EPISODE 3
Rasa curiga dan resah masih mengganggu fikiran egi, ditambah akhir akhir ini banyak sekali rumor yang negatif dan menjurus kepada mia.
Apakah ia akan percaya dengan semuanya? atau akan tetap fokus pada tujuannya untuk mendapatkan mia? Namun memang jika sudah jatuh cinta benar benar buta, bahkan tuli!
---------------------------------------
POV EGI
Komunikasiku bersama mia semakin intens, itu membuatku semakin menyukainya. Entah kenapa walau banyak kabar miring yang beredar mengenai mia, aku tetap menyukainya dengan tulus dan bukan atas dasar nafsu.
Apa aku harus menanyakan hal itu pada mia? tapi bagaimana jika memang bukan? dan malah aku takut jika mia tersinggung.
Jujur aku sangat bingung, masalahnya aku belum melihat bukti otentiknya. Tidak bisa menuduh dan menyalahkan orang lain sembarangan.
" aa jangan lupa makan siang "
ia mengirimiku pesan siang itu.
Haduhhh aku semakin bingung lagi, jika memang benar ia nakal bagaimana mungkin ia perhatian seperti ini padaku. Mungkin memang benar, akulah yang terlalu khawatir dan berlebihan.
" iya neng, lagi nunggu anak PKL sama magang dulu " jawabku
" oh iya ini neng lagi makan sama fitri "
Syukurlah, aku merasa lega mendengarnya. Aku jadi tidak khawatir lagi
" eh gimana sama si SPG haha " rizal bertanya
" ya lancar lancar aja "
" hmmm gw denger kabar aja sih ini "
Aku seketika menatapnya tajam karena aku yakin pasti itu sebuah informasi penting terkait mia
" kabar apa? " tanyaku tegas
" katanya kemaren dia maen sama si malik anak maintenance "
DUARRRRR
Apa benar yang rizal katakan? apa ia hanya bercanda? Dan apakah yang kudengar waktu itu memang benar membicarakan mia?
" ah masa sih "
" gw gak percaya sih, masa iya tu cewek mau aja. Mendingan sama elu lah " katanya
" nah itu makanya, gw gak percaya "
Aku tidak memperpanjang masalah itu, dan hingga saat ini pun aku masih intens mengirim pesan pada mia dan langsung dibalas.
Kembali aku fokus pada pekerjaanku, ditambah hari ini akan ada anak anak PKL dan magang disini, terutama di counterku. Aku membuang jauh semua fikiran negatifku.
" gi, nanti bentar lagi ada anak PKL sama magang ya " ujar rizal
" iya zal, lu juga kan "
" iya, harus di training dulu "
Hingga tak lama anak-anak itu datang, aku mulai berkenalan dan membahas mengenai pekerjaan disini.
Terdiri dari 2 orang pria dan 2 orang wanita, semua pekerjaan disini aku jelaskan dan demonstrasikan agar mereka cepat mengerti.
" nanti temen-temen pokonya kalo liat display kosong minta order barang aja ke bagian gudang " aku mulai mendemonstrasikan sedikit rutinitasku pada mereka
" iya a "
" kalo barangnya abis/kosong, display yang ada aja dulu, dibikin rapi aja ya "
" ohhh iya a "
Seperti guru saja aku hahaha, perasaan baru kemarin aku bekerja disini tapi sudah merasa senior. Tapi ya memang seperti ini faktanya.
Setelah semua terkontrol aku segera naik ke foodcourt dan memesan makan siang, aku hendak menyusul mia dan fitri ke tempat makan di atas.
" ehhh kemana, hayu makan disana " ajak septian
" ah gw mau diatas aja "
" ah lu udah dapet cewek aja jadi gitu " nadanya ketus
" hahaha " aku tertawa puas karena ia juga ternyata sudah mengetahui tentang kabar itu
" awas loh sama cewek itu, hati hati " ujar septian
" iyaaa "
Ia berlalu pergi karena responku yang menolak ajakannya, aku tidak enak sebenarnya tapi bagaimana? rasanya perhatianku sudah terpusat pada mia sekarang.
" aa " seorang wanita bersandar di punggungku, saat kulihat ternyata mia
" eh udah beres makannya? "
" udah hehe " ia tersenyum begitupun fitri
" baru aja mau disusul ke atas "
" hmm lama sih "
" hehehe yaudah gapapa "
Mereka kembali turun ke bawah dan akhirnya aku kembali makan siang seorang diri.
Padahal sebelumnya aku selalu berkumpul bersama circle ku jika sedang makan, tapi setelah mengenal mia aku lebih sering makan berdua tanpa ditemani teman lain.
Saat aku naik ke atas kembali kulihat anak anak maintenance berkumpul di meja sudut, ada malik disana yang aku curigai. Apa benar yang mereka bicarakan waktu itu adalah mia? Aku kembali makan dekat tempat mereka berkumpul dan ingin memastikan soal itu!
" gimana, percaya kan sekarang? haha "
" iya ya, dia sendiri yang ngomong "
" iyalah hahaha "
" bagi ilmunya lah "
" lu buat ke siapa emang "
" fitri lah siapa lagi haha "
Ah obrolannya tidak mencurigakan, jadi aku tidak perlu khawatir.
Segera saja aku menghabiskan makanku dan kembali turun ke bawah, aku yakin anak PKL dan magang masih butuh bimbinganku.
" a, kalo yang ini di display juga? " tanya seorang anak
" iya, tapi dibelakang ya "
" oh iya "
" pake sistem FIFO (first in first out) " kataku memberikan kertas yang berisi penjelasannya.
Aku menyibukkan diri membereskan barang dan display bersama anak PKL, aku menargetkan semuanya harus rapi.
" ini minuman disini displaynya "
" iya a "
" kalo minuman dingin ini didepan ya " kataku menunjuk pada display yang ada didekat counter kerja mia, ia terlihat tersenyum dari kejauhan. Ahhh kembali aku dimabuk asmara hahaha, memang perasaan ini sudah membuatku gila.
" eciyee kakak senior ya sekarang hehe "
ia mengirimiku pesan yang membuatku senyum senyum sendiri, ia begitu bisa membuatku seperti ini.
Namun tak lama turun anak anak maintenance dan berkumpul dekat counter kerja mia, seperti ada yang disampaikan.
Aku semakin tidak enak hati, setelah semuanya pergi aku berniat menghampirinya.
" a kalo display buah gimana? " tanya seorang anak pkl membuyarkan fikiran anehku
" oh gapapa itu ada karyawannya lagi, beda mereka dari eksternal "
" ohh gitu ya "
Aku tak henti menatap mia dari kejauhan, namun mereka terlihat sedang tertawa. Kurasa itu bukan hal yang harus di khawatirkan dan bahkan aku tidak menanggapi anak PKL dengan serius, karena fokusku masih pada mia.
" tuh gi, liat.. bener kan si malik " rizal memberi tahuku
" iya emang " mataku tak henti menatap mereka dari kejauhan
" coba lu tanya ke dia "
" iya nanti mau "
Aku mencoba bersikap biasa saja menghadapi situasi ini, menarik nafas dalam dalam dan melanjutkan pekerjaan agar bisa menyibukkan diri.
Seketika aku teringat perkataan septian yang selalu ia ucapkan secara berulang padaku.
" awas hati hati sama cewek itu "
Namun daripada penasaran aku harus menanyakannya secara langsung pada mia, tidak bisa ditunda lagi!. Saat semua situasi mulai kondusif aku segera menghampiri mia
" si malik ngapain barusan " kataku frontal
" mau beli roti katanya, pesen gitu "
" hmmmm "
" kenapa emang? " ia tersenyum
" enggak hehe "
" gausah cemburu " ia lembali tersenyum manis sambil memegang tanganku dan mengelusnya.
Ah ternyata tidak penting, benar benar tidak penting.
Kenapa aku seperti orang gila ya? diselimuti rasa khawatir yang berlebihan, padahal semuanya baik baik saja.
Apa rasa tertariku padanya terlalu besar? tapi kurasa feelingku terlalu berlebihan. Tidak ada yang perlu di khawatirkan.