“Kamu siapa? Kenapa kamu bisa tahu?” Gayatri terduduk di lantai, matanya menatap layar ponsel di tangannya. Saat ini, identitasnya sebagai Matahari, seorang artis live show mesum terbongkar oleh akun bernama Bulan yang misterius. Bulan tidak kunjung membalas pertanyaan Gayatri. Bahkan, nampaknya pesan dari Gayatri tidak digubris dan dibaca olehnya. Gayatri didera kekacauan batin. Rasa takut yang dulu ia punya saat memulai hobinya ini kini menjadi kenyataan. Di benak Gayatri muncul bayangan-bayangan bagaimana dan apa yang mungkin Bulan perbuat pada Gayatri. Mungkin Bulan akan menyebarkan identitasnya. Atau mungkin, Bulan akan menggunakannya sebagai jaminan agar Gayatri menuruti semua perkataannya. Bulu kuduk Gayatri berdiri menandakan seberapa takutnya ia. Digigitnya bibir bawahnya di sela isak tangisnya.
“PING”
“PING”
“PING”
“PING”
“PING”
“HEH KAMU SIAPA SIH! KENAPA KAMU TAHU NAMAKU, SEKOLAHKU, SAMPAI KELASKU!!” ketik Gayatri dengan penuh harap bahwa Bulan akan membalas pesannya. Satu jam, dua jam, bahkan hingga matahari telah meninggi, saat arloji milik Gayatri menunjukkan pukul 10 pagi, tak ada notifikasi pesan masuk yang membalas Gayatri. Gadis cantik ini menghempaskan tubuhnya ke kasur, menyerah parah, sambil menangis. Hari liburnya ini terasa amat buruk akibat kejadian ini. Tak lama, Gayatri tertidur akibat kelelahan meneteskan air mata.
Gayatri terbangun di siang hari. Ia lupa berselimut dan menutupi tubuh telanjangnya setelah bermasturbasi di depan kaca pagi hari ini dan menyebabkan dirinya menggigil dan bergetar kedinginan. Tak hanya dirinya, Gayatri merasakan ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk. Buru-buru Gayatri duduk dan membaca pesan itu, pesan dari Bulan.
“Kamu kenal aku, Tri,”
“Iya kamu siapa?!”
“Kamu nggak perlu tahu aku siapa,”
“Maumu apa, heh?! Kamu mau uang?”
“Haha, aku nggak butuh uang, Tri.”
“Iya terus maumu apa?! Please, jangan sebarin…”
“Dengerin – kamu suka ditonton kan, Tri? Ngaku aja..”
“Ditonton?”
“Iya, tuh kamu bikin live kan,”
“Kalau suka kenapa?”
“Kamu suka ditonton – aku suka nonton, udah simple,”
“Maksud kamu?” tanya Gayatri kepada Bulan. Gayatri menunggu lama jawaban pertanyaannya yang tak kunjung datang. Bulan tidak lagi membalas pesan Gayatri. Malam, hingga pagi, hingga tiba hari Senin, tak ada jawaban maupun pesan baru apapun dari Bulan. Habislah sudah akhir pekan Gayatri. Sungguh baginya, Sabtu dan Minggu akhir masa sekolahnya ini begitu tidak menyenangkan. Dua hari ia dirundung takut dan was-was. Entah apa yang akan terjadi di hari Senin ini. Mungkin, mungkin Gayatri harus mencari Bulan. Mungkin, Gayatri harus segera mengungkap siapa identitas Bulan dan membungkamnya. Sebelum aktivitas seru Gayatri diungkap oleh Bulan.