bongkahkenyal
Adik Semprot
- Daftar
- 27 Jul 2016
- Post
- 112
- Like diterima
- 1.638
PROLOG
Yuni termenung, makan siangnya tidak dihabiskan. Lambat ia makan. Sesuatu yg berat mencengkeram pikirannya.
Dengan kondisi physical distancing dan PSSB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diberlakukan pemerintah menambah beban di pikirannya.
Yuni memikirkan biaya hidup terutama untuk membeli kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil, belum tagihan kredit mobil yg sudah setahun ini selalu terlambat. Selalu melewati tanggal jatuh tempo.
Padahal baru tanggal 14, masih pertengahan bulan. Tapi untuk bekal hingga akhir bulan pun sudah habis.
Yuni sudah terlalu sering berutang. Hampir semua orang yang dikenal dan dekat dengannya sudah dia minta bantuan, terkecuali ke Bu Kiki, sahabat sekaligus mantan atasannya dulu. Yuni segan dan malu untuk meminjam uang pada Bu Kiki yang baik dan penyabar itu.
Suaminya hanya seorang buruh pabrik yang pendapatannya tidak seberapa dan selesai bekerja di pabrik langsung berseragam hijau. Bukan seragam tentara tapi seragam alias jaket driver ojol.
Dua minggu yang lalu perusahaan tempat suaminya bekerja mem-PHK ratusan karyawan sebagai respon terhadap berkurangnya permintaan barang akibat pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan ekonomi global.
Dan suaminya termasuk buruh yang di PHK. Ibarat jatuh tertimpa tangga, orderan suaminya sebagai ojek daring menurun drastis akibat kebijakan wfh.
.......................
Selamat pagi jelang siang semproters dan para suhu maafkan ceritanya sampai di sini dulu.
Ini sebagai pembukaan saja untuk menuangkan imajinasi di kepala.
Semoga kisah ini bisa terus saya apdet dan terus berlanjut sampai selesai.
Mohon bimbingan dari para suhu sekalian
Bila ada kesalahan ruang dan cara serta teknis bercerita maafkan.
Yuni termenung, makan siangnya tidak dihabiskan. Lambat ia makan. Sesuatu yg berat mencengkeram pikirannya.
Dengan kondisi physical distancing dan PSSB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diberlakukan pemerintah menambah beban di pikirannya.
Yuni memikirkan biaya hidup terutama untuk membeli kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil, belum tagihan kredit mobil yg sudah setahun ini selalu terlambat. Selalu melewati tanggal jatuh tempo.
Padahal baru tanggal 14, masih pertengahan bulan. Tapi untuk bekal hingga akhir bulan pun sudah habis.
Yuni sudah terlalu sering berutang. Hampir semua orang yang dikenal dan dekat dengannya sudah dia minta bantuan, terkecuali ke Bu Kiki, sahabat sekaligus mantan atasannya dulu. Yuni segan dan malu untuk meminjam uang pada Bu Kiki yang baik dan penyabar itu.
Suaminya hanya seorang buruh pabrik yang pendapatannya tidak seberapa dan selesai bekerja di pabrik langsung berseragam hijau. Bukan seragam tentara tapi seragam alias jaket driver ojol.
Dua minggu yang lalu perusahaan tempat suaminya bekerja mem-PHK ratusan karyawan sebagai respon terhadap berkurangnya permintaan barang akibat pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan ekonomi global.
Dan suaminya termasuk buruh yang di PHK. Ibarat jatuh tertimpa tangga, orderan suaminya sebagai ojek daring menurun drastis akibat kebijakan wfh.
.......................
Selamat pagi jelang siang semproters dan para suhu maafkan ceritanya sampai di sini dulu.
Ini sebagai pembukaan saja untuk menuangkan imajinasi di kepala.
Semoga kisah ini bisa terus saya apdet dan terus berlanjut sampai selesai.
Mohon bimbingan dari para suhu sekalian
Bila ada kesalahan ruang dan cara serta teknis bercerita maafkan.