Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Desa Waringin. (Terjebak kawin kontrak)

Status
Please reply by conversation.
Setelah mereka berdua berpamitan, aku segera pergi ke kamar tidurku, meletakkan map berisi surat tadi ke atas meja di sebelah tempat tidur.

Aku merebahkan tubuhku dalam posisi terlentang. Menatap langit-langit kamar sembari membayangkan betapa indahnya payudara bi Sri tadi.

Ah, berapa beruntungnya pak Supri bisa menikmati payudara itu setiap saat. Andai saja aku ada di posisi pak Supri. Betapa bahagianya hati ini mendapat wanita seperti beliau.

Membayangkan tubuh Bu Sri membuat kantuk datang menghampiri, tubuh lelah dan juga pinggang yang terasa sakit menghantarkan ku ke dalam dunia mimpi.

Aku tertidur. Namun beberapa saat kemudian samar-samar aku mendengar suara langkah kaki mendekat.

Aku mengerjap pelan, antara sadar dan tidak, aku melihat gagang pintu kamar ku di buka. Lalu muncul sosok wanita yang sedari tadi menganggu pikiranku.

Bik Sri berdiri di depan pintu, setengah telanjang, hanya lingerie yang menutup tubuh montoknya itu.

Dia tersenyum di depanku, membuatku tak bisa berkata-kata, apalagi dengan suguhan indah di hadapanku.

Benar seperti apa yang aku bayangkan tadi, payudara yang mengintip dari daster kebesaran tadi, kini terpampang jelas di hadapanku. Dua gundukan yang terlihat begitu besar hingga membuat lingerie yang dia kenakan terangkat sampai atas pusar.

Besarnya tak bisa ku jelaskan, yang pasti jika kalian pernah melihat artis JAV Hitomi Tanaka yang terkenal dengan payudara besar tapi kendur seperti pepaya. Payudara Bu Sri lebih besar dari Hitomi Tanaka, lebih bulat dan mengacung, sedikit kendur, tapi wajar karena posri yang begitu besar membuat bobotnya pun lebih berat.

Namun yang membuatku heran, payudara sebesar itu mampu di topang oleh tubuh pendek Bu Sri.

Ah sial! Pikiranku semakin menggila, membayangkannya saja sudah membuat komandan di bawah sana tegang. Memberontak ingin keluar.

Aku tak bisa berkata-kata, bahkan saat bik Sri datang menghampiri ku.

Aku yang kini terduduk di tepi ranjang, di hampiri oleh bik Sri. Wanita itu berdiri tepat di hadapanku. Payudara besar itu hanya berjarak 1cm saja dari wajahku. Jika aku bergerak sedikit saja aku pasti bisa menjilat seluruh payudara itu.

Namun akal sehatku masih bertahan. Setengah mati aku mencoba bertahan untuk tidak termakan oleh nafsu birahi ku.
Apa kata orang, jika aku melakukannya. Belum genap satu hari aku di sini. Tapi aku sudah melecehkan istri orang.

Namun sayangnya, pertahanan ku tak bertahan lama. Bi Sri bergerak maju, membuat wajahku terdorong oleh payudara besar itu.

Aku mencoba mengelak. Namun bik Sri menahan kepalaku. Membuatku tenggelam dalam belahan payudara besar yang tertutup lingerie itu.

Aku memberontak, mencoba mengambil nafas banyak-banyak. Namun usahaku gagal, bik Sri menahan kepalaku.

Dalam posisi terpojok seperti ini. Aku tak ingin tinggal diam, aku segera meraih payudara bik Sri. Meremasnya dengan kasar lalu menyibakkan lingerie yang dia kenakan hingga membuat payudara besar itu mengacung di hadapanku. Aku segera menyingkirkan payudara itu dengan tanganku, mengambil napas banyak-banyak sebelum membenamkan wajahku di sana lagi. Segera ku jilati payudara bik Sri dengan ganas. Kedua tanganku pun ikut memainkan putingnya sembari meremas kasar.

Harum! Yah wangi ini yang selalu ku suka, wangi keringat dari wanita montok seperti bik Sri.

Di sela permainan, tangan bik sri turun mencari komandanku yang terkurung di balik celana, dalam gerakan singkat, bik Sri berhasil mengeluarkan komandanku yang sudah mengacung tegak kokoh bak meriam yang siap untuk berperang.

Dia terdiam sejenak, jarinya bergerak menyentuh kepala komandan, di elusnya sebentar sebelum tangan kecil itu menggenggam komandan.

Tentu tangan kecil itu sedikit kekecilan saat menggenggam komandan yang berukuran diatas rata-rata. Aku yakin dia terkejut melihat komandan sebesar itu.

Aku terus memainkan payudaranya, sedangkan bik Sri mulai nakal dengan mengocok lembut komandan.

Aku mengerang nikmat. Konak yang sudah ku tahan hampir satu bulan akan berakhir malam ini.

Elusan lembut itu membuat sekujur tubuhku merinding, aku ingin memulai permainan ini. Ku dorong tubuh bik Sri agar menjauh, ku tatap wajahnya yang terlihat merah padam, lalu ku tuntun tubuh itu ke atas pangkuanku. Bik Sri segera mengangkang, lalu duduk di atas komandan, tangannya bergerak mengarahkan komandan ke bibir vaginanya, lalu saat dirasa mapan. Bik Sri perlahan bergerak turun.

Hangat sempit dan nikmat mulai ku rasakan. Hingga saat komandan masuk sepenuhnya ke dalam lubang vagina bik, Sri aku mendesah panjang.

Sungguh nikmat, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa, tak bisa ku gambarkan dengan kata-kata.

Perlahan bik Sri menggerakkan pinggulnya naik turun, membuat penisnya menghujam pelan ke vaginanya.

Pantat besarnya segera ku remas, ku ikuti irama gerakan bi Sri hingga aku tak bisa Manahan air maniku.

Jepitan bik Sri benar-benar luar biasa. Aku mengerang nikmat begitu juga bik Sri. Gerakannya mulai cepat, membuat rasa nikmat itu menjalan ke sekujur tubuhku.

Plok! Plok! Plok!

Pantas besar itu berbunyi nyaring saat menghantam pahaku.

Aku mengerang, lalu dengan tanganku aku mendorong dan menahan tubuh bik Sri, membenamkan penisku dalam-dalam ke vaginanya.

Aku hampir sampai.....


"Apa yang kalian lakukan!"

Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba saja pintu kamar di buka. Pak Supri berdiri dengan wajah marah di sana. Tangannya menggenggam parang, lalu belum sempat aku mengelak, pak Supri langsung menerjang ke arahku. Tangannya mengangkat tinggi-tinggi parang yang ia bawa.

"Matilah aku!" Gumam ku.


"Tidak!" Aku berteriak saat pak Supri mengayunkan parangnya. Detik itu juga aku bangun dari tidurku. Nafasku tersengal

Ku pikir aku akan mati!

Aku dengan panik melihat sekitar! Tidak ada siapapun di sana.

"Den! Aden kenapa!"

Aku mendengar suara gedoran pintu, suara bik Sri terlihat panik di sana.

Sialan! rupanya aku bermimpi!

Aku segera mengatur napasku. Lalu menjawab. "Nggak papa bik!" Jawabku lesu.

Jika kejadian itu nyata, mungkin saat ini aku sudah berada di alam lain.

Aku bernapas lega.

Lalu tak lama pintu terbuka sedikit, bik Sri mengintip dari celah pintu.

"Aden kenapa? Kok teriak-teriak!" Tanya bik Sri dari celah pintu.

"Nggak papa bi...." Aku segera turun dari ranjang. "Mimpi buruk." Lanjutku sembari berjalan ke arah pintu dan membuka pintu itu lebar-lebar.

"Tolong ambilkan air minum ya bi." Pintaku pada bibik lalu memilih duduk di kursi yang ada di kamarku. Aku duduk termenung membayangkan kejadian di dalam mimpi yang terlihat begitu nyata.

"Baik den." Segera bibik berlalu.

Soal! Sepertinya aku terlalu banyak memikirkan bibik.

"Permisi den, ini airnya." Tak lama bibik kembali dengan membawa air putih di dalam gelas besar.

"Makasih bi." Aku segera meraih gelas itu dan menenggak air minum hingga kandas. Setelahnya aku meletakkan gelas itu ke atas meja.

Pandanganku beralih ke arah bibik. Wanita yang menjadi objek di mimpiku tadi. Kulihat wanita itu hanya mengenakan celana pendek diatas lutut dan juga kaos lesuh yang terlihat tak muat di badannya. Tentu saja karena payudara yang besar itu membuat dia akan kesulitan mencari baju yang pas.

Aku menggeleng kecil. Sial! Tidak aku tidak boleh terlalu membayangkan bibik lagi jika aku tidak ingin mimpi buruk seperti semalam lagi.

"Jam berapa bik?" Tanyaku pada bibik.

"Jam 5 den."

Aku mengangguk. "Rebusin air hangat ya bik, mau mandi!" Pintaku sembari beranjak.

"Baik den." Jawab bibik. "Oh ya Aden mau sarapan pake apa? Biar bibik Masakan sekalian."

"Apa aja yang ada bi. Aku nggak pilih-pilih soal makanan."

"Baik den."

Setelahnya bibi undur diri meninggalkan ku yang hanya terdiam di kamar. Mimpi sialan itu membuatku sedikit takut.

Sial! Belum apa-apa aku sudah mendapat mimpi buruk itu. Apakah itu pertanda aku tidak boleh aneh-aneh di tempat ini?

Padahal aku sudah membayangkan bisa menikmati tubuh montok bik Sri.

===
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd