Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Desa Waringin. (Terjebak kawin kontrak)

Status
Please reply by conversation.
Hola hola. Karena udah ada yang baik hati beliin ane paket. Cus lah kita up lagi.

Kalo kurang hot bilang yak. Maklum buru2 hehe


===

Aku terbangun saat aroma wangi masakan menyusup ke hidungku. Mataku mengerjap pelan melihat pandangan yang sedikit asing di mataku.

Lalu setelahnya aku terduduk. Melihat kondisiku yang masih telanjang bulat dan Joni tergeletak di sebelahku membuat ingatanku kembali ke malam tadi.

Aku tersenyum kecil setelahnya.

Siapa sangka, wanita yang sudah membuatku terangsang begitu aku sampai bisa ku nikmati sesuka hatiku.

Sepertinya aku harus berterimakasih pada pak Roni karena hadiah yang luar biasa ini.

"Sudah bangun den?" Sapa pak Supri yang baru keluar dari dapur. Dia hanya mengenakan kolor bola yang sangat pendek tanpa selesai baju pun di atasnya. Di tangannya membawa secangkir kopi.

Aku tersenyum, mengingat kejadian semalam sungguh luar biasa. Apalagi pak Supri dan Joni yang luar biasa gila. Wajar aku benar-benar menikmatinya.

"Sudah pak. Jam berapa yah pak?" Tanyaku lagi sembari melihat jam di dinding.

"Jam 9 den." Jawab pak Supri. "Oh iya, tadi temen Aden nyariin!" Lanjut pak Supri.

"Siapa pak?"

"Pak Adi."

"Oh biarin aja pak... Paling juga ngajak lari pagi." Jawabku sembari beranjak. "Kamar mandi di mana pak?"

"Oh itu di belakang den, tanya aja sama bibik."

Aku mengangguk sembari berjalan ke dapur. ku lihat bibik tengah memasak hanya mengenakan apron saja, sedangkan di baliknya dia tidak mengenakan apapun. Pantat besarnya menjadi pusat perhatianku.

Ku berjalan mendekat. "Masak apa bik?" Tanyaku. Ku rapatkan tubuhku di belakang tubuhnya.

"Eh Aden... Masak dencis kalengan den. Maklum tukang sayur belum datang." Jawabnya sembari menoleh dan tersenyum, "Aden doyan dan?"

"Doyan..." Jawabku sembari mendekatkan bibirku ke telinganya. "Tapi lebih doyan bibik sih!" Bisikku pelan.

Bibik terkekeh pelan. Lalu dengan sengaja dia menggesekkan pantatnya tepat di penisku. Aku mengejang sebentar, dan kelakuannya membuat penisku langsung tegang.

"Haduh haduh. Padahal semalam udah muntah berkali-kali, masih sanggup aja?" Ucap bibik sembari terkekeh.

"Wajar bik, habis ada kue apem yang menggugah, jadi ya bangun dia..."

"Uluh-uluh, mau sarapan kue apem nih ceritanya?" Goda bibik.

Aku dengan sengaja mengulurkan tanganku ke bawah, mengelus memek bibik yang sedikit basah. "Udah basah aja bik?" Tanya ku heran.

"Hihi... Biasa den, bapak suka reseh kalo pagi."

Aku yang mendengar ucapan Bim Sri langsung tegang sempurna. "Ih. Kok nggak ajak-ajak bik? Aku kan juga mau." Kataku dengan raut cemberut.

"Eh Aden mau sarapan juga?" Tanyanya menggoda.

Aku mengangguk seperti anak kecil.

"Hihi ... Sini sini." Ujar bibik sembari menungging di depanku.

Aku yang melihat itu langsung tancap gas. Ku ludahi tanganku lalu ku oleskan pada penisku sebelum akhirnya ku arahkan ke lubang memeknya.

"Uhhhh.... pantas aja semalam bibik puas banget. Besar gini kontol Aden..." Goda bibik saat penisku berusaha masuk ke memeknya.

Aku sedikit berusaha saat kesulitan masuk. Lalu ku tarik pinggang bibik hingga cukup menungging. Lalu saat itu aku bisa merasakan lubang memeknya dan dengan satu dorongan.

Blesss!

Penisku masuk sepenuhnya kedalam memeknya.

"Oghhh...." Lenguh bibik dengan suara seksi.

Aku mulai memaju mundurkan pinggulku, membiarkan bibik menikmati sembari mengaduk masakannya.

Plok!
Plok!
Plok!

Suara paha kami yang saling beradu bercampur dengan suara masakan bibik, membuat nuansa pagi ini sungguh luar biasa.

Aku yang tadinya ingin buang air kecil malah belok dan mendapatkan sarapan kue apem yang nikmat.

Tanganku tak tinggal diam. Ku tarik turun apron bibik lalu ku remas payudaranya, ku pilin Putin besarnya itu.

Ohh ... Shhhh... Oghhhh.... Shhh iyahhhh iyahhh..."

Aku semakin gencar menggenjot bibik dari belakang, posisi ini terasa begitu nikmat. Memek bibik terasa begitu penuh dan sempit membuat sensasi tersendiri.

Pagi ini. Persetubuhan ku terasa nikmat. Memek bibik begitu sempit dan penuh.

Leher jenjang bibik menjadi sasaran ketiga, ku kecup leher jenjangnya membuat bibik semakin mendesah nikmat.

"Oalah.... Pagi-pagi udah olah raga aja buk?" Ujar seseorang dari luar dapur.

Aku yang panik langsung menghentikan genjotanku, ku tengok ke arah pintu dan ku lihat wanita seumuran bibik menyapa sembari duduk di depan pintu. Melihat perbuatan kami.

Aku yang malu langsung menarik penisku dan seketika berlari ke kamar mandi.

"Ehh kamu Jum. Tak pikir siapa. Gara-gara kamu tuh. Den adit jadi malu!" Tegur bik Sri yang mungkin kesal karena kedatangan wanita itu yang tiba-tiba.

"Ya mana aku tau toh Sri. Tak pikir kami lagi masak, taunya lagi olahraga."

"Makanya besok-besok jangan langsung, masuk. Liat dulu aku lagi sama siapa. Kalo lagi sama bapaknya Joni sih nggak masalah."

"Hihi. Iya nggak masalah, malah aku bisa ikutan juga!"

Aku hanya terheran-heran di kamar mandi mendengar ucapan dari dua wanita itu.

Apakah desa ini benar-benar sudah gila? Rasanya hubungan sex sudah menjadi hal yang biasa.

"Halah! Palingan kamu kesini karena mau ketemu sama bapaknya Joni kan?"

"Hus ngawur aja!"

"Halah ngaku aja!"

"Hehe iya sih.... Tapi sebenarnya aku ke sini karena penasaran, kok kayaknya rumah kamu semalam rame banget?"

"Ya gimana, orang lagi ada tamu ya rame." Jawab bik Sri acuh.

"Oh... Tamu mu pak Adit? Kok bisa?"

"Kawin kontrak aku sama den adit."

"Walah! Kok enak? Dapet bayaran berapa kamu?"

"Lanjutin kontrak sama pak Roni."

"Eh.... Kok cuma kamu yang dapet?"

"Ya mana aku tau. Tanya sendiri sama pak Roni."

"Uh curang. Masak cuma kamu aja. Padahal aku juga mau! Lagi butuh duit."

"Kenapa? Udah di tagih lagi?"

"Ya gitulah! Kamu tau sendiri Sri."

"Lah emang langganan kamu nggak ada yang bisa bantu?"

Aku yang sedari menguping di kamar mandi hanya terdiam sejenak, akal pikiranku mulai berkeliaran saat mendengar percakapan mereka. Sampai aku sadar aku ke kamar mandi tidak membawa baju satupun.

Aku yang sudah tersiksa tidak bisa buang air kecil karena komandan masih tegang memutuskan untuk keluar.

Aku tidak peduli lagi dengan rasa maluku dan bergegas keluar.

Penis besar ku masih mengacung tegak. Bik Sri yang menyadari kedatangan ku tersenyum.

"Udah den?"

Aku menggeleng. "Nggak bisa bi!" Kataku sembari memberi kode ke arah penis ku.

Bik Sri terkekeh pelan. "Uluh-uluh kasian. Gara-gara jumirah jadi kentang yah. Sini bibik selesaikan!" Lalu bibik menoleh ke arah wanita bernama Jumirah yang terpelongo melihat ukuran penisku. "Tuh Jum, gara-gara kamu suamiku jadi kentang!" Ujar bik Sri memanggilku sebagai suami.

Bik Sri segera mengambil posisi untuk jongkok. Tapi segera ku tahan. "Nggak mau pake mulut!"

"Ehh ... Terus mau pake apa den?"

Aku tak menjawab langsung ku tarik bibik ke atas dan menghadap ke arahku. Segera ku dekatkan tubuhku. Ku arahkan penisku dari depan dan segera ku masukkan ke lubang yang terasa begitu sempit saat dia berdiri.

Karena kesulitan bibik berinisiatif untuk mengangkat kakinya sedikit sehingga kepala penisku berhasil masuk, lalu setelahnya dia menurunkan kaki dan ku sodok dengan kuat memek bibik.

"Oghhhh....." Lenguh bibik.

Ku lirik Jumirah yang melihat kami dengan bibir sedikit terbuka.

Aku tersenyum kecil. Sepertinya aku harus memberikan tontonan yang indah agar dia melirikku. Ya siapa tau kan keberuntungan datang kepadaku lagi. Siapa tau aja dia tiba-tiba datang dan menawarkan dirinya. Pakai uang tak masalah. Walau ku lihat bodinya bukan seleraku dengan payudara sedang dan pantat yang biasa saja.

Tapi jika di beri kue apem cuma-cuma, apa salahnya.

Aku segera menggenjot bibik dengan kuat. Membuat desahan di mulutnya terus keluar. Dia meraung menikmati tiap sodokan yang penuh dan dalam.

"Oghhhh iyah..... Mmmmm.... Mentok den...." Lenguh bibik.

Aku tersenyum. Lalu genjotan ku semakin cepat saat penisku terasa tegang dan berdenyut.

Aku hampir sampai, ku sibak apron bibik dan ku benamkan wajahku di belahan payudaranya, ku mainkan putingnya dan ku remas kedua pantatnya dengan tanganku.

Ku genjot dengan kuat hingga tubuhnya terpelanting. Lalu ku rasakan spermaku akan muncrat, aku tak kuasa menahan rasa nikmat itu.

Ku sodok dengan kuat hingga tubuh bibik mundur kebelakang. "keluar bik!" Lenguhku panjang saat spermaku memenuhi memek bibik..
Aku terdiam sebentar, ku benamkan wajahku di payudaranya.

"Udah den..."

Aku mengangguk, bibik terkekeh kecil.

"Pagi-pagi udah semangat aja nih sih Aden. Udah Buat bibik keluar aja."

"Habis bibik menggoda banget, bikin aku laper dan pengen makan bibik."

"Tapi udah kan?"

Aku mengangguk.

"Mau sarapan dulu? Atau mandi?"

"Mandi dulu." Kataku sembari kembali ke kamar mandi. Aku merasa air kencingku tak bisa tertahan saat baru saja keluar. Wajar pagi hari selalu seperti itu.

Setelah sampai di kamar mandi aku segera berjongkok, dan kencing setelahnya.

Tak lama bibik masuk ke kamar mandi membawa handuk di tangannya.

"Mandi dulu nanti baru sarapan bareng-bareng."

"Makasih bik."

Aku menerima handuk itu dan segera mandi.

Lagi dari dalam kamar mandi aku mendengar bik Sri dan Jumirah berbincang.

"Gila! Itu botol Aqua apa kontol Sri! Besar banget?" Ujar Jumirah dengan nada tak percaya.

"Hihi. Gimana? Kaget kan kamu? Lawong tadi malam aja aku kaget."

"Yakin sih kamu pasti kelojotan."

"Nggak kelihatan lagi, banjir-banjir aku di buatnya."

"Wuih.... Boleh sih... Uhh... Andai aja aku bisa nyicip yah...."

"Minta aja, siapa tau di kasih, dari pada berharap sama Hartono."

"Huh! Jangan ngomongin itu laki. Kesel aku dibuatnya."

"Kenapa? Sentuh crot?" Ledek bik Sri sembari terkekeh.

"Udah Sri! Gara-gara kamu ngomong Hartono aku jadi males. Aku balek lah!"

"Eh! Nggak jadi ketemu bapaknya Joni?"

"Nggak usah! Nanti aja di lahan. Udah jengkel duluan aku."

Lalu ku dengar suara langkah kaki menjauh. Aku berpikir dalam diam. Sepertinya aku bisa menjelajah di desa ini. Dan ku pikir, Jumirah adalah sasaran keduaku setelah nik Sri.

Ah... siapa lihat saja nanti... Siapa tau aku lebih beruntung dari hari ini.

Yah. Aku menaruh harapan banyak di tempat ini. Dan ku pikir aku akan mewujudkan fantasi ku di desa ini.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd