Keranjang_Aib
Semprot Baru
- Daftar
- 25 Dec 2017
- Post
- 38
- Like diterima
- 106
Permisi suhu, newbie mau buat cerita, mau meramaikan SF cerbung sekalian (sorry kalo salah kategori hu, masih butuh bimbingan post fanfic dimari)
Sorry kalo rada ngaco dan ngawur jalan cerita+gaya bahasanya, draft pertama newbie soalnya (aslinya udah 12 chapt dan masih on-going. Diusahakan update seminggu sekali biar bisa jalan terus ceritanya.)
1. Tantangan Ranamon!
Kazemon terbang mengelilingi Dunia Digimon yang kini bersatu dengan dunia manusia. Ini akibat Lucemon yang menghancurkan batas antara dunia digital dengan dunia manusia. Namun, manusia dan Digimon dapat hidup dengan damai, walaupun masih ada beberapa sisa-sisa prajurit Lucemon yang berkeliaran dan berbuat seenaknya kepada manusia.
Setiap Digimon berpisah dengan pasangan manusianya karena tidak ingin membahayakan hidup mereka. Begitu juga dengan Kazemon yang kini sudah berpisah dengan Izumi. Hari ini, Kazemon terbang melintasi langit cerah.
Ketika sedang menikmati udara di atas, Kazemon melihat dua Digimon sedang berhubungan intim di bawah pepohonan. Dia turun karena penasaran. Setelah lama dia memperhatikan dua Digimon tersebut, tanpa disadari tangannya meraba-raba kedua payudaranya dan vaginanya.
“Ahh... Nggghh...” Kazemon mendesah kenikmatan. Dia berpikir akan berbahaya jika dia ketahuan bermasturbasi di dekat kedua Digimon itu.
Dia menjauh dari kedua Digimon itu dan mencari tempat yang aman untuk bermasturbasi. Akhirnya dia menemukan tempat yang aman dan mulai membayangkan kedua Digimon tadi. Ia mengusap vaginanya yang sudah basah dengan cairan cintanya.
“Ahhh... Ngghh.... Haahh...” Kazemon memainkan klitorisnya dan memasukkan tiga jarinya di lubang vaginanya yang bersih dan tidak berbulu itu. Dia mengeluar-masukkan jarinya dengan cepat hingga bunyi cairan vaginanya berkecipratan dengan sangat keras.
“Ah ah ah... ahh.. ahhh.. ahhhh...” Kazemon mengerang dengan erotis ketika dia ingin merasakan orgasme. ‘Sedikit lagi... ahh.. ahh,” katanya sambil memainkan klitorisnya agar lebih cepat orgasme. Dia menutup matanya karena kenikmatan sentuhan tangannya di vagina. Cairan vaginanya sudah membanjiri rumput di sekitarnya. Kazemon sudah mulai merasakan kenikmatan dan bersiap untuk orgasme.
“Kau menikmatinya, Kupu-kupu pelacur?”
Sebuah suara muncul di depan Kazemon yang sedang bermasturbasi.
“!!!” Kazemon terkejut dan membuka matanya. Ia mengeluarkan tangannya dari vaginanya sehingga membatalkan orgasmenya. “Ranamon!” Kazemon mencoba berdiri dan menghindar.
“Tidak secepat itu,” Belum sempat Kazemon menutup selangkangannya yang terbuka lebar, Ranamon menginjakkan kakinya di atas vagina basah Kazemon.
“Nghhhh...” Kazemon merintih kesakitan ketika vaginanya yang terbuka tanpa celana dalam diinjak oleh Ranamon. Kenikmatan yang tadi dirasakan Kazemon berubah menjadi rasa sakit yang luara biasa di vaginanya.
“Biar kubantu kau menyelesaikannya,” Ranamon mengangkat kakinya dan menginjak vagina Kazemon sekali lagi, kali ini injakannya sangat kuat hingga Kazemon berteriak sangat keras.
“AHHHHHHH!!!!”
“Hei, kenapa suaramu berbeda dari yg tadi?” Ranamon mulai menggerak-gerakkan kakinya di atas vagina Kazemon, “Bukankah tadi kau menikmatinya ketika vaginamu diperlakukan seperti ini? Hah?” Ia menguatkan injakannya hingga Kazemon tidak mampu mengeluarkan suara untuk berteriak.
Kazemon sudah tidak kuat lagi menahan tubuhnya dan akhirnya terkulai lemas di tanah, “Hentikan Ranamon...”Kata Kazemon dgn suara lemah, “Apa yang kau inginkan?”
“Biarkan aku menyelesaikan urusanku dengan vaginamu dulu,” Kata Ranamon sambil memainkan vagina Kazemon dengan jari kakinya.
“Ahhh... Hentikannnhhh... ahhnnn...” Kazemon merasakan kenikmatan ketika jari kaki Ranamon mulai memasuki lubang vaginanya, “Jangan diteruskan... Aku akan orgasme... ahh ahh ahh...”
“Sepertinya Si Pelacur menikmatinya,” Kata Ranamon yang kini mulai memainkan klitoris Kazemon.
“Ahn ahn ahn ahn..... Aku akan keluar... ahn ahn... Hentikan Ranamon...”
Sudah 15 menit Ranamon memainkan vagina Kazemon. Dia mempercepat gerakan jari kakinya ketika mengetahui Kazemon akan orgasme.
“Tidaaakk.... ahhhhnnnnnnnnnnn.......” Kazemon mengerang dengan erotis karena orgasme yang sangat dahsyat. Cairannya keluar seperti air mancur, deras sekali hingga membuat becek rumput di sekitar tubuh Kazemon. Tubuh Kazemon terkulai lemas dan tak berdaya, nafasnya tidak beraturan. Vaginanya masih mengeluarkan cairan orgasmenya. Cairan itu mengalir seperti air kencing. Dia belum pernah mengalami orgasme sedahsyat ini. Ranamon menjauh dari tubuh Kazemon. Dia tertawa dengan bahagia melihat keadaan Kazemon seperti saat ini.
“Apa.. yang kau inginkan.... Ranamon?” Tanya Kazemon yang sekarang sedang bertumpu pada lutut dan tangannya ketika merasa bahwa cairan orgasmenya sudah berhenti mengalir.
“Aku ingin mengundangmu ke turnamen yang kuadakan di kota Alpha.” Katanya.
“Turnamen ap—”
“Sepertinya orgasmemu belum selesai,” Kata Ranamon sambil tertawa puas.
“Hnnnn!? Ahhhhnnnn....” Benar saja, cairan orgasme Kazemon mengalir kembali seakan tidak mau berhenti, “Ada apa ini? Kenapa keluar lag—“ Cairannya bertambah deras hingga membuat Kazemon terkulai lagi di tanah.
“Sudahlah, jangan dipaksakan,” Ejek Ranamon, “Baiklah, apa kau mau datang ke turnamenku? Oh ya! Aku lupa mengatakan sesuatu, jika kau banyak memenangkan turnamen ini, kau bebas melakukan apapun kepadaku, termasuk balas dendam dengan kejadian ini, itupun kalau kau mampu.
Lalu jika kau lebih banyak kalah, aku akan memasukkanmu ke dunia yang sudah kubuat sendiri khusus untukmu.”
“Aku tidak akan mengikuti turnamen itu!”
“Hei... Kau, Ranamon,” Tiba-tiba suara yang sangat kasar memanggil Ranamon, “Aku tidak puas hanya melihat Kazemon bermasturbasi di depanku, bawa dia kesini agar aku bisa merasakan tubuh indahnya itu.”
Itu adalah suara dari Woodmon tua yang tertanam di tanah dan tidak dapat bergerak.
“Hmmm... Sepertinya itu ide yang bagus,” Ranamon mendekati Kazemon, menarik rambutnya dan menyeretnya ke arah Woodmon.
“Tidak.. Jangan Ranamon!!” Kazemon memohon.
Ranamon melempar Kazemon ke arah Woodmon.
“Ugh!” Punggung Kazemon menabrak pohon itu dengan sangat keras.
“Hei Orang Tua! Jangan sentuh dia dulu! Keluarkan akarmu yang paling besar. Cepat!” Bentak Ranamon.
“Tapi—“
“Cepat lakukan saja! Ada sesuatu yang ingin aku lakukan dengannya.”
“Baiklah”
Woodmon mengeluarkan akarnya yang paling besar. Diameternya 7 cm.
“Apakah ini cukup besar?” tanya Woodmon.
“Tidak masalah. Simpan saja dulu. Sekarang, lilit tangan dan kakinya, aku akan buat dia mengikuti turnamen,” Ranamon memerintahkan Woodmon.
“Hei!? Hentikan!”
Tangan dan kaki Kazemon dililit oleh sulur-sulur Woodmon yang kuat. Woodmon menarik tangan Kazemon ke atas dan kaki Kazemon ke bawah hingga Kazemon seperti sebuah samsak tinju.
“Dengan ini, akan mudah untuk memaksanya bilang ‘ya’,” Ranamon berjalan mendekati Kazemon, “Maaf sayang, kau memaksaku untuk melakukan ini. Kau siap Woodmon?”
“Kapan pun, Ranamon”
Ranamon memukul perut Kazemon dengan sekuat tenaga.
“Uggh!!” Pukulan itu langsung membuat Kazemon berlutut. Tapi, belum sempat dia menyentuh tanah, Woodmon menariknya lagi ke posisi berdiri.
“Uagh!”
Ranamon memukul lagi perut Kazemon yang tidak terlindung apapun. Perut Kazemon rasanya sangat sesak. Ranamon memberikan pukulan demi pukulan ke perut Kazemon.
“Ugh! Hng! Hnn! Ahn! Hnn! Hng! Hng! Ahg! Ugh! Guh!”
Sudah tak terhitung jumlah pukulan yang diberikan Ranamon ke perut Kazemon. Ranamon memberikan pukulan terakhir ke perut Kazemon hingga membuatnya tidak mengeluarkan suara saat membuka mulutnya. Kazemon tidak bisa berbuat apa-apa. Ranamon beristirahat sebentar.
\“Masih ingin mengatakan tidak?” Tanya Ranamon. Kazemon tidak bisa berkata apa-apa karena nafasnya yang tersengal-sengal, “Hmmm.. Sepertinya kau meminta lagi. Payudaramu lumayan besar juga, bagaimana jika aku memberinya sedikit sentuhan?”
Kali ini sasaran Ranamon adalah payudara Kazemon. Ia memberi pukulan di payudara kiri Kazemon.
“Hnngg! Jangan pukul itu... kumohon...”
Ranamon tidak mendengarkan itu dan memberikan pukulan di payudara sebelah kanan Kazemon.
“Hng!”
Payudara Kazemon memiliki nasib yang sama seperti perutnya. Babak belur karena dijadikan bulan-bulanan Ranamon. Pukulan demi pukulan diterima oleh kedua payudara Kazemon. Payudara kenyal Kazemon memantul-mantul setiap menerima pukulan dari Ranamon.
“Hng! Hng! Ahn! Uhh! Ukh! Ugh! Hng! Uagh! Hng! Ahn!”
Kali ini payudara Kazemon menerima pukulan lebih lama dibandingkan perutnya. Ranamon menambah kekuatan pukulannya ketika melihat vagina Kazemon mulai basah dan meneteskan cairan.
“Oh? Kau mulai terangsang ya? Sepertinya aku bisa memuaskan nafsumu,”
Ranamon memukul payudara Kazemon dengan penuh semangat. Woodmon melebarkan kedua kaki Kazemon agar memperlihatkan jatuhnya cairan vagina Kazemon. Tidak perlu waktu lama bagi Ranamon untuk membuat Kazemon orgasme.
“Ahhhhhnnnnn!!”
Seperti tadi, vagina Kazemon mengeluarkan cairannya dengan sangat deras, mengalir seperti keran yang terbuka lebar. Cairan yang mengalir dari vagina Kazemon membuat bunyi gemericik ketika terjatuh ke tanah.
“Hahaha!! Lihatlah ini! Banyak sekali cairan yang ada di vaginamu!” Ledek Ranamon.
“Kalau dilihat-lihat, aku bisa menampung cairan ini dalam 5 gelas yang besar hahahaha!” Tawa Woodmon, “Dia memang Digimon murahan! Aku tidak sabar memperkosanya!”
“Ja-jangan... katakan itu.... Ahhhhnnnnnnn.....” Kazemon orgasme lagi.
“Lihat itu Woodmon! Dia multi-orgasme! Itu sudah membuktikan betapa murahannya dia!” Ranamon dan Woodmon tertawa puas.
Cairan Kazemon mengalir lagi dengan deras. Saking derasnya, cairan itu mengenai kaki Ranamon.
“Oh! Lihat Woodmon! Dia berani menyiram kakiku dengan cairannya yang menjijikan! Vagina murahan harus diberi pelajaran,” Berkali-kali Ranamon menendang vagina Kazemon yang masih mengeluarkan cairan orgasme.
“Hyaaaaaaahhhhh!!!!!!!”
Kazemon berusaha menahan sakit yang luar biasa di vaginanya. Orgasmenya yang diikuti dengan rasa sakit dari tendangan Ranamon membuat Kazemon ingin pingsan. Nafasnya tersengal-sengal akibat pukulan dan tendangan yang diberikan oleh Ranamon. Kazemon bagaikan samsak tinju yang tidak berdaya. Tangan dan kaki yang dililit oleh Woodmon membuat hal itu lebih parah lagi.
“Ngggghhhh.....” Kazemon mengerang lemah setelah menerima tendangan terakhir di vaginanya.
“Baikklah Woodmon, baringkan dia! Tetap lilit tangannya dan arahkan vaginanya ke akarmu,” Woodmon segera melakukan apa yang diperintahkan Ranamon.
Kini Kazemon dalam keadaan terbaring di tanah dengan tangan dan kaki yang masih dililit oleh sulur-sulur. Berikutnya, Woodmon merentangkan kedua kaki Kazemon hingga tubuh Kazemon membentuk seperti huruf ‘Y’. Woodmon lalu mengarahkan vagina Kazemon ke arah akarnya yang sudah dikeluarkan dari tadi. Kini, selangkangan Kazemon sedang menghadap ke arah akar dan tubuh Woodmon.
“Bagus, lepaskan kakinya. Jangan kau apa-apakan dia, aku masih ingin bertanya padanya,” kata Ranamon yang kini sudah berdiri di belakang Woodmon dan memegangi kedua kaki Kazemon, “Apa kau masih tidak ingin mengikuti turnamen itu? Jika kau berkata selain ‘ya’ atau ‘tidak’ kau akan tahu akibatnya,”
“Ngh.. Apa yang akan kau laku—”
“Jawaban yang salah, rasakan ini!!”
Ranamon menarik kaki Kazemon dengan sangat keras hingga akar Woodmon yang besar itu masuk ke vagina Kazemon dengan kasar dan selangkangan Kazemon kini sedang ditekan dengan kuat ke arah tubuh Woodmon yang berupa batang kayu kasar dan juga keras.
“AAAHHHHH!!”
“HAHAHAHA teruslah berteriak kesakitan, Pelacur!” Ranamon menariknya dengan lebih keras hingga kini ia menaruh kakinya di tubuh Woodmon dan menjatuhkan tubuhnya agar tarikannya lebih kuat lagi.
“KYAAAAAAHHHHHHHH!!!!! SAKIT!!!” Teriakan Kazemon dapat terdengar ke seluruh hutan.
“Tidak.. Jika ini terus berlanjut, aku akan orgasme,” Pikir Kazemon.
Ranamon terus menarik kaki Kazemon dengan sekuat tenaga hingga membuat akar Woodmon masuk semakin dalam ke vaginanya. Ranamon merenggangkan tarikannya.
“Bagaimana? Kau ingin ikut?”
“Te-tentu saja tidak...” Jawab Kazemon lemah.
“Hmm... Sepertinya sudah tidak ada cara lain lagi. HoneyBeemon!”
Ranamon memanggil tiga HoneyBeemon yang sedari tadi bersembunyi di rerumputan.
“Apa kalian sudah merekam semuanya?” Tanya Ranamon.
“Kami merekamnya dari awal sampai akhir-bee!” Jawab mereka serempak.
“Bagus, sekarang sebarkan rekaman itu ke kota sekitar!”
“Baik-bee!” Setelah itu mereka bertiga terbang kke tiga arah yang berbeda.
“Aku sudah merekam semua kejadian hari ini, kau akan terlihat seperti wanita murahan di kota sekitar hahahaha!!”
“Tidak... Jangan disebarkan...” Kazemon menjawab dengan vagina yang masih tertancap oleh akar Woodmon, “Ahhhnnn.....Aku orgasme lagi.... ahhnnnnnnn...” Kazemon merasakan orgasme yang kesekian kalinya. Cairan orgasme Kazemon tidak dapat keluar karena tersumbat oleh akar besar Woodmon.
“Hahahaha!! Lihatlah dirimu, berusaha menampung cairan orgasme di dalam vagina pelacurmu!” Kata Ranamon sambil berjalan dan duduk menyamping di atas perut Kazemon. Ranamon memainkan dan mengelus klitoris Kazemon dengan jarinya.
“Ngghhh!! Ahhh....” Kazemon merasa seperti akan orgasme lagi ketika kedua jari Ranamon menyentuh klitorisnya.
“Dengan ini kuanggap kau sudah setuju akan datang ke turnamenku,” Ranamon semakin cepat dan kasar memainkan klitoris Kazemon.
“Haaahhhhnnnn... Ya... Nggghhhh.... Aku.. Akan datanghhhnn....” Kazemon sekuat tenaga menahan orgasmenya.
“Tapi, jika kau tidak datang rekaman itu tidak hanya tersebar di tiga kota dekat sini, tapi di seluruh Dunia Digimon hahahaha!!!” Sambil mengakhiri kata-katanya, Ranamon memencet klitoris Kazemon dengan keras hingga membuat Kazemon mengejang dan orgasme yang dahsyat.
“HYAAAAHHHHHNNNNN!!!!”
Vagina Kazemon yang disumbat oleh akar Woodmon tidak mampu menahan cairan yang sudah memenuhi liang vaginanya dan merembes keluar.
“Woodmon, sekarang dia milikmu. Lakukan apapun yang kau inginkan padanya,” Ranamon berdiri dan berjalan ke arah portal kegelapan, “Selamat tinggal, Pelacur! Hahaha!” Dengan tawanya yang penuh kepuasan, Ranamon meninggalkan tubuh tak berdaya Kazemon bersama Woodmon yang siap memperkosanya.
Sorry kalo rada ngaco dan ngawur jalan cerita+gaya bahasanya, draft pertama newbie soalnya (aslinya udah 12 chapt dan masih on-going. Diusahakan update seminggu sekali biar bisa jalan terus ceritanya.)
KARAKTER:
Kazemon
Ranamon
Kazemon
Ranamon
1. Tantangan Ranamon!
Kazemon terbang mengelilingi Dunia Digimon yang kini bersatu dengan dunia manusia. Ini akibat Lucemon yang menghancurkan batas antara dunia digital dengan dunia manusia. Namun, manusia dan Digimon dapat hidup dengan damai, walaupun masih ada beberapa sisa-sisa prajurit Lucemon yang berkeliaran dan berbuat seenaknya kepada manusia.
Setiap Digimon berpisah dengan pasangan manusianya karena tidak ingin membahayakan hidup mereka. Begitu juga dengan Kazemon yang kini sudah berpisah dengan Izumi. Hari ini, Kazemon terbang melintasi langit cerah.
Ketika sedang menikmati udara di atas, Kazemon melihat dua Digimon sedang berhubungan intim di bawah pepohonan. Dia turun karena penasaran. Setelah lama dia memperhatikan dua Digimon tersebut, tanpa disadari tangannya meraba-raba kedua payudaranya dan vaginanya.
“Ahh... Nggghh...” Kazemon mendesah kenikmatan. Dia berpikir akan berbahaya jika dia ketahuan bermasturbasi di dekat kedua Digimon itu.
Dia menjauh dari kedua Digimon itu dan mencari tempat yang aman untuk bermasturbasi. Akhirnya dia menemukan tempat yang aman dan mulai membayangkan kedua Digimon tadi. Ia mengusap vaginanya yang sudah basah dengan cairan cintanya.
“Ahhh... Ngghh.... Haahh...” Kazemon memainkan klitorisnya dan memasukkan tiga jarinya di lubang vaginanya yang bersih dan tidak berbulu itu. Dia mengeluar-masukkan jarinya dengan cepat hingga bunyi cairan vaginanya berkecipratan dengan sangat keras.
“Ah ah ah... ahh.. ahhh.. ahhhh...” Kazemon mengerang dengan erotis ketika dia ingin merasakan orgasme. ‘Sedikit lagi... ahh.. ahh,” katanya sambil memainkan klitorisnya agar lebih cepat orgasme. Dia menutup matanya karena kenikmatan sentuhan tangannya di vagina. Cairan vaginanya sudah membanjiri rumput di sekitarnya. Kazemon sudah mulai merasakan kenikmatan dan bersiap untuk orgasme.
“Kau menikmatinya, Kupu-kupu pelacur?”
Sebuah suara muncul di depan Kazemon yang sedang bermasturbasi.
“!!!” Kazemon terkejut dan membuka matanya. Ia mengeluarkan tangannya dari vaginanya sehingga membatalkan orgasmenya. “Ranamon!” Kazemon mencoba berdiri dan menghindar.
“Tidak secepat itu,” Belum sempat Kazemon menutup selangkangannya yang terbuka lebar, Ranamon menginjakkan kakinya di atas vagina basah Kazemon.
“Nghhhh...” Kazemon merintih kesakitan ketika vaginanya yang terbuka tanpa celana dalam diinjak oleh Ranamon. Kenikmatan yang tadi dirasakan Kazemon berubah menjadi rasa sakit yang luara biasa di vaginanya.
“Biar kubantu kau menyelesaikannya,” Ranamon mengangkat kakinya dan menginjak vagina Kazemon sekali lagi, kali ini injakannya sangat kuat hingga Kazemon berteriak sangat keras.
“AHHHHHHH!!!!”
“Hei, kenapa suaramu berbeda dari yg tadi?” Ranamon mulai menggerak-gerakkan kakinya di atas vagina Kazemon, “Bukankah tadi kau menikmatinya ketika vaginamu diperlakukan seperti ini? Hah?” Ia menguatkan injakannya hingga Kazemon tidak mampu mengeluarkan suara untuk berteriak.
Kazemon sudah tidak kuat lagi menahan tubuhnya dan akhirnya terkulai lemas di tanah, “Hentikan Ranamon...”Kata Kazemon dgn suara lemah, “Apa yang kau inginkan?”
“Biarkan aku menyelesaikan urusanku dengan vaginamu dulu,” Kata Ranamon sambil memainkan vagina Kazemon dengan jari kakinya.
“Ahhh... Hentikannnhhh... ahhnnn...” Kazemon merasakan kenikmatan ketika jari kaki Ranamon mulai memasuki lubang vaginanya, “Jangan diteruskan... Aku akan orgasme... ahh ahh ahh...”
“Sepertinya Si Pelacur menikmatinya,” Kata Ranamon yang kini mulai memainkan klitoris Kazemon.
“Ahn ahn ahn ahn..... Aku akan keluar... ahn ahn... Hentikan Ranamon...”
Sudah 15 menit Ranamon memainkan vagina Kazemon. Dia mempercepat gerakan jari kakinya ketika mengetahui Kazemon akan orgasme.
“Tidaaakk.... ahhhhnnnnnnnnnnn.......” Kazemon mengerang dengan erotis karena orgasme yang sangat dahsyat. Cairannya keluar seperti air mancur, deras sekali hingga membuat becek rumput di sekitar tubuh Kazemon. Tubuh Kazemon terkulai lemas dan tak berdaya, nafasnya tidak beraturan. Vaginanya masih mengeluarkan cairan orgasmenya. Cairan itu mengalir seperti air kencing. Dia belum pernah mengalami orgasme sedahsyat ini. Ranamon menjauh dari tubuh Kazemon. Dia tertawa dengan bahagia melihat keadaan Kazemon seperti saat ini.
“Apa.. yang kau inginkan.... Ranamon?” Tanya Kazemon yang sekarang sedang bertumpu pada lutut dan tangannya ketika merasa bahwa cairan orgasmenya sudah berhenti mengalir.
“Aku ingin mengundangmu ke turnamen yang kuadakan di kota Alpha.” Katanya.
“Turnamen ap—”
“Sepertinya orgasmemu belum selesai,” Kata Ranamon sambil tertawa puas.
“Hnnnn!? Ahhhhnnnn....” Benar saja, cairan orgasme Kazemon mengalir kembali seakan tidak mau berhenti, “Ada apa ini? Kenapa keluar lag—“ Cairannya bertambah deras hingga membuat Kazemon terkulai lagi di tanah.
“Sudahlah, jangan dipaksakan,” Ejek Ranamon, “Baiklah, apa kau mau datang ke turnamenku? Oh ya! Aku lupa mengatakan sesuatu, jika kau banyak memenangkan turnamen ini, kau bebas melakukan apapun kepadaku, termasuk balas dendam dengan kejadian ini, itupun kalau kau mampu.
Lalu jika kau lebih banyak kalah, aku akan memasukkanmu ke dunia yang sudah kubuat sendiri khusus untukmu.”
“Aku tidak akan mengikuti turnamen itu!”
“Hei... Kau, Ranamon,” Tiba-tiba suara yang sangat kasar memanggil Ranamon, “Aku tidak puas hanya melihat Kazemon bermasturbasi di depanku, bawa dia kesini agar aku bisa merasakan tubuh indahnya itu.”
Itu adalah suara dari Woodmon tua yang tertanam di tanah dan tidak dapat bergerak.
“Hmmm... Sepertinya itu ide yang bagus,” Ranamon mendekati Kazemon, menarik rambutnya dan menyeretnya ke arah Woodmon.
“Tidak.. Jangan Ranamon!!” Kazemon memohon.
Ranamon melempar Kazemon ke arah Woodmon.
“Ugh!” Punggung Kazemon menabrak pohon itu dengan sangat keras.
“Hei Orang Tua! Jangan sentuh dia dulu! Keluarkan akarmu yang paling besar. Cepat!” Bentak Ranamon.
“Tapi—“
“Cepat lakukan saja! Ada sesuatu yang ingin aku lakukan dengannya.”
“Baiklah”
Woodmon mengeluarkan akarnya yang paling besar. Diameternya 7 cm.
“Apakah ini cukup besar?” tanya Woodmon.
“Tidak masalah. Simpan saja dulu. Sekarang, lilit tangan dan kakinya, aku akan buat dia mengikuti turnamen,” Ranamon memerintahkan Woodmon.
“Hei!? Hentikan!”
Tangan dan kaki Kazemon dililit oleh sulur-sulur Woodmon yang kuat. Woodmon menarik tangan Kazemon ke atas dan kaki Kazemon ke bawah hingga Kazemon seperti sebuah samsak tinju.
“Dengan ini, akan mudah untuk memaksanya bilang ‘ya’,” Ranamon berjalan mendekati Kazemon, “Maaf sayang, kau memaksaku untuk melakukan ini. Kau siap Woodmon?”
“Kapan pun, Ranamon”
Ranamon memukul perut Kazemon dengan sekuat tenaga.
“Uggh!!” Pukulan itu langsung membuat Kazemon berlutut. Tapi, belum sempat dia menyentuh tanah, Woodmon menariknya lagi ke posisi berdiri.
“Uagh!”
Ranamon memukul lagi perut Kazemon yang tidak terlindung apapun. Perut Kazemon rasanya sangat sesak. Ranamon memberikan pukulan demi pukulan ke perut Kazemon.
“Ugh! Hng! Hnn! Ahn! Hnn! Hng! Hng! Ahg! Ugh! Guh!”
Sudah tak terhitung jumlah pukulan yang diberikan Ranamon ke perut Kazemon. Ranamon memberikan pukulan terakhir ke perut Kazemon hingga membuatnya tidak mengeluarkan suara saat membuka mulutnya. Kazemon tidak bisa berbuat apa-apa. Ranamon beristirahat sebentar.
\“Masih ingin mengatakan tidak?” Tanya Ranamon. Kazemon tidak bisa berkata apa-apa karena nafasnya yang tersengal-sengal, “Hmmm.. Sepertinya kau meminta lagi. Payudaramu lumayan besar juga, bagaimana jika aku memberinya sedikit sentuhan?”
Kali ini sasaran Ranamon adalah payudara Kazemon. Ia memberi pukulan di payudara kiri Kazemon.
“Hnngg! Jangan pukul itu... kumohon...”
Ranamon tidak mendengarkan itu dan memberikan pukulan di payudara sebelah kanan Kazemon.
“Hng!”
Payudara Kazemon memiliki nasib yang sama seperti perutnya. Babak belur karena dijadikan bulan-bulanan Ranamon. Pukulan demi pukulan diterima oleh kedua payudara Kazemon. Payudara kenyal Kazemon memantul-mantul setiap menerima pukulan dari Ranamon.
“Hng! Hng! Ahn! Uhh! Ukh! Ugh! Hng! Uagh! Hng! Ahn!”
Kali ini payudara Kazemon menerima pukulan lebih lama dibandingkan perutnya. Ranamon menambah kekuatan pukulannya ketika melihat vagina Kazemon mulai basah dan meneteskan cairan.
“Oh? Kau mulai terangsang ya? Sepertinya aku bisa memuaskan nafsumu,”
Ranamon memukul payudara Kazemon dengan penuh semangat. Woodmon melebarkan kedua kaki Kazemon agar memperlihatkan jatuhnya cairan vagina Kazemon. Tidak perlu waktu lama bagi Ranamon untuk membuat Kazemon orgasme.
“Ahhhhhnnnnn!!”
Seperti tadi, vagina Kazemon mengeluarkan cairannya dengan sangat deras, mengalir seperti keran yang terbuka lebar. Cairan yang mengalir dari vagina Kazemon membuat bunyi gemericik ketika terjatuh ke tanah.
“Hahaha!! Lihatlah ini! Banyak sekali cairan yang ada di vaginamu!” Ledek Ranamon.
“Kalau dilihat-lihat, aku bisa menampung cairan ini dalam 5 gelas yang besar hahahaha!” Tawa Woodmon, “Dia memang Digimon murahan! Aku tidak sabar memperkosanya!”
“Ja-jangan... katakan itu.... Ahhhhnnnnnnn.....” Kazemon orgasme lagi.
“Lihat itu Woodmon! Dia multi-orgasme! Itu sudah membuktikan betapa murahannya dia!” Ranamon dan Woodmon tertawa puas.
Cairan Kazemon mengalir lagi dengan deras. Saking derasnya, cairan itu mengenai kaki Ranamon.
“Oh! Lihat Woodmon! Dia berani menyiram kakiku dengan cairannya yang menjijikan! Vagina murahan harus diberi pelajaran,” Berkali-kali Ranamon menendang vagina Kazemon yang masih mengeluarkan cairan orgasme.
“Hyaaaaaaahhhhh!!!!!!!”
Kazemon berusaha menahan sakit yang luar biasa di vaginanya. Orgasmenya yang diikuti dengan rasa sakit dari tendangan Ranamon membuat Kazemon ingin pingsan. Nafasnya tersengal-sengal akibat pukulan dan tendangan yang diberikan oleh Ranamon. Kazemon bagaikan samsak tinju yang tidak berdaya. Tangan dan kaki yang dililit oleh Woodmon membuat hal itu lebih parah lagi.
“Ngggghhhh.....” Kazemon mengerang lemah setelah menerima tendangan terakhir di vaginanya.
“Baikklah Woodmon, baringkan dia! Tetap lilit tangannya dan arahkan vaginanya ke akarmu,” Woodmon segera melakukan apa yang diperintahkan Ranamon.
Kini Kazemon dalam keadaan terbaring di tanah dengan tangan dan kaki yang masih dililit oleh sulur-sulur. Berikutnya, Woodmon merentangkan kedua kaki Kazemon hingga tubuh Kazemon membentuk seperti huruf ‘Y’. Woodmon lalu mengarahkan vagina Kazemon ke arah akarnya yang sudah dikeluarkan dari tadi. Kini, selangkangan Kazemon sedang menghadap ke arah akar dan tubuh Woodmon.
“Bagus, lepaskan kakinya. Jangan kau apa-apakan dia, aku masih ingin bertanya padanya,” kata Ranamon yang kini sudah berdiri di belakang Woodmon dan memegangi kedua kaki Kazemon, “Apa kau masih tidak ingin mengikuti turnamen itu? Jika kau berkata selain ‘ya’ atau ‘tidak’ kau akan tahu akibatnya,”
“Ngh.. Apa yang akan kau laku—”
“Jawaban yang salah, rasakan ini!!”
Ranamon menarik kaki Kazemon dengan sangat keras hingga akar Woodmon yang besar itu masuk ke vagina Kazemon dengan kasar dan selangkangan Kazemon kini sedang ditekan dengan kuat ke arah tubuh Woodmon yang berupa batang kayu kasar dan juga keras.
“AAAHHHHH!!”
“HAHAHAHA teruslah berteriak kesakitan, Pelacur!” Ranamon menariknya dengan lebih keras hingga kini ia menaruh kakinya di tubuh Woodmon dan menjatuhkan tubuhnya agar tarikannya lebih kuat lagi.
“KYAAAAAAHHHHHHHH!!!!! SAKIT!!!” Teriakan Kazemon dapat terdengar ke seluruh hutan.
“Tidak.. Jika ini terus berlanjut, aku akan orgasme,” Pikir Kazemon.
Ranamon terus menarik kaki Kazemon dengan sekuat tenaga hingga membuat akar Woodmon masuk semakin dalam ke vaginanya. Ranamon merenggangkan tarikannya.
“Bagaimana? Kau ingin ikut?”
“Te-tentu saja tidak...” Jawab Kazemon lemah.
“Hmm... Sepertinya sudah tidak ada cara lain lagi. HoneyBeemon!”
Ranamon memanggil tiga HoneyBeemon yang sedari tadi bersembunyi di rerumputan.
“Apa kalian sudah merekam semuanya?” Tanya Ranamon.
“Kami merekamnya dari awal sampai akhir-bee!” Jawab mereka serempak.
“Bagus, sekarang sebarkan rekaman itu ke kota sekitar!”
“Baik-bee!” Setelah itu mereka bertiga terbang kke tiga arah yang berbeda.
“Aku sudah merekam semua kejadian hari ini, kau akan terlihat seperti wanita murahan di kota sekitar hahahaha!!”
“Tidak... Jangan disebarkan...” Kazemon menjawab dengan vagina yang masih tertancap oleh akar Woodmon, “Ahhhnnn.....Aku orgasme lagi.... ahhnnnnnnn...” Kazemon merasakan orgasme yang kesekian kalinya. Cairan orgasme Kazemon tidak dapat keluar karena tersumbat oleh akar besar Woodmon.
“Hahahaha!! Lihatlah dirimu, berusaha menampung cairan orgasme di dalam vagina pelacurmu!” Kata Ranamon sambil berjalan dan duduk menyamping di atas perut Kazemon. Ranamon memainkan dan mengelus klitoris Kazemon dengan jarinya.
“Ngghhh!! Ahhh....” Kazemon merasa seperti akan orgasme lagi ketika kedua jari Ranamon menyentuh klitorisnya.
“Dengan ini kuanggap kau sudah setuju akan datang ke turnamenku,” Ranamon semakin cepat dan kasar memainkan klitoris Kazemon.
“Haaahhhhnnnn... Ya... Nggghhhh.... Aku.. Akan datanghhhnn....” Kazemon sekuat tenaga menahan orgasmenya.
“Tapi, jika kau tidak datang rekaman itu tidak hanya tersebar di tiga kota dekat sini, tapi di seluruh Dunia Digimon hahahaha!!!” Sambil mengakhiri kata-katanya, Ranamon memencet klitoris Kazemon dengan keras hingga membuat Kazemon mengejang dan orgasme yang dahsyat.
“HYAAAAHHHHHNNNNN!!!!”
Vagina Kazemon yang disumbat oleh akar Woodmon tidak mampu menahan cairan yang sudah memenuhi liang vaginanya dan merembes keluar.
“Woodmon, sekarang dia milikmu. Lakukan apapun yang kau inginkan padanya,” Ranamon berdiri dan berjalan ke arah portal kegelapan, “Selamat tinggal, Pelacur! Hahaha!” Dengan tawanya yang penuh kepuasan, Ranamon meninggalkan tubuh tak berdaya Kazemon bersama Woodmon yang siap memperkosanya.
Terakhir diubah: