Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Desa Waringin. (Terjebak kawin kontrak)

Status
Please reply by conversation.
Bab 14

Siang itu setelah kejadian pagi tadi, aku akhirnya kembali ke rumah dengan tubuh yang benar-benar letih.
Bayangkan saja dalam waktu 24 jam aku sudah mengeluarkan sperma sebanyak itu. Bahkan untuk berdiri saja rasanya sungguh melelahkan.

Jujur saja, aku masih tidak percaya bahwa aku sudah mendapatkan dua wanita di desa ini, walau harus merogoh dompet yang lumayan setidaknya itu tidak membuatku rugi.

Aku masih berbaring di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit. Mengingat kejadian tadi setelah bertemu dengan pak Hartono. Tepat setelah aku bermain di teras bersama dengan bik Sri dan Jumirah. Pak Hartono datang dalam kondisi mabuk, dia marah saat melihat istrinya ku tunggangi. Namun suasana hatinya berubah seketika saat aku menjanjikan yang sebesar 10juta untuk kontrak satu tahun. Dan juga aku memberikan uang 100rb cash sebagai jaminan.

Bukan memberikan sih. Tepatnya dia meminta untuk tambah uang mabuk siang itu. Setelah mendapat apa yang dia inginkan. Dia pergi dan membiarkanku menikmati tubuh molek Jumirah di teras rumah pak Supri.

Sungguh gila! Siapa sangka hanya dengan yang aku bisa melakukan apapun yang aku suka.

Masalahnya hanya satu, nanti malam aku harus menyiapkan uang itu dan bertemu dengan pak Kadus untuk melakukan perjanjian kontrak yang akan ku buat dengan Jumirah.

Yah tidak repot sih sebenarnya, aku hanya diharuskan membawa 4 materai 10rb untuk melengkapi surat perjanjian nanti.

"Hooaahh!" Aku menguap sembari menggaruk selangkangan ku. Tubuhku yang lelah benar-benar membuatku merasa tidak nyaman. Aku hanya menggerakkan tubuhku. Miring kanan dan kiri.

Hingga saat jam menunjukkan pukul 2 siang. Aku beranjak. Perutku sedikit lapar dan aku belum menyesap nikotin siang itu.

Niat hati ini ngudud dulu, tapi apa daya, begitu aku keluar dari kamar dan menuju dapur. Ku lihat bik Sri tengah asik mencuci piring di wastafel dengan posisi menungging. Dia yang siang itu hanya mengenakan daster di atas lutut tanpa lengan terlihat begitu menggairahkan, sayang kapasitas komandan sudah mencapai batas, jadi aku rasa aku tidak bisa memaksa untuk bersenang-senang lagi.

Jadi ku dekati bik Sri. Lalu ku tampar pantat montoknya itu.

"Plak!"

"Akhh!" Jerit bik Sri yang membuatku tersenyum lebar.

"Masak belum bik?" Tanyaku.

"Aden ih! Jangan bikin kaget kenapa!"

"Ya lagian pantat bibik montok banget sih. Jadi nggak tahan."

"Hih! Kalo nggak tahan tuh di sidik jangan di tampar!"

"Hehe udah nggak sanggup bik, kalo masih sanggup udah ku sodok sekarang juga!" Balasku.

Bik Sri malah melirik ke arah penisku. Lalu dia mengangkat dasternya hingga ke perut dan nampak pantat mulus tanpa CD itu.

"Yakin nggak mampu?"

Aku mengeram kemudian, sial! Nih orang emang maniak banget kayaknya, padahal udah dari semalam dia di gempur habis-habisan, tapi seolah nggak ada rasa capeknya dia masih memancing aku lagi dan lagi.

"Yakin nggak mau den?" Tanya him Sri lagi sembari menunggingkan kakinya hingga menampakkan belahan vagina yang menggairahkan itu.

Anjim! Persetan sama komandan. Karena pada kenyataannya komandan langsung tegang begitu melihat belahan vagina yang di tumbuhi jembut lebat itu.

Segera ku turunkan celana kolorku dan ku kocok pelan penisku, lalu ku ludahi tanganku dan ku basahi penisku sebelum bergerak mendekat dan menggesek belahan vagina bik Sri dengan kepala penisku.

"Bibik kenapa nggak ada puasnya sih!" Kataku sembari mengerang nikmat.

"Hihi, ya gimana den, liat kontol besar gitu bawaannya pingin di tusuk terus."

Maniak sex, memang gila! Aku bahkan tidak bisa mengikuti ritme permainannya. Ah sepertinya aku harus sering olahraga agar staminaku bisa lebih baik lagi, apalagi dengan semua kegilaan ini.

Aku kesulitan untuk memasukkan penisku, karena itu aku mengangkat kaki bik Sri dan ku letakkan di atas meja wastafel. Dengan begitu aku bisa dengan mudah menusuk penisku dari belakang.

Tak banyak kata, aku segera menggoyang penisku maju mudur dan segera ku tarik turun daster bagian atas supaya payudara besar bik Sri menggantung bebas, ku remas payudaranya, ku jilat punggung dan telinganya sembari menggoyang pinggulku.

Bik Sri mendesah nikmat, tangannya mencengkram erat ujung wastafel dengan wajah mendongak.

Tak sampai 15 menit aku muncrat, tapi karena bik Sri belum mencapainya puncaknya, aku mengabaikan rasa ngilu di penisku dan terus ku sodok vaginanya. Tak sampai 2 menit berselang bik Sri keluar. Aku segera bergerak mundur sembari ngos-ngosan.

"Hihi, Aden Cemen, masa gitu aja udah capek!" Ujar bim Sri santai tanpa membenahi pakaiannya dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.

"Baru sama aku loh, belum sama jumirah." Ejek bik Sri.

"Ya gimana bik, kita main udah dari semalam. Belum lagi tadi. Terus sama jumirah juga. Kelojotan aku bik."

"Hihi, lemah ih! Masa gitu aja udah k.o." ejek bik Sri. "Terus Ki Aden k.o yang Hajar bibik sama jumirah siapa coba?" Tanya bik Sri yang membuat pikiranku melalang buana.

Sial aku jadi kepikiran sesuatu.

"Masih ada temenku!" Jawabku sekenaknya, rasanya agak gimana gitu di ledek oleh wanita yang sudah ku sodok beberapa kali. Dan karena itu terbesit di pikiran ku, bagaimana kalau aku hajar saja dua wanita ini bersama dua temanku. Toh aku sudah membayar mereka berdua, jadi aku bebas melakukan apa saja untuk mereka berdua kan.

"Hihi emang rela den?"

"Dari pada aku pingsan di buat kalian. Mending bagi-bagi."

"Hihi Aden nih, ngidenya boleh juga." Balas him Sri seolah tak peduli dengan ide ku itu." Tapi emang temen Aden mau sama kami? Sama wanita desa?"

"Halah! Kucing di kasih ikan asin siapa yang nolak bik!" Jawabku cuek. Aku segera menarik kursi dan segera duduk tanpa peduli dengan penisku yang terpampang jelas.

"Hihi boleh lah kalo gitu. Asik kayaknya bisa main rame-rame"

"Dasar gemblung. Bibik nih nafsunya tinggi banget yah!" Tanya ku tanpa peduli dengan kesopanan lagi.

"Ya habis gimana ya den, kalo nggak puas tuh kayaknya ada yang kurang gitu!"

Bik Sri masih dengan tubuh setengah telanjang itu menyusun piring.

Lalu tak lama berselang aku mendengar suara Adi yang berteriak memanggil namaku.

"Dit! Oh Adit!" Teriak Adi dari arah kantor.

"Dapur! Kenapa?" Jawabku sekenaknya.

"Lo kemana elah! Gue pusing ngurusin ini sama pak Roni nelpon Mulu dari tadi, nayriin lu!" Suara Adi semakin dekat. Lalu tak lama dia berdiri di depan pintu dapur dan melihatku dengan melongo.

"Si anjir! Lo ngapain Jing?" Tanya Rudi heran. "Masih siang udah coli! Gila Lo ya?" Tanyanya lagi.

"Apaan elah! Datang-datang ngomel!"

"Lo gila! Ngapain coba bugil di dapur?" Tanya Adi heran.

Aku hanya melirik ke arah bik Sri, melihat ekspresi dari wanita yang kini menatapku dengan tatapan penuh maksud.

Sial!

Aku jelas tahu arti dari tatapan itu. Sepertinya wanita itu benar-benar maniak sex.

"Nggak usah ngomel! Ada apaan emang?" Tanyaku lagi.

Adi berjalan masuk tanpa menoleh ke arah bik Sri. Sepertinya dia tidak sadar jika ada sosok lain di ruangan ini.

"Pak Roni nelpon nyariin lu!" Ujarnya sembari mengulurkan ponselnya.

Lalu setelahnya dia berbalik dan mematung seketika. Tepat saat tatapannya melihat kondisi bik Sri yang tengah melihat ke arah kami sembari tersenyum

"Anj...!"

Segera ku pukul kepala Adi yang hampir berteriak itu. Dia menjerit kesakitan setelahnya.

"Nggak usah tolol teriak-teriak!" Kataku sembari beranjak.

"Lo...."

"Apa?" Tanyaku memotong Kalimatnya dan berjalan menjauh.

Adi mengejarku di belakang.

"Lo ngapain njirr!" Tanya Adit menuntut jawaban.

"Menurut Lo?" Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.

"Lo gasak bik Sri?"

"Ya terus?"

"Gue tanya anjir!"

"Nggak usah lebai. Dari yang lo liat gimana?"

"Sih anjir! Lo dapat kakap tapi nggak bagi-bagi! Sialan!"

"Udah gue bilang nggak usah berisik! Kalo Lo mau noh masih ada! Nggak usah kek bocah!" Ucapku tak peduli. "Pak Roni ngapain nyariin gue?" Tanyaku sembari berbalik, tapi sayangnya Adi sudah tak a
da di sana.

Si Bokir! Tau aja ada barang bagus di dapur, baru gue suruh gitu aja langsung kabur.

Dah lah bodo amat, toh bik Sri juga yang mau.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd