SEBELUMNYA SAYA PERMISI KEPADA JAJARAN ADMIN, MODERATOR, DAN PARA SESPUH YANG ADA DI FORUM INI.
IJINKANLAH SAYA UNTUK MEMBUAT THREAD YANG SEDERHANA INI.
[size=+2]Thread ini Saya buat sekedar untuk berbagi pengalaman agar kita bisa belajar bersama - sama.
Dimohon untuk teman - teman atau para sesepuh disini kiranya mau berbagi cerita tentang pengorbanan apa yang telah kita lakukan?
-Entah itu pengorbanan untuk keluarga.
-Entah itu pengorbanan untuk pacar.
-Entah itu pengorbanan untuk sahabar.
Terserah yang penting bentuk pengorbanan apa yang pernah anda lakukan dan sampai sekarang membuat anda bangga akan hal itu.[/size]
IJINKANLAH SAYA UNTUK MEMBUAT THREAD YANG SEDERHANA INI.
[size=+2]Thread ini Saya buat sekedar untuk berbagi pengalaman agar kita bisa belajar bersama - sama.
Dimohon untuk teman - teman atau para sesepuh disini kiranya mau berbagi cerita tentang pengorbanan apa yang telah kita lakukan?
-Entah itu pengorbanan untuk keluarga.
-Entah itu pengorbanan untuk pacar.
-Entah itu pengorbanan untuk sahabar.
Terserah yang penting bentuk pengorbanan apa yang pernah anda lakukan dan sampai sekarang membuat anda bangga akan hal itu.[/size]
Terimakasih saya ucapkan kepada jajaran moderator yang terus mengawasi forum ini sampai saat ini.
Terimakasih saya ucapkan kepada teman - teman para member forum ini yang mau berbagi cerita untuk pembelajaran kita bersama.
Terimakasih saya ucapkan kepada teman - teman para member forum ini yang mau berbagi cerita untuk pembelajaran kita bersama.
Maaf apabila saya ada salah - salah kata.
Maaf juga apabila thread yang saya buat ini salah tempat mohon kiranya dengan hormat kepada moderator untuk memindahkan thread saya ini
NB : boleh komen atau/oot terserah.
Untuk cerita yang menarik bakal saya kirimi segelas cendol segar buat anda
~~~~°°°°~~~~
Saya mulai dari saya dulu.
Hal yang pernah saya korbankan dan membuat saya bangga adalah pendidikan saya.
Waktu itu saya masih kelas 2 SMA dan kondisi keluarga memang lagi bener bener terpuruk dalam segi ekonomi. Ibu saya harus banting tulang untuk menghidupi keempat anaknya termasuk saya. Iya saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Kakak saya waktu itu sudah jadi tenaga pengajar disalah satu taman kanak kanak dekat rumah saya. Ayah saya sendiri sudah meninggal waktu saya masih kelas 4 SD. Jadi semua beban harus ditanggung oleh ibu saya dan dibantu oleh kakak saya yang gajinya sendiri sangat pas pasan.
Akhirnya dengan kondisi seperti itu uang bulanan sekolah saya dan adik saya jadi sering sekali nunggak. Sampai kejadian dimana saya dan adik adik saya harus melunasi uang pembayaran sekolah kalau tidak melunasi iya terpaksa tidak bisa ikut ulangan. Melihat kondisi seperti itu membuat ibu saya menjadi bingung, uang yang dia punya hanya cukup untuk membayar sekolah adik adik saya. Setelah berbicara panjang lebar akhirnya dengan sangat terpaksa saya harus meninggalkan sekolah saya, membuang jauh cita cita saya demi adik adik saya agar bisa terus bersekolah.
Tapi jujur waktu itu sebenernya saya masih ingin terus bersekolah dan mengapai mimpi mipi saya tapi apa daya nasib telah berkata lain.
Setelah saya putus sekolah tetangga saya memandang keluarga saya sebelah mata dan terus menyalahkan ketidak mampuan ibu saya untuk terus menyekolahkan saya. Tidak mau melihat ibu saya terus jadi bahan hinaan orang lain akhirnya saya yang notabennya memang sedikit urakan memutuskan untuk menatto diri saya agar asumsi orang orang berubah tentang ibu saya, biarlah orang orang menilai bahwa hal ini sayalah yang memang tidak mau disekolahkan. Dan ternyata benar setelah saya menatto kulit saya tetangga tetangga saya merubah asumsinya yang semula menyalahan ibu saya kini jadi berubah 180 derajat memojokan saya.
Iya biar orang menghina saya, memandang rendah saya, atau apalah terserah yang penting saya bangga dengan diri saya sendiri. Mereka tidak mengerti tentang kehidupan yang kami alami. Mereka hanya bisa mencemooh dan mengosipin keluarga kami. Biarlah mereka bicara apa tentang saya yang penting adik adik bisa terus bersekolah dan semoga mereka berdua suatu saat bisa merubah nasib keluarga kami jadi semakin baik dari yang sekarang ini.