MisterBrightside
Guru Semprot
- Daftar
- 15 Jul 2017
- Post
- 519
- Like diterima
- 480
Part I
So...
Nama gue Harial, biasa dipanggil Arial, gue punya food truck. Ya kecil-kecilan sih tapi cukup buat membiayai hidup gue. Masa lalu gue punya cerita yang kelam, sempet kuliah di Texas, tapi ya... Gitu deh... Akhirnya malah jadi juru masak...
Sekarang gue hidup disini, di negara gue tercinta. Gue nggak perlu sebut negara mana lah ya, pokoknya disini negara yang tenang dan aman. Soal food truck gue bisa di bilang ramai ketika weekend, kalo weekday ya ada sih yang datang tapi ketika malam tiba.
Semua berjalan dengan lancar...
Sampai suatu ketika...
Dia datang...
***
Seorang gadis sekarang berdiri menatap gue. Beberapa pelanggan saat itu terdiam menatap kami. Gue kaget menatap food truck gue tiba-tiba bergambar anime seperti ini, dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah gadis yang sekarang panik berdiri didepan gue...
"Lo... Apain food truck gue?"
"Maaf, aku nggak sengaja..."
Dia gemetar, sementara gue masih berusaha tenang walau perasaan kesal sudah muncul dari tadi...
"Nggak sengaja? Kalo nggak sengaja mah cuman segaris aja. Nah ini...?!"
"Udahlah kak, mungkin emang beneran dia nggak sengaja..." Celetuk salah satu pelanggan.
Gue tersadar, gue hampir memarahi seorang gadis di depan umum. Sekarang jam makan siang, food truck gue lumayan ramai. Ya gue harus melayani pelanggan sementara gadis itu sekarang jadi ketakutan duduk terdiam di bangku ujung...
Gue liatin, gue malah jadi kasihan sama dia...
Gue deketin sambil membawa sepiring burger dan minuman dingin...
"Nih, makan..."
Dia mendongak, ngeliatin gue, masang muka melas...
"Aku nggak punya duit..." Bisiknya.
Gue menghela nafas, "Udah makan aja. Kesian gue sama lo..."
Gue menjauh meninggalkannya melayani beberapa pelanggan yang tersisa...
***
Hari sudah sore, pelanggan sudah berkurang. Gue ngeliatin itu cewek masih duduk di tempat semula belom bergerak. Gue deketin...
"Ngapain masih disini?" Gue menatapnya.
"Aku nggak tau mau kemana..." Gadis itu bingung.
"Emang lo nggak punya rumah?" Gue ikutan bingung.
"Punya sih-" Jawabnya terhenti.
"Ya terus? Pulanglah..." Usul gue.
"Tapi aku...
...Eee...
..*** punya uang..."
DEG...
"Wah, lo, hebat lo...
...Sekarang lo mau minta duit gue?
...Food truck gue lo gambar-gambar, gue kasih makanan gratis, terus sekarang lo mau minta duit?"
"Lo pengemis ya?"
Gue kesel saat itu, kenapa gue harus ketemu gadis kayak dia? Tadinya gue kesian, tapi kalo jadinya kayak gini, kayaknya ini modus penipuan yang sekarang lagi ramai di sosial media. Gue harus usir gadis ini dari sini!
Dia tiba-tiba naik, menatap gue tegas...
"Heh! Kalo ngomong pake otak dikit dong!"
Gue kaget, "Ya santai dong! Gausah teriak!"
"Ya aku bukan pengemis!" Dia memukul meja.
DEG...
"Eee, kok jadi lo yang galak?!" Gue jadi sedikit naik.
Tanpa mengatakan apa-apa gadis itu pergi menjauh. Gue bingung menatapnya. Maksudnya apa coba?
Sepertinya sudah berlalu, gue membersihkan meja miliknya yang sedikit berantakan. Oiya gue berjualan di deket pantai, gatau kenapa dari kecil gue suka banget sama pantai. Bahkan dulu seminggu sekali gue selalu ke pantai sama orang tua gue...
"Astaga!"
Dia berdiri di depan gue!
"Aku boleh kerja disini nggak?"
Gue menghela nafas denger perkataannya barusan, "Apa lagi sekarang?"
"Aku boleh kerja disini nggak?" Tanyanya tidak berubah.
"Aduh, gue nggak punya duit buat gaji karyawan. Lagian akhir-akhir ini pendapatan gue lagi turun..." Jelas gue melemah.
"Nggak usah dibayar nggak papa..." Dia seperti memaksa.
Gue diam sebentar, "Lo modus pencurian ya?"
Dia ganti melotot, "Nggak! Mana ada! aku, aku nggak mau terima makanan gratis!"
Gue diam, mengacuhkannya. Dia terus menerus mengganggu gue. Gue nggak tau apa maksud gadis ini tau-tau datang kesini, bikin masalah terus minta duit, sekarang ngerengek minta kerja. Dia sepertinya kesal karena tingkah gue dan berlari kearah pantai dan duduk terdiam disana. Gue ketawa lalu membuatkan beberapa menu untuknya...
"Nih, cobain..."
Dia menoleh,
"Apa nih?"
"Ya, bukannya karyawan harus tau menu makanan di tempat dia kerja?" Gue cengegesan.
"Tunggu, jadi aku udah kerja disini?" Dia bingung.
"Eee, bukan kerja sih, lebih tepatnya bayar hutang. Karena lo udah nyoret-nyoret truck gue dan makan nggak bayar..." Balas gue enteng.
Dia berdecak sementara gue cuman cengegesan...
"Oiya, nama lo siapa?" Gue menatapnya.
"Kenapa pengen tau? Kepo amat!" Jawabnya sedikit jutek.
"Ya masa gue nggak tau nama karyawan gue..." Balas gue berirama.
Dia diam sebentar...
"Jennis..."
"Oh, gue Harial..." Tangan gue mengulur,
Dia memperhatikan tangan gue, lalu menatap gue...
"Jadi, sekarang kamu mau pegang tangan aku?" Tanyanya.
"Ya, aku tau modus kamu sekarang...!" Lanjutnya.
Gue tarik tangan gue dan berbalik menjauh meninggalkannya...
"Hei! Harial!" Teriaknya menyusul gue.
***
Hari sudah malam, dan gue sama Jennis duduk diatas truck sambil minum-minum dan memandang pantai dan beberapa orang yang masih bermain disana...
“Tadi waktu beres-beres, aku liat pamflet tentang kompetisi masak. Kamu mau ikut itu?” Tanya Jennis.
Gue diam lalu menggangguk...
"Kompetisi itu yang bakalan bikin hidup gue lebih baik..." Gue optimis.
Dia senyum, "Masakan kamu enak kok, pasti menang deh..."
Gue ikutan senyum, "Oiya, gambar lo juga bagus. Lulusan DKV ya?"
"Ya bisa dibilang begitu. Ngomong-ngomong kenapa kamu jualan di deket pantai gini sih?" Tanyanya menatap pantai.
"Dari kecil gue suka pantai, karena pantai bisa bikin lo ngerasa ringan dalam ngadapin masalah apapun..." Jawab gue.
Hari ini terasa berat sekali, gue kayaknya udah banyak minum dan kepala gue rasanya berat banget...
"Selamat tidur, Harial..."
Samar-samar gue denger suara itu...
"Panggil gue, Arial aja..."
BERSAMBUNG...
So...
Nama gue Harial, biasa dipanggil Arial, gue punya food truck. Ya kecil-kecilan sih tapi cukup buat membiayai hidup gue. Masa lalu gue punya cerita yang kelam, sempet kuliah di Texas, tapi ya... Gitu deh... Akhirnya malah jadi juru masak...
Sekarang gue hidup disini, di negara gue tercinta. Gue nggak perlu sebut negara mana lah ya, pokoknya disini negara yang tenang dan aman. Soal food truck gue bisa di bilang ramai ketika weekend, kalo weekday ya ada sih yang datang tapi ketika malam tiba.
Semua berjalan dengan lancar...
Sampai suatu ketika...
Dia datang...
***
Seorang gadis sekarang berdiri menatap gue. Beberapa pelanggan saat itu terdiam menatap kami. Gue kaget menatap food truck gue tiba-tiba bergambar anime seperti ini, dan pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah gadis yang sekarang panik berdiri didepan gue...
"Lo... Apain food truck gue?"
"Maaf, aku nggak sengaja..."
Dia gemetar, sementara gue masih berusaha tenang walau perasaan kesal sudah muncul dari tadi...
"Nggak sengaja? Kalo nggak sengaja mah cuman segaris aja. Nah ini...?!"
"Udahlah kak, mungkin emang beneran dia nggak sengaja..." Celetuk salah satu pelanggan.
Gue tersadar, gue hampir memarahi seorang gadis di depan umum. Sekarang jam makan siang, food truck gue lumayan ramai. Ya gue harus melayani pelanggan sementara gadis itu sekarang jadi ketakutan duduk terdiam di bangku ujung...
Gue liatin, gue malah jadi kasihan sama dia...
Gue deketin sambil membawa sepiring burger dan minuman dingin...
"Nih, makan..."
Dia mendongak, ngeliatin gue, masang muka melas...
"Aku nggak punya duit..." Bisiknya.
Gue menghela nafas, "Udah makan aja. Kesian gue sama lo..."
Gue menjauh meninggalkannya melayani beberapa pelanggan yang tersisa...
***
Hari sudah sore, pelanggan sudah berkurang. Gue ngeliatin itu cewek masih duduk di tempat semula belom bergerak. Gue deketin...
"Ngapain masih disini?" Gue menatapnya.
"Aku nggak tau mau kemana..." Gadis itu bingung.
"Emang lo nggak punya rumah?" Gue ikutan bingung.
"Punya sih-" Jawabnya terhenti.
"Ya terus? Pulanglah..." Usul gue.
"Tapi aku...
...Eee...
..*** punya uang..."
DEG...
"Wah, lo, hebat lo...
...Sekarang lo mau minta duit gue?
...Food truck gue lo gambar-gambar, gue kasih makanan gratis, terus sekarang lo mau minta duit?"
"Lo pengemis ya?"
Gue kesel saat itu, kenapa gue harus ketemu gadis kayak dia? Tadinya gue kesian, tapi kalo jadinya kayak gini, kayaknya ini modus penipuan yang sekarang lagi ramai di sosial media. Gue harus usir gadis ini dari sini!
Dia tiba-tiba naik, menatap gue tegas...
"Heh! Kalo ngomong pake otak dikit dong!"
Gue kaget, "Ya santai dong! Gausah teriak!"
"Ya aku bukan pengemis!" Dia memukul meja.
DEG...
"Eee, kok jadi lo yang galak?!" Gue jadi sedikit naik.
Tanpa mengatakan apa-apa gadis itu pergi menjauh. Gue bingung menatapnya. Maksudnya apa coba?
Sepertinya sudah berlalu, gue membersihkan meja miliknya yang sedikit berantakan. Oiya gue berjualan di deket pantai, gatau kenapa dari kecil gue suka banget sama pantai. Bahkan dulu seminggu sekali gue selalu ke pantai sama orang tua gue...
"Astaga!"
Dia berdiri di depan gue!
"Aku boleh kerja disini nggak?"
Gue menghela nafas denger perkataannya barusan, "Apa lagi sekarang?"
"Aku boleh kerja disini nggak?" Tanyanya tidak berubah.
"Aduh, gue nggak punya duit buat gaji karyawan. Lagian akhir-akhir ini pendapatan gue lagi turun..." Jelas gue melemah.
"Nggak usah dibayar nggak papa..." Dia seperti memaksa.
Gue diam sebentar, "Lo modus pencurian ya?"
Dia ganti melotot, "Nggak! Mana ada! aku, aku nggak mau terima makanan gratis!"
Gue diam, mengacuhkannya. Dia terus menerus mengganggu gue. Gue nggak tau apa maksud gadis ini tau-tau datang kesini, bikin masalah terus minta duit, sekarang ngerengek minta kerja. Dia sepertinya kesal karena tingkah gue dan berlari kearah pantai dan duduk terdiam disana. Gue ketawa lalu membuatkan beberapa menu untuknya...
"Nih, cobain..."
Dia menoleh,
"Apa nih?"
"Ya, bukannya karyawan harus tau menu makanan di tempat dia kerja?" Gue cengegesan.
"Tunggu, jadi aku udah kerja disini?" Dia bingung.
"Eee, bukan kerja sih, lebih tepatnya bayar hutang. Karena lo udah nyoret-nyoret truck gue dan makan nggak bayar..." Balas gue enteng.
Dia berdecak sementara gue cuman cengegesan...
"Oiya, nama lo siapa?" Gue menatapnya.
"Kenapa pengen tau? Kepo amat!" Jawabnya sedikit jutek.
"Ya masa gue nggak tau nama karyawan gue..." Balas gue berirama.
Dia diam sebentar...
"Jennis..."
"Oh, gue Harial..." Tangan gue mengulur,
Dia memperhatikan tangan gue, lalu menatap gue...
"Jadi, sekarang kamu mau pegang tangan aku?" Tanyanya.
"Ya, aku tau modus kamu sekarang...!" Lanjutnya.
Gue tarik tangan gue dan berbalik menjauh meninggalkannya...
"Hei! Harial!" Teriaknya menyusul gue.
***
Hari sudah malam, dan gue sama Jennis duduk diatas truck sambil minum-minum dan memandang pantai dan beberapa orang yang masih bermain disana...
“Tadi waktu beres-beres, aku liat pamflet tentang kompetisi masak. Kamu mau ikut itu?” Tanya Jennis.
Gue diam lalu menggangguk...
"Kompetisi itu yang bakalan bikin hidup gue lebih baik..." Gue optimis.
Dia senyum, "Masakan kamu enak kok, pasti menang deh..."
Gue ikutan senyum, "Oiya, gambar lo juga bagus. Lulusan DKV ya?"
"Ya bisa dibilang begitu. Ngomong-ngomong kenapa kamu jualan di deket pantai gini sih?" Tanyanya menatap pantai.
"Dari kecil gue suka pantai, karena pantai bisa bikin lo ngerasa ringan dalam ngadapin masalah apapun..." Jawab gue.
Hari ini terasa berat sekali, gue kayaknya udah banyak minum dan kepala gue rasanya berat banget...
"Selamat tidur, Harial..."
Samar-samar gue denger suara itu...
"Panggil gue, Arial aja..."
BERSAMBUNG...