Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bercinta Beda Kasta

Status
Please reply by conversation.
Episode 16

Ini adalah hari ketiga setelah pulang kembali ke rumah. Aku tidak keluar rumah sama sekali karena ingin menikmati fasilitas rumahku yg selama ini kutinggal berlibur ke villa dan gubuk Pak Tatang. Bahkan untuk handphone baru pengganti HP ku yg tertinggal di villa aku hanya perlu memesan melalui website, dan di hari yg sama aku mendapatkan HP baruku kembali. Terkadang memang perlu merasakan hidup tidak dikelilingi semua kemudahan ini, yg membuatku bisa bersyukur dengan hidupku saat ini.

Kembali makan-makanan enak buatan Mba Yuni di rumahku benar-benar kenikmatan yg selama ini tidak pernah kusyukuri. Aku melihat perubahan tubuh Mba Yuni menggemuk. Aku melihatnya seperti hamil. Tapi dengan siapa? Mba Yuni kan belum menikah. Semoga jika benar hamil bukan oleh Pak Pardi satpamku atau Mang Ujang supir dan tukang kebunku itu. Aku tidak mau menayakan urusan pribadinya jika ia yg tidak cerita lebih dulu kepadaku.


Mobilku yg kutinggalkan di daerah rumah Bang Jalu sudah diurus oleh Pak Jaya dan Bang Dadang kemarin. Tidak lupa aku menitipkan sejumlah uang untuk Pak Tatang dan Bang Jalu sebagai ucapan terima kasihku. Pak Jaya membawa mobil derek kesana untuk mengambil mobilku dibantu oleh Bang Dadang. Mereka nanti akan mengantarkan mobilku ke apartemenku jika sudah selesai diperbaiki. Sekalian sepertinya mereka ingin minta jatah lagi denganku.

Intan sebenarnya sudah mengajakku pergi dari kemarin. Tapi aku masih belum ingin keluar rumah kemarin, barulah sekarang di hari ketiga ini aku mulai bosan atau lebih tepatnya aku mulai horni kembali setelah 2 hari kemarin tidak ada penis tukang yg memompa vaginaku. Tapi justru ketika aku mengajak Intan pergi dia tidak membalas pesanku. Entahlah apa yg sedang ia kerjakan saat ini.

Disaat seperti ini lah aku berharap memiliki pacar sehingga aku tidak perlu kesulitan mencari penis yg bisa memberikan kepuasan untuku. Tapi hanya penis tukang lah yg bisa memuaskanku, apakah itu berarti harus memacari seseorang dari kasta yg lebih rendah dariku? Aku merasa hal tersebut akan sulit jika memikiran nama baik keluargaku.

Aku pun berpikir penis siapa yang bisa kuajak "main" saat ini. Terbesit Pak Wahyu sang juragan bakso, tapi aku tidak ingat alamat rumahnya. Intan yg masih belum ada kabar sampai sekarang sehingga aku tidak bisa menanyakan alamat Pak Wahyu. Lalu aku teringat Bang Yadi si tukang kopi keliling di taman dekat apartemenku. Sepertinya aku bisa menemukan dia disana.

Aku pun segera bersiap dan pergi menuju taman itu. Karena mobilku masih di bengkel dan aku malas membawa mobil orang tuaku. Aku pun minta Mang Ujang supirku untuk mengantarku ke apartemenku. Kemudian aku di drop di lobby apartemenku dan setelah mobil Mang Ujang pergi, aku berjalan keluar apartemen menuju taman yg tidak jauh dari situ.

Aku berkeliling taman berharap bisa bertemu Bang Yadi. Situasi taman cukup ramai sore ini. Ada pedagang makanan, ada kerumumanan ojek online, ada pasangan yang berpacaran, atau orang tua yg membawa anak kecilnya bermain di taman. Keberadaanku di taman ini cukup menarik perhatian. Banyak mata laki-laki memandangku curi-curi ketika pacar/istrinya tidak melihat.

Aku mulai pasrah, setelah berkeliling cukup lama dan masih belum menemukan Bang Yadi. Saat aku memutuskan pergi akhirnya melihat sosok Bang Yadi keluar dari toilet umum. Aku pun segera menghampirinya. Wajahnya tampak kaget menemukan aku di taman ini lagi.

Aku pun tanpa malu mengatakan keinginanku untuk mengulang kejadian waktu itu di apartemenku. Tapi aku kaget ternyata Bang Yadi menolakku. "Maaf Neng, Abang gabisa khianatin istri abang lagi. Waktu itu abang khilaf." Ucap Bang Yadi. Memang waktu itu ia sulit dibujuk olehku sampai akhirnya Intan datang "membantu".

"Please Bang, temenin Nadia hari ini" aku mencoba memohon dengan manja dan memegang lengannya. Aku yakin beberapa orang di taman yg melihatku dan Bang Yadi dari jauh pasti bingung dengan apa yg terjadi. Tapi Bang Yadi tetap menolakku dan tetap teguh menjaga kepercayaan Istrinya. Disatu sisi aku kecewa, disisi lain aku mengagumi sikapnya. Apakah jodohku nanti kelak bisa menjaga dirinya dari godaan seperti ini. Akhirnya aku pun meninggalkan Bang Yadi.

Ketika aku berjalan kembali ke apartemen, tiba-tiba seseorang memanggil namaku. Aku menoleh dan melihat seorang pemuda menggunakan jaket ojek online, wajahnya seperti pernah kulihat tapi aku tidak mengingatnya. "Non Nadia ya? Saya Jaka anak Pak Guntur yang tempo hari diantar ke kantor tempat saya kerja" pemuda itu mengenalkan dirinya yg akhirnya membuatku teringat dimana aku pernah melihatnya.

Akhirnya aku ngobrol dengan Jaka. Ia bercerita untuk menambah pemasukannya, selain jadi office boy di kantor itu, ia juga menjadi ojek online ketika tidak ada shift bekerja. "Sekarang Pak Guntur dimana?" Tanyaku. Jaka menjelaskan kalo sekarang ia juga sekarang menjual ayam goreng yang dijual melalui aplikasi online dan Pak Guntur yg menjadi juru masaknya.

Jaka menceritakan bahwa pegawai di kantornya sering memesan ayam goreng ke kantor melalui aplikasi online untuk makan siang. Lalu Jaka belajar melalui youtube resep-resep ayam goreng yg dipesan oleh pegawai kantor tersebut. Lalu ia beranikan menawarkan ayam gorengnya ke karyawan disana dan mereka menyukainya. Setelah itu ia dan Pak Guntur menyeriuskan usaha ayam gorengnya ini.

Aku salut dengan upaya yang dilakukan Jaka. Dari perkenalan singkat ini, menurutku Jaka adalah pekerja keras dan juga pintar memanfaatkan peluang dengan segala keterbatasan. Berbeda dengan anak orang kaya di lingkunganku yang hanya menghabiskan uang orang tuanya. "Yawda kirimin Jak, nanti saya bantu promosiin deh ayam nya" aku pun ingin membantu usaha Jaka. Jaka tampak bergembira mendengar penawaran dariku. Ia lalu setuju untuk mengirimkan ayamnya untukku. "Nanti kirim ke apartemenku aja ya" ucapku sambil menunjuk gedung apartemen yang tidak jauh dari taman. Ia mengangguk setuju kemudian kami bertukar nomer telepon agar ia mudah menghubungiku ketika mengantar ayamnya. "Oh ya salam untuk Pak Guntur juga ya" ucapku sebelum kami berpisah.

Ketika aku berjalan menuju apartemen, pikiran hornyku pun bertanya-tanya. Apakah penis Jaka bisa memberikan kepuasan seperti penis Pak Guntur yg sampai membuatku pingsan keeenakan? Aku pun mempercepat langkahku ke apartemenku tidak ingin vaginaku basah di pinggir trotoar seperti ini.

***

"Non, saya sudah sampai ke apartement" aku menerima pesan dari Jaka. Aku pun memberi tahu nomer kamarku dan menyuruhnya izin ke satpam di lobby apartemenku. Tidak lama kemudian pintu kamar apartemenku diketuk. Jaka sudah datang membawa bungkusan ayam gorengnya.

"Ayo Jak masuk dulu" Jaka seperti kaget mendengar ajakanku. Ia pikir hanya akan mengantar ayam gorengnya saja. Tapi ia pun menurut dan melangkah masuk ke dalam apartemenku. Aku membuka bungkusan ayamnya dan wangi semerbak mengisi apartemenku. Dari wanginya saja aku sudah tau ayam buatannya akan enak sekali.

"Jak, fotoin ya, buat promosiin ayam kamu" aku pun berpose dengan memegang bungkusan ayam gorengnya Jaka. Jaka lalu mengambil beberapa foto dengan HPnya. "Kirim fotonya ya nanti ke HPku" ucapku ke Jaka.



Setelah mengambil foto, Jaka awalnya ingin pamit pulang. Tapi aku menahannya. "Kamu kira aku bisa abisin ini semua makanannya, sini temenin aku makan Jak" pintaku dengan manja. Lagi-lagi Jaka tidak berani menolak permintaanku. Ia lalu makan bersamaku di meja makan. Aku tau selama makan tadi matanya selalu curi-curi pandang ke tubuhku. Dalam hatiku senang karena merasa berhasil memancing nafsu Jaka.

"Kamu punya pacar Jak?" Aku bertanya kepada Jaka. "Mana sempat non, saya kerjaan aja ada banyak, jadi OB, Ojol sama jualan ayam ini" cerita Jaka kepadaku. Padahal menurutku wajahnya tidak terlalu jelek. Apabila dibandingkan semua tukang yg pernah menyetubuhiku, wajah Jaka paling mending. Usianya pun 25 tahun, tidak setua yg lainnya.

"Kalo ga punya pacar, tiap ngaceng gitu gimana dong?" Ucapku sambil menunjuk selangkangannya. Memang daritadi sambil makan ayam, Jaka sering membenarkan posisi celananya. Aku yakin penisnya sudah tegang karena melihat pakaianku yg terbuka seperti ini. Jaka tampak kaget dengan pertanyaan vulgarku. Dia sepertinya tidak menyangka kalo aku mengetahui kalo dia terangsang melihatku.

"Anu.. maaf non.. saya ga maksud" Jaka tampak malu karena 'ketahuan' olehku. Jaka pun menjadi canggung segera beres-beres untuk pamit dari apartemenku. Sebelum ia keluar pintu aku memanggilnya. "Kamu yakin mau selesain dengan ngocok sendiri? Gamau disini aja sama aku?" Ucapku menggoda sambil menurunkan tali gaun tidurku dan mengeluarkan dadaku sebagian.



Disinilah Jaka sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi. Ia tidak jadi jalan ke arah pintu tapi justru menghampiriku yg duduk di sofa. Dia berdiri tepat di depanku. Aku lalu memegang gesper celananya, lalu membukanya perlahan. Hingga mencuatlah penis Jaka di hadapanku. Penis besar khas laki-laki kasta bawah kesukaanku.

Jaka tetap berdiri diam di depanku ketika penisnya mulai kukocok dengan tanganku. Lidahku kemudian ikut menjilati kepala penisnya. Kami saling melakukan eye contact ketika lidahku menari-nari di lubang kencingnya. Aku bisa melihat Jaka sangat menikmati serviceku.

Setelah beberapa waktu, barulah aku mulai memberikan full service dengan mulutku. Kucoba masukan batang penis jaka seluruhnya hingga menyentuh tenggorokanku. Hisapan, jilatan, dan kocokan tanganku membuat Jaka mendesah-desah keenakan. Setelah 15 menit lebih penis Jaka keluar masuk mulutku, tangan Jaka memegang kepalaku, menahan agar penisnya tidak lepas di rongga mulutku. 'Crooot..crooot..crooot' spermanya muncrat di dalam mulut dan langsung turun ke tenggorokannku. Aku menahan agar tidak terbatuk dan memuntahkan spermanya keluar hingga mataku sedikit berair.

"Waahh.. enak banget Non.. makasih" ucap Jaka setelah melepaskan penisnya dari mulutku. Biarpun baru saja orgasme penis Jaka tidak terlihat melemah sama sekali, tetap keras seperti sebelumnya. "Sini gantian kamu yg puasin aku Jak" perintahku. "Siap non!" Sikap Jaka sudah mulai tidak kaku lagi setelah menikmati service dariku.

Jaka pun mulai mencium bibirku, lalu pindah ke leher, lalu lidahnya turun memainkan kedua dadaku. Jari tangannya sudah bermain di bibir vaginaku dengan menggesek2an jari tengahnya. Aku menikmati tubuhku dicumbu oleh Jaka seorang office boy dan ojek online ini. Aku yakin jari Jaka sudah merasakan betapa beceknya vaginaku saat ini.

Jilatan di pentil dadaku kadang bergantian dengan gigitan-gigitan kecil yg membuatku merasa sedikit kesetrum. Jari-jari Jaka kini tidak hanya menggesek bibir vaginaku tapi mulai mengocoknya keluar masuk. "Aaaahh.. jaaak.. Nadia sampe.. aaahh" 'Crrrt..crrrt...crrrtt' aku merasakan orgasme pertamaku dengan permainan jari Jaka.

Kini Jaka tanpa canggung lagi melucuti gaun tidurku hingga aku bugil terlentang di atas sofa ini. Dengan vagina yg begitu becek karena cairan orgasme, Jaka kemudian mengarahkan penis besarnya untuk dimasukkan ke vaginaku. Centimeter demi centimeter penis Jaka masuk ke dalam vaginaku. Entah apakah penis Jaka sudah masuk seluruhnya, tapi aku bisa merasakan kepala penisnya mentok di rahimku.

Jaka kemudian mulai menggenjot penisnya di vaginaku. "Aahh.. ini memek rapet banget non.. ahhhhh" puji Jaka sambil terus mempercepat kocokannya. Dadaku ikut mengayun naik turun mengikuti hentakan tubuh Jaka. Jaka pun gemas dan meremas-remas dadaku yg bebas terayun. Aku mendesah-desah keenakan menikmati pompaan penis Jaka karena akhirnya setelah tiga hari vaginaku diisi kembali oleh penis tukang.

'Drrrtt..drrrtt' HP ku bergetar karena ada pesan masuk. Kulihat dari layar yg masih di lock, notifikasi pesan dari Intan. Akhirnya Intan membalas pesanku dari tadi pagi. Tapi aku tidak ingin segera membalas pesannya karena saat ini aku sedang menikmati penis Jaka. Bisa dibilang Pak Guntur benar-benaran menurunkan kemampuan sex nya ke anaknya. 10 menit dari pentrasinya akhirnya aku merasakan orgasme kembali. "Jaaaak.. aahhhhh.." cairan cintaku luber membasahi penis Jaka. Jaka kemudian melepaskan penis kerasnya agar memberiku waktu untuk mengambil nafas.

Jaka dengan baik hati mengambilkan aku segelas air putih. Selain sifat pekerja kerasnya kini aku juga terpukau dengan sikap gentlemennya. Aku sempat terbesit, apakah aku menaruh perasaan terhadap Jaka? Apakah yg kurasakan saat ini bukan hanya suka dengan penisnya saja tapi juga dengan Jaka? Tapi aku berpikir mungkin ini terjadi karena aku baru saja merasakan orgasme keduaku dengannya.

"Jak, pindah ke kamarku yuk" aku tarik lengan Jaka untuk mengikutiku ke kamar. Kini Jaka tidur terlentang dengan penis yg masih tegang. Aku kembali meberikan service dengan mulutku agar penisnya kembali basah. Setelah cukup basah aku naik ke atas tubuhnya. Penis keras Jaka tertelan seluruhnya di vaginaku. "Aaahhh.." Kami berdua mendesah menikmati moment ini.

Di posisi ini, akulah yg mengontrol pompaan penisnya. Aku mulai menaik turunkan tubuhku. Aku bisa merasakan penis besar Jaka benar-benar mentok di vaginaku. Tanganku memegang dada Jaka dan menggerakan pinggulku cepat menaikan tempo sodokan penisnya. Jaka ikut menggerakan pinggulnya hingga suara tepukan pahanya dan pantatku mengisi ruangan. 'Plaak..plaak..plaak' Saat sedang menikmati moment ini, tiba-tiba HPku berbunyi. Intan menelponku. Awalnya aku tidak memperdulikannya. Tapi Intan terus menelponku.

"Non Nadia angkat dulu aja" ucap Jaka mengizinkanku untuk mengehentikan persetubuhan ini. Tapi aku tidak mau berhenti menikmati penis Jaka. Jadi aku angkat telpon Intan masih dengan membenamkan penis Jaka di vaginaku.

"Dimana lo Nad? Gw udah di rumah lo nih" suara Intan terdengar dari telepon. Aku lalu mengatakan kalo aku sedang di apartemen. Aku tidak membaca kalo tadi ada pesan masuk di telponku dari Intan yang mengatakan kalo urusannya sudah selesai dan akan ke rumahku. Tapi karena aku tidak membalas, Intan langsung menuju rumahku saja, karena ia berpikir aku masih tetap di rumah seperti 2 hari lalu.

Aku memberikan kode ke Jaka agar tetap menggerakan pinggulnya untuk memompa penisnya. Aku pun menjaga nada suaraku ketika bicara dengan Intan. "Yawdah.. ke apartemenku aja sini.. ehhmm" aku ajak Intan menemaniku disini. Intan tidak langsung menjawab sepertinya sedang memikirkan sesuatu kemudian ia mengatakan kalo ia kangen "ngobrol" dengan Pak Pardi dan Pak Ujang. "Terakhir kan waktu lagi minggu ujian dan gw belajar di rumah lo terus itu Nad." Ucap Intan mencari alasan.

"Boleh kan Nad?" Tanya Intan yg sebenernya tidak benar-benar menunggu izinku. Sebelum aku menjawab Intan menyambung kalimatnya "Lagian gw gamau ganggu lo, kayanya juga lagi enak dikontolin tuh" perkataan Intan yg membuatku kaget kalo ia mengetahui perbuatanku.



"Kedengeran dari nafas lo yg berat Nad. Sama itu suara tepukan pantat lo sama pahanya juga kedengeran kali. Hahaha" Intan menebak dengan tepat situasiku saat ini dan membuatku sedikit malu. "Sama siapa sekarang?" Tanya Intan menyelidik. "Ahhh.. entar aja Tan.. aahh.. gw ceritanya.. ahhh" aku sudah tidak menutupi desahanku lagi di depan Intan. "Ah bikin gw sange aja lo, yawda gw cari dulu satpam sama supir lo ya, bye" Intan kemudian mematikan teleponnya. Kini aku dan Jaka melanjutkan persetubuhan ini tanpa gangguan.

Kami bersetubuh dengan posisi women on top hingga aku mengalami orgasme kembali. Lalu aku rebahkan diriku. Jaka pun merubah posisinya hingga kami tiduran menyamping. Penis Jaka yg masih tegang kemudian mulai memompa vaginaku kembali. Aku pasrah menikmati tiap sodokan penis Jaka di vaginaku. Tangan jaka tidak luput memainkan dadaku dengan meremas dan mencubit pentil dadaku.

15 menit pompaanya tidak melemah hingga akhirnya Jaka mencapai klimaksnya. "Non, Jaka keluarin dimana?" Tanyanya. "Keluarin di dalem jak.. aahhh" jawabku. 'Croott..crooot..croot' Semburan sperma yg hangat mengisi liang rahimku. Jaka membiarkan penisnya beberapa saat di dalam vaginaku dan kurasakan penisnya tidak melemah sama sekali. Aku benar-benar terpukau dengan staminanya yg membuatku ingin terus disetubuhi oleh Jaka.

"Jak, kamu beneran ga punya pacar? Aku yakin siapa pun yg jadi pacar kamu bakal happy sih sama permainan kontol kamu" tanyaku menyelidik sambil aku memeluk tubuhnya dengan tanganku mengocok lembut penis tegangnya. "Gak punya Non, lagian ga akan sempet, sama ga punya modal juga. Hehe" ucap Jaka yg terdengar lugu. Dalam hatiku terpikir kembali untuk memacari Jaka, tapi aku harus tetap menjaga gengsiku sebagai perempuan kaya tidak mungkin menawarkan diri menjadi pacar seorang OB dan supir ojek. Paling tidak asalkan bukan aku yg mengajak duluan.

Aku pun kemudian menciumi tubuh Jaka dari dada, turun ke perut, hingga ke penisnya. Aku mulai memberikan service oral sex ku untuk penis Jaka. Entah kenapa aku senang memberikan service oral untuk penis-penis yg super kuat seperti penis Jaka ini. Jilatan lidahku dan hisapan mulutku membuat wajah Jaka terlihat begitu menikmati. Jaka kemudian menahan kepalaku dan menekan penisnya dalam-dalam hingga menyentuh tenggorokanku. Jaka pun tidak segan-segan lagi menggerakan pinggulnya seakan menyetubuhi bibirku. Ia sudah tau bahwa aku rela melakukan apapun demi memberikan kepuasan penisnya.

Penisnya kini sudah berlumuran dengan air liurku. Jaka tampak sudah sangat bernafsu. Kemudian ia memerintahkanku untuk menungging. Kini aku disetubuhi dengan doggy style di ranjang apartemenku oleh seorang driver ojol. Jaka memompa vaginaku dengan tempo yg kencang yg membuatku tidak bisa menahan desahan. "Aaaahh.. Jak.. terus.. aHhh.." pintaku yg mulai merasa akan mencapai orgasme.

Tidak sampai 5 menit kemudian aku mencapai klimaksku lagi. Cairan vaginaku semakin mempermudah penis Jaka memompa vaginaku lebih cepat. Yang kurasakan saat ini adalah seperti persetubuhan dengan ayahnya, Pak Guntur, tapi karena Jaka jauh lebih muda membuat tenaganya lebih besar untuk terus memberikanku kepuasan tanpa henti.

Beberapa saat kemudian Jaka melepas penisnya dari vaginaku, lalu ia mengarahkan penisnya ke wajahku. "Croot..croot..croott" semburan sperma Jaka tumpah di wajahku. Spermanya tetap banyak walaupun ini orgasme ketiganya bersamaku.

Bahkan setelah tiga kali orgasme hari ini, penis Jaka masih bisa berdiri keras. Andaikan dia tidak memperdulikan keadaanku, pasti ia bisa menyetubuhi hingga aku pingsan seperti ayahnya, Pak Guntur waktu itu.

Setelah kami beristirahat sejenak, Jaka kemudian mengenakan kembali pakaiannya untuk pamit. Sebelum pergi aku memberikannya sejumlah uang. "Itu untuk bayar ayamnya Jak" ucapku ketika Jaka menolak pemberian uangku. "Tapi ini uangnya lebih non, banyak banget" kata Jaka. "Ya biar nanti kamu anterin lagi ayamnya kesini ya" ucapku manja. Jaka seperti mengerti kode dariku. Lalu ia tersenyum dan pamit dari apartemenku.

***

Hingga malam hari, Intan tidak kunjung datang. Aku mencoba menghubunginnya tapi tidak ada balasan. Jadi kupikir ia tidak jadi pergi ke apartemenku malam itu.

Pagi harinya akhirnya pintu apartemenku diketuk. Barulah kulihat Intan yang kemudian masuk ke dalam. "Sorry Nad, kemarin tadinya gw mau kesini, tapi supir sama satpam lo ga ngizinin gw pergi, katanya mumpung gada kamu di rumah Nad" Ucap Intan yg dari raut wajahnya aku tidak melihat ada penyesalan. "Ya.. emang gw nya juga sih yg gabisa nolak ditemenin dua kontol semaleman sama mereka" sambungnya sambil tertawa.

Intan bercerita kalo ia bercinta dengan Pak Pardi dan Mang Ujang semalaman di rumahku. Orang tuaku memang belum pulang dari liburan di eropa, jadi Intan bebas di rumahku dengan penis-penis yg siap memberikan kepuasan.

Intan bercerita awalnya ia bersetubuh di kamar pembantu di belakang. Setelah 2 jam bersama Pak Pardi dan Pak Ujang, Intan berencana bebersih lalu pergi ke apartemenku. Intan mandi di kamar mandi di dalam kamarku. Ketika ia selesai mandi ternyata Pak Pardi dan Pak Ujang sudah menunggu di kamarku. "Hehe. Sorry ya Nad, jadinya kita main lagi di kamar lo deh" Intan minta maaf tapi kutahu tidak sungguh-sungguh sehingga aku melemparnya dengan bantal sofaku. Kami pun tertawa berdua.

"Eh lo tau ga, Mba Yuni tuh lagi hamil tau" ucap Intan mulai bergosip. Intan bercerita kalo Intan hamil dengan satpam komplekku. Tapi dari Pak Pardi dan Pak Ujang juga bercerita kalo mereka pernah main juga dengan Mba Yuni sebelum ia berpacaran dengan satpam komplek, tapi akhirnya satpam komplek kelepasan dan bikin Mba Yuni hamil. Dugaanku kemarin berarti benar. Semoga Mba Yuni tidak sampai berhenti kerja di rumahku, karena Mba Yuni masakannya sangat enak dan orang tuaku suka dengan pekerjaan rumah yg dilakukan Mba Yuni.

Intan lalu melihat di meja makanku masih ada sisa ayam goreng yg belum dimakan karena Jaka kemarin membawa porsi yg besar. "Wah lo pesen ayam ini juga Nad? Lagi rame tau ini di socmed tapi gw belum pernah nyoba". Intan lalu mencicipi ayamnya dan tampak suka dengan rasanya. Akhirnya aku menceritakan ayam goreng ini dan juga tentang Jaka.

"Gile lo, jadi lo udah pernah nyobain Bapak sama anaknya?" Intan terkejut hingga hampir tersedak ayam yg sedang ia makan. "Wah, kayanya gw sebagai guru udah kesusul sama muridnya. Ternyata kalo udah digali aslinya lo jadi lebih binal dari gw nad" ucap Intan entah memuji atau meledekku.

Sambil mengunyah ayam gorengnya, Intan tiba-tiba punya ide. "Kayanya enak ya Nad punya usaha gini?" Intan mengajakku usaha kuliner. "Emang lo bisa masak Tan?" Tanyaku sambil meledeknya. "Ya ga usah bikin dari nol lah, orang tua kita kan pasti bantu modalnya, kita yg tawarin si Jaka itu untuk investasi di usahanya" biarpun kadang aku berpikir Intan ini hanya memanfaatkan kekayaan orang tuanya, aku tidak menyangka Intan punya ambisi berbisnis juga.

"Ga cuma ayamnya Jaka, kita juga bisa invest di usaha Baso nya Pak Wahyu" lanjut Intan menyampaikan idenya. Aku berpikir ide Intan sangat bagus. Lagipula aku dan Intan sama-sama homeschooling, jadi kita pasti punya banyak waktu untuk terlibat di bisnis ini.

Ketika aku sedang menerawang bagaimana rencana meminta modal usaha ke orang tuaku, Lalu tiba-tiba Intan rebahan di ranjangku. Membuka celana dan mengangkat kaosnya. 'Cekrek!' Dia mengambil selfie dengan menampilkan sebagian tubuh telanjangnya. "Woy, buat siapa tuh?" Tanyaku, karena aku yakin dia tidak akan tiba-tiba nude selfie seperti itu untuk dirinya.

"Hihi. Ini nad, Bang Jalu sama gw masih suka kontakan, dia katanya butuh bahan baru buat coli" ucap Intan dengan entengnya sambil mengirimkan foto tubuhnya untuk Bang Jalu supir truk sampah yg pernah membantuku.



Bersambung...

Sudah selayaknya Nadia dapat pacar baru. Jaka ada kandidat terkuat karena umur tidka beda jauh. Tiggal dikasih diajak make over ke salon dan dikasih kerjaan yang keren sehingga keprcayaan dirinya meningkat.

What a good work, suhu @Nitsugi . Semangat dan sehat selalu
 
Thanks for the update, bro...
Hmmm... Nadia jadi pengusaha?
That's a good teaser....
Pekerjanya bakal betah, nih, hahaha
Jadi Nadia ngga akan kekurangan stock untuk muasin dirinya...
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd