihat sangat menggairahkan dengan baju muslimahnya yang tertutup tetapi ketat..
Hingga tentu saja mencetak bodinya dengan utuh. –NO SARA..–
Praktis hanya aku dan Sita yang terus berbincang mengakrabkan diri..
sementara Pak Rusdi sudah tertidur dengan lelapnya.
Tetapi itu tidak bertahan lama.. dengan alasan kecapekan aku mohon diri tidur duluan..
dan akan menggantinya berjaga satu jam kemudian.
Otak kotorku bereaksi cepat.. sebelum beristirahat aku sengaja ke kamar mandi..
buang air kecil dan tidak menutup ritsleting celanaku..
Sehingga CD putihku akan terlihat jelas karena kontras dengan celana biru gelapku.
Sambil memejamkan mata dan pura-pura tidur.. tak beberapa lama berselang aku beraksi.
Dengan nekat dan sengaja aku berakting layaknya sedang bermimpi basah.
“Ahhhh.. mmmmm.. oohh.. sayaaaangg, enak banget memekmu..”
Aku mendesah lirih dengan penuh penghayatan sambil menggerayangi kontolku yang masih terbungkus CD.
Rupanya pancinganku berhasil. Dari bayangan jendela kaca..
aku dapat melihat betapa mata Sita tidak berkedip menatap kontolku yang perlahan mulai aku keluarkan.
Sementara itu aku terus mendesah dan mengurut kontolku perlahan-lahan..!
Terus dan terus adegan itu aku ulang..
Hingga tanpa sadar akupun menikmati kocokanku sendiri dan membuat Sita terpengaruh juga.
Kulihat Sita bolak-balik masuk ke kamar mandi.. entah apa yang dilakukannya.
Alarm di HaPeku telah menyala.. pertanda satu jam aktingku telah usai.
Dengan memasang wajah terkejut dan malu.. aku merapikan celanaku dan mempersilakan Sita untuk beristirahat.
Mungkin karena kelelahan.. Sita langsung merebahkan diri di karpet lantai.
Tetapi sangat terlihat jelas dia sangat gelisah..
seperti memikirkan sesuatu dan ujung-ujungnya diapun tidak bisa tidur.
‘Mas Yudho.. aku gak bisa tidur nih.. kita ngobrol aja, ya..?” Pintanya sambil duduk bersila.
“Hmm.. ya udah.. aku temenin..” jawabku.
“Eng.. tadi mimpi apa Mas..? Kok kelihatannya enak banget, ya..?” Tanya Sita.
“Mmm.. mau jawaban jujur atau ngawur..?” Kataku sambil tersenyum menggoda.
‘Ya jujurlah.. jawabnya.
“Itu.. anu.. aku.. aku mimpiin istriku. Maklum.. dua bulan tidak pulang..” jawabku ngarang.
"Hhuuuuuuu.. pantesan..!!!” Jawabnya dengan nada meledek.
Akhirnya obrolan kami menjurus ke masalah pribadi..
Menyangkut masalah keluarga dan dikit-dikit nyerempet masalah seks di atas ranjang.
Ternyata Sita kurang puas dengan kualitas dan kuantitas seks yang diberikan sang suami.
Menurutnya Heru terlalu sibuk dengan pekerjaanya.. sehingga pulang-pulang sudah lemas dan loyo.
“Kebalikan denganku Mbak. Aku lama banget keluarnya.. tapi gak ada lawannya..!” Kataku memancing.
“Iya.. aku percaya kok..!” Jawabnya keceplosan.
“Tadi ngintip aku mimpi ya..? Maaf ya, aku sering mengigau..” kataku beralasan.
“Nggak ngintip.. kamu aja yang pamer..!” Jawabnya sambil tertawa.
Wanita alim sepertinya mau bicara masalah seks.. berarti dia welcome denganku.
Atau minimal terbawa oleh alunan kocokan kontolku tadi.. aku bergumam dalam hati.
Dengan sok PeDe dan sedikit nekat.. aku lantas meraih tangannya dan mengarahkannya ke selangkanganku..
di mana di balik celanaku itu tersimpan sebuah kontol yang telah menegang keras.
Sita sempat menolak dengan menarik tangannya.. tetapi aku menahannya.
Hingga akhirnya mata kami saling beradu. Cukup lama kami saling memandang tidak berkedip..
Hingga akhirnya Sita menyerah dengan menutup matanya rapat-rapat pertanda mengikuti ajakanku.
Aku bergeser sedikit dari tempat dudukku.. kemudian bergerak lebih menempel pada tempat tidur pasien.
Sehingga jika sewaktu-waktu Pak Rusdi terbangun dia tidak melihat kami.
Dengan penuh pengertian Sita ikut bergeser ke sisiku dan mulai meremas kontolku pelan-pelan.
Kurasakan tanganya gemetar.. antara ragu dan nafsu. Atau mungkin ada rasa bersalah tetapi bergairah.
Sensasinya sangat luar biasa.. mengingat ini adalah kesempatan dalam kesempitan..
Dan tidak kusangka akan semudah ini membuatnya takluk.
Mungkin lebih kepada sungkan menolakku.. karena aku sudah menyelamatkan Ortu satu-satunya yang dia punya.
Aku tidak peduli. Aku beranikan diri melingkarkan tangan di pinggangnya..
Merabanya dan mulai meniupkan nafasku yang memburu ke jilbabnya.
Sementara tangan kananku terus mengarahkan tangannya dan membuka ritsleting sedikit demi sedikit..
serta membuka ikat pinggangku agar lebih nyaman.
Ujung Palkonku mulai dielusnya perlahan.. sementara tanganku mulai menikmati kekenyalan toketnya..
Yang kini kurasakan semakin bertambah keras.. pertanda Sita menikmati kesempatan ini.
“Mmmm.. ooouuhhh.. tanganmu halus banget Mbak, aku sukaa.. aaahhh..!”
Bisikku memancing gairahnya lewat telinga.
“Ssssstttt.. jangan berisik.. ntar ketahuan bapak..!” Bisiknya menjawab.
Aku sangat senang mendengar itu. Secara tidak langsung aku bisa memaksakan nafsuku..
Karena dia tidak mungkin bisa berkata tidak.. takut membangunkan Pak Rusdi.
Kocokan tangannya semakin meningkat dan cepat.
Bahkan tangan kirinyapun mulai meraba-raba pelerku dengan penuh penghayatan.
Aku pun lalu memelorotkan celanaku hingga ke lutut..
Agar Sita semakin leluasa dan lebih bisa improvisasi sesuai dengan kemauanya.
Rupanya Sita sangat menyukai bulu-bulu di pahaku.
Dia terus mengelus.. merapal dari lutut hingga belahan pantatku.
Sita mulai nyaman.. dan itu aku manfaatkan dengan menyusupkan tanganku ke dalam bajunya..
serta langsung meremas toketnya yang lembut.
Putingnya aku pilin-pilin ke kanan dan ke kiri sambil sesekali mencubitnya.
Tidak hanya diam saja dengan ulah tanganku.. "Heessshhhh.. aaahhh."
Kudengar Sita mendesis dan pantatnya menggeliat menahan nikmat syahwat.
“Mbak.. ke kamar mandi Yuk.. biar aman..!! Kakiku kram nih..!” Ajakku.
“Mmmmm.. tapi jangan lebih dari ini yah..?” Pintanya.
Aku menjawabnya dengan anggukan dan satu ciuman manis di keningnya.
Sita melangkah duluan menuju kamar mandi yang memang berada dalam satu ruangan.
Baru kemudian aku menyusulnya setelah aku mengunci pintu kamarnya.
Di dalam kamar mandi.. Sita kembali bimbang dengan perselingkuhan ini.
Wajahnya mendongak ke atas dan memejam sambil bersandar di dinding.
Tak ingin mangsaku lepas.. aku langsung menyerangnya dengan ciuman di lehernya..
Sambil kedua tanganku meremas kedua toketnya secara bersamaan.
Terus.. terus.. dan terus.. hingga akhirnya Sita kembali terangsang dan hanyut dalam aliran nafsuku.
“Mmmmm.. ssstttt.. aahhh..!!” Desis Sita mulai naik gairahnya.
“Hemm.. jangan kenceng-kenceng ngisepnya.. ntar membekas..!” Katanya lirih mengingatkan.
Tak boleh menggigit dan mengisap..
Aku langsung memainkan lidahku menyusuri lehernya yang jenjang mendongak ke atas.
Tanpa disadarinya.. aku berhasil membuka kancing celana ketatnya yang berbahan cotton.
Kemudian menurunkan ritsletingnya.. dan akupun mulai menurunkan jilatanku ke perutnya.
“Emmuaaahh..” Bunyi basah ciumanku terdengar jelas menyapu pusarnya.
Menjelajahi bagian atasnya dan akhirnya sampai ke toketnya.
Di ujung putingnya yang kecoklatan.. aku mulai mengisapnya kuat-kuat..
Menggelitiknya dengan lidah terus dan terus hingga membuat Sita pasrah.
Dalam keadaan terbuai Sita kembali tidak menyadari aksi tanganku yang mulai memelorotkan CD kuningnya.
“Aahhh..” desahan Sita mendadak terdengar keras dan segera aku samarkan dengan membuka kran air.
Sita menjambak rambutku kuat-kuat.. bersamaan dengan menyusupnya jari telunjukku ke memek basahnya.
“Auuuwwhhh.. kok dimasukin sih..!?” Tanya Sita terkejut.
“Sssttt.. kan Cuma jari.. biar kamu tambah nikmat..!” Bujukku menenangkannya.
“Ssshhhhh.. aahhh.. ooohhh.. enaaaaaaa..aaaacc kkkkkkk.. uuuuhhhh..!!” Racaunya lirih.
Click..click..click.. Aku percepat kocokan jariku di memeknya.. terus dan terus.
Sambil meliukkan jariku ke dalam memeknya..
Mengorek apa yang ada di dalamnya sambil bibirku terus mengisap putingnya.
Ternyata Sita mudah sekali orgasme. Seranganku yang bertubi membuatnya memuncratkan lendir orgasmenya.
“Aahhh..!!” Tubuh Sita mengejang hebat. Tangannya meremas pundakku kuat-kuat.
Sementara pantatnya bergetar.. dan kedua pahanya menghimpit tanganku dengan kuatnya.
Ini saatnya..!! Teriakku dalam hati memanfaatkan badai orgasme yang menerpa tubuhnya.
Cepat-cepat aku membalik tubuhnya menghadap ke dinding.. lalu menarik pantatnya ke belakang.
Langsung aja aku arahkan Palkonku ke bibir memeknya yang sudah sangat amat banjir sekali.
SLEBB.. JLEBB..!! Sekali tusukan dengan hentakan kuat.. mampu menyibakkan bibir memeknya.
Dan.. BLESSEPH..!! Ddengan mudah kontol jumboku menusuk.. menyeruak masuk di memek beceknya.
“Oohhh.. Mmm..!!” Kocokan cepat langsung aku lancarkan.. tanpa menunggu tubuhnya berhenti bergetar karena orgasme.
Sambil berpegang pada kedua toketnya.. aku gerakkan kontolku maju-mundur teratur.. dengan tenaga menghentak.
‘Ooouuuhhh.. kok dimasukin sih..!?” Katanya sambil menggeolkan pantat..
Seperti berusaha mengeluarkan kontolku dari jepitan belahan memeknya.
“Hhemmmmmm.. anggap aja ini jariku..!” Bisikku padanya.
‘Aauwww.. jari bengkak..!?” Katanya sok protes.
Hanya itu yang dikatakannya untuk memprotes tindakanku dan itu tidaklah cukup. Tetapi aku memakluminya.
Bagaimanapun juga Dia wanita alim yang butuh menjaga image..
Menjaga kehormatan.. biar tidak dipandang murahan. Terlebih aku juga baru dikenalnya.
Sambil terus menggoyang aku terus membisikkan kata rayuan yang membujuk. Memuji keindahannya..
Memuja gaya bercintanya.. dan meminta maaf karena khilafku membuatnya jadi melakukan hubungan terlarang ini.
Dalam hitungan menit Sita luluh oleh keluhku yang jauh dari istri.. maklum terhadap otakku yang mesum..
dan memintaku agar ini menjadi yang pertama dan terakhir.
“Buruan keluarin.. jangan lama-lama..” pintanya dengan suara tergetar.
“Ahhh.. iya sayaaaaanng..” jawabku sambil menggelitik lubang anusnya.
“Mmmmm.. Ooooohhhh.. jangan di situuuhh..!! Aku geliiiiiii..!!” Pekiknya mengejutkan aku.
Entah keceplosan atau sengaja memberitau di situlah kenikmatan yang terbesar darinya..
Tak peduli dengan pintanya.. aku terus mengelus lubang anusnya dan melumurinya dengan ludahku.
Ujung jari kelingkingku sedikit demi sedikit mulai aku dorong ke anusnya.
Anehnya dia tidak berteriak.. dan langsung masuk sempurna ke anusnya yang terlihat sangat sempit.
Hemmmm.. apa mungkin dia sering ‘anal seks’..? Tanyaku dalam hati.
Kini tusukanku keluar masuk di kedua lubangnya, kontol di memek dan jari di anus.
Terus dan terus.. semakin cepat dan semakin dalam.
Aku ganti jari kelingkingku dengan jari tengah.. clepp.. clepp.. clepp.. clepp..
Dan kurasakan tidak ada kesulitan yang berarti.. walaupun memang menghimpit.
Aku tambah lagi dengan jari telunjukku.. dan itu membuat Sita bergoyang tak terkendali.
Pantatnya meliuk-liuk dan kedua kakinya melebar sambil bergumam tak jelas.
Jelas sekali dia sangat menikmati anal jariku.
Dan tanpa menunggu izin darinya aku cabut kontolku dari memeknya dan langsung menusukkan ke anusnya.
Zlebb.. Zleebb.. Zleebbb.. “Aaaaaaaaaaaahhh..!!” Kontolku seperti diremas oleh dinding anusnya.
Terisap kuat dan penuh dengan kedutan nikmat yang belum pernah kurasakan.
Sita terus bergumam sambil menggigit bajunya yang menyumpal di mulutnya.
Tanpa sepengetahuanya aku mengabadikan doggy styleku ini dengan kamera HaPe..
Hehe.. sebagai dokumen pengalaman pertamaku meng-anal anus wanita.
Jujur kuakui rasanya lebih nikmat.. seluruh kontolku tertampung sempurna.. lebih menghimpit.
Terasa lebih sempit saja. Dan yang pasti sangat memanjakan kontolku yang keras berotot.
“Aahhh.. aaahhh.. mmmmm..!!” Desisnya.
“Kamu memang hebat.. ini adalah pengalaman pertamaku.. dan aku suka..!” Bisikku.
Akhirnya.. beberapa menit kemudian aku memuncratkan seluruh spermaku ke dalam anusnya. “Hegkhh.!!”
Crott Croott Croot.. Croott..!! Aku peluk erat tubuh Sita dari belakang dan menahan kontolku tetap di dalam..
Menikmati detik demi detik sensasi baru yang diberikan anusnya Sita.
Kami terengah menghirup nafas dalam-dalam..
sambil meresapi sisa-sia nikmat yang masih menyebar di seluruh tubuh.
“Ini yang terakhir ya..?” Pintanya lirih.
“Iya Mbak, maaf..” kataku. “Terimakasih..!” Bisikku lemas.. namun puas.
“Kamu keluar aja dulu, aku mau mandi..!” Pintanya.
Malam itu kami teruskan obrolan santai.. tentang keseharianku, keluargaku..
Dan entah mengapa dia ingin tau lebih tentangku. Hingga akhirnya kami ketiduran.
Paginya aku pulang duluan tanpa membangunkannya, karena aku harus berangkat kerja pagi-pagi.
-------ooOoo-------
Sejak saat itu kami sama-sama berkomitmen untuk menjadikan itu yang terakhir.
Tetapi apa mau dikata.. nafsu berkata lain.
Sesekali kami menyisihkan waktu untuk memaksimalkan kesempatan yang ada dan kembali ber-ML-ria.
Kadang di kostku.. –rumahnya..– kadang juga di hotel. Tergantung Situasi dan kondisi.
Walau begitu.. kami sepakat untuk just for fun dan lebih mementingkan keluarga kami masing-masing.
Bener-bener Good Girl tuh Rosita.. aku suka gayanya..!!
Dia pandai menempatkan diri.. kapan menjadi istri yang setia dan baik di mata suaminya..
Kapan menjadi anak berbakti pada orangtuanya.
Serta kapan membagi 'cinta dan gairahnya' untukku..!!
Ahhh.. sedapnyaaaaa..!! (. ) ( .)
--------------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------------
End of Cerita 212..
Sampai Jumpa di Lain Cerita.. Adios..