chapter 14
setelah terbangun mereka berdua segera mandi, dan keluar untuk mencari tempat makan.
"Dek sayang, pingin cari makan malam apa? mie? nasi? atau jajanan doang? atau semua?
" tanya Devan
"Emm, karena disini dingin cari yang anget2 ajah ya mas Dev, entah bakso miayam dan lainnya, minumnya juga mungkin ansle ronde atau apa gitu"
"Oke siap nyonyaa"
Sambil menepuk punggung Devan dari belakang, Nila tertawa kecil dengan ucapan Devan memanggilnya nyonya.
Cukup lama mereka berdua mencari, karena dari sekian banyak spot makan entah warung resto ataupun PKL, banyak dari tempat2 itu telah penuh dengan pengunjung
tanpa menyisakan tempat duduk dan meja untuk mereka berdua gunakan.
Disaat itu ternyata Nila sedari tadi diboncengan belakang sedang menge-chat seseorang. Devan yang tak pernah kepo tak memikirkan apapun hal yang aneh tentang itu.
"Jadi gimana dek sayang? daritadi keliling gak nemu tempat makan lho" tanya Devan.
"Tenang mas, ini aku dapet info, btw juga aku mau kasih sureprize ke mas, (ngasih tunjuk map) nih ayo kesini, aku arahin, makan disini ngobrol disini ya" jawab Nila
"Oh, oke deh kalo gitu, cuss kesana"
Setelah motoran 10 menit, akhirnya mereka sampai di suatu kafe di tengah hutan, suasananya dingin tapi keren, tampak tidak jauh dari situ terlihat spot camping.
Devan dan Nila segera masuk ke area kafe, memesan makanan dan minuman, tetapi yang tidak Devan sadari, Nila juga memesankan 1 porsi lagi.
"Loh, dek, kamu pesan 2 porsi? yakin bisa habisin?" tanya Devan konyol
"Ish mas, udah dibilang sureprize kok, gak faham ajah kamu itu" jawab Nila sambil tersenyum riang
Devan mengikuti langkah Nila mencari spot tempat duduk yang paling cocok untuk mojok, dengan view hutan dimalam hari dan langit malam diatas gunung penuh bintang.
Posisi cukup jauh dari sudut pandang pengunjung lain jika memang ada pengunjung yang ke kafe itu.
Setelah duduk beberapa menit menunggu pesanan datang, akhinya semua yang dipesan telah sampai di meja mereka berdua.
Tetapi Nila cukup sibuk chat dan kemudian menelpon seseorang, setelah telpon ditutup...
"Mas, tunggu dulu ya, jangan makan dulu, abis ini sureprize nya datang" ucap Nila dengan nada menggoda
"Hah, apaan dek? mas jadi kepo ini" balas Devan
"Yaudah dong, tinggal ditunggu dengan sabar mas"
Devan sangat tidak tahu apa yang di maksud sureprize, karena baginya tidak ada dari mereka berdua yang ultah ataupun anniv dari hubungan mereka.
Cukup lama menunggu beberapa menit kemudian, Nila melihat ke arah lain, melambaikan tangan.
Devan seketika melihat arah lambaian Nila, dan cukup terkejut melihat seorang lelaki menghampiri mereka berdua.
Lelaki itu menghampiri Devan dan Nila, menjabat tangan mereka berdua, dan segera duduk di sebelah Devan.
Lalu memperkenalkan diri sebagai teman sekschat Nila, Rendi namanya.
"Mas..., mas kan pernah bilang punya fantasy bayangin aku sama orang lain, dan katanya izinin kalo ada mas kan, nah.
aku kan pake te**gram yang mas pantau tuh, aku dapat kenal sama mas Rendi ini di grup SSI itu, nah sekarang mumpung ada kesempatan buat ketemu.
aku mau mas seleksi sendiri kalo mas Rendi ini mas ACC buat main sama kita. Kalo aku udah cek pas VC buat tau gimana fisiknya mas Rendi. aku oke oke ajah,
tinggal mas Devan yang cek apakah sesuai dengan kualifikasi mas." jelas Nila
Devan sedang memproses kejadian ini dengan otaknya, dia gak menyangka Nila ternyata se bar2 ini.
"Oh perkara itu, oke baiklah dek Nila sayang, untuk sekarang ayo kita makan dulu, sebelum makanannya dingin, ayo mas Rendi monggo dimakan. bahasnya nanti saja setelah makan" jawab Devan
"Iya mas, terimakasih sebelumnya udah disambut dengan baik, sebenarnya saya cukup grogi untuk datang kesini dan ketemu mas sama mbak" balas Rendi
"Udah udah santai ajah mas, sekarang makan dulu. lagian kita disini gak cari musuh tapi cari partner"
Mereka bertiga makan dan minum bersama, sambil mengobrol tentang hal2 kecil seperti pekerjaan, kesibukan, ataupun status hubungan.
Dari secuil percakapan itu Devan mengerti kenapa Nila ingin mencoba ber partner dengan Rendi.
Secara umur Rendi gak terpaut jauh dari Devan hanya lebih tua 2 tahun. keseharian pun sehat meskipun dia single.
Salah satu faktor utama untuk Rendi mencoba menjalin hubungan partner ini juga karena selama ini dia banyak di campakkan oleh cewe atau kekasihnya.
Hati dan nyalinya yang cukup ciut tidak bisa membuatnya dianggap sebagai sosok yang tegas, sehingga selama ini percintaanya hanya terasa hampa dan kandas begitu saja,
tanpa ada sentuhan kenikmatan fisik apalagi perasaan hangat dari kata cinta. Baginya selama ini wanita hanya mempermainkan dia, tetapi dia juga tidak mampu untuk mempermainkan wanita.
Semua berubah saat ia mencoba menyelam di app tgm, dan akhirnya saling chat dengan Nila.
Yang awalnya percakapan biasa, lama kelamaan Rendi juga mampu mengutarakan keinginannya (nafsu), ia pun mampu memicu rasa ketertarikan dari Nila, meski hanya melalui chat,
kemudian perlahan lahan menjadi obrolan panas, Rendi dan Nila telah sering saling mengirim pap maupun vcs. Devan sebenernya memantau semua aktifitas Nila di app itu,
hanya saja dia tak pernah terlalu detail menyimak obrolan2 yang Nila lakukan. Sesi obrolan kecil dan makan bareng udah selesai. Devan mengajak Rendi untuk ngobrol 4 mata di satu bangku diluar kafe menghadap hutan. Nila menunggu di tempat yang sama tanpa beranjak kemanapun, berharap apa yang jadi keinginannya terkabulkan.
.
.
.
.
.
Setelah berbicara berdua cukup lama, Devan dan Rendi kembali menghampiri Nila, Devan tersenyum tipis sambil mengerlingkan mata, Nila terlihat senyum cerah memerah pipinya.
Rendi segera berpamitan kepada mereka berdua, dan berbisik kepada Nila kalau sebentar lagi akan dapat chat darinya sehingga malam itu akan jadi aksi spesial untuk mereka bertiga.
"Lho mas Devan, ini seriusan jadi? tadi ngomong apa ajah ke mas Rendi? ini gimana ini, aku harus makeup lagi kah. emangnya mas Rendi kemana? ke penginapan kita kah" tanya Nila berapi2
"Udah tenang ae, katanya ini sureprize buat aku, kok malah kamu yang terkejut" balas Devan
"Ya aku gak nyangka bakal kejadian beneran, ku kira mas bakal gk ACC atau keberatan gimana gitu"
"Enggak dek sayang, udah ditunggu ajah apa kata mas Rendi tadi"
"Oke mas...."
20 menit berlalu, Nila akhirnya mendapat chat dari Rendi berupa tag map sebuah hotel, dan foto berupa room key dan nomornya.
Nila yang sangat antusias itu segera mengajak Devan pergi menyusul Rendi.
Tanpa sadar, meki Nila sudah basah, dia sudah sange gak kepalang.
Devan dan Nila sampai ke hotel yang dimaksud. Mereka memasuki lobi dan langsung menuju kamar hotel yang dituju secara bergantian, Devan menuju resepsionis dan mengambil satu lagi kunci kamar yang sudah di pesankan Rendi agar mereka mendapatkan 2 kamar yang bersandingan.
Nila mengetuk pintu dan segera masuk ke kamar nomer 209. disana Rendi sudah menunggu dan mempersilahkan masuk kepada Nila.
Bagaikan putri yang disambut pelayannya, Nila di gandeng oleh Rendi dan di dudukkan keatas kasur nyaman dan lembut itu.
Lalu sejenak Rendi pergi untuk mengambil sesuatu kedalam lemari, ternyata Rendi memberikan set lingerie kepada Nila.
"Boleh ku pake mas?" tanya Nila
"Boleh banget, kan emang ini buat kamu my dear" jawab Rendi
"Okeeee tunggu ya.... ku mau ganti di kamar mandi, ku mandi sekalian" ucap Nila dengan genit
Sementara Nila berganti pakaian dan mandi. Devan telah masuk dikamar 210. Memberi tau Rendi bahwa dia telah siap di kamar sebelah.
Rendi mengeset hp nya di posisi paling bagus sebagai spot kamera, membuat video call dengan Devan, sehingga Devan bisa memantau aksi mereka berdua.
Devan yang sudah siap memantau seberapa binal kekasihnya itu tidak sabar lagi melihat penampakan Nila bercengkrama dengan Rendi
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Menunggu eksekusi sureprize balik dari Devan
Kapan lagi nonton live view ngeue langsung tanpa stream dan buffering
chapter 14 end