PujanggaMalamHari
Semprot Baru
- Daftar
- 31 Jul 2016
- Post
- 27
- Like diterima
- 1
Selamat malam para suhu dan juragan semprot tercinta
Melihat respond yang cukup positif dari para penghuni disini,,
ane memberanikan diri untuk melanjutkan cerita ane,,
Monggo juragan.....
===================================
Sunday, 31th of July, 2016
02.20 a.m. (Yoga PoV)
Chapter 4 : Bye Bye
===================================
Bukk, ranjang berbunyi pelan saat kulempar tubuh sang iblis cantik nan menggemaskan ini..
Akal sehatku kembali menghilang, perasaan kesal dan nafsu birahi mengontrol otakku.
Apanya yang submissive dan nurut,,
Dibilang jangan manggil Tuan, malah manggil yang mulia. Gila aja! Emangnya gue turunan Raja!
Apalagi ekspresi mukanya,, berani banget dia gigit-gigit bibir, sampe jilat bibir juga!
Hrrr,, kalo ngebayangin bahwa itu mulut baru aja kemasukan 'senjata' gue,, apalagi jadi tempat pembuangan sperma gue.....
Aduh Emilia,, kamu bisa bikin aku gila..
Segera kucopot lagi celana jeans dan boxer ku bersamaan, memperlihatkan penis ku yang sudah tegak.
"Buka lingerie kamu." Perintahku tegas.
Tanpa bicara, Lia mengangkat kakinya, membuka cd nya dalam satu gerakan mulus,, dan membuka kakinya lebar-lebar,
memperlihatkan vaginanya untuk pertama kalinya.
Astaganaga,,
Ternyata semua bulunya dicukur bersih!
Lia bergerak tanpa bersuara, menggerakkan kedua kakinya perlahan dan menggoda,
hingga kedua kakinya membuka dengan sempurna, memamerkan gundukan vaginanya yang mulus kepadaku, sang majikan dalam play ini.
Darahku kembali berdesir menyaksikan pemandangan ini,, Pikiranku masih tak dapat mempercayai kejadian luar biasa ini,,
Bagaimana mungkin a first class woman seperti Emilia bisa memberikan raganya padaku,,
Apakah sekarang adalah momen yang tepat untuk melepas keperjakaan ini? Hehehehe,,
Well, 24 tahun menjadi perjaka bukan berarti pengalamanku sex nihil.
Untuk urusan handjob, blowjob, hingga petting sih sudah sering kulakukan dengan Tara..
Tapi kalo untuk urusan penetrasi...
Duh, udah cukup ngelanturnya. Sekarang waktunya fokus dengan apa yang ada di depan mata!
Bermodalkan otak penuh nafsu dan pengalaman dari menonton bokep-bokep hardcore barat, dan JAV, kuberanikan diriku untuk menerkam si gadis cantik ini..
Testosteron,, jangan lagi kau berhianat dan menghilang tiba-tiba!
Segera kuberanjak ke tempat tidur,, dan kunaiki badannya.
Kuposisikan diriku untuk duduk di kedua bukit kembarnya, dan kubiarkan ujung kepala penisku berada tepat di bibirnya..
Sebelum Lia berusaha untuk mengelum senjataku, kujambak rambutnya ke bawah, memaksanya memandang ke atas, ke arahku.
"Is this what you want, bitch?" (Heh Lonte, ini ya yang lo mau?" Tanyaku padanya,
Tanpa menunggu jawabannya, kupegang pangkal penisku yang sudah siap tempur ini,
kugunakan penisku untuk memukul wajah cantiknya sejenak,, lalu kumasukkan penisku ke mulutnya,, dan kugerakkan secara maju-mundur..
"Mmmmhhh... mmmhhh.. mmmhh.." Hanya suara itu yang keluar dari mulut mungil yang tak memberikan penolakan saat dimasukkan benda asing,,
Astagaaa,, enak banget,,
Well, perasaan mendominasi ini sih yang sebenernya enak banget..
Mana mungkin Tara mau diginiin,, batinku..
Saat Lia mulai terbiasa dengan ritme kocokan penisku di mulutnya,, kunaikkan tempo gerakanku,
Kucoba juga untuk memasukkan penisku lebih dalam lagi,, Kali ini dapat kurasakan mulutnya berusaha menolak penisku untuk masuk lebih jauh lagi,,
"Oooohhhh,, Ooohhhhh,, !" Hanya suara reflex penolakan itu yang kudengar diruangan ini,,
Lia tetap pasrah dengan perlakuan ku padanya. Rupanya dia benar-benar serius saat dia bilang untuk memperlakukannya sebagai objek pemuas hasratku..
Tanpa mengeluarkan penisku dari mulutnya, kuputar badanku menjadi posisi 69, dengan aku berada di atas.
Wow,, pantas saja daritadi aku tidak merasakan gerakan tangannya sama sekali,,
ternyata Lia masih menggunakan kedua tangannya untuk menahan kakinya agar tetap berada dalam posisi mengangkang total.
Posisi ini memungkinkanku untuk melihat vaginanya dengan sangat jelas.
Sambil tetap menikmati permainan mulutnya di penisku, kumulai seranganku untuk merangsang bagian miss V nya.
Kuawali seranganku dengan membelai paha bagian dalamnya dengan perlahan,, dan secara pelahan kuturunkan sentuhanku hingga ke selangkangannya..
Kuhentikan jariku saat sentuhanku sampai di bagian bibir vaginanya,,
Jari telunjukku bergerak berputar-putar di vaginanya, namun kujaga agar jariku tidak sampai menyentuh klitorisnya,
dan juga tidak masuk ke dalam lubang kenikmatannya..
"Aahh,, please sir,, don't tease me.." (Aaahh,, tolong Tuan,, jangan Cuma ngegodain aja,,) katanya dengan suara setengah mendesah..
Mendengar suaranya yang mengiba dan meminta seperti itu,, hasratku kembali memuncak..
Keinginan aneh dalam diriku untuk mengeksploitasi tubuh wanita cantik ini kembali muncul..
"What do you want, bitch?" (Heh lonte, apa yang lo mau?) Tanyaku kasar,
"Ahhh,, please give this whore of yours an Orgasm,, master.." (Aaaahh,, please tuan,, kasih Lonte mu ini sebuah orgasme..) Jawabnya liar..
Jegeerrr,,
Mendengar Lia memposisikan dirinya sebagai "Lonte ku" ditengah permainan seperti ini benar-benar menaikkan gairahku..
"Excellent, Emilia.. You are my whore!" (Tepat, Emilia,, lo itu lonte gue!)
Kataku sambil menenggelamkan wajahku ke vaginanya,, lidahku segera berpetualang mencari klitorisnya,,
"Uhhhh,,, Shhhh,, Ahhhh" Desahnya disela-sela kuluman mulutnya pada penisku.
.
Mendengar suara desahan itu,, kupercepat sapuan lidahku di klitorisnya,, dan kadang kugigit kecil, lalu kujilat lagi daerah sensitifnya itu..
Kumasukkan 2 jariku ke dalam liang vaginanya,, Kuawali kocokanku dalam vaginanya secara perlahan,, kemudian kupercepat ritmenya sesuai dengan keinginanku.
"Aaaahhh,, Oohhh,, uuhhh,," Lia mendesah makin liar saat kupercepat tempo kocokanku,
hingga agaknya ia lupa untuk tetap mengulum penisku, dan asik sendiri dalam mencari kenikmatan yang kuberikan..
Dengan perasaan agak kesal karena Lia malah keasikan sendiri dan melupakan tugasnya untuk tetap memberikanku kenikmatan,,
kusudahi permainan lidahku di vaginanya, dan segera bangkit berdiri.
Kuposisikan Lia untuk duduk berlutut menghadap ke arahku,, kemudian,,
PLAAAAKKKK! Kutampar pipinya dengan keras.
"Itu hukuman untuk melupakan tugasmu!" Seruku kasar,,
Tangan kananku yang kugunakan untuk menampar Lia kurasakan bergetar hebat,, seolah tak yakin degan apa yang baru saja kulakukan..
Astaganagaaa,, gw baru aja mukul cewek! Cowok macam apa gw ini! Batinku..
Namun,,
Lia menunjukkan ekspresi yang begitu aneh.. ia tersenyum.
Berbeda dengan senyum-senyumnya sebelumnya,, Kali ini senyumnya terlihat tanpa paksaan,,
kali ini senyumnya tampak begitu tulus,, bahkan tampak seperti orang yang sedang berterima kasih..
PLAAAAAAAKKK! Kutampar lagi pipinya,, kali ini lebih keras..
"Dihukum malah senyum? Lo idiot ato tolol sih, Emilia? Lo itu lagi dihukum! Jangan malah keenakan! Anjing!" Makiku padanya,, masih lupa diri..
Emilia Permata kembali memberikan ekspresi bahagia,, lega,, puas,, atau apapun lah itu namanya.. Sorot matanya tampak berbinar-binar,,
PLAAAAAAKKKK! Kutampar pipinya untuk yang ketiga kalinya,,
Lagi, bukannya tersinggung,, hanya kebahagiaan yang terlihat pada ekspresi wajahnya,, matanya memandang wajahku,,
namun menjauhi tatapan mataku, seolah terlalu takut untuk beradu pandangan denganku,,
namun ingin memberitahuku bahwa ia menginginkan tamparan yang lain...
Menggelikan,,
Menjijikkan,,
Manusia tidak seharusnya merasa bahagia setelah mendapat perlakuan yang tidak memanusiakan manusia seperti ini..
Cuih! Kuludahi perempuan sinting didepanku ini..
Tapi..
Berani sumpah, sesaat kulihat Emilia tersenyum lebih lebar lagi saat ludahku mengenai wajahnya..
Setelah kurendahkan sedemikian rupa,, tak tampak sedikitpun kesedihan dalam dirinya..
Hanya kebahagiaan,,, kelegaan,, dan kepuasan yang tampak pada dirinya...
Perempuan ini sakit.. pikirku..
"I am yours, master.." (Aku sepenuhnya milikmu, Tuan) hanya ketegasan yang tampak dalam suaranya..
Gila..
Entah kenapa,, perkataan itu menghapus semua perasaan jijik dan bingung ku dalam sekejab mata.
Merubahnya menjadi suatu sayang yang mendalam padanya. Baru saja,, ia menyerahkan dirinya padaku,, seutuhnya,, sepenuhnya,, milikku seorang..
Pernyataan barusan membuatku ingin melupakan dunia ini untuk sementara,, membuang segala kebimbangan yang kurasakan malam ini,,
mengobati segala luka batin yang ia rasakan selama ini, dan hasrat untuk segera bersatu dengannya meluap begitu dashyat..
Kuseka ludahku yang mengenai wajahnya,, dan kukecup keningnya..
Dengan penuh kasih,, Kubaringkan Lia secara perlahan,, dan kuposisikan ia untuk berada dalam posisi Missionaris..
Kuarahkan batangku untuk masuk ke dalam liang vaginanya.. Siap untuk memulai permainan.
"I love you, Emilia Permata." Kataku, bertepatan dengan menyatunya tubuh kami berdua..
Bye bye perjaka 24 taun,, batinku tanpa penyesalan..
Perasaan gembira menyelimuti diriku,,
Entah mengapa hasrat aneh yang daritadi mengekangku seolah sirna dan tergantikan oleh perasaan puas,, lega lebih tepatnya..
Kebahagiaan ini terasa begitu nyata,, kebahagiaan untuk bisa berbagi tubuh pada orang yang begitu kusayangi,,
terlepas dari segala keabnormalan yang dia miliki..
Aku yakin aku bisa menerimanya seutuhnya,,
Tapi,,,
Bersamaan dengan berubahnya perlakuan kasarku, Lia pun ikutan berubah 180 derajat..
Menerima perlakuan ku yang tiba-tiba menjadi lembut, dan ucapan cintaku padanya membuat ekspresi Lia kini dipenuhi keresehan,,
atau malah horror yang jelas terlihat dalam raut wajahnya..
Masa bodo ah,, lanjut teross!
Hangat,,
hanya kehangatan yang kurasakan diseluruh tubuhku..
Kehangatan yang tercipta di hatiku karena kebahagiaan yang kudapatkan dari bersetubuh dengan bidadari pujaanku ini,,
dan juga kehangatan yang diterima 'senjataku' karena mendapat jepitan vagina Lia yang begitu kencang ini.. hehe...
Tanpa memperdulikan kebingunan yang dialami Lia,, aku cuek saja dan berusaha menggerakkan penisku untuk maju-mundur mencari kenikmatan..
"Astagaaa,, Jepitan vagina kamu mantep banget Lii,, suka banget deh! beda banget sama masuk mulut!" ceracauku gak jelas..
Lia diam saja,, kedua tangannya lunglai di atas ranjang,, tak ada tanda-tanda nLia akan bergerak,,
entah itu bergerak untuk menolak,, atau bergerak untuk ikut meramaikan persetubuhan ini..
Tanpa memperdulikan kebingungannya,, aku yang masih dilanda kebahagiaan ini hanya terus menggarap vaginanya dengan penuh semangat..
"Ooohhh,, kalo tau ML seenak ini,, ga bakalan deh aku nunggu 24 tahun bwt ML,, Thank you Emilia!" lanjutku berkicau bahagia..
Emilia Permata makin bingung dengan kata-kataku barusan..
Matanya melihat ke arahku (Untuk pertama kalinya sejak play ini dimulai) dan mulutnya menganga,, seolah terlalu bingung untuk bereaksi..
Aku menolak untuk ikutan bingung,, aku masih terlalu bahagia untuk dapat terpengaruh emosi lain,,
"Ahahahaha,, Kamu kenapa sih Li?" Kataku sambil tertawa, tanpa menghentikan aktivitas gerakanku..
Kurasakan sepertinya orgasme ku tidak lama lagi,, Kudekap tubuh Emilia,, dan kupercepat gerakanku dalam menggarap vaginanya..
Kurasakan Lia berusaha untuk membuka kakinya semaksimal mungkin,, dan kedua kakinya mengunci badanku,
seolah berusaha memberikanku lampu hijau untuk memenuhi rahimnya dengan jutaan Yoga junior..
"Terus Yoga,, jangan berenti,, keluarin aja di dalem,, that's the least I can do for you, my dear.." (Seengaknya, Cuma itu yang bisa aku akukan buatmu).
Lia berkata dalam nada suara sedih dan agak menyesal,,
Wow,, Lia akhirnya ngomong! Dan dia ngomong dalam nada suaranya yang biasa!
Tapi kenapa suaranya sedih gitu? Ah persetan,, aku terlalu senan ugntuk dapat terpengaruh kesedihannya..
"Uuuhhhh,,, Siap sayangggg,, aku udah mau keluar niihhh" Ceracauku,, sambil mempercepat irama tusukanku pada vaginanya..
Crroooottt,, croooottt,, croooootttt! Kurasakan spermaku keluar dan memenuhi Rahim Lia dengan sempurna,,
"I love you Emilia,, I really do.." (Aku mencintaimu Emilia,, Sungguh-sungguh mencintaimu,,) gumamku pelan,,
Sebelum menjatuhkan diriku dalam dekapannya..
Satu kata : Bahagia.
This is where I belong,, (Memang disinilah tempat terbaikku..)
Right beside You, Emilia Permata.. (Tepat disampingmu, Emilia Permata..)
To be continued..
Ayo gan dikomen
Akan ane update lagi setelah beberapa komen
Melihat respond yang cukup positif dari para penghuni disini,,
ane memberanikan diri untuk melanjutkan cerita ane,,
Monggo juragan.....
===================================
Sunday, 31th of July, 2016
02.20 a.m. (Yoga PoV)
Chapter 4 : Bye Bye
===================================
Bukk, ranjang berbunyi pelan saat kulempar tubuh sang iblis cantik nan menggemaskan ini..
Akal sehatku kembali menghilang, perasaan kesal dan nafsu birahi mengontrol otakku.
Apanya yang submissive dan nurut,,
Dibilang jangan manggil Tuan, malah manggil yang mulia. Gila aja! Emangnya gue turunan Raja!
Apalagi ekspresi mukanya,, berani banget dia gigit-gigit bibir, sampe jilat bibir juga!
Hrrr,, kalo ngebayangin bahwa itu mulut baru aja kemasukan 'senjata' gue,, apalagi jadi tempat pembuangan sperma gue.....
Aduh Emilia,, kamu bisa bikin aku gila..
Segera kucopot lagi celana jeans dan boxer ku bersamaan, memperlihatkan penis ku yang sudah tegak.
"Buka lingerie kamu." Perintahku tegas.
Tanpa bicara, Lia mengangkat kakinya, membuka cd nya dalam satu gerakan mulus,, dan membuka kakinya lebar-lebar,
memperlihatkan vaginanya untuk pertama kalinya.
Astaganaga,,
Ternyata semua bulunya dicukur bersih!
Lia bergerak tanpa bersuara, menggerakkan kedua kakinya perlahan dan menggoda,
hingga kedua kakinya membuka dengan sempurna, memamerkan gundukan vaginanya yang mulus kepadaku, sang majikan dalam play ini.
Darahku kembali berdesir menyaksikan pemandangan ini,, Pikiranku masih tak dapat mempercayai kejadian luar biasa ini,,
Bagaimana mungkin a first class woman seperti Emilia bisa memberikan raganya padaku,,
Apakah sekarang adalah momen yang tepat untuk melepas keperjakaan ini? Hehehehe,,
Well, 24 tahun menjadi perjaka bukan berarti pengalamanku sex nihil.
Untuk urusan handjob, blowjob, hingga petting sih sudah sering kulakukan dengan Tara..
Tapi kalo untuk urusan penetrasi...
Duh, udah cukup ngelanturnya. Sekarang waktunya fokus dengan apa yang ada di depan mata!
Bermodalkan otak penuh nafsu dan pengalaman dari menonton bokep-bokep hardcore barat, dan JAV, kuberanikan diriku untuk menerkam si gadis cantik ini..
Testosteron,, jangan lagi kau berhianat dan menghilang tiba-tiba!
Segera kuberanjak ke tempat tidur,, dan kunaiki badannya.
Kuposisikan diriku untuk duduk di kedua bukit kembarnya, dan kubiarkan ujung kepala penisku berada tepat di bibirnya..
Sebelum Lia berusaha untuk mengelum senjataku, kujambak rambutnya ke bawah, memaksanya memandang ke atas, ke arahku.
"Is this what you want, bitch?" (Heh Lonte, ini ya yang lo mau?" Tanyaku padanya,
Tanpa menunggu jawabannya, kupegang pangkal penisku yang sudah siap tempur ini,
kugunakan penisku untuk memukul wajah cantiknya sejenak,, lalu kumasukkan penisku ke mulutnya,, dan kugerakkan secara maju-mundur..
"Mmmmhhh... mmmhhh.. mmmhh.." Hanya suara itu yang keluar dari mulut mungil yang tak memberikan penolakan saat dimasukkan benda asing,,
Astagaaa,, enak banget,,
Well, perasaan mendominasi ini sih yang sebenernya enak banget..
Mana mungkin Tara mau diginiin,, batinku..
Saat Lia mulai terbiasa dengan ritme kocokan penisku di mulutnya,, kunaikkan tempo gerakanku,
Kucoba juga untuk memasukkan penisku lebih dalam lagi,, Kali ini dapat kurasakan mulutnya berusaha menolak penisku untuk masuk lebih jauh lagi,,
"Oooohhhh,, Ooohhhhh,, !" Hanya suara reflex penolakan itu yang kudengar diruangan ini,,
Lia tetap pasrah dengan perlakuan ku padanya. Rupanya dia benar-benar serius saat dia bilang untuk memperlakukannya sebagai objek pemuas hasratku..
Tanpa mengeluarkan penisku dari mulutnya, kuputar badanku menjadi posisi 69, dengan aku berada di atas.
Wow,, pantas saja daritadi aku tidak merasakan gerakan tangannya sama sekali,,
ternyata Lia masih menggunakan kedua tangannya untuk menahan kakinya agar tetap berada dalam posisi mengangkang total.
Posisi ini memungkinkanku untuk melihat vaginanya dengan sangat jelas.
Sambil tetap menikmati permainan mulutnya di penisku, kumulai seranganku untuk merangsang bagian miss V nya.
Kuawali seranganku dengan membelai paha bagian dalamnya dengan perlahan,, dan secara pelahan kuturunkan sentuhanku hingga ke selangkangannya..
Kuhentikan jariku saat sentuhanku sampai di bagian bibir vaginanya,,
Jari telunjukku bergerak berputar-putar di vaginanya, namun kujaga agar jariku tidak sampai menyentuh klitorisnya,
dan juga tidak masuk ke dalam lubang kenikmatannya..
"Aahh,, please sir,, don't tease me.." (Aaahh,, tolong Tuan,, jangan Cuma ngegodain aja,,) katanya dengan suara setengah mendesah..
Mendengar suaranya yang mengiba dan meminta seperti itu,, hasratku kembali memuncak..
Keinginan aneh dalam diriku untuk mengeksploitasi tubuh wanita cantik ini kembali muncul..
"What do you want, bitch?" (Heh lonte, apa yang lo mau?) Tanyaku kasar,
"Ahhh,, please give this whore of yours an Orgasm,, master.." (Aaaahh,, please tuan,, kasih Lonte mu ini sebuah orgasme..) Jawabnya liar..
Jegeerrr,,
Mendengar Lia memposisikan dirinya sebagai "Lonte ku" ditengah permainan seperti ini benar-benar menaikkan gairahku..
"Excellent, Emilia.. You are my whore!" (Tepat, Emilia,, lo itu lonte gue!)
Kataku sambil menenggelamkan wajahku ke vaginanya,, lidahku segera berpetualang mencari klitorisnya,,
"Uhhhh,,, Shhhh,, Ahhhh" Desahnya disela-sela kuluman mulutnya pada penisku.
.
Mendengar suara desahan itu,, kupercepat sapuan lidahku di klitorisnya,, dan kadang kugigit kecil, lalu kujilat lagi daerah sensitifnya itu..
Kumasukkan 2 jariku ke dalam liang vaginanya,, Kuawali kocokanku dalam vaginanya secara perlahan,, kemudian kupercepat ritmenya sesuai dengan keinginanku.
"Aaaahhh,, Oohhh,, uuhhh,," Lia mendesah makin liar saat kupercepat tempo kocokanku,
hingga agaknya ia lupa untuk tetap mengulum penisku, dan asik sendiri dalam mencari kenikmatan yang kuberikan..
Dengan perasaan agak kesal karena Lia malah keasikan sendiri dan melupakan tugasnya untuk tetap memberikanku kenikmatan,,
kusudahi permainan lidahku di vaginanya, dan segera bangkit berdiri.
Kuposisikan Lia untuk duduk berlutut menghadap ke arahku,, kemudian,,
PLAAAAKKKK! Kutampar pipinya dengan keras.
"Itu hukuman untuk melupakan tugasmu!" Seruku kasar,,
Tangan kananku yang kugunakan untuk menampar Lia kurasakan bergetar hebat,, seolah tak yakin degan apa yang baru saja kulakukan..
Astaganagaaa,, gw baru aja mukul cewek! Cowok macam apa gw ini! Batinku..
Namun,,
Lia menunjukkan ekspresi yang begitu aneh.. ia tersenyum.
Berbeda dengan senyum-senyumnya sebelumnya,, Kali ini senyumnya terlihat tanpa paksaan,,
kali ini senyumnya tampak begitu tulus,, bahkan tampak seperti orang yang sedang berterima kasih..
PLAAAAAAAKKK! Kutampar lagi pipinya,, kali ini lebih keras..
"Dihukum malah senyum? Lo idiot ato tolol sih, Emilia? Lo itu lagi dihukum! Jangan malah keenakan! Anjing!" Makiku padanya,, masih lupa diri..
Emilia Permata kembali memberikan ekspresi bahagia,, lega,, puas,, atau apapun lah itu namanya.. Sorot matanya tampak berbinar-binar,,
PLAAAAAAKKKK! Kutampar pipinya untuk yang ketiga kalinya,,
Lagi, bukannya tersinggung,, hanya kebahagiaan yang terlihat pada ekspresi wajahnya,, matanya memandang wajahku,,
namun menjauhi tatapan mataku, seolah terlalu takut untuk beradu pandangan denganku,,
namun ingin memberitahuku bahwa ia menginginkan tamparan yang lain...
Menggelikan,,
Menjijikkan,,
Manusia tidak seharusnya merasa bahagia setelah mendapat perlakuan yang tidak memanusiakan manusia seperti ini..
Cuih! Kuludahi perempuan sinting didepanku ini..
Tapi..
Berani sumpah, sesaat kulihat Emilia tersenyum lebih lebar lagi saat ludahku mengenai wajahnya..
Setelah kurendahkan sedemikian rupa,, tak tampak sedikitpun kesedihan dalam dirinya..
Hanya kebahagiaan,,, kelegaan,, dan kepuasan yang tampak pada dirinya...
Perempuan ini sakit.. pikirku..
"I am yours, master.." (Aku sepenuhnya milikmu, Tuan) hanya ketegasan yang tampak dalam suaranya..
Gila..
Entah kenapa,, perkataan itu menghapus semua perasaan jijik dan bingung ku dalam sekejab mata.
Merubahnya menjadi suatu sayang yang mendalam padanya. Baru saja,, ia menyerahkan dirinya padaku,, seutuhnya,, sepenuhnya,, milikku seorang..
Pernyataan barusan membuatku ingin melupakan dunia ini untuk sementara,, membuang segala kebimbangan yang kurasakan malam ini,,
mengobati segala luka batin yang ia rasakan selama ini, dan hasrat untuk segera bersatu dengannya meluap begitu dashyat..
Kuseka ludahku yang mengenai wajahnya,, dan kukecup keningnya..
Dengan penuh kasih,, Kubaringkan Lia secara perlahan,, dan kuposisikan ia untuk berada dalam posisi Missionaris..
Kuarahkan batangku untuk masuk ke dalam liang vaginanya.. Siap untuk memulai permainan.
"I love you, Emilia Permata." Kataku, bertepatan dengan menyatunya tubuh kami berdua..
Bye bye perjaka 24 taun,, batinku tanpa penyesalan..
Perasaan gembira menyelimuti diriku,,
Entah mengapa hasrat aneh yang daritadi mengekangku seolah sirna dan tergantikan oleh perasaan puas,, lega lebih tepatnya..
Kebahagiaan ini terasa begitu nyata,, kebahagiaan untuk bisa berbagi tubuh pada orang yang begitu kusayangi,,
terlepas dari segala keabnormalan yang dia miliki..
Aku yakin aku bisa menerimanya seutuhnya,,
Tapi,,,
Bersamaan dengan berubahnya perlakuan kasarku, Lia pun ikutan berubah 180 derajat..
Menerima perlakuan ku yang tiba-tiba menjadi lembut, dan ucapan cintaku padanya membuat ekspresi Lia kini dipenuhi keresehan,,
atau malah horror yang jelas terlihat dalam raut wajahnya..
Masa bodo ah,, lanjut teross!
Hangat,,
hanya kehangatan yang kurasakan diseluruh tubuhku..
Kehangatan yang tercipta di hatiku karena kebahagiaan yang kudapatkan dari bersetubuh dengan bidadari pujaanku ini,,
dan juga kehangatan yang diterima 'senjataku' karena mendapat jepitan vagina Lia yang begitu kencang ini.. hehe...
Tanpa memperdulikan kebingunan yang dialami Lia,, aku cuek saja dan berusaha menggerakkan penisku untuk maju-mundur mencari kenikmatan..
"Astagaaa,, Jepitan vagina kamu mantep banget Lii,, suka banget deh! beda banget sama masuk mulut!" ceracauku gak jelas..
Lia diam saja,, kedua tangannya lunglai di atas ranjang,, tak ada tanda-tanda nLia akan bergerak,,
entah itu bergerak untuk menolak,, atau bergerak untuk ikut meramaikan persetubuhan ini..
Tanpa memperdulikan kebingungannya,, aku yang masih dilanda kebahagiaan ini hanya terus menggarap vaginanya dengan penuh semangat..
"Ooohhh,, kalo tau ML seenak ini,, ga bakalan deh aku nunggu 24 tahun bwt ML,, Thank you Emilia!" lanjutku berkicau bahagia..
Emilia Permata makin bingung dengan kata-kataku barusan..
Matanya melihat ke arahku (Untuk pertama kalinya sejak play ini dimulai) dan mulutnya menganga,, seolah terlalu bingung untuk bereaksi..
Aku menolak untuk ikutan bingung,, aku masih terlalu bahagia untuk dapat terpengaruh emosi lain,,
"Ahahahaha,, Kamu kenapa sih Li?" Kataku sambil tertawa, tanpa menghentikan aktivitas gerakanku..
Kurasakan sepertinya orgasme ku tidak lama lagi,, Kudekap tubuh Emilia,, dan kupercepat gerakanku dalam menggarap vaginanya..
Kurasakan Lia berusaha untuk membuka kakinya semaksimal mungkin,, dan kedua kakinya mengunci badanku,
seolah berusaha memberikanku lampu hijau untuk memenuhi rahimnya dengan jutaan Yoga junior..
"Terus Yoga,, jangan berenti,, keluarin aja di dalem,, that's the least I can do for you, my dear.." (Seengaknya, Cuma itu yang bisa aku akukan buatmu).
Lia berkata dalam nada suara sedih dan agak menyesal,,
Wow,, Lia akhirnya ngomong! Dan dia ngomong dalam nada suaranya yang biasa!
Tapi kenapa suaranya sedih gitu? Ah persetan,, aku terlalu senan ugntuk dapat terpengaruh kesedihannya..
"Uuuhhhh,,, Siap sayangggg,, aku udah mau keluar niihhh" Ceracauku,, sambil mempercepat irama tusukanku pada vaginanya..
Crroooottt,, croooottt,, croooootttt! Kurasakan spermaku keluar dan memenuhi Rahim Lia dengan sempurna,,
"I love you Emilia,, I really do.." (Aku mencintaimu Emilia,, Sungguh-sungguh mencintaimu,,) gumamku pelan,,
Sebelum menjatuhkan diriku dalam dekapannya..
Satu kata : Bahagia.
This is where I belong,, (Memang disinilah tempat terbaikku..)
Right beside You, Emilia Permata.. (Tepat disampingmu, Emilia Permata..)
To be continued..
Ayo gan dikomen
Akan ane update lagi setelah beberapa komen