BECEK
Gambar hanya mulustrasi
Tiga hari kemudian aku telah selesai untuk mengerjakan pekerjaan harianku di kantor. Setelah perpisahan singkat dengan bapak ibu pegawai, aku pun melaju pulang. Namun bukan kembali ke kosan, tetapi ke rumah kontrakan mbak Sarah dan Mbak Leli. Tentu saja tujuanku untuk memuaskan hasratku kepada wanita yang sedang mengandung. Apalagi kemarin sudah dapat rejeki nomplok dapat Mbak Leli yang sedang hamil tua, yang secara khusus memintaku untuk ngentotin dia agar lahirannya lancar. Sesampainya di rumah kontrakan mereka, aku mengetuk pintu.
"Ya sebentar..." Sahut suara seorang perempuan. Yang ternyata mbak Leli.
"Langsung masuk aja Bram"
"Ya mbak" jawabku
"Duduk dulu ya, anggep aja rumah sendiri" kata mbak Leli
Aku pun duduk di ruang tamu. Mbak Leli kebetulan memakai setelan yang mirip saat pertama kali aku menyetubuhinya. Bedanya, kali ini mbak Leli memakai kaos hitam yang sudah agak sesak karena perut buncitnya yang menonjol ke depan, dengan bawahan rok hitam kain, serta blazer hijau. Aku yang melihatnya juga sange sendiri. Tubuh hamilnya itu membuatku ingin segera menikmati tubuhnya.
"Makan ya, aku siapin" kata Mbak Leli
"Ngga usah mbak, repot-repot. Nanti aja" jawabku
"Ayo gapapa, anggap aja rumah sendiri"
"Nanti aja mbak, belum laper. Mbak Sarah ngga ada ya ? Kok sepi "
"Iya, kemarin bilang mau ke rumah mertua buat nganterin si kecil. Sendirian deh aku"
"Ayo dek" kata mbak Leli yang tiba-tiba berdiri menarik tanganku untuk mengikutinya. Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, aku menurut begitu saja. Dia membawaku ke kamarnya. Dia menyuruhku untuk duduk di spring bed miliknya. Tanpa basa-basi dia langsung membuka celanaku, melorotkannya. Lalu mengocok dan mengulum penisku.
"Ahhhh" lenguhku kenikmatan
Slurppp slurppp slurppp...
Begitulah suara hisapannya ke penisku. Udah cakep, lagi bunting, pakaiannya bikin sange lagi. Perfect. Ga ada obat pokoknya kalo nemu yang kaya begini.
"Gantian" pintaku pada Mbak Leli
"Iya" jawabnya
Dia kemudian naik ke kasur. Aku melihatnya melepaskan kaos, blazer, dan roknya. Yang tersisa hanyalah bra dan CD nya. Mbak Leli kemudian tidur menyamping. Dari situlah terlihat belahan teteknya, perutnya yang besar 9 bulan, dan lekuk tubuh yang bikin sange berat. Aku kemudian melepaskan pakaian yang tersisa dari tubuhnya. Namun aku ingin bermain dulu sebelum ngentot dengannya. Kuposisikan diriku tidur menyamping membelakanginya. Kucium tengkuk lehernya, dia hanya bersuara kecil keenakan.
"Ouhhh mmssstt"
"Ahhhh mmmmssst"
Aku mencium bibirnya dari belakang. Gayung bersambut ria, dia menyambut dengan mesra dan ganas.
"Ahhhh ahhhh ahhhh"
"Mmmmmssstt mmmmssst"
Begitulah suara kami bergumul, tidak banyak suara namun terasa nikmat karena kami sama-sama menikmati pergumulan ini.
"Ayo masukin Bram" pinta Mbak Leli
Aku menurutinya, kumasukkan kontolku ke memeknya. Ternyata sudah basah dan becek saat kami asyik foreplay tadi. Blesss, langsung masuk sekali tembak. Vagina wanita ini kayaknya semenjak aku masuki jadi gampang becek. Segera entot dia, tempo kumulai pelan. Aku ingin menikmati softcore terlebih dahulu.
"Ahhhh mssst ahhhh iyahh Brammm terusss ahhh" racau Mbak Leli keenakan dengan kontolku
"Dasar perek bunting, suka kontolku ya? Tanyaku
"Habis punyamu enak bgt Bram" jawabnya
Setelah itu aku sodok dengan tempo yang lebih cepat.
Plokkk plokkk plokkk
Seperti itulah suara persetubuhan kami. Enak banget asli. Kontolku dijepit, rasanya hangat di vaginanya.
Kami kemudian bergonta-ganti posisi. Misionary, WOT, dan sampai pada posisi favoritku, Doggy Style. Mbak Leli sangat menikmati sodokan kontolku saat itu. Mbak Leli bahkan telah orgasme sebanyak 4 kali. Dan saat doggy ini juga.
"Ahhhhh dekkkk" teriak kecil Mbak Leli
"Ohhh mbak memekmu enak banget"
Crotttt Crottt Crottt
Cairan kenikmatan kami akhirnya bertemu pada satu titik kenikmatan. Puas aku malam ini. Kami mengakhiri malam hari itu dengan bercinta hingga aku klimaks 3 kali.