sibho
Semprot Baru
- Daftar
- 6 Aug 2016
- Post
- 48
- Like diterima
- 619
Mohon maaf newbie baru pulang ke jawa, sehabis golek cacing diluar pulau.. bila berkenan newbie lanjutkan cerita ini.. Bila tidak, ya nggak apa sih.. Sekali lagi mohon maaf sebesar-besarnya, karena thread ini terlantarkan..
Mohon maaf bila banyak salah kata dalam cerita pertama nubie ini..
Semoga cerita ini dapat dinikmati dan berkenan dihati..
Saran dan kritik sangat dinanti..
Tambahan:
#Cerita ini merupakan 50% kisah nyata yang ditulis oleh saya selaku sahabat dari tokoh utama..
#Cerita ini tidak menggunakan nama sebenarnya, namun lokasi yang didalamnya benar adanya..
#Cerita ini kadang dibesar-besarkan dibeberapa bagian, bermaksud sebagai pemanis dan pelengkap saja..
#Cerita ini memiliki waktu update yang tidak pasti..
CH1. SATU
"Panas banget sih ni ari, biasanya juga nggak ampe kek gini ya jo.."
*Ucapku ke paijo, salah satu teman sesama karyawan ditempatku bekerja..*
"Iyo mas, wis ngelih ko ngene panas'e ngentang-ngentang..
Nerokone bocor alus paling.."
(iya mas, udah laper kek gini panasnya gila-gilaan.. Nerakanya bocor halus mungkin..)
*Jawab paijo sekenanya, temanku satu ini memang asli jawa..
Yogyakarta tepatnya, dengan wajah, bahasa, serta logat yang jawa bangetlah pokoknya..*
"Mas tyok meh mangan opo..? Penyetan ko winginane, po nasi padang wae..?"
(Mas tyok mau makan apa..?
Penyetan kek kemaren, atau nasi padang aja..?)
*Sambung paijo..*
"Nggak ah jo, jauh..
Panas-panas gini, yang deket aja deh tuh warteg depan.."
*Ucapku, sambil memberi isyarat supaya paijo mengikutiku..*
Oiya sampai lupa, perkenalkan namaku sulistyo umur 22 tahun..
Aku asli sunda, kecil dikanada, meski begitu sekarang orang tuaku menetap dikota L sebagai transmigran..
Saat ini aku bekerja di sebuah toko elektronik dikota T, dekat ibukota Indonesia tercinta..
Sebenarnya ini kali keduaku mencari sesuap nasi disini, yah namanya juga lulusan SD kerja serabutan dan berpindah-pindah udah biasalah ya..
Menurutku sendiri aku orangnya biasa aja, wajah biasa, body biasa, bahkan rejeki juga biasa..
Cuma terkadang aku heran, banyak juga cewek yang mendekatiku..
Apa parfumku bau duit ya, padahal klo soal duit..
Aduh, buka dompet ja serasa pingin langsung melambai kearah kamera..
Ternyata kata orang sih aku humoris plus pendengar yang baik, jadinya cewek nyaman dan betah klo deket-deket ma aku..
Apalagi katanya cewek kan butuhnya perhatian, pas jamanku sih katanya gitu..
#Tahun'09
*Sebelum melangkah masuk kedalam warteg, paijo menepuk pundakku..
Akupun menoleh dan menatap wajahnya yang mendadak berubah..*
"Kenapa lu jo..?"
*Tanyaku..*
"Mas, tak tinggal sik yo..
Wetengku mules, panggilan alam ki.."
(Mas, tak tinggal dulu ya..
Perutku sakit, panggilan alam nih..)
*Paijopun berlari tanpa menunggu jawabanku, kembali kedalam toko..*
"Mungkin dia makan sampah semalem.. haha.."
*Bisikku dalam hati..*
Sesampainya didalam warteg, aku tertegun melihat seonggok manusia yang memang belum pernah kulihat selama disini..
Dan entah kenapa setelah sekian lama baru kali ini jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, apakah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya..?
*Akupun duduk dan memanggilnya..*
"Mbak, pesen dong.."
"Iya, pesan apa mas.."
*Jawabnya, dengan logat khas jawa..*
"Es teh aja mbak.."
"Tidak makan mas..?"
"Ntar ja mbak, masih nunggu temen..
Oiya, mbak baru kerja disini ya, kok baru kali ini saya liat.."
"Iya mas, baru dua hari disini.."
"Oo pantes, namanya siapa mbak..?
Aku sulistyo, panggil ja tyok..
Klo kenal kan, jd enak manggilnya..
*sambil menyodorkan tangan dengan segenap jiwa raga..*
"Lastri mas, ya udah saya bikin pesanan masnya dulu ya.."
*Sambil menjabat tanganku..*
"Eh last, tehnya gulanya 3 sendok ya.."
"Suka yang manis ya mas.."
"Iya saya suka yang manis, apalagi setia..
Kayak kamu.. "
"Preek mas..:3"
*Tiba-tiba hening..*
CH2. DUA
Setiap hari setelah perkenalan, akupun setia seperti rexona tuk selalu menghabiskan sisa makanan warteg tempat bebeb bekerja..
Ceileh bebeb, jadian juga belum..
Tapi semenjak rajinnya saya datang, hubungan kamipun semakin baik tiap harinya sebagai pembeli dan penjual..
Malam minggupun tiba, aku sebagai seorang kapiten memantapkan niat tuk meminta ijin bos besar supaya mengijinkan lastri buat malem mingguan..
Bersamaku tentunya, masak bersamamu mblo..
"Jo, aku pergi duluan ya.."
"Lah, meh ningdi mas..
Ngko aku dewean, si mami yo gek ning pecelan rung bali.."
(Lah, mau kemana mas..
Ntar aku sendiri, si mami juga sedang dipecelan belom balik..)
"Ya ditungguin ja jo, klo suntuk ngobrol dulu sama cicak ato apa tu dipojokan banyak.."
"Swookkk, wis ndang kono lungo..
Tak dongakke udan deres, banjir ningdi-ndi.."
(Swookkk, dah cepat sana pergi..
Aku doakan, ujan deras, banjir dimana-mana)
"Dasar, jomblo.."
*Dibenakku, sambil lalu..*
Oiya, aku dan paijo memang tinggal dalam satu lingkungan kost..
Disana ada 5 kamar, cuman yang baru terisi 3..
Satu saya, Dua paijo, Tiga Ibu tumiyah, tapi sering kami panggil mami..
Abis janda sih, dan cenderung genit..
Yah, buat bahan godaan aja sih..
Dia juga orang jawa, asli klaten tetangga kota si paijo..
Skip punya skip sampailah saya beserta dengannya disebuah restoran yang cukup mewah dan sudah saya booking hanya untuk kita berdua..
Sambil menikmati suasana malam yang berhiaskan kerlap-kerlip lampu taman membuat moment ini kian romantis, hingga sayapun memulai percakapan..
"Namamu tu lastri, berarti anak ketiga ya say..?"
"Say, sapa kue say..?
Wong ndi, rika ora serius karo nyong..?"
(Say, siapa itu say..?
Orang mana, kamu nggak serius sama aku..?)
"Ai nyaneh nyarios naon..?
Indonesia please, nyong ora paham rika ngomong apa..:3
(Kamu itu ngomong apa..? Indonesia please, aku nggak paham kamu ngomong apa..:3)
"Lha itu bisa, say itu siapa..?
Orang mana..?"
"Duh gusti, naha abi teh bogoh kajalmi nukiye.."
(Ya Tuhan, kok aku bisa cinta sama orang yang kayak gini..)
"Say itu kepanjangannya sayton, eh sayang.."
"Oo gitu, tadi kamu tanya apa mas..?"
"Kamu anak ketiga ya..?"
"Iya mas, anak ketiga dari enam bersaudara.."
Wah, kayaknya oon keturunan bokapnya nih..
Last kan berarti terakhir, tri kan 3..
Kok punya sodara sampe enam..
Ahh, mungkin gara-gara dlu ngk ada hiburan, hiburannya ya cuma begituan..
Namanya juga orang dulu..
*Pikirku dalam hati, sambil manggut-manggut..*
Akhirnya sampailah kita kepada acara utama, roti bakar dan wedang ronde telah tersedia diatas tikar yang kami gunakan..
Dibawah naungan pohon palem tanpa babibu langsung kita sikat habis makanan yang tersedia hingga bersih bersinar sunlight..
Setelah hidangan habis, langsung saya selesaikan pembayaran..
Secara saya laki, maka saya dong keluarkan dompet pusaka..
Akhirnya karena tidak bisa memakai kartu, namanya juga kaki lima..
Saya bayar cash aja, langsung lunas dua lembar merah (puluh ribuan)..
Bukannya sombong, klo kartu mah saya juga punya banyak..
Kartu tanda penduduk, bpjs, kartu anggota (anggota partai), bahkan kartu remi atau domino saya bawa..
Karena istilahnya masih sore dan saya tidak pegang cash lagi maka saya tawarkan sama bebeb buat mampir kekost saya..
Biar klo kapan-kapan maen udah tau alamatnya, sekalian menghemat pengeluaran tentunya..
Bukan modus loh ini, suer deh..
CH3. TIGA
Malam minggu yang kelabu, ternyata hal-hal yang diinginkan tidak terjadi..
Skip punya skip sampailah saya dihari rabu, hari istimewa dimana saya bisa memanjakan diri dikost sepanjang hari dikarenakan hari ini tanggal merah..
Ntah memperingati apa lupa, yang pasti aku ingat hari ini seonggok manusia itu hadir..
Ya, manusia yang telah membuat saya jatuh hati padanya..
Siapa lagi klo bukan bebeb lastri, dengan pakaian minimalis masa kini dipadu high heel merk swallow bercorak biru putih dan tas andalan yang selalu ia bawa kemana-mana..
Ya tas kresek tentunya, membuat tampilan bebebku sangat amat fashionable..
Seperti yang diharapkan dari bidadari tanpa sayapku ini, sudah cantik perhatian pula..
Nggak cuma bawa buah bibir ma buah dada aja, buah tangan pun iya bawa dalam tas hitam putihnya itu..
Setelah kupersilahkan masuk, langsung saya suruh duduk diatas kasur agar acara lain-lain dapat segera dimulai..
Yak, tepat sekali..
Acara belah buah tangan, banyak juga yang ia bawa pikirku..
Ada criping, rengginang, slondok, aqua galon, eh botol, kopi, kembang setaman, menyan..
Mau buat sesajen apa ya, aneh..
Sambil menikmati sesajen yang ada, kamipun dengan hikmat menyaksikan acara televisi bersama-sama..
Bukannya merendah, meski kecil tapi tv saya itu nggak besar..
Tak lama setelah itu, udah rebahan aja diatas kasur sibebeb sambil secara perlahan tangannya mulai melingkar sambil memeluk..
Guling, iya guling..
Ah, kentang lagi nih..-__-a
Semenit, dua menit, tiga menit, hening, hanya suara tv yang ada..
Hingga keheningan itu terpecah, saat dia berkata..
"Es krim enak nih.."
Hah es krim, nglindur apa ya..
*Pikirku, hingga ia bangkit dan bertanya padaku dengan tatapan tajam, setajam silet..*
"Kak, aku mau tanya sesuatu ma kamu.."
"Tanya apa deq, ngomong aja.."
*Cie, kaka adeq'an cie..*
"Kamu sebenarnya suka, sayang, atau cinta sama aku alasannya apa..?"
"Duh, pertanyaan sejuta umat lagi yang muncul.."
*pikirku, sambil menunduk sejenak lalu menatap bebeb lastri dan berkata..*
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu cantik, maka esok ketika cantikmu mulai pudar aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu baik, maka esok ketika kamu nyakitin aku karena apapun itu aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu perhatian, maka esok ketika kamu dah nggak perhatian lagi aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Alasan aku sayang ma kmu, karena aku tulus deq.."
"Serius kak..?"
"Serius udah bubar dek, candil sekarang solo.."
*Tiba-tiba hening, sambil matanya berkaca-kaca menatapku..
Ia mulai melingkarkan tangannya, memelukku..*
Kubalas pelukannya, kutatap matanya dan kucium keningnya..
Dan tanpa sadar, siapa yang memulai bibir kita telah bersatu sama lain..
#BersatuKitaTeguhBerceraiKitaBelumNikah
CH4. EMPAT
Hari yang benar-benar tak terduga, gejolak birahi dari dua insan yang selama ini terpendam kini mulai tersalurkan..
Bibir, tangan, dan dedek kecil ini mulai berontak dengan semangat juang 45 tuk membumihanguskan musuh yang menghalangi jalannya meraih kenikmatan..
Dimulai dengan serangan gerilya dari satu titik ketitik strategis musuh yang lain secara frontal..
Bibir dan leher target menjadi sasaran utama serangan fajar ini, sampai ia terdesak dan tak bisa melakukan apa-apa selain melenguh dan mendesis menikmati serangan itu..
"Ssssshh... Maasssh.. Ooooh.."
Sambil memejamkan matanya..
Kadang kepalanya geleng sipatu geleng, naik turun tak terkendali..
Tangan ini dengan sigap membagi tugasnya masing-masing, sebelah kiri untuk menyusup kesarang musuh didaerah pegunungan membuka jalan tuk pasukan lain melancarkan serangan selanjutnya..
Disisi lain, tangan kanan mulai mengelus hingga meremas pegunungan yang berada didataran rendah sambil sesekali memetakan wilayah hutan belantara yang akan segera dieksplore dan menjajah hasil berupa minyak bumi sebanyak-banyaknya..
*Apaan sih nggak jelas..:3*
Tanpa babibu, langsung kuarahkan untuk duduk dan mulai membuka pakaian yang ia kenakan..
Maksud saya baik, biar ngk kusut aja gitu..
Dan terpampanglah bra putih bermotif dengan ukuran phi x r kuadrat, sorry ngk paham ukuran bra..
Tanpa susah payah, kedua tangan ini melepas kaitan bra dan eng ing eng..
Terpampanglah gunung kembar yang masih ranum dan tanpa disuruhpun langsung kulahap, jilat, pilin, cupang, arwana, mas koki, eh salah..
Sampai ia mendesah agak keras, lalu kuhentikan aktifitas itu sejenak..
*Tengok kanan kiri, cari remote tv..
Perlu diketahui kost ini masih berupa papan sebagai sekat, jadi kalau nggak digedein takut kedengeran tetangga..
Walau tau lagi pada keluar, tapi main aman lah ya..
Dan saya pun sadar bahwa tv saya memang nggak pakai remote, jadi langsung tak kencengin manual aja..*
"Mas, ayo dong.. Ngapain sih.."
*kata dia, yok cuz..*
Aku sendiri emang suka milin-milin puting, apalagi klo dah keras kek gini bikin gemes..
Setelah itu aku suruh dia tuk berdiri melepas celana panjangnya, sekali lagi biar ngk kotor aja..
Sementara aku mulai melepas satu persatu pakaian yang aku kenakan..
Setelah 15 menit pemanasan, mulailah pertandingan babak pertama..
Dengan kick off lenguhan bebeb lastri..
"Uhhh, enaakkk masss.."
*kini kita berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat..*
Karena dedek udah nggak nahan mulai deh, gesek-gesekin dulu ke dedek bebeb..
Biar saling kenal, akur dan bisa bekerjasama dengan baik..
"Yaa ampunnnn, aaa maasss.. Gilaaaak.. Enaakk.."
Rancau bidadariku, sambil memejamkan matanya dan mendongak keatas..
Dedek kecil menggiring bola kearang gawang, gesek-gesek arena permainan, shooting daann..
"Tok.. Tok.. Took.. Took.."
*Bunyi ketukan pintu kost..*
"Mas tyok, mami nie..
Bukain dong, ada titipan.."
#Waduh
CH5. LIMA
Bingung, kaget, deg-deg'an, campur aduk jadi satu, dah kek permen nano-nano..
Reflek dengan cepat dan tepat kuambil celana kolor yang ada didekatku lalu memakainya..
Kuarahkan lastri kebelakang pintu sekaligus memberinya tanda tuk diam sejenak dan tentunya masih dalam keadaan berbugil ria..
*Kostku ukurannya cuma 3x3 M, dan itupun kamar mandi luar (bersama)..
Jadi tentunya tak ada tempat berlindung dari serangan mendadak seperti ini, kecuali dibelakang pintu..
Sambil menarik nafas panjang sepanjang jalan kenangan dan mengatur ekspresi akupun membuka pintu kostku..*
"Yeee, mas tyok ra klamben.."
(Yeee, mas tyok nggak pake baju..)
*sambil tersenyum dan memperhatikanku dari kepala sampai ujung kaki..*
"Ada apa ya mi..?"
*Tanyaku, ingin secepatnya mengakhiri pembicaraan ini..*
"Itunya lho mas.."
*Sambil melirik ke celana kolorku, madafaka lupa klo sidedek udah tumbuh dewasa dengan gagahnya, nggak pake CD lg..*
"Eh, nggak..
Ini ada titipan kunci kamar mas paijo, takut dia pulang, saya musti berangkat ngurus pecelan.."
"Ya udah sini mi kuncinya.."
"Ini mas, oiya sorry lho klo mami ngganggu.."
*Sambil melempar senyum dan mengerlingkan mata kiri dengan genitnya..*
Akupun kembali kekamar, menutup dan mengunci pintu..
Sambil berkata, maaf ya ada wasit dateng barusan..
Waktu aku berbalik, sibebeb yang udah horny dengan ganas langsung menyerang balik..
*counter attack bahasa gaulnya..*
Secara membabi buta dia nyipok, ngopit, nyupang, sembari tangannya meraih sidedek, kocok bentar, terus bilang..
"Massukin mass.."
*Sambil mengarahkan keliang surgawinya, kaki kirinya diangkat dan aku tahan dengan tangan kananku..
Sementara tubuh semok, semlohehnya bersandar didinding kost..*
"Eugghh.."
*Saat helm sidedek masuk..*
Karena udah sangat basah, aku masukan secara perlahan, sedikit demi sedikit sampai terbenam seluruhnya..
Hingga akhirnya mulai kugenjot dengan rpm rendah..
"Sleeep, sleep, kcipak kcipuk.."
*Bunyi merdu peraduan kami..*
"Enak nggak dek, klo sakit aa berhenti.."
*Tanyaku, padahal dari espresinya saja itu sudah bukan merupakan pertanyaan yang perlu dipertanyakan..*
"Ahhh, jangann berhentii akk..
Lampunya ijo teerrus kok klo iniiihhh.. Ugghh.."
*Jawabnya sambil menikmati..*
Lima menit berlalu dengan posisi itu, kasian juga pasti capek si doi..
"Deq, doggy ja yuk.."
*Iapun mulai memposisikan diri, sebelum nungging kutampar perlahan pantat bahenolnya..*
"Splaaak.."
"Arrghh, mas nakal.."
*Sambil menatap sayu kearahku..*
Langsung kumasukan dedekku, dan kugenjot rpm sedang..
*aku kurang begitu suka doggy gaya standar, ini doggy yang posisiku lebih diatasnya..
Paham lah ya, lebih gimana gitu..*
"Clap, clup, clap, clup.."
"Hmm, haahhh, haahh.."
"Sodook yangh dalemm masss, kencengiin dikiit.."
"Berita hari ini, terjadi kebakaran didaerah bintaro.. Bla.. Bla.. Bla.."
"Kemana mas, sini nanggung..
Ah, gimana sih..
Bukan suara volume tvnya yang dikencengin, sodokannya..
Mau keluar tadi, huft.."
*Hah, salah gua ya.."
"Jleebbb, splak, splak, splak.."
"Nah gitu mas yang kenceengg.."
"Akhh, akhhh, teruus mass, gas poolll.. Akuhh kluarrrh.."
*Langsung lemas dia, setelah seperti orang kesetrum gitu..*
"Dah, posisi biasa ja.."
*kasihan masih lemas gara-gara orgasme pertama pikirku..*
Dan langsung kugenjot lagi, dan ngantuk, jadi lanjut besok..
#TerimaKasihDanSelamatMalamGaes
CH6. ENAM
Hmm, sampai mana ya kemaren..
Oiya inget, setelah injury time berlangsung babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0..
Tyok FC (fu*king club) unggul sementara, hingga babak kedua dimulai bersama dengan goyangan pinggulku yang perlahan namun pasti mencoba merobek-robek jala gawang bebeb lastri..
Terlihat kini lastri sudah kembali menunjukkan intensitas serangannya, bersamaan naiknya birahi sang bunga pasirku, eh bunga hatiku..
Sodokan demi sodokan kusematkan diliang vaginanya yang terdalam, membuatnya semakin bechek, nggak ada ojeck, capek dehh..
"Ahhh.. uugghhh.. Ohh.. Ehmmmgh.. Ah.. Ahh.. Ahh.."
Hanya itu yang terdengar, desahan demi desahan saut menyaut menjadi sebuah symphony merdu membuat hatiku serser'an mendengarnya..
Naik turun pantatnya, seakan menyampaikan bagaimana ia sangat menikmati pergumulan ini..
"Enak maah..?"
*Cie, papah mamah'an..*
"Hmm.. Hmm.. Heemmm.."
*Itu yang dia bilang, ntah bahasa mana..
Sambil menganggukan kepalanya menatapku..*
10 menit berlalu, kaki mulusnya mulai melingkar kepinggangku mengisyaratkan tuk mempercepat irama permainan..
"Cepet, tancep yang dalem, lebih dalem lagi, sedalem-dalemnya..
Nodai aku mas.."
*Mungkin klo diungkapkan dengan kata-kata jadi seperti itu..*
Sodokan demi sodokan mulai kupercepat, kuperkuat dan nafas kami mulai memburu satu sama lain..
Karena akupun mulai merasa sudah akan menuju puncak, gemilang cahaya, meraih cinta, seindah asa..
Syabidubidudap..
"Chepeet massh, akuu enaakk.. Oughh, mau keluarr lagi.."
"Heem, aku juga.."
"Ehhghh.. Hhhh.. Hhhh.. Hhhh.."
"Ohh.. Ahhh.. Arghhhh.. Yang cepet pahh, kencengiin pahhh.. Enaakk pahhh.."
"Aaaaahh, daleem apa diluar mahh..?"
*Tanyaku, karena terasa sudah berada diujung tanduk..*
"Haahh.. Ahhh.. Apaaah pah..?"
*Jawabnya, tak mendengar pertanyaanku karena sangat menikmati, menghayati, mengilhami, gempuran serangan mautku..*
"Njobo opo njero, meh methuu ki..!"
(Luar apa dalem, mau keluar nih...!)
"Oghhh.. Iyaahh.. Luarr ajaahh.. Akuhhh.. Subhurr.."
"Tahan bentarr ya pahh, mamahh blom kluarr.."
"Arrrrghhhhhhh....!"
*kukeluarkan siotong secepatnya, bahaya kalau keburu keluar didalem, bisa dapet doorprize ntar..*
Crooooott, crooott, croot, crut..
Empat shooting gagal mengarah kegawang, terpejam sejenak menikmati sensasi sampai tersadar karena rengek'an ayank..
"Ahhh, masukin lagi..
Masukin lagi, nanggung aku blom kluar pahh..
Ah, gimana sih.."
*Ntah kenapa, klo urusan ma yang namanya sex sioon ini jadi berubah 169 derajat..*
Sambil ia meraih otongku yang belum begitu mengecil, dibantu dengan menaikkan pantatnya ia menyambut siotong kembali..
Mungkin karena susah, ia merebahkanku dan mengambil posisi diatasku..
Tanpa perlu dikomandoi, ia mulai mencari puncak kenikmatannya sendiri..
Segala jurus ia gunakan, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang kamar mandi, apapun lah pokoknya..
Semakin cepat, cepatt, cepattt dan cepatttt..
Sampai mulai ia menggeliang keenakan, yang aku rasakan cuma ngilu-ngilu sedap..
Sampai akhirnya mencapai orgasme yang kedua dan ambruk menindihku dengan nafas yang masih tersengal-sengal..
Kubelai rambutnya dan kupeluk lembut dirinya sebagai ungkapan sayang..
Skip punya skip, setelah dua bulan perjalan cintaku beserta dengannya..
Akupun membulatkan tekad tuk menjalin hubungan yang lebih serius, ya pernikahan..
Hari ini aku mau melamarnya, karena itu kita janji untuk ketemuan..
Setelah bertemu, tanpa tedeng aling-aling langsung aku menyatakan perihal ini kepada yang bersangkutan..
Ia hanya tersipu, mukanya memerah dan meraih telepon genggamnya tuk menghubungi seseorang..
"Nie mas, bapak mau ngomong.."
*Sambil menyerahkan hp jadul pemberianku dulu, secara dia baru kerja dan kita butuh komunikasi..
Jadi mblo, harus rela berkorban ya..
Tapi ya, jangan berkorban terus-terusan..hhaha..*
"Iya pak, bla bla bla.."
*Cencored, karena menggunakan bahasa dewa.. Capek translatenya..*
Jadi intinya, bokapnya seonggok manusia ini ingin agar saya sang pangeran tak berkuda tuk mengantarkannya pulang, sekaligus ngomong secara langsung kepadanya..
Tegas, jelas, mantap, saya jawab YA..
Dan lastri sang bidadari disuruh tuk resign dari pekerjaannya, sembari menunggu hari pernikahan agar dirumah saja..
*Sebagian masyarakat jawa memang melakukan hal ini, cenderung supaya sang perempuan terjaga dari godaan dan hal-hal yang diinginkan, dipingit nama kerennya..
Padahal hampir tiap hari hal yang diinginkan selalu terjadi, setelah rabu ceria dulu..*
Setelah pertemuan ini, akupun langsung menceritakan hal ini kepada orang tua dikampung..
Pertama mendengar mereka agak kaget, bahkan cenderung syok..
Karena mungkin dikira aku kecolongan atau gimana, tapi setelah kujelaskan mereka mengiyakan..
"Itu pilihanmu kisanak, bapak ibu hanya bisa mendukung.."
*Kata mereka..*
Aku dan dia pun memulai perjalanan ke timur dengan menggunakan jasa travel, menuju kampungnya didaerah sl*wi kab. Teg*l..
Skip punya skip, langsunglah mereka menyetubuhi eh menyetujui hubungan kami..
Menentukan hari H, uang yang diminta keluarga cewek, dan tetek bengeknya..
Setelah aku transfer uang untuk keperluan pernikahan kami..
Saya beserta keluarga besar siap meluruk kampung kelahiran calon istriku, sampai disana pada hari jum'at sore dan memang acara akan dilaksanakan pada hari minggu..
Yah, buat siap-siap aja..
Kamipun dijamu dan disuruh menginap dirumahnya yang lumayan cukup luas, meski mulai ramai orang lalu-lalang menyiapkan ini itu tuk acaraku..
Hari sabtupun tiba, keluarganya mulai ramai hampir semua sudah hadir..
Cuma adiknya, anak nomor 4 yang masih dalam perjalanan..
*Oiya, saudara calon istriku itu kelima-limanya ternyata cewek semua..
Saya juga baru ngeh..*
Sesampainya ia dirumah, akupun keluar bermaksud untuk menyalaminya..
Hingga kita berdua bertemu, kedua mata kami saling beradu menatap satu sama lain..
Aku bingung tak percaya, cuma bisa terdiam hingga ia berkata..
"Kamu..!?"
*Akupun mengisyaratkan untuk diam, sembari meraih tangannya..*
"Sssstt, kita bicara diluar saja.."
#LifeIsNeverFlat
Mohon maaf bila banyak salah kata dalam cerita pertama nubie ini..
Semoga cerita ini dapat dinikmati dan berkenan dihati..
Saran dan kritik sangat dinanti..
Tambahan:
#Cerita ini merupakan 50% kisah nyata yang ditulis oleh saya selaku sahabat dari tokoh utama..
#Cerita ini tidak menggunakan nama sebenarnya, namun lokasi yang didalamnya benar adanya..
#Cerita ini kadang dibesar-besarkan dibeberapa bagian, bermaksud sebagai pemanis dan pelengkap saja..
#Cerita ini memiliki waktu update yang tidak pasti..
CH1. SATU
"Panas banget sih ni ari, biasanya juga nggak ampe kek gini ya jo.."
*Ucapku ke paijo, salah satu teman sesama karyawan ditempatku bekerja..*
"Iyo mas, wis ngelih ko ngene panas'e ngentang-ngentang..
Nerokone bocor alus paling.."
(iya mas, udah laper kek gini panasnya gila-gilaan.. Nerakanya bocor halus mungkin..)
*Jawab paijo sekenanya, temanku satu ini memang asli jawa..
Yogyakarta tepatnya, dengan wajah, bahasa, serta logat yang jawa bangetlah pokoknya..*
"Mas tyok meh mangan opo..? Penyetan ko winginane, po nasi padang wae..?"
(Mas tyok mau makan apa..?
Penyetan kek kemaren, atau nasi padang aja..?)
*Sambung paijo..*
"Nggak ah jo, jauh..
Panas-panas gini, yang deket aja deh tuh warteg depan.."
*Ucapku, sambil memberi isyarat supaya paijo mengikutiku..*
Oiya sampai lupa, perkenalkan namaku sulistyo umur 22 tahun..
Aku asli sunda, kecil dikanada, meski begitu sekarang orang tuaku menetap dikota L sebagai transmigran..
Saat ini aku bekerja di sebuah toko elektronik dikota T, dekat ibukota Indonesia tercinta..
Sebenarnya ini kali keduaku mencari sesuap nasi disini, yah namanya juga lulusan SD kerja serabutan dan berpindah-pindah udah biasalah ya..
Menurutku sendiri aku orangnya biasa aja, wajah biasa, body biasa, bahkan rejeki juga biasa..
Cuma terkadang aku heran, banyak juga cewek yang mendekatiku..
Apa parfumku bau duit ya, padahal klo soal duit..
Aduh, buka dompet ja serasa pingin langsung melambai kearah kamera..
Ternyata kata orang sih aku humoris plus pendengar yang baik, jadinya cewek nyaman dan betah klo deket-deket ma aku..
Apalagi katanya cewek kan butuhnya perhatian, pas jamanku sih katanya gitu..
#Tahun'09
*Sebelum melangkah masuk kedalam warteg, paijo menepuk pundakku..
Akupun menoleh dan menatap wajahnya yang mendadak berubah..*
"Kenapa lu jo..?"
*Tanyaku..*
"Mas, tak tinggal sik yo..
Wetengku mules, panggilan alam ki.."
(Mas, tak tinggal dulu ya..
Perutku sakit, panggilan alam nih..)
*Paijopun berlari tanpa menunggu jawabanku, kembali kedalam toko..*
"Mungkin dia makan sampah semalem.. haha.."
*Bisikku dalam hati..*
Sesampainya didalam warteg, aku tertegun melihat seonggok manusia yang memang belum pernah kulihat selama disini..
Dan entah kenapa setelah sekian lama baru kali ini jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, apakah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya..?
*Akupun duduk dan memanggilnya..*
"Mbak, pesen dong.."
"Iya, pesan apa mas.."
*Jawabnya, dengan logat khas jawa..*
"Es teh aja mbak.."
"Tidak makan mas..?"
"Ntar ja mbak, masih nunggu temen..
Oiya, mbak baru kerja disini ya, kok baru kali ini saya liat.."
"Iya mas, baru dua hari disini.."
"Oo pantes, namanya siapa mbak..?
Aku sulistyo, panggil ja tyok..
Klo kenal kan, jd enak manggilnya..
*sambil menyodorkan tangan dengan segenap jiwa raga..*
"Lastri mas, ya udah saya bikin pesanan masnya dulu ya.."
*Sambil menjabat tanganku..*
"Eh last, tehnya gulanya 3 sendok ya.."
"Suka yang manis ya mas.."
"Iya saya suka yang manis, apalagi setia..
Kayak kamu.. "
"Preek mas..:3"
*Tiba-tiba hening..*
CH2. DUA
Setiap hari setelah perkenalan, akupun setia seperti rexona tuk selalu menghabiskan sisa makanan warteg tempat bebeb bekerja..
Ceileh bebeb, jadian juga belum..
Tapi semenjak rajinnya saya datang, hubungan kamipun semakin baik tiap harinya sebagai pembeli dan penjual..
Malam minggupun tiba, aku sebagai seorang kapiten memantapkan niat tuk meminta ijin bos besar supaya mengijinkan lastri buat malem mingguan..
Bersamaku tentunya, masak bersamamu mblo..
"Jo, aku pergi duluan ya.."
"Lah, meh ningdi mas..
Ngko aku dewean, si mami yo gek ning pecelan rung bali.."
(Lah, mau kemana mas..
Ntar aku sendiri, si mami juga sedang dipecelan belom balik..)
"Ya ditungguin ja jo, klo suntuk ngobrol dulu sama cicak ato apa tu dipojokan banyak.."
"Swookkk, wis ndang kono lungo..
Tak dongakke udan deres, banjir ningdi-ndi.."
(Swookkk, dah cepat sana pergi..
Aku doakan, ujan deras, banjir dimana-mana)
"Dasar, jomblo.."
*Dibenakku, sambil lalu..*
Oiya, aku dan paijo memang tinggal dalam satu lingkungan kost..
Disana ada 5 kamar, cuman yang baru terisi 3..
Satu saya, Dua paijo, Tiga Ibu tumiyah, tapi sering kami panggil mami..
Abis janda sih, dan cenderung genit..
Yah, buat bahan godaan aja sih..
Dia juga orang jawa, asli klaten tetangga kota si paijo..
Skip punya skip sampailah saya beserta dengannya disebuah restoran yang cukup mewah dan sudah saya booking hanya untuk kita berdua..
Sambil menikmati suasana malam yang berhiaskan kerlap-kerlip lampu taman membuat moment ini kian romantis, hingga sayapun memulai percakapan..
"Namamu tu lastri, berarti anak ketiga ya say..?"
"Say, sapa kue say..?
Wong ndi, rika ora serius karo nyong..?"
(Say, siapa itu say..?
Orang mana, kamu nggak serius sama aku..?)
"Ai nyaneh nyarios naon..?
Indonesia please, nyong ora paham rika ngomong apa..:3
(Kamu itu ngomong apa..? Indonesia please, aku nggak paham kamu ngomong apa..:3)
"Lha itu bisa, say itu siapa..?
Orang mana..?"
"Duh gusti, naha abi teh bogoh kajalmi nukiye.."
(Ya Tuhan, kok aku bisa cinta sama orang yang kayak gini..)
"Say itu kepanjangannya sayton, eh sayang.."
"Oo gitu, tadi kamu tanya apa mas..?"
"Kamu anak ketiga ya..?"
"Iya mas, anak ketiga dari enam bersaudara.."
Wah, kayaknya oon keturunan bokapnya nih..
Last kan berarti terakhir, tri kan 3..
Kok punya sodara sampe enam..
Ahh, mungkin gara-gara dlu ngk ada hiburan, hiburannya ya cuma begituan..
Namanya juga orang dulu..
*Pikirku dalam hati, sambil manggut-manggut..*
Akhirnya sampailah kita kepada acara utama, roti bakar dan wedang ronde telah tersedia diatas tikar yang kami gunakan..
Dibawah naungan pohon palem tanpa babibu langsung kita sikat habis makanan yang tersedia hingga bersih bersinar sunlight..
Setelah hidangan habis, langsung saya selesaikan pembayaran..
Secara saya laki, maka saya dong keluarkan dompet pusaka..
Akhirnya karena tidak bisa memakai kartu, namanya juga kaki lima..
Saya bayar cash aja, langsung lunas dua lembar merah (puluh ribuan)..
Bukannya sombong, klo kartu mah saya juga punya banyak..
Kartu tanda penduduk, bpjs, kartu anggota (anggota partai), bahkan kartu remi atau domino saya bawa..
Karena istilahnya masih sore dan saya tidak pegang cash lagi maka saya tawarkan sama bebeb buat mampir kekost saya..
Biar klo kapan-kapan maen udah tau alamatnya, sekalian menghemat pengeluaran tentunya..
Bukan modus loh ini, suer deh..
CH3. TIGA
Malam minggu yang kelabu, ternyata hal-hal yang diinginkan tidak terjadi..
Skip punya skip sampailah saya dihari rabu, hari istimewa dimana saya bisa memanjakan diri dikost sepanjang hari dikarenakan hari ini tanggal merah..
Ntah memperingati apa lupa, yang pasti aku ingat hari ini seonggok manusia itu hadir..
Ya, manusia yang telah membuat saya jatuh hati padanya..
Siapa lagi klo bukan bebeb lastri, dengan pakaian minimalis masa kini dipadu high heel merk swallow bercorak biru putih dan tas andalan yang selalu ia bawa kemana-mana..
Ya tas kresek tentunya, membuat tampilan bebebku sangat amat fashionable..
Seperti yang diharapkan dari bidadari tanpa sayapku ini, sudah cantik perhatian pula..
Nggak cuma bawa buah bibir ma buah dada aja, buah tangan pun iya bawa dalam tas hitam putihnya itu..
Setelah kupersilahkan masuk, langsung saya suruh duduk diatas kasur agar acara lain-lain dapat segera dimulai..
Yak, tepat sekali..
Acara belah buah tangan, banyak juga yang ia bawa pikirku..
Ada criping, rengginang, slondok, aqua galon, eh botol, kopi, kembang setaman, menyan..
Mau buat sesajen apa ya, aneh..
Sambil menikmati sesajen yang ada, kamipun dengan hikmat menyaksikan acara televisi bersama-sama..
Bukannya merendah, meski kecil tapi tv saya itu nggak besar..
Tak lama setelah itu, udah rebahan aja diatas kasur sibebeb sambil secara perlahan tangannya mulai melingkar sambil memeluk..
Guling, iya guling..
Ah, kentang lagi nih..-__-a
Semenit, dua menit, tiga menit, hening, hanya suara tv yang ada..
Hingga keheningan itu terpecah, saat dia berkata..
"Es krim enak nih.."
Hah es krim, nglindur apa ya..
*Pikirku, hingga ia bangkit dan bertanya padaku dengan tatapan tajam, setajam silet..*
"Kak, aku mau tanya sesuatu ma kamu.."
"Tanya apa deq, ngomong aja.."
*Cie, kaka adeq'an cie..*
"Kamu sebenarnya suka, sayang, atau cinta sama aku alasannya apa..?"
"Duh, pertanyaan sejuta umat lagi yang muncul.."
*pikirku, sambil menunduk sejenak lalu menatap bebeb lastri dan berkata..*
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu cantik, maka esok ketika cantikmu mulai pudar aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu baik, maka esok ketika kamu nyakitin aku karena apapun itu aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Klo aku bilang sayang ma kamu gara-gara kamu perhatian, maka esok ketika kamu dah nggak perhatian lagi aku nggak ada alasan lagi dong buat sayang ma kamu.."
"Alasan aku sayang ma kmu, karena aku tulus deq.."
"Serius kak..?"
"Serius udah bubar dek, candil sekarang solo.."
*Tiba-tiba hening, sambil matanya berkaca-kaca menatapku..
Ia mulai melingkarkan tangannya, memelukku..*
Kubalas pelukannya, kutatap matanya dan kucium keningnya..
Dan tanpa sadar, siapa yang memulai bibir kita telah bersatu sama lain..
#BersatuKitaTeguhBerceraiKitaBelumNikah
CH4. EMPAT
Hari yang benar-benar tak terduga, gejolak birahi dari dua insan yang selama ini terpendam kini mulai tersalurkan..
Bibir, tangan, dan dedek kecil ini mulai berontak dengan semangat juang 45 tuk membumihanguskan musuh yang menghalangi jalannya meraih kenikmatan..
Dimulai dengan serangan gerilya dari satu titik ketitik strategis musuh yang lain secara frontal..
Bibir dan leher target menjadi sasaran utama serangan fajar ini, sampai ia terdesak dan tak bisa melakukan apa-apa selain melenguh dan mendesis menikmati serangan itu..
"Ssssshh... Maasssh.. Ooooh.."
Sambil memejamkan matanya..
Kadang kepalanya geleng sipatu geleng, naik turun tak terkendali..
Tangan ini dengan sigap membagi tugasnya masing-masing, sebelah kiri untuk menyusup kesarang musuh didaerah pegunungan membuka jalan tuk pasukan lain melancarkan serangan selanjutnya..
Disisi lain, tangan kanan mulai mengelus hingga meremas pegunungan yang berada didataran rendah sambil sesekali memetakan wilayah hutan belantara yang akan segera dieksplore dan menjajah hasil berupa minyak bumi sebanyak-banyaknya..
*Apaan sih nggak jelas..:3*
Tanpa babibu, langsung kuarahkan untuk duduk dan mulai membuka pakaian yang ia kenakan..
Maksud saya baik, biar ngk kusut aja gitu..
Dan terpampanglah bra putih bermotif dengan ukuran phi x r kuadrat, sorry ngk paham ukuran bra..
Tanpa susah payah, kedua tangan ini melepas kaitan bra dan eng ing eng..
Terpampanglah gunung kembar yang masih ranum dan tanpa disuruhpun langsung kulahap, jilat, pilin, cupang, arwana, mas koki, eh salah..
Sampai ia mendesah agak keras, lalu kuhentikan aktifitas itu sejenak..
*Tengok kanan kiri, cari remote tv..
Perlu diketahui kost ini masih berupa papan sebagai sekat, jadi kalau nggak digedein takut kedengeran tetangga..
Walau tau lagi pada keluar, tapi main aman lah ya..
Dan saya pun sadar bahwa tv saya memang nggak pakai remote, jadi langsung tak kencengin manual aja..*
"Mas, ayo dong.. Ngapain sih.."
*kata dia, yok cuz..*
Aku sendiri emang suka milin-milin puting, apalagi klo dah keras kek gini bikin gemes..
Setelah itu aku suruh dia tuk berdiri melepas celana panjangnya, sekali lagi biar ngk kotor aja..
Sementara aku mulai melepas satu persatu pakaian yang aku kenakan..
Setelah 15 menit pemanasan, mulailah pertandingan babak pertama..
Dengan kick off lenguhan bebeb lastri..
"Uhhh, enaakkk masss.."
*kini kita berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat..*
Karena dedek udah nggak nahan mulai deh, gesek-gesekin dulu ke dedek bebeb..
Biar saling kenal, akur dan bisa bekerjasama dengan baik..
"Yaa ampunnnn, aaa maasss.. Gilaaaak.. Enaakk.."
Rancau bidadariku, sambil memejamkan matanya dan mendongak keatas..
Dedek kecil menggiring bola kearang gawang, gesek-gesek arena permainan, shooting daann..
"Tok.. Tok.. Took.. Took.."
*Bunyi ketukan pintu kost..*
"Mas tyok, mami nie..
Bukain dong, ada titipan.."
#Waduh
CH5. LIMA
Bingung, kaget, deg-deg'an, campur aduk jadi satu, dah kek permen nano-nano..
Reflek dengan cepat dan tepat kuambil celana kolor yang ada didekatku lalu memakainya..
Kuarahkan lastri kebelakang pintu sekaligus memberinya tanda tuk diam sejenak dan tentunya masih dalam keadaan berbugil ria..
*Kostku ukurannya cuma 3x3 M, dan itupun kamar mandi luar (bersama)..
Jadi tentunya tak ada tempat berlindung dari serangan mendadak seperti ini, kecuali dibelakang pintu..
Sambil menarik nafas panjang sepanjang jalan kenangan dan mengatur ekspresi akupun membuka pintu kostku..*
"Yeee, mas tyok ra klamben.."
(Yeee, mas tyok nggak pake baju..)
*sambil tersenyum dan memperhatikanku dari kepala sampai ujung kaki..*
"Ada apa ya mi..?"
*Tanyaku, ingin secepatnya mengakhiri pembicaraan ini..*
"Itunya lho mas.."
*Sambil melirik ke celana kolorku, madafaka lupa klo sidedek udah tumbuh dewasa dengan gagahnya, nggak pake CD lg..*
"Eh, nggak..
Ini ada titipan kunci kamar mas paijo, takut dia pulang, saya musti berangkat ngurus pecelan.."
"Ya udah sini mi kuncinya.."
"Ini mas, oiya sorry lho klo mami ngganggu.."
*Sambil melempar senyum dan mengerlingkan mata kiri dengan genitnya..*
Akupun kembali kekamar, menutup dan mengunci pintu..
Sambil berkata, maaf ya ada wasit dateng barusan..
Waktu aku berbalik, sibebeb yang udah horny dengan ganas langsung menyerang balik..
*counter attack bahasa gaulnya..*
Secara membabi buta dia nyipok, ngopit, nyupang, sembari tangannya meraih sidedek, kocok bentar, terus bilang..
"Massukin mass.."
*Sambil mengarahkan keliang surgawinya, kaki kirinya diangkat dan aku tahan dengan tangan kananku..
Sementara tubuh semok, semlohehnya bersandar didinding kost..*
"Eugghh.."
*Saat helm sidedek masuk..*
Karena udah sangat basah, aku masukan secara perlahan, sedikit demi sedikit sampai terbenam seluruhnya..
Hingga akhirnya mulai kugenjot dengan rpm rendah..
"Sleeep, sleep, kcipak kcipuk.."
*Bunyi merdu peraduan kami..*
"Enak nggak dek, klo sakit aa berhenti.."
*Tanyaku, padahal dari espresinya saja itu sudah bukan merupakan pertanyaan yang perlu dipertanyakan..*
"Ahhh, jangann berhentii akk..
Lampunya ijo teerrus kok klo iniiihhh.. Ugghh.."
*Jawabnya sambil menikmati..*
Lima menit berlalu dengan posisi itu, kasian juga pasti capek si doi..
"Deq, doggy ja yuk.."
*Iapun mulai memposisikan diri, sebelum nungging kutampar perlahan pantat bahenolnya..*
"Splaaak.."
"Arrghh, mas nakal.."
*Sambil menatap sayu kearahku..*
Langsung kumasukan dedekku, dan kugenjot rpm sedang..
*aku kurang begitu suka doggy gaya standar, ini doggy yang posisiku lebih diatasnya..
Paham lah ya, lebih gimana gitu..*
"Clap, clup, clap, clup.."
"Hmm, haahhh, haahh.."
"Sodook yangh dalemm masss, kencengiin dikiit.."
"Berita hari ini, terjadi kebakaran didaerah bintaro.. Bla.. Bla.. Bla.."
"Kemana mas, sini nanggung..
Ah, gimana sih..
Bukan suara volume tvnya yang dikencengin, sodokannya..
Mau keluar tadi, huft.."
*Hah, salah gua ya.."
"Jleebbb, splak, splak, splak.."
"Nah gitu mas yang kenceengg.."
"Akhh, akhhh, teruus mass, gas poolll.. Akuhh kluarrrh.."
*Langsung lemas dia, setelah seperti orang kesetrum gitu..*
"Dah, posisi biasa ja.."
*kasihan masih lemas gara-gara orgasme pertama pikirku..*
Dan langsung kugenjot lagi, dan ngantuk, jadi lanjut besok..
#TerimaKasihDanSelamatMalamGaes
CH6. ENAM
Hmm, sampai mana ya kemaren..
Oiya inget, setelah injury time berlangsung babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0..
Tyok FC (fu*king club) unggul sementara, hingga babak kedua dimulai bersama dengan goyangan pinggulku yang perlahan namun pasti mencoba merobek-robek jala gawang bebeb lastri..
Terlihat kini lastri sudah kembali menunjukkan intensitas serangannya, bersamaan naiknya birahi sang bunga pasirku, eh bunga hatiku..
Sodokan demi sodokan kusematkan diliang vaginanya yang terdalam, membuatnya semakin bechek, nggak ada ojeck, capek dehh..
"Ahhh.. uugghhh.. Ohh.. Ehmmmgh.. Ah.. Ahh.. Ahh.."
Hanya itu yang terdengar, desahan demi desahan saut menyaut menjadi sebuah symphony merdu membuat hatiku serser'an mendengarnya..
Naik turun pantatnya, seakan menyampaikan bagaimana ia sangat menikmati pergumulan ini..
"Enak maah..?"
*Cie, papah mamah'an..*
"Hmm.. Hmm.. Heemmm.."
*Itu yang dia bilang, ntah bahasa mana..
Sambil menganggukan kepalanya menatapku..*
10 menit berlalu, kaki mulusnya mulai melingkar kepinggangku mengisyaratkan tuk mempercepat irama permainan..
"Cepet, tancep yang dalem, lebih dalem lagi, sedalem-dalemnya..
Nodai aku mas.."
*Mungkin klo diungkapkan dengan kata-kata jadi seperti itu..*
Sodokan demi sodokan mulai kupercepat, kuperkuat dan nafas kami mulai memburu satu sama lain..
Karena akupun mulai merasa sudah akan menuju puncak, gemilang cahaya, meraih cinta, seindah asa..
Syabidubidudap..
"Chepeet massh, akuu enaakk.. Oughh, mau keluarr lagi.."
"Heem, aku juga.."
"Ehhghh.. Hhhh.. Hhhh.. Hhhh.."
"Ohh.. Ahhh.. Arghhhh.. Yang cepet pahh, kencengiin pahhh.. Enaakk pahhh.."
"Aaaaahh, daleem apa diluar mahh..?"
*Tanyaku, karena terasa sudah berada diujung tanduk..*
"Haahh.. Ahhh.. Apaaah pah..?"
*Jawabnya, tak mendengar pertanyaanku karena sangat menikmati, menghayati, mengilhami, gempuran serangan mautku..*
"Njobo opo njero, meh methuu ki..!"
(Luar apa dalem, mau keluar nih...!)
"Oghhh.. Iyaahh.. Luarr ajaahh.. Akuhhh.. Subhurr.."
"Tahan bentarr ya pahh, mamahh blom kluarr.."
"Arrrrghhhhhhh....!"
*kukeluarkan siotong secepatnya, bahaya kalau keburu keluar didalem, bisa dapet doorprize ntar..*
Crooooott, crooott, croot, crut..
Empat shooting gagal mengarah kegawang, terpejam sejenak menikmati sensasi sampai tersadar karena rengek'an ayank..
"Ahhh, masukin lagi..
Masukin lagi, nanggung aku blom kluar pahh..
Ah, gimana sih.."
*Ntah kenapa, klo urusan ma yang namanya sex sioon ini jadi berubah 169 derajat..*
Sambil ia meraih otongku yang belum begitu mengecil, dibantu dengan menaikkan pantatnya ia menyambut siotong kembali..
Mungkin karena susah, ia merebahkanku dan mengambil posisi diatasku..
Tanpa perlu dikomandoi, ia mulai mencari puncak kenikmatannya sendiri..
Segala jurus ia gunakan, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah, goyang kamar mandi, apapun lah pokoknya..
Semakin cepat, cepatt, cepattt dan cepatttt..
Sampai mulai ia menggeliang keenakan, yang aku rasakan cuma ngilu-ngilu sedap..
Sampai akhirnya mencapai orgasme yang kedua dan ambruk menindihku dengan nafas yang masih tersengal-sengal..
Kubelai rambutnya dan kupeluk lembut dirinya sebagai ungkapan sayang..
Skip punya skip, setelah dua bulan perjalan cintaku beserta dengannya..
Akupun membulatkan tekad tuk menjalin hubungan yang lebih serius, ya pernikahan..
Hari ini aku mau melamarnya, karena itu kita janji untuk ketemuan..
Setelah bertemu, tanpa tedeng aling-aling langsung aku menyatakan perihal ini kepada yang bersangkutan..
Ia hanya tersipu, mukanya memerah dan meraih telepon genggamnya tuk menghubungi seseorang..
"Nie mas, bapak mau ngomong.."
*Sambil menyerahkan hp jadul pemberianku dulu, secara dia baru kerja dan kita butuh komunikasi..
Jadi mblo, harus rela berkorban ya..
Tapi ya, jangan berkorban terus-terusan..hhaha..*
"Iya pak, bla bla bla.."
*Cencored, karena menggunakan bahasa dewa.. Capek translatenya..*
Jadi intinya, bokapnya seonggok manusia ini ingin agar saya sang pangeran tak berkuda tuk mengantarkannya pulang, sekaligus ngomong secara langsung kepadanya..
Tegas, jelas, mantap, saya jawab YA..
Dan lastri sang bidadari disuruh tuk resign dari pekerjaannya, sembari menunggu hari pernikahan agar dirumah saja..
*Sebagian masyarakat jawa memang melakukan hal ini, cenderung supaya sang perempuan terjaga dari godaan dan hal-hal yang diinginkan, dipingit nama kerennya..
Padahal hampir tiap hari hal yang diinginkan selalu terjadi, setelah rabu ceria dulu..*
Setelah pertemuan ini, akupun langsung menceritakan hal ini kepada orang tua dikampung..
Pertama mendengar mereka agak kaget, bahkan cenderung syok..
Karena mungkin dikira aku kecolongan atau gimana, tapi setelah kujelaskan mereka mengiyakan..
"Itu pilihanmu kisanak, bapak ibu hanya bisa mendukung.."
*Kata mereka..*
Aku dan dia pun memulai perjalanan ke timur dengan menggunakan jasa travel, menuju kampungnya didaerah sl*wi kab. Teg*l..
Skip punya skip, langsunglah mereka menyetubuhi eh menyetujui hubungan kami..
Menentukan hari H, uang yang diminta keluarga cewek, dan tetek bengeknya..
Setelah aku transfer uang untuk keperluan pernikahan kami..
Saya beserta keluarga besar siap meluruk kampung kelahiran calon istriku, sampai disana pada hari jum'at sore dan memang acara akan dilaksanakan pada hari minggu..
Yah, buat siap-siap aja..
Kamipun dijamu dan disuruh menginap dirumahnya yang lumayan cukup luas, meski mulai ramai orang lalu-lalang menyiapkan ini itu tuk acaraku..
Hari sabtupun tiba, keluarganya mulai ramai hampir semua sudah hadir..
Cuma adiknya, anak nomor 4 yang masih dalam perjalanan..
*Oiya, saudara calon istriku itu kelima-limanya ternyata cewek semua..
Saya juga baru ngeh..*
Sesampainya ia dirumah, akupun keluar bermaksud untuk menyalaminya..
Hingga kita berdua bertemu, kedua mata kami saling beradu menatap satu sama lain..
Aku bingung tak percaya, cuma bisa terdiam hingga ia berkata..
"Kamu..!?"
*Akupun mengisyaratkan untuk diam, sembari meraih tangannya..*
"Sssstt, kita bicara diluar saja.."
#LifeIsNeverFlat