Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG IYA ITU KAMPUNGKU.By.kontolegois

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Menang banyak tu si angga dpet durian runtuh malam malam
 
Kok cerita endingny skrg yg gw idolain ddi perkosa mulu mulu nih? Ni rey juga ****** banget lgi, berani dikit napa ,Asli jd kecewa hu. Mudah2an g kehilangan perawan
:galak::galak::galau::galau:
 
Lanjutan.....


Pov .Rey ( Comot )

Waktu terasa berhenti berputar, dan malam yang gelap, semakin pekat menyelimuti. Menambah sisi kelam di ke hidupan malam.

Gw seperti ada di dunia lain, dimana gw bisa melihat kembali masa kecil gw dulu, masa yang penuh dengan canda tawa, penuh dengan kecerian, dan tanpa ada beban, dalam hidup.

Gw yang saat itu sedang bermain di pinggir sungai, yang mana airnya sangat jernih dan mengalir cukup deras. Dan di tangan gw, menggenggam sebuah perahu2 an, yang di buat dari batang pisang.

Perahu2an tersebut, gw taruh di tepian sungai, yang air nya lumayan deras. Begitu senang nya gw, sebab perahu2an itu, sukses berjalan menjauh mengikuti aliran air sungai.

Dengan semangatnya, gw ikutin perahu2an itu sampai jauh. Gw pun mulai murung dan kecewa, di saat perahu2an tersebut menjauh ke seberang sana.

Gw pun menangis sejadi2nya, dan berlari menghampiri teh Helen , yang sedang mencuci beras di rakit/getek.

Gw pun merengek meminta di ambilkan perahu2an gw yang menjauh kesebrang sungai itu.

Saking sayang dan kasihannya teh helen ke gw, tanpa pikir panjang, dia langsung menceburkan dirinya ke sungai, malang emang, teh Helen pun tak cukup mahir, untuk berenang melawan derasnya arus sungai.

Gw bisa melihat teh Helen pun timbul tenggelam, di bawa arus sungai, gw pun menjerit dan menangis, memanggil nama nya. "Teteeeeeeeeh....jangan tingalin aa".

Semua gambaran itu hilang seketika, dan di ganti dengan rasa sakit, dan gw baru menyadari sekarang, gw sedang terbaring di jalan bebatuan tajam.

Dengan darah yang menetes sampai ke mata, mungkin berasal dari jidat gw yang terluka kena benturan batu yang lumayan tajam.

Gw pun mencoba mulai mengingat, apa yang terjadi. "Astagaaaaa , teteh gw kemana?..." Gw pun langsung berlari sebisa mungkin, walau kepala masih terasa sedikit pusing.

Sesampai nya di rumah, perasaan gw mulai tidak tenang, bagai mana tidak, teteh gw bisa dalam keadaan bahaya, kalau saja bersama si bajingan Angga itu.

Gw pun mendorong pintu depan rumah, ternyata di kunci dari dalam, gw pun mencoba memutar ke belakang rumah, biasanya pintu belakang gampang di buka, hanya mengunakan selot dari kayu sebagai kuncinya.

Sesampainya di belakang, gw mendengar ada suara cowok, yang sempat gw denger dari luar, sepertinya dia mempunyai niat jahat, kayanya cowok tersebut sedang menaruh baskom didapur.

Gw dengar langkah kaki cowok tersebut menjauh dari dapur, lantas gw coba mendorong pintu dapur, benar saja dugaan gw, pintu dapur ternyata gak bisa di buka, mungkin gw harus membuka slot pintu nya dulu.

Posisi slot pintu dapurnya berada agak di bawah, jadi gw sangat sulit untuk membukanya. Gw harus mencari cara untuk bisa membukanya.

Gw pun mencari ranting kayu bakar kecil, sebagai alat untuk membuka slot pintu, yang biasanya ada di samping rumah, gw pun berlari ke samping, dan langsung mencari nya di situ.

Setelah gw mendapatkan apa yang di cari, gw mendengar tangisan seorang wanita, dari arah kamarnya teh Helen, gw yakin itu tangisan teh Helen.

Gw pun lantas kembali ke belakang, dan berusaha meraih slot pintu, mengunakan ranting yang ujungnya ada cabangnya (seperti gancu gitu lah ).

Dengan penuh konsentrasi, gw pun merogoh slot pintu tersebut, melalui celah yang ada di atas pintu, mengunakan ranting tadi, akhrinya slot pintu tersebut berhasil gw tarik, dan langsung kudorong pintu tersebut.

Lantas gw masuk, dan gw mencari sesuatu yang bisa buat jaga diri, takutnya ada suatu hal yang tidak di inginkan, gw lihat di atas bale dapur, ada halu (alat buat numbuk padi), dan gw pun mengambilnya.

Gw pun berjalan masuk ke dalam rumah, menuju kamar teh Helen, dan gw langsung menendang pintu kamarnya tersebut.
Setelah pintu terbuka, alangkah terkejutnya gw, dengan apa yang gw lihat saat itu, membuat gw murka dan emosi.

Bagai mana tidak, gw melihat teteh gw sedang telanjang, dengan posisi kaki nya, sedang di pegangin cowok tersebut, dengan gerakan yang sangat cepat, gw ayunkan halu di tangan gw, ke punggung cowok tersebut.

Hasilnya sudah bisa di pastikan, halu tersebut mengenai tepat di punggunya, alhasil cowok tersebut menjerit kesakitan.

"Aaaaawwww....saaaakiiit" cowok tersebut seketika itu mengerang kesakitan, dengan memegangi punggung, dia berbalik ke arah gw.

"Bangsaaaatttt....siapaaa yang berani memukul gw, mau cari mati luh" cowok tersebut menghardik gw, lantas dia berdiri melepaskan teteh gw.

"kamuuu yang bangsat, dasar cowok gak bermoral"

Dengan gerakan cepat, cowok tersebut, menyerang gw, sempat gw lihat, teh Helen memundurkan badannya ke ujung tempat tidur.

Terlihat tatapan matanya menggambarkan kebahagiaan, di raut wajah ketakutannya.
Gw pun keluar kamar, agar bisa lebih leluasa meladeni cowok bajingan ini.

Walau gw masih duduk di bangku smp, tapi sejak kecil gw sudah di latih ilmu bela diri pencak silat, oleh guru ngaji gw di pesantren.Jadi di umur segini, gw udah tidak takut lagi menghadapi orang yang lebih tua dari gw.

Cowok tersebut ikut keluar menyusul gw, dengan gerakan memukul ke arah muka, gw pun menangkis pukulannya, menggunakan tangan kiri, dengan cepat, gw menghantamkan halu di tangan kanan gw, ke arah pinggang sebelah kirinya.

Halu tersebut berhasil mengenai tepat di pinggangnya, alhasil dia langsung terjelembab jatuh ke lantai, dengan kondisi tubuh masih telanjang, dia berusaha bangun walau pun dengan bersusah payah.

Dia pun memulai menyerang gw kembali, dengan pukulan dan tendangan secara membabi buta, gw pun berusaha mengimbangi dengan menangkis serangannya itu, saking agresif nya dia menyerang, akhirnya gw pun kewalahan juga.

Dengan tendangan yang sangat keras, dia berhasil menendang perut gw, gw pun terjatuh ke belakang, dan halu yang gw pegang pun akhirnya terlepas.

Gw pun merasakan mual di perut, dan dengan bertolak pinggang dia pun tertawa mengejek gw.

"Ha ha ha ha, dasar bocah ingusan, lu pikir,lu bisa mengalahkan gw, hah"

"Jangan senang dulu bajingan, gw belum kalah nih"

"Cuiiihhh..apa kamu bilang, belum kalah, hahahaha"

Dengan lahkah gagahnya, dia menghampiri, lalu menjabak rambut gw.

"Kalau saja tadi lu tidak ganggu kesenangan gw, kakak lu yang cantik itu, sudah aku perawanin, tapi tidak masalah, sekarang lu bisa menyaksikan langsung, bagai mana kakak mu, aku perawanin"

"Dasar bajingan, gw bunuh kamu bangsat"

Dengan gerakan yang sangat cepat, gw tendang biji pelernya, yang sedang menggantung bebas.

"aawwwhhh" seketika itu, dia langsung menjerit kesakitan, disusul dengan pukulan tepat di mukanya, menggunakan sikut kanan gw, darah pun langsung mengucur dari hidung dan bibir nya.

Dan gw pun mengambil halu yang sempat terjatuh tadi, dan gw hantamkan ke bagian mukanya."Gw bunuh kamu bajingan, ciiiiaaattt"

"Jaanngggann Reyyyyy" Halu tersebut ku hentikan tepat 10 cm lagi di kepalanya, karena gw dengar teteh gw ngelarang.

"Kenapa teh, biar aa bunuh saja cowok brengsek ini, dia yang telah berani, melecehkan teteh"

"Teteh gak mau, kehilangan kamu de, teteh gak mau kamu menjadi pembunuh, biarkan dia hidup, biar tuhan saja yang membalas nya" teh helen pun mengingatkan gw.

"Ingat, hari ini kamu selamat, karena teteh gw yang meminta, tapi kalau di lain waktu, kamu mengulainginya, gw pastikan kamu tidak akan lagi bisa hidup" hw pun mengancamnya.

"Iya...aku janji rey, maafkan aku ya, aku tidak akan mengulanginya lagi" dia pun meminta maaf.

"Minta maaflah, sama kakak gw"

"Ba baaa iiik, aku akan minta maaf sama kakak mu rey"

Dan dia pun aku lepaskan, lantas dia meminta maaf ke kakak gw, dengan berlutut di kakinya.

"Len, aku mohon maaf kan aku, aku hilaf Len"

"Sebenernya aku gak bisa memaafkan mu ngga, karena kesalahan mu sudah terlalu menyakitkan aku,tapi ini demi adik ku, jadi kali ini aku maafkan kamu ngga"

"Makasih Len"

Dan teteh gw pun masuk kamar, tak lama keluar membawa pakean si brengsek itu.

"Ini baju kamu ngga, sekarang kamu pergi dari sini, hik hik hik"

Lantas dia pun mengambil pakeannya, dan bangun untuk keluar. Sebelum dia keluar gw hampiri dia.

"Tunggu sebentar"

"Ada apa rey?"

"Gw tau apa yang kamu perbuat barusan di rumahnya pak kades, ingat kamu tau kan gw temannya si Anton, jadi..." gw pun membisikan ke telinganya.

"Rey tolong jangan bilang si anton ya, gw mohon"

"Tegantung..."

"Tergantung, apa Rey?, aku mau melakukan apa saja, asalkan kamu jangan bilang si Anton"

" Ok, gw tidak akan bilang si Anton, yang penting kamu bisa nurut sama gw, sekarang pake baju lu dulu, gw jiji liat kontol kecil lu , itu"

"Iiiyyaa rey" Lantas dia memakai baju nya dengan terburu2, dan langsung pergi.

Gw pun masuk dan menutup pintu, lalu menguncinya. Terlihat teh Helen sedang berdiri di pintu kamarnya, dengan sedikit berlari, teh Helen menghampiri gw.

"plaakkkk.....plllaakkk" teh Helen pun, menampar kedua pipi gw.

"Aduuuhh, ko di tampar teh, aa salah lagi ya?"

"Iya kamu salah, kenapa kamu tinggalin teteh sendirian, teteh cari kemana2, kamu kemana sayang, hik..hik..hik"

Lalu teh Helen memeluk gw sangat erat sekali, seperti orang yang sudah lama tidak bertemu.

"Awww...awwww...addd duuuh" diapun menjinjit kan kakinya yang luka.

"Kenapa teh?, kaki teteh kenapa?"

"Gara2 mencari kamu tadi, kaki teteh kena batu deh! "

Gw pun langsung membopong nya, menuju kamar, dan teh Helen pun merangkulkan kedua tangannya ke leher gw. Dengan sedikit menarik kepala gw, dia mengecup bibir gw dengan mesra.

Dengan mata penuh kebahagian, dan ada senyum manis dan tulus di sela2 bibir mungilnya.

"Makasih ya sayang, jangan pernah tinggalin teteh lagi ya"

Bersambung........

Hemz, kayanya sih....?
Apa yang terjadi selanjutnya?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd