Keranjang_Aib
Semprot Baru
- Daftar
- 25 Dec 2017
- Post
- 38
- Like diterima
- 106
7. Kejutan Kecil Ranamon!
Pagi-pagi sekali, Ranamon berjalan di tengah Kota Alpha. Kota besar itu dihiasi oleh gedung-gedung tinggi yang mencakar langit. Kebanyakan gedung itu berfungsi sebagai tempat bisnis-bisnis kotor seperti perjudian dan prostitusi baik manusia maupun Digimon. Hotel, tempat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya juga berdiri dengan megahnya.
Ketika pagi, kota itu terlihat seperti kota beasr lainnya. Jam sibuk di pagi hari menghiasi jalanan, setiap orang sibuk mengurusi kegiatannya masing-masing. Kota itu juga terlihat suram disaat seperti itu, namun hal itu berubah 180 derajat ketika malam. Kesuraman di kota itu tiba-tiba menghilang saat malam. Kota itu menjelma menjadi dunia hiburan bagi para penduduknya. Lampu-lampu menerangi kota itu bagaikan matahari yang tidak dapat menyinari kota itu di pagi hari. Para prostitusi mulai memanggil dan dipanggil oleh pelanggan mereka, mereka, manusia dan Digimon, tidak memandang perbedaan. Asalkan mendapat kenikmatan, mereka menghilangkan perbedaan untuk sejenak.
Tempat perjudian pun dibuka pada saat itu. Wajah-wajah pagi hari yang suram kini telah berganti dengan wajah gembira seperti seseorang yang baru mendapatkan gaji pertamanya. Banyak sekali tempat perjudian bertebaran di kota, namun hanya ada satu tempat dimana hanya orang kaya dan orang nekat saja yang mau mempertaruhkan uang mereka dalam jumlah yang besar. Itulah arena turnamen tahunan yang akan diadakan dalam waktu dekat.
Turnamen "D-1", begitulah mereka menyebutnya, dimana Digimon yang tidak memiliki partner akan bertarung dan merebutkan kehormatan dan pengakuan dari Digimon lain. Turnamen ini diadakan oleh orang yang memiliki kedudukan paling tinggi di kota, ya, dialah Ranamon. Ia merombak turnamen ini dan menjadikannya ajang balas dendam. Ia mengumpulkan pengikut dan beraliansi dengan Digimon lain yang masih memiliki dendam dengan rivalnya yang pernah mengalahkan mereka di masa lalu. Beberapa peraturan juga ditambahkan dan diubah oleh Ranamon, jika dulu peserta hanya mendaftarkan dirinya, kini Ranamon sendiri yang akan mendatangi peserta dan mengundangnya secara langsung. Kebanyakan dari mereka memang berniat mengikuti turnamen itu dan bersukarela ikut. Namun ada beberapa dari mereka yang terpaksa ikut dan mendapat ancaman dari Ranamon.
Ranamon, yang di pagi hari itu memakai gaun hijau, mendatangi sebuah hotel dimana para peserta undangannya menginap. Ia mendatangi beberapa kamar dan menyapa para peserta di kamarnya.
"Ohhh.. Ruangan ini bau sekali." Kata Ranamon sambil menutup hidungnya di kamar Minotarumon.
"Oh! Ranamon!" Minotarumon yang sedang memainkan penisnya sambil menonton video Kazemon yang sedang diperkosa terkejut melihat Ranamon di kamarnya.
"Tak apa, lanjutkan saja. Sudah berapa lama kau 'memerah' dirimu?" Kata Ranamon yang masih menutup hidungnya sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya, berusaha menghilangkan aroma sperma Minotarumon yang masih bisa dia rasakan.
"Ugh... Entahlah... Sekitar empat jam..." Jawab Minotarumon sambil sibuk mengocok penisnya.
"Wow... Apa kau tidak lelah?"
"Tidak, ini bagian dari latihanku untuk menjaga stamina." Kata Minotarumon sambil tertawa.
Ranamon tertawa, "Berapa banyak sperma yang kau keluarkan sampai aromanya bisa memenuhi ruangan ini?"
"Uhh... Aku mengumpulkan spermaku... Uhhh... Di sana..." Minotarumon menunjuk ke arah dua galon yang ada di sudut ruangan.
Ranamon sedikit terkejut melihat banyaknya sperma itu.
Minotarumon mempercepat gerakan tangannya, "Uggghh... Tolong lemparkan gelas itu..."
"Yang ini?" Kata Ranamon sambil mengangkat gelas yang besar.
"Bu-bukan... Yang lebih besar... Ughhhh.. Cepatlah..."
Ranamon mengambil gelas yang lebih besar, yang ukuran sekitar seperempat galon dan melemparkannya ke Minotarumon. Minotarumon mengambil gelas besar itu dengan tangan kirinya dan menaruhnya di depan penisnya. Gerakan tangan kanannya semakin cepat hingga akhirnya dengan erangan panjang Minotarumon...
CROOOOTT CROOOTTT SPLURRTT SPLURRTT
Sperma Minotarumon mengalir deras ke dalam gelas itu. Ia terus memerah penisnya hingga tetes terakhir spermanya memenuhi gelas besar itu. Penisnya tidak mengecil seperti penis lainnya ketika mengalami orgasme, malahan penis itu tetap berdiri tegak dan keras. Minotarumon menuangkan isi gelas itu ke dalam galon ketiga yang masih kosong.
"Phew... Baiklah, videonya masih panjang, ayo lanjutkan lagi." Kata Minotarumon sambil duduk di depan TV dan mulai mengocok penisnya.
Ranamon menaikkan satu alisnya dan senyuman licik tersimpul di wajahnya, ia mendapat ide baru.
Tidak salah aku mengundangnya. Akan sangat menyenangkan jika dia bisa menang melawan si pelacur Kazemon itu. Memperkosanya tanpa ampun dan menghujaninya dengan banyak sperma di tengah arena dan di depan penonton banyak. Hmmm... sepertinya aku juga bisa menggunakan sperma yang dia kumpulkan untuk rencana baruku.
"Hei, Minotarumon. Bolehkah aku meminta galon-galon spermamu itu?" Kata Ranamon.
Minotarumon memandanginya dengan heran.
"Tenu saja ketika kau sudah selesai 'memerah' semua spermamu hari ini." Tambah Ranamon ketika melihat wajah Minotarumon.
"Tentu saja, ambillah sebanyak yang kau perlukan, aku dengan senang hati memerahnya untukmu." Katanya Minotarumon dengan senyuman.
"Baiklah, aku akan mengirimkan HoneyBeemon ke sini nanti siang." Kata Ranamon sambil menutup pintu, "Nikmati video itu,"
Senyum licik terukir di wajah Ranamon, "Oohhh aku benar-benar tidak sabar..."
Ia berjalan keluar hotel dan memanggil salah satu HoneyBeemon, "Cepat kumpulkan kawan-kawanmu dan suruh para peserta di hotel ini untuk mengumpulkan sperma mereka di dalam galon lalu bawa ke markas, kau mengerti?"
"Mengerti-bee!" HoneyBeemon itu pergi dan segera memanggil yang lain.
Ranamon melanjutkan jalan-jalan paginya dan duduk di sebuah cafe. Ia memesan secangkir kopi dan bersantai di sana, "Ahh.. Nikmat sekali..."
"Semua sudah siap-bee!"
Suara itu mengagetkan Ranamon yang sedang meneguk kopinya dan menyemprotkannya ke wajah HoneyBeemon, "Sialan!"
"...maaf-bee..." Kata HoneyBeemon sambil mengusap wajahnya dari kopi.
"Baiklah... panggil beberapa temanmu dan ikuti aku."
"Mereka sudah di sini-bee!"
"Hmm?" Ranamon menghitung jumlah HoneyBeemon, "20? Kurasa itu cukup karena kita tidak akan lama di sana. Ayo ikuti aku."
Ranamon membuka portal teleportasi dan berjalan memasukinya dengan para HoneyBeemon mengikutinya di belakang.
"Akan kubuat kau 'panas', pelacur."
"Hmmm... Benar, vaginamu kembali seperti sediakala, seperti belum tersentuh. Bahkan setelah kuas itu masuk, vaginamu kembali seperti semula setelah 24 jam," Kata Dokter Mayu sambil mengamati vagina Kazemon dan memegangi dagunya, "Obat itu sungguh aneh... dan hebat."
Kazemon memakai celana dalamnya dan duduk di kursi dekat meja kerja Dokter Mayu, "Apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Tunggulah sampai aku menemukan obatnya. Bukankah menyenangkan jika vaginamu selalu rapat? Semua laki-laki akan menyukaimu," Kata Dokter Mayu sambil bercanda.
"..."
Melihat tidak ada reaksi apapun dari Kazemon, Dokter Mayu berjalan mendekatinya dan menepuk pundaknya, "Tenang saja, aku akan bekerja keras. Lebih baik sekarang kau berlatih bersama Mervamon."
Kazemon mengangguk, "Terima kasih, dokter. Mmmm.. Ngomong-ngomong Rin kemana?"
"Ah, anak itu selalu menghilang di pagi hari. Mungkin sebentar lagi dia pulang. Biarkan saja anak nakal itu." Kata Dokter Mayu santai.
Kazemon keluar dari ruangan itu dan menuju ke halaman belakang di mana Mervamon sedang berlatih dengan pedangnya.
"Hya! Hya!"
Ayunan pedang Mervamon membuat Kazemon kagum, "Kau hebat sekali dengan pedang itu, Mervamon."
"Oh? Kazemon, kau sudah selesai dengan Dokter Mayu?"
Kazemon mengangguk, "Ya, dia bilang dia akan berusaha menemukan obat untuk kita."
"Yah, kuharap dia bisa menemukannya dengan cepat. Aku tidak bisa membayangkan jika obat itu merangsang kita di tengah pertandingan."
Mereka berdua terdiam sejenak, "Hei, jangan wajah sedih seperti itu. Kau biasanya ceria dan bersemangat." Kata Mervamon.
"Eh? Tidak aku punya firasat buruk dengan hari ini..."
"Masa bodoh," Mervamon kembali melakukan latihannya, "
Kazemon yang tidak ingin mengganggu latihan Mervamon, segera terbang menuju pepohonan yang tidak jauh dari tempat latihan Mervamon.
"Hya! Hya! HURRICANE GALE!
Pusaran angin keluar dari jari-jarinya dan mengenai pohon, menumbangkan beberapa rantingnya. Ia menendang pohon itu berkali-kali hingga tumbang. Ia lalu melakukan salto ke belakang dan melesat dengan cepat ke pohon yang lainnya. Tendangan demi tendangan dia berikan ke pohon itu hingga akhirnya ia mengeluarkan jurus andalannya.
"TEMPEST TWIST!"
Kazemon membalikkan tubuhnya hingga kini ia bertumpu pada kedua tangannya dan kedua kakinya dia buka lebar-lebar. Ia berputar perlahan dan menambah kecepatannya putarannya dan akhirnya jurus itu berhasil menumbangkan pohon lagi.
Begitulah seterusnya, Kazemon berlatih sendirian dan mengeluarkan semua jurusnya. Nafasnya terengah-engah, ia membungkukkan tubuh berusaha mengatur nafasnya. Ia tersenyum karena berhasil menumbangkan beberapa pohon. Ia menegakkan tubuhnya dan mengepakkan sayap kupu-kupunya. Belum sempat Kazemon terbang, suara tawa kecil mengejutkannya.
"Wow... Kau berlatih keras untuk turnamen itu ya?"
Kazemon membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah sumber suara itu.
"!"
Betapa terkejutnya dia ketika melihat Ranamon sedang berdiri di atas salah satu pohon yang ia tumbangkan.
"HURRICANE GALE!"
Tanpa pikir panjang, Kazemon menyerang Ranamon. Mudah saja Ranamon menghindari serangan itu, ia melompat ke belakang Kazemon. Kini sudah ada 10 HoneyBeemon sedang berdiri di belakang Ranamon.
"Hei, ingatlah keadaan tubuhmu saat ini. Kau tidak mungkin bisa melawanku dengan tubuh yang lelah," Kata Ranamon dengan nada mengejek, "Lagipula, aku tidak suka melawan orang yang sedang kelelahan. Apa kau mau kukalahkan seperti kemarin?"
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?!" Dengan geram, Kazemon kembali menyerang Ranamon. Tapi, tetap saja, sejak Ranamon memiliki Batu Bulan itu, reflek tubuhnya bertambah dengan pesat dan dengan mudah menghindari serangan Kazemon.
Serangan bertubi-tubi dilancarkan Kazemon, namun Ranamon selalu dapat menghindarinya. Hingga akhirnya Kazemon jatuh terduduk karena kakinya sudah lemas akibat tendangan-tendangannya banyak yang meleset dan karena tenaganya terkuras saat latihan.
"Kau sudah selesai?" Kata Ranamon yang kini melipat kedua tangannya dan berdiri di hadapan Kazemon, "Santailah, aku hanya ingin memperlihatkan sesuatu. Tapi, pertama-tama aku ingin memberitahumu, aku baru saja mendatangi temanmu yang di sana. Mungkin dia sedang'berlatih' bersama para HoneyBeemon sekarang."
"!?" Kazemon segera mengkhawatirkan Mervamon.
"Ohohoho! Aku senang sekali melihat wajahmu yang terkejut itu. Membuatku bergairah. Aahhh~" Kata Ranamon sambil mengusapkan jarinya di selangkangannya.
"Kau menjijikan..."
"Terima kasih, kuanggap itu pujian, pelacur," Ranamon mengeluarkan sebuah kotak dan melemparkannya ke tanah, "Lihatlah itu baik-baik."
Kotak itu mengeluarkan cahaya, itu adalah sebuah proyektor. Kotak itu menampilkan sebuah wajah yang sangat familiar di mata Kazemon.
"Izumi!"
Kazemon berdiri dan memandang Ranamon dengan penuh amarah, "Apa yang kau lakukan pada Izumi!?"
"Oh tidak, si pelacur kecil mulai marah." Ejek Ranamon.
Proyektor itu menampilkan Izumi yang tidak sadarkan diri sedang diikat oleh rantai di kedua tangan dan kakinya. Kazemon yang melihat itu, mencoba menyerang Ranamon sekali lagi.
"Hey, hey, hey. Jika aku jadi kau, aku tidak akan melakukan itu." Kata Ranamon tepat sebelum Kazemon menyerangnya. Ia menaikkan tangannya dan seketika rantai yang mengikat tangan dan kaki Izumi mulai mengencang dan menarik tubuhnya.
"Izumi! Kau pengecut!"
"Uuh... Aku hanya memberimu sedikit motivasi," Kata Ranamon sambil mengangkat bahunya.
Ranamon berjalan ke arah proyektor itu dan mengambilnya, "Sedikit motivasi dan sedikit bantuan dalam latihan. HoneyBeemon, dia milikmu sekarang," Ia membuka portal teleportasi dan memasukinya, "Daaahh~"
Sepuluh HoneyBeemon segera mengelilingi Kazemon yang kini dalam kelelahannya mengambil posisi untuk bertarung.
Aku harus berhati-hati. Aku kalah dalam jumlah, beruntung staminaku bisa pulih dengan cepat. Aku hanya perlu bertahan dan menyerang balik jika ada kesempatan.
Tiga dari sepuluh HoneyBeemon itu melesat ke arah Kazemon bersamaan. Sengat mereka mengarah ke Kazemon.
"Hyaa!"
Kazemon menendang salah satunya dan berhasil mengalahkannya dengan sekali tendangan. Namun, hal itu membuat pertahanan menjadi lemah, dua HoneyBeemon itu berhasil menyayat tubuh Kazemon dengan sengat. Lukanya tidak terlalu dalam berkat kelincahan Kazemon dalam menghindari serangan.
"Ugh!" Ia memegangi luka yang berada di lengan kanannya. Pipinya juga mendapat luka yang sama.
"Rasakan ini-bee!"
Tepat di atas Kazemon, dua HoneyBeemon datang menyerangnya. Melihat itu, Kazemon melompat ke belakang hingga sengat kedua HoneyBeemon itu menusuk ke dalam tanah. Mereka terjebak di tanah dan tidak mampu mengangkat tubuhnya. Kazemon mengambil kesempatan ini dan menendang kedua HoneyBeemon itu. Fractal Code menyelimuti tubuh keduanya dan mereka menghilang.
Tujuh lagi. Aku bisa melakukannya.
Ketujuh HoneyBeemon itu mulai menjaga jarak dengan Kazemon. Tubuh mereka bergetar karena ketakutan. Enam dari mereka akhirnya terbang melarikan diri dan meninggalkan satu temannya di belakang. Kazemon berjalan mendekatinya dan siap memukul HoneyBeemon itu.
"Heheheh..."
HoneyBeemon itu tersenyum dan membuat Kazemon heran.
"Kenapa kau ter—"
SLIP!
"AAKH!"
Kazemon merasakan sakit di sekitar punggungnya. Ternyata keenam HoneyBeemon yang kabur itu kembali dan menyerangnya dari belakang.
SLIP! SLIP! SLIP! SLIP! SLIP!
"A...A..Ahh..." Rasa sakit dan serangan kejutan itu membuat Kazemon tidak mampu membuat Kazemon berteriak.
Lima HoneyBeemon menancap di punggungnya. Kazemon jatuh dan berlutut di hadapan HoneyBeemon yang memandangnya dengan penuh kepuasan.
"Kau tertipu-bee! Hahahaha!" HoneyBeemon itu tertawa. Ia lalu melesat maju dan menancapkan sengatnya di payudara kanan Kazemon, hanya beberapa centimeter dari putingnya, "Jangan remehkan kerja sama kami-bee!" HoneyBeemon itu menancapkan sengatnya semakin dalam ke payudara kenyal Kazemon.
"GAH!" Dibalik penutup mata yang ia pakai, mata Kazemon terbelalak.
Tidak terima dengan pertarungan yang tidak adil ini, dengan sisa tenaga yang ia miliki, Kazemon menangkap HoneyBeemon yang berada di payudaranya dan menariknya keluar. Darah mulai mengalir keluar.
"Apa yang—"
Kazemon meremas HoneyBeemon itu dan membuat Fractal Code menyelimuti tubuhnya. Keenam temannya terkejut dan mulai mengeluarkan sengat mereka dari punggung Kazemon. Kazemon berteriak seketika keenam HoneyBeemon itu mengeluarkan sengatnya. Wajah keenam HoneyBeemon itu berubah menjadi ketakutan, ketakutan yang sesungguhnya. Tidak mau membuang waktunya, Kazemon mengeluarkan angin topan kecil dari jari-jarinya.
"HURRICANE GALE!"
Angin-angin itu membuat keenam HoneyBeemon kehilangan keseimbangan. Kazemon lalu bertumpu pada kedua tangannya, membuka kedua kakinya lebar-lebar dan berputar seperti gasing.
"TEMPEST TWIST!"
Kakinya menghantam keenam HoneyBeemon itu dan membuat mereka menghilang. Kazemon jatuh terduduk sambil memegangi payudaranya, berusaha untuk menghentikan darah agar tidak keluar. Punggungnya terasa sakit dan ngilu, beruntung luka-lukanya tidak terlalu dalam, jadi darahnya tidak banyak keluar.
"Sialan kau Ranamon... Kuh!"
Seketika itu juga, Kazemon mulai ingat dengan Mervamon. Ia bangkit berdiri dan mulai terbang kembali ke halaman belakang rumah Dokter Mayu, tempat dimana Mervamon berlatih. Setelah sampai di sana, ia tidak dapat menemukan Mervamon di mana-mana. Tetapi pedang milik Mervamon tergeletak di tanah. Kekhawatiran Kazemon semakin bertambah. Ia kembali terbang dan mencoba mencarinya dari atas.
Tidak jauh dari tempatnya tadi, terlihat tubuh Mervamon sedang tergeletak tanpa pakaian. Tubuhnya dipenuhi dengan cairan kuning yang kental. Kakinya mengangkang lebar, tangannya direntangkan oleh tali yang diikat ke pohon. Kedua payudaranya terlihat membesar. Kedua lubang putingnya juga sedikit melebar dari biasanya, membuat cairan kuning itu keluar dari kedua putingnya. Terlihat perut Mervamon sedikit membesar seperti ada sesuatu yang mengisinya. Vaginanya dipenuhi dan mengeluarkan cairan kuning itu. Tidak hanya cairan kuning itu yang keluar dari vaginanya, darah juga ikut keluar dari sana. Cairan berwarna kuning bercampur dengan warna merah darah itu membuat genangan kental di sekitar tubuh bagian bawah Mervamon.
"Mervamon!" Kazemon mendekatinya dan memangku kepala Mervamon.
Mervamon hanya menatap kosong ke arah pepohonan sambil menggumam, "Ne.. Nene..."
Setelah berbicara dengan Kazemon sebentar, Mervamon melanjutkan latihan. Ia mengayunkan pedangnya ke pepohonan, membuat bekas-bekas sayatan.
"Hya! HEBI PUNCH!"
Mervamon menyerang dan menumbangkan pohon itu dengan ular Medullia di tangan kirinya. Tanpa menghentikan serangan sebelumnya, ia melompat ke depan dan menebang pohon lain dengan satu kali tebasan. Mata Mervamon terbelalak ketika pohon itu tumbang, di belakang pohon itu terlihat Ranamon yang sedang tersenyum kepadanya.
Mervamon yang terkejut dengan kemunculan Ranamon segera melompat ke belakang dan memegang pedangnya dengan erat, "A-apa yang kau lakukan di sini?"
Dengan santai Ranamon berjalan mendekatinya, "Ohoho... Jangan tegang seperti itu, aku tidak berniat bertarung hari ini."
"Jangan mendekat! Atau aku akan menyerangmu!"
Ranamon berhenti berjalan dan mengangkat tangannya ke atas, "Oke oke... Hmph, dasar wanita murahan." Dia menggumam.
"Baiklah, langsung saja ke intinya,"
Ranamon melemparkan sebuah kotak hitam dan dari kotak itu keluar cahaya. Cahaya itu membuat gambar di udara. Tubuh Mervamon menjadi lemas, genggaman tangan di pedangnya juga semakin longgar begitu juga kakinya yang bergetar melihat proyektor itu menampilkan Nene yang sedang diperkosa oleh empat Goblimon.
Mervamon tidak dapat berkata apa-apa. Ia tidak dapat berpikir dengan benar, semuanya kini hanya kemarahan untuk Ranamon. Tenaganya tiba-tiba kembali dan ia melesat ke arah Ranamon. Ia mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga dan berhasil menebasnya.
"Fiuuh.. Hampir saja,"
Mervamon terbelalak ketika melihat Ranamon sudah berdiri di belakangnya. Ranamon berubah menjadi air ketika pedang itu menebasnya. Mervamon yang masih diselimuti kemarahan segera mengayunkan pedangnya ke belakang. Namun Ranamon dengan mudah menghindarinya dengan melompat ke belakang.
"Hei, hei, hei... Sudah kubilang kan kalau aku tidak ingin bertarung..." Kata Ranamon dengan nada malas, "Kau juga kelihatan sudah sangat kelelahan,"
Memang benar, Mervamon sudah terengah-engah. Genggaman tangan di pedangnya juga sudah mulai lemah. Ia sudah tidak tahan lagi dan akhirnya jatuh terduduk. Walaupun begitu, ia tetap mencoba untuk berdiri dengan bantuan pedangnya yang kini tertancap ke tanah.
Ranamon dengan cepat berpindah ke depan Mervamon dan menendang pedangnya, membuat Mervamon jatuh tersungkur di hadapannya. Ia mengambil pedang Mervamon dan melemparkannya sejauh mungkin.
"Aku tidak suka dengan orang suka memaksakan dirinya." Ranamon menginjak kepala Mervamon, "Kau beruntung hanya ada aku di sini, bayangkan jika kuajak Lilithmon, kau mungkin sudah babak belur."
Ia semakin menekan kakinya di kepala Mervamon, "HoneyBeemon! Kau bebas melakukan apapun kepadanya."
Sepuluh HoneyBeemon mengelilingi tubuh Mervamon. Mereka tersenyum, "Hohoho... Ini yang kutunggu-tunggu-bee!"
"Waktunya berpesta-bee!"
Ranamon mengambil kotak proyektor itu dan membuka portal teleportasi, "Baiklah, aku akan mendatangi si kupu-kupu pelacur, kau nikmatilah 'latihan'-mu dengan HoneyBeemon itu. Daaah~"
Ranamon menghilang. Kini, Mervamon sedang dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Ia tidak dapat menemukan pedangnya dimana-mana. Tubuhnya sudah lelah karena latihan dan serangannya ke Ranamon yang sia-sia. HoneyBeemon itu mendekati Mervamon yang sedang terkapar. Mereka memegangi tangan dan kakinya.
Mereka mengangkat tubuh Mervamon, "H-hei, turunkan aku!"
Tanpa menghiraukan kata-kata Mervamon, mereka mengayun-ayunkan tubuhnya sambil menghitung mundur, "3...2...1!"
HoneyBeemon itu melempar tubuh Mervamon ke arah pohon besar. Punggung Mervamon menghantam pohon itu dengan sangat keras, membuat beberapa daun dan rantingnya berjatuhan.
"Uagh!"
Mervamon jatuh tersungkur sambil memegangi punggungnya, terlihat memar biru di sana. Empat HoneyBeemon memegangi kedua tangan Mervamon dan mengangkat tubuhnya. Kini, Mervamon melayang dan tertunduk lemah. Enam HoneyBeemon, segera menusukkan sengatnya ke tubuh Mervamon. Mulai dari kedua pahanya, perutnya, bongkahan pantatnya, juga kedua payudaranya.
"Kyaaaahh!"
HoneyBeemon itu terus menyengat tubuh Mervamon. Sengatan demi sengatan membuat Mervamon berteriak, air matanya juga mulai mengalir melewati pipinya.
"Kumohon.. Hentikan. Sakit.. sekali... Ahhhhnnn..."
Tanpa disadari, sengatan itu membuatnya terangsang. Putingnya mulai mengeras hingga tercetak di balik bra-nya. Vaginanya mulai basah hingga menembus celana pendeknya. Klitorisnya juga mengacung tegak dibalik celana pendek itu.
"Aku—Aku akan keluaar! Aaahhhnnn!"
Tubuh Mervamon menekuk ke depan bersamaan dengan sengatan dari enam HoneyBeemon itu. Cairan cintanya menyembur deras ke tanah dan mengalir melalui kedua pahanya. Ia mengejangkan daerah selangkangannya tiap kali cairan vaginanya menyemprot keluar. Setelah mengeluarkan tetes terakhir cairan vaginanya, ia tertunduk lesu.
"Uughhh..."
Keenam HoneyBeemon itu mengeluarkan sengatnya dari Mervamon, "Tidak kusangka dia akan keluar secepat ini-bee!"
"Ugh.. Sa-sakit sekali..." Mervamon mengangkat kepalanya dan terkejut karena tidak ada darah yang keluar dari bekas sengatan yang diberikan oleh HoneyBeemon.
"Kenapa darahmu tidak keluar?" Kata salah satu HoneyBeemon, "Itu karena kau sedang terangsang, begitu juga dengan kami. Kami bisa mengeluarkan cairan 'madu' dari sengat kami ketika kami terangsang dan jika lawan kami juga terangsang, darah mereka akan mengalir dan terpusat pada alat kelamin mereka-bee. Jadi hanya ada sedikit darah yang mengalir melalui tubuh yang lain dan juga, 'madu' kami dapat menutup luka kecil yang ada di tubuh lawan kami-bee!"
(NOTE: Mengenai penjelasan darah yang mengalir ke daerah 'itu' emang benar tapi kalau yang aliran darah jadi lebih sedikit ke daerah lain itu hanya fiksi ;D )
"Kuh?!"
"Bukankah itu menyenangkan-bee?"
"Aku—aku akan menghabisi kalian..." Geram Mervamon.
HoneyBeemon itu tidak mempedulikan ancaman Mervamon. Mereka melepaskan semua pakaiannya dan mematahkan satu batang pohon yang tebal lalu membersihkan ranting yang menempel di situ. Batang pohon sepanjang satu meter dan berdiameter 20 cm itu mereka tancapkan ke tanah. Mereka lalu mengangkat tubuh Mervamon dan mendudukannya di atas batang kayu itu.
"A-apa yang akan kalian lakukan?" Tanya Mervamon dengan nada ketakutan.
"Kami dengar kau masih perawan. Jadi kami ingin membuat kenangan yang indah untukmu-bee!" Kata salah satu HoneyBeemon itu sambil tertawa dan diikuti oleh yang lainnya.
"Tidak.. Hentikan.. Kumohon.. Hentika—"
Dengan cepat, dua HoneyBeemon yang memegangi kakinya segera menarik Mervamon ke bawah hingga batang pohon itu memasuki vaginanya dengan kasar.
"...Akkhh! Akkkhhh!" Mata Mervamon terbuka lebar dan mulutnya hanya bisa menganga tanpa mengeluarkan suara akibat sakit yang dirasakan vaginanya.
Batang pohon itu semakin dalam masuk ke dalam vaginanya. Darah mulai mengalir keluar diiringi dengan cairan vaginanya. Lalu dengan perlahan, kedua HoneyBeemon yang memegangi tangan Mervamon, mengangkat tubuhnya ke atas.
"Hnnggg.. Cu-cukup... Sakit..."
Mervamon yang memohon tidak dihiraukan oleh HoneyBeemon itu, mereka terus memaksakan batang pohon itu masuk lebih dalam ke vaginanya. Tiap kali batang itu memasuki vaginanya, perutnya terlihat membesar. Rasa perih di vaginanya tidak dapat tertahankan. Tangisan mengiringi desahan kenikmatan dan erangan kesakitannya.
Kenapa hal ini terjadi padaku?
Tidak banyak hal yang bisa dilakukan Mervamon kali ini selain menunggu HoneyBeemon memuaskan nafsu mereka. Mereka mulai menambah kecepatan gerakannya. Bagian dalam vagina Mervamon bergesekkan dengan batang pohon yang kasar itu. Rasa sakit yang ia rasakan semakin lama berubah menjadi kenikmatan. Ia kini sudah terbiasa dengan batang pohon itu walaupun darah terus mengalir dan membasahi kedua kakinya.
"Hentikan.. Ahh.. Aguu.. Aghh.. Ku-kumohon.. Huu.. Guhh..."
"Heh! Mulutmu bisa saja mengatakan 'tidak' tapi mulut bawahmu tidak bisa berbohong-bee!"
HoneyBeemon itu terus menaik-turunkan tubuh Mervamon, hingga akhirnya mereka menarik tubuhnya dengan kuat dan membiarkannya orgasme.
"Ahhhguuu! Aaaahhhh!"
Kenikmatan dan kesakitan bercampur jadi satu. HoneyBeemon melepaskan tangan dan kaki Mervamon. Membiarkannya terduduk di atas batang pohon yang masih tersangkut di dalam vaginanya. Air matanya mengalir deras.
"Kuharap kau bisa mengingat hal ini-bee!"
Sepuluh HoneyBeemon itu tertawa puas.
"Baiklah teman-teman, ronde selanjutnya-bee!"
Tanpa membiarkan Mervamon beristirahat, mereka mengangkat tubuh Mervamon hingga batang pohon itu keluar dari vaginanya dengan bunyi "Plop!" yang terdengar dengan jelas.
"Uggghhhh..."
Mervamon menatap kosong ke tanah. Kenikmatan, kesakitan, dan kekhawatirannya pada Nene membuat air matanya mengalir lebih deras. HoneyBeemon melemparkan tubuhnya ke tanah.
"Ugh!"
Mervamon menutup kedua pahanya dan memegangi vaginanya. Ia mengusapnya dan melihat banyak sekali darah di tangannya. Rasa sakit dan perih memenuhi selangkangannya. Tanpa membiarkannya beristirahat, dua HoneyBeemon langsung memegangi kedua kakinya dan merentangkannya. Kedua tangannya juga diikat menggunakan akar pohon dan diikat lagi ke batang pohon tadi.
"Hnnnggg! Gaahhh! Kumohon... Ahhh... Jangan lagi..."
Rasa sakit menjalar ke seluruh selangkangannya ketika HoneyBeemon itu membalikkan tubuhnya menjadi terlentang dan merentangkan kedua kakinya lebar-lebar. Seharusnya, tangannya bisa mengurangi rasa sakit yang ada di vaginanya, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan karena tangan yang terikat.
"To-tolong.. Hentikan... Nggghh..."
"Tidak ada ampun sampai kami puas-bee!"
Setelah itu, mereka mengikat kedua kaki Mervamon ke pohon terdekat. Seperti huruf 'Y', Mervamon yang terikat dengan erat tidak bisa bergerak. Dua HoneyBeemon mulai mendekati vaginanya. Tanpa basa-basi, kedua HoneyBeemon itu memasukkan sengatnya dengan cepat dan bersamaan ke dalam vagina Mervamon.
"Nngghiiii! Ahhhhhkkkk! Tidakk!"
HoneyBeemon itu mengeluar-masukkan sengatnya dengan sangat cepat. Gerakan mereka saling susul menyusul walaupun tidak seirama. Terkadang mereka masuk bersamaan, terkadang lebih cepat dari yang lain. Itu membuat Mervamon menerima sensasi yang luar biasa. Seperti tadi, sakit yang dirasakannya berubah menjadi kenikmatan. Walau erangan kesakitan yang dikeluarkan mulutnya, pikirannya sudah tertutup dengan nafsu dan kenikmatan atas perlakuan dua HoneyBeemon itu.
Melihat kedua temannya bersenang-senang, empat HoneyBeemon mulai mengerumuni payudara Mervamon. Mereka melihat putingnya yang kini mengacung dengan tegak dan mulai mengarahkan sengatnya ke sana. Dua HoneyBeemon berhasil memasukan sengatnya tepat di lubang puting Mervamon.
"Kyaaahhh! Huuaaahhhhnnn! Sa-sakit! Aaahhnnn!"
Dua HoneyBeemon yang lain hanya bisa memasukan sengat di sekitar areola payudara Mervamon. Mereka berempat memompa payudara Mervamon bagaikan mereka sedang menggenjot vagina. Mereka bergerak dengan cepat dan membuat puting Mervamon tertarik hingga titik maksimal. Enam HoneyBeemon kini sedang memperkosa daerah sensitifnya. Vaginanya juga semakin nyeri karena gerakan cepat dari dua sengat sekaligus.
"Ahh.. Ah.. Ahh.. Ahnn.. Uhh.." Setiap genjotan yang dilakukan enam HoneyBeemon membuat Mervamon hanya bisa mengerang. Entah itu erangan kesakitan atau kenikmatan.
Empat HoneyBeemon yang tersisa hanya bisa menganga melihat keenam temannya memperkosa Mervamon. Akhirnya mereka menyadari kalau mulut Mervamon masih belum ada yang menempati. Mereka akhirnya merebutkan posisi terakhir itu dengan mengundi. Setelah diundi, satu HoneyBeemon akhirnya dapat merasakan nikmatnya mulut Mervamon.
"Mmmpff! Mmppffhh!"
Begitulah, ketiga HoneyBeemon yang belum mendapat jatah harus menunggu karena semua lubang kenikmatan di tubuh Mervamon sudah dipenuhi dan tidak mungkin memasukkan sengat ke lubang anus Mervamon dalam posisi terlentang seperti saat ini.
"Mmmppffhh.. mmppfhhh.."
Ketujuh HoneyBeemon itu menggenjot Mervamon dengan semangat. Hal itu membuat pikiran Mervamon melayang. Nyeri di vaginanya sedikit demi sedikit mulai menghilang, vaginanya kini terasa semakin longgar. Lubang putingnya juga semakin membesar karena tusukan dari sengat HoneyBeemon. Sakit di payudaranya berubah menjadi kenikmatan begitu pula dengan mulutnya.
"Ggghhh... Mmpppffhhh... Sllrrpp..."
Ketiga HoneyBeemon yang menunggu itu mulai kehabisan kesabaran. Mereka mulai mengambil posisi di vagina dan kedua payudara Mervamon. Mereka melesak masuk ke dalam vagina dan memaksa masuk di kedua putingnya.
"Gaaaahhh! AAAKKKHH!"
Mervamon terpaksa melepaskan kulumannya dari sengat HoneyBeemon, membuat HoneyBeemon itu terjatuh. Namun, dengan cepat HoneyBeemon itu mengarahkan sengatnya ke mulut Mervamon.
"Mmmppfhh! MMpppfhh!"
Kini tiga HoneyBeemon sedang menikmati vaginanya secara bersamaan dan empat dari mereka juga menikmati masing-masing putingnya. Tanpa disadari, Mervamon sedari tadi sudah melepaskan berpuluh-puluh orgasme. Cairan vaginanya menyembur keluar setiap HoneyBeemon yang berada di vaginanya menarik keluar sengatnya dan tersumbat di dalam saat mereka memasukkannya kembali.
"Ohhh! Aku akan keluar-bee!"
"Aku juga-bee!"
"Ohhh!"
SPLURT SPLURRT SPLURTT
HoneyBeemon itu mengalami orgasme, namun yang keluar bukan sperma tapi cairan berwarna kuning kental yang tidak lain adalah madunya. Mereka menyemprotkan madu itu ke dalam liang vagina Mervamon. Banyak sekali yang mereka keluarkan hingga memenuhi rahim Mervamon dan membuat perutnya terlihat membesar. Rahimnya yang tidak mampu menampung semua madu itu menyemprotkan sisa-sisanya lewat vagina.
Begitu juga HoneyBeemon yang berada di mulut Mervamon, dia memasukkan sengat semakin dalam ke mulut Mervamon dan memaksanya meminum madu darinya.
"Mmmphh.. Glup.. glup glup..."
HoneyBeemon itu segera menarik keluar sengatnya dan menyemprotkan sisa madunya di seluruh perut Mervamon, "Aaaaaaaahhhhhhhhhhh... Oooooohhhhhhhhhhh..." Erang Mervamon.
HoneyBeemon yang berada di putingnya juga mengeluarkan madunya. Mereka menyemprotkan madunya ke dalam payudara Mervamon melalui putingnya. Banyak sekali yang mereka semprotkan hingga payudara Mervamon terlihat dua kali lebih besar. Saat mereka mengeluarkan sengat mereka, puting Mervamon bergoyang-goyang, terlihat lubang di putingnya semakin membesar. Mereka dengan iseng menyentil puting itu dan membuat Mervamon berteriak karena orgasme.
"HUUAAAAHAHHHH! AAHHHHHHNNNN!"
Bersamaan dengan orgasmenya, madu yang berada di dalam payudaranya menyembur keluar membuat payudaranya kembali seperti semula walaupun kelihatannya ukurannya sedikit bertambah besar.
"Ahhh.. Hahhh... Ahh.. Ahhh~" Setiap Mervamon mengerang, cairan madu itu keluar dari puting dan vaginanya. Belum pernah ia dilanda badai orgasme senikmat ini. Puluhan orgasme terus melandanya tanpa henti sedari tadi.
"Fiuuhhh... Lega sekali-bee.."
"Ayo kita lepaskan dia-bee,"
HoneyBeemon itu melepaskan ikatan Mervamon. Mereka melihat kedatangan Kazemon dan segera mempercepat pekerjaan mereka. Setelah selesai mereka terbang meninggalkan Mervamon dengan kondisi yang sangat parah. Puting payudaranya masih bergoyang-goyang berusaha mengeluarkan sisa madu dan vaginanya dipenuhi dengan cairan kuning yang bercampur dengan darah perawannya.
Ini adalah hal yang tidak bisa dilupakan Mervamon, keperawanannya harus hilang oleh sebatang kayu dan pembesaran payudara secara paksa yang dilakukan HoneyBeemon membuatnya shock. Namun, di sisi lain dia merasakan kenikmatan.
"Senang sekali bisa 'berlatih' denganmu-bee!"