Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY BBCHALLENGE

So.... Who's the winner?

  • Layla

    Votes: 30 28,3%
  • Lisa

    Votes: 43 40,6%
  • Vivi

    Votes: 33 31,1%

  • Total voters
    106
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Vivi sedang jengkel, jengkel dan takut. Ia baru saja diputuskan oleh pacarnya, itu membuatnya jengkel. Tp yg membuat ia takut adalah, ia punya hutang dan ia tak punya banyak waktu untuk membayar hutangnya. Memang ia sendiri juga salah karena ia meminjam uang pada rentenir untuk membayar cicilan dan uang muka rumahnya, tp pacarnya berjanji ia akan melunasi hutangnya itu. Tp ia malah diputus gara2 alasan itu. Apa lg kerjaan sedang agak sepi akhir2 ini.

https://www.uploadhouse.com/viewfile.php?id=27925558&showlnk=0][/url]

Vivi berdiri didepan cermin, tubuhnya langsing, kulitnya mulus dan kuning langsat atau bahkan bs dibilang putih, wajahnya cantik tp aset terpenting yg membuatnya banyak mendapat tawaran kerjaan adalah dua payudara besar di dadanya. Berkat anugrah itu, ia mendapat banyak banyak tawaran kerja dr modelling sampai jadi SPG. Tapi memang ia harus akui, tak selalu pekerjaan datang dan saat uang tak lagi banyak di dompet, ia harus mengambil pekerjaan lain seperti pekerjaan di bar menghibur laki2 hidung belang.
Tapi sekarang, tak ada tawaran modelling ataupun tawaran SPG. Ia benar2 butuh uang dan mendapatkan uang itu secepat mungkin, bekerja di bar tak akan membuatnya mendapatkan uang 100juta secepat mungkin. Dia benar2 jengkel, niatnya membuat ibunya senang malah bs jd membuatnya jatuh lebih jauh lg di dunia gelap.

Vivi membuka2 website, mencari2 cara mendapatkan uang cepat. Ia yakin tak ada cara ajaib seperti itu, tp setidaknya ia melakukan sesuatu drpd bolak balik berjalan didalam rumahnya sendiri.

Ia melihat ada pilihan seperti layanan pendukung keuangan seperti patreon, atau only fans dimana ia bs memberikan foto2 dan video syur, tp itu jg tetap makan waktu. Ia tahu mana webiste penipu dan mana yg bukan, apa lg rata2 website macam itu meminta kiriman uang terlebih dahulu. Sampai akhirnya ia tiba di website yg cukup menarik, diantara website lain yg bs di load dg cepat, web ini agak lambat, tp begitu halaman website terbuka, Vivi melihat hanya ada kata2 yg menawarkan uang bagi perempuan yg tertarik. Ia mencoba membuka website itu dg menekan tombol Enter di bawah kata2 itu, halaman website dialihkan ke halaman berikutnya. Halaman web itu terlihat agak simpel, hanya ada background gelap dg kata2 yg berisi:

'Beauty and the Beast Challenge'
'Anda perempuan berumur 18 - 28 tahun? Anda ingin mendapat uang dalam jumlah besar? Ayo ikuti tantangan dr kami. Tekan tombol berikutnya jika anda ingin mengikuti tantangan kami'

Vivi iseng2 saja masuk ke halaman berikutnya, ia penasaran uang apa yg website ini tawarkan.
Di halam berikutnya, ia melihat ada teks lain di halaman itu beserta dg form yg bs ia isi dg tombol submit di bawah dan juga tombol cancel.
Vivi mulai membaca isi halaman itu.

Jadi anda tertarik? Silahkan baca penjelasan dibawah
Beauty and the Beast Challenge adalah tantangan dan kompetisi bagi para perempuan cantik, atau para Beauty, untuk menjalin hubungan dg laki2 tua dan jelek, atau the Beast

Vivi jelas kaget membaca itu, bisa2nya ada tantangan macam itu. Tp ia lanjut membaca.

Jika anda mengikuti tantangan kami, maka ada uang hadiah yg bs anda dapatkan.
Syarat dan detil tantangan:
- Penantang haruslah seorang Beauty, cantik, muda dan diutamakan berkulit cerah. Penantang bs mengirimkan foto untuk membuktikan dirinya layak mengikuti tantangan ini. *
- Pasangan haruslah seorang Beast, umur minimal 45tahun, kulit diutamakan gelap, diutamakan bekerja di lapangan(Contoh, tukang bangunan, tukang sayur, kuli dll. Makin ekstrim makin diutamakan)
- Disarankan Beast tidak tahu soal tantangan ini, jika Beast harus tahu, diharapkan penantang dan Beast membuat video yg berisikan cerita hubungan sex dan tak hanya langsung melakukan hubungan sex
- Penantang harus bs memberikan bukti telah berhubungan dg seorang Beast, diutamakan dg video atau foto yg diharapkan disertai laporan/cerita yg menjelaskan foto tersebut.
- Makin hot bukti yg diberikan, maka kemungkinan memenangkan tantangan akan makin besar.
- Kalah dari tantangan, tetap akan mendapatkan hadiah lain dan kesempatan untuk mendapat hadiah ekstra.
- Tantangan bonus disediakan dan bs didapatkan jika penantang bs memenuhi syarat bonus tersebut.
- Hubungan seks dg Beast disarankan tidak memakai kondom, meski pil pencegah kehamilan tidak dilarang bagi penantang.
- Alat2 pendukung dan fasilitas lain bs diminta oleh penantang dan kami bs menyediakan secepat mungkin, selama fasilitas tersebut tidak disalahgunakan.
Hadiah utama: 100juta rupiah.
Hadiah hiburan: 50juta rupiah.
Hadiah bonus:
1 Hamil dari hasil percintaan dg Beast : 100juta
2 Mau melahirkan anak Beast** : 150juta
3 Mau menikah dan dipoligami dg penantang lain***: 200juta
* Foto yg dikirim tak harus menunjukkan tubuh telanjang, tapi diharapkan foto seluruh tubuh mengenakan pakaian apapun
** Bonus bs didapatkan kalau test DNA mendukung
*** Surat perjanjian akan dibuat dan harus disetujui oleh semua pihak


Vivi terbelalak, ia tak paham dan tak percaya dg apa yg ia lihat. Website ini seperti website guyonan. Terlalu mencurigakan, dan sulit dipercaya. Tp disisi lain, ia bs mendapat uang gampang hanya dg mengirimkan video atau foto? Terlalu bagus untuk dipercaya. Tp disisi lain ia juga putus asa, ia hanya punya waktu kurang dr 1 bulan supaya ia bs mendapatkan uang 100juta.
Akal sehatnya seolah hilang sudah, toh bukan sekali ini ada yg punya video syur nya. Kenapa tidak.

Vivi mengisi data dirinya dan mengirimkan fotonya yg ia punya cukup banyak dr saat ia berfoto model. Ia tak terlalu memikirkan soal ini, ia tak berharap ia bs mendapatkan uang itu ataupun kalau website itu bukan web penipuan. Tp saat orang terdesak, cara apapun bs dilakukan. Vivi meninggalkan laptopnya, menuju dapur untuk makan. Setelah makan, ia sudah melupakan soal website tadi.

Hari berikutnya, ia membuka laptopnya, berharap ada email berisi tawaran kerja, tp yg ada adalah email balasan dr website BBChallenge.
'Terimakasih banyak atas partisipasi anda nona Vivi, dan dg senang hati saya menginformasikan bahwa anda lolos proses penyaringan. Sebagai hadiah untuk anda, kami sudah mengirimkan uang sebesar 10juta sebagai itikad baik dr kami, semoga anda bs membalas itikad tersebut dg melanjutkan proses berikutnya, yaitu menyelesaikan tantangan Beauty and the Beast!
Jika anda membutuhkan sesuatu seperti kamera, perlengkapan keamanan atau bahkan personil keamanan, jangan takut untuk mengirimkan permintaan kepada kami'
Vivi terbelalak, ia yakin ia bisa lolos kalau soal penyaringan berdasarkan penampilan, tp ia paling kaget dg uang 10juta yg dikirimkan kepadanya. Ia langsung mengambil HP nya dan membuka aplikasi perbankannya. Dan benar saja, sudah ada uang 10juta yg masuk ke rekeningnya.
Ia kemudian menatap layar laptopnya lg dan membaca ulang isi email tersebut. Ia makin yakin bahwa tantangan ini memang nyata dan kalau begitu, ia bs saja mendapatkan uang seratus juta, atau bahkan lebih!
Vivi segera mengirimkan email balasan, menanyakan fasilitas apa yg dimaksud dg perlengkapan keamanan, ataupun soal personil keamanan itu. Tak lama, email balasan masuk.
'Peralatan pengamanan ini adalah alat yg bs dipakai bagi penantang untuk melindungi diri jika ada Beast melakukan hal yg tidak dikehendaki atau penantang merasa keamanan dirinya terancam. Personil keamanan adalah beberapa personil yg akan siaga di sekitar penantang untuk melindungi penantang dr ancaman2 lain ataupun juga bs berkaitan dg Beast. Personel bs dipanggil dg alat kemanan yg sudah dijelaskan sebelumnya'
Vivi kemudian kembali membuka website tersebut untuk melihat lbh detil soal syarat2 dan detil tantangan tersebut. Ia menangkap bahwa ia harus berhubungan sex dg seorang pria tua buruk rupa, alias beast. Selain itu, ia tak bs hanya mengajak pria itu tidur dengannya, sepertinya tantangan itu adalah supaya si Beast mendapatkan sex tanpa ia duga. Vivi jd merasa ia ditantang membuat film porno, bukan hanya video berisi sex tapi jg ada cerita dan background nya juga. Rasanya ia masuk ke acara reality show seperti bedah rumah setelah membaca persyaratan web itu.
Tp ia tak keberatan, bukan pertama kalinya ia ditiduri pria tua, ia sudah beberapa kali melakukan itu, meski pria itu membayarnya dan lagi setidaknya mereka cukup bersih dan tergolong dr kaum berada. Tp memang bukan tantangan kalau mudah, ia harus bs membuat pria tua rendahan menyetubuhinya. Entah kenapa, Vivi sedikit tertawa membayangkan soal itu.
"Well, moga aja gw bs dapet duit dr sini..."

Beberapa hari kemudian, Vivi jalan2 mencari mangsa. Ia tak percaya dg apa yg sudah terjadi, ia meminta alat pengaman yg rupanya adalah sebuah gelang yg terbuat dr karet dg tonjolan2 yg bs ditekan sehingga alat sensor kecil di dalam gelang tersebut mendeteksi trigger tersebut dan mengirimkan alarm ke personel pengaman yg mengikutinya tanpa menunjukkan dirinya. Bahkan Vivi meminta kamera video kecil yg ia sembunyikan di tasnya dan ia bahkan ditawari personel perekam tersembunyi yg juga akan merekan diam2 apa yg Vivi lakukan. Ia percaya karena ia sudah bertemu dg personel2 tersebut dan mereka terlihat profesional, bahkan terlihat tak tertarik sama sekali pada Vivi dan hanya tertarik dg bisnis saja.

Vivi kini sedang berjalan2 di mall, ia memakai baju ala seragam sekolah dg rok mini dan bajunya yg cukup ketat. Body sexy nya membuat banyak mata melirik padanya. Tak jarang ada laki2 tampan dan gagah menghampirinya di mall itu.
"Hi cewek, sendirian aja nih?", kata seorang laki2 mendekati Vivi.
"Hi juga, ah gw gk sendirian kok, pacar gw mau kesini juga", kata Vivi sambil tersenyum manis.
"Ah udahlah, sama gw aja, kita seneng2 aja gmn?", kata laki2 itu merangkul Vivi.
Vivi sudah agak ogah melayani laki2 itu, ia menekan tombol di gelangnya. Dan tak lama, seorang laki2 kekar berjalan dan langsung menabrak pundak laki2 penggoda yg merangkul dirinya.
"Bangsat, kalo jalan liat2!", kata pria kekar itu dg wajah yg lebih garang dr preman2 jalanan.
"Oh eh, so... Sorry bang, gk sengaja", kata si laki2 penggoda mulai ciut. Vivi menahan tawa, penampilan aja yg keren, tp ngadepin bodyguard Vivi lgsg cemen.
"Duh, makasih ya pak, ini saya digoda2in nih sm ni cowok", kata Vivi seolah menari simpati.
"Hooo, lu playboy juga ha? Gw paling gk suka sm playboy", kata bodyguard Vivi sambil mengepalkan tangannya seolah siap menghantam laki2 didepannya.
"A... Ampun bang, ampun", kata laki2 itu.
"Mendingan lu pergi dr sini sebelum gw tambah jengkel liat lu"
"I... Iya bang, maaf!", teriak laki2 itu sambil ngacir.
Vivi tertawa kecil,"Hihi dasar cemen. Makasih ya pak"
"Sama2, kalau ada apa2 panggil aja", kata pria itu tersenyum kecil sebelum kembali berjalan, seolah menghilang di kerumunan.
Vivi geleng2, penasaran brp bayaran orang itu sampai2 dia mendapat perlindungan penuh seperti ini. Ia benar2 merasa seperti artis atau malah politikus yg selalu dijaga bodyguard kekar. Vivi jd membayangkan dirinya di setubuhi bodyguardnya yg kekar itu, pasti rasanya enak sekali. Tp kemudian Vivi memfokuskan dirinya, ia harus mencari pria tua yg bs membantu masalah keuangannya.
Ia melirik ke kanan dan kiri, tp yah memang tak ada target yg sesuai. Ada tukang bersih2, tp kelihatannya penampilannya masih cukup bagus jd mungkin tak akan membuatnya menang. Vivi kemudian berjalan kembali ke parkiran dan berjalan menuju mobilnya. Ia melirik ke kanan dan kiri, lagi2 tak ada target. Ia memutuskan untuk pulang saja.
Vivi terus melihat ke kanan dan kiri, melihat kalau2 ada target yg sesuai, dan semoga mampu membantunya menang. Ia tiba di perempatan dekat rumahnya, mobilnya berhenti di lampu lalu lintas. Ia fokus di jalan, ia lihat timer di lampu rambu lalu lintas menunjukkan waktu 90 detik, Vivi menghela nafas karena harus menunggu lebih dr 1 menit. Tak lama, jendela mobilnya diketuk dan ia menatap orang yg mengetuk jendelanya.
Seorang pria tua, keriputan berambut jarang dan berjenggot lebat putih acak2an mengetuk kaca mobilnya lg, meminta sedekah. Vivi tak pikir banyak, ia membuka pintu mobilnya dan memberi uang 1000 rupiah.
"Terima kasih banyak non", kata pria itu kemudian berjalan perlahan menuju mobil lain.
Vivi masih melihat pria tua itu, ia seudah sering melihat pria itu di kompleks rumahnya, dr pagi sampai malam ia melihat pria itu mengemis di sekitar sini, diantara persimpangan dan dibawah lampu lalu lintas menanti mobil berhenti. Tak perlu waktu lama sebelum otak Vivi aktif lagi, ia bs saja memilih pria itu menjadi Beast nya. Senyuman muncul di bibirnya.

Hari berikutnya, Vivi iseng keluar dr rumahnya sambil berjalan menuju warung makan padang. Ia kadang memang beli makan di warung itu kalau sedang malas memasak, tp selain itu ia juga sedang mencari mangsanya. Saat ia makin dekat dengat persimpangan jalan, ia melihat pria pengemis yg kemarin. Senyuman muncul diwajah cantiknya, ia terus berjalan, melewati persimpangan jalan dan kemudian menuju warung padang dan memesan 2 bungkus makanan.
Setelah pesanannya siap, ia keluar dr warung dan kembali berjalan menuju rumahnya. Ia tahu ia bs saja sedang diikuti oleh kameramen, jd ia ingin membuat adegan yg meyakinkan. Ia mempelajari adegan2 macam ini dr film2 bokep yg ia tonton sebagai bahan menjalani tantangan Beauty and the Beast.
Begitu mendekati perempatan itu, ia bs melihat pria tua itu sedang duduk di bawah lampu lalu lintas dg tangannya meminta2 pada pejalan kaki. Vivi kemudian mendekati pria itu dan memberi uang sedekah 5000 rupiah.
"Terimakasih non", kata pria itu melihat ke arah Vivi yg agak membungkuk didepannya. Matanya yg awalnya melihat wajah cantik Vivi langsung beralih ke belahan dada Vivi yg terlihat dr balik baju kaosnya meski kemudian langsung ia alihkan ke arah wajah Vivi lagi.
"Sama2 pak, oh ya bapak udah makan?"
"Be... Belum non"
"Oh gitu, ini saya ada sebungkus makanan pak, silahkan buat bapak aja", kata Vivi.
Pengemis itu kaget mendapat tawaran makan itu,"Wah makasih non, terimakasih". Ia menerima bungkusan makanan dr Vivi.
"Sama2 pak, oh ya bapak udah lama ngemis disini ya kyknya", kata Vivi membuka pembicaraan.
Pengemis itu kini agak bingung, ia mengira gadis itu hanya ingin bersedekah saja tp kini gadis itu seolah penasaran soal dirinya.
"Iya non, udah hampir setahun bapak ngemis2 gini", kata pria itu.
"Wah lama juga ya... Sebelumnya kerja apa emg pak?"
"Saya ya kerja serabutan aja non"
"Hmmm gt.", kata Vivi kini berdiri tegak. Ia memegang pundaknya sendiri sambil mengurut pelan.
Pria itu penasaran,"Kenapa non?"
"Oh gk pak, ini agak pegel aja. hehe. Ya udah, mari pak", kata Vivi meninggalkan pengemis itu. Ia sudah menebar umpan, ia hanya bs berharap targetnya mengambil umpannya.

Hari berikutnya, Vivi pulang dr belanja kebutuhan rumah. Hari sudah menjelang malam karena ia baru saja pulang dr rumah ibunya sebelum kemudian belanja. Rumah ibunya kecil, dan lagi ibunya hidup sendiri. Ia ingin mengajak ibunya tinggal bersamanya, tp sampai urusan utang belum lunas, ia tak bs melakukan itu.

Begitu di persimpangan jalan,mobilnya lagi2 berhenti di lampu lalu lintas. Dan seperti sebelumnya, kaca mobilnya diketuk oleh pengemin targetnya. Vivi langsung membuka kaca pintu mobilnya.
Vivi memberi uang sedekah lagi pada pengemis itu,"Masih malam masih kerja aja pak"
"Makasih non. Hehe, ya kan biar bs makan non, harus kerja"
"Iya sih pak. Oh iya, bapak tahu tukang pijet gk ya?"
"Tukang pijet non?"
"Iya, badan saya pegel nih dr kemarin, pengen dipijet", kata Vivi lagi2 mengurut pelan pundaknya.
Pria itu seolah pikir2,"Kalau pijet, saya jg bs neng. Sama saya aja gmn?"
Vivi tersenyum,"Wah boleh pak. Masuk ke mobil aja pak"
Pria itu terlihat kegirangan, "Baik non"
Pria itu masuk dan duduk di belakang, kemudian mobil pun berjalan begitu lampu lalu lintas berubah jadi hijau. Vivi mengemudikan mobilnya hingga akhirnya ia tiba di depan rumahnya. Setelah memasukkan mobil ke samping rumah, Vivi mengambil belanjaannya sebelum tamu nya menawarkan diri membawakan belanjaan Vivi.
"Ya udah, yuk masuk pak", kata Vivi.
"Baik non", kata pria pengemis mengikuti pemilik rumah.
Vivi mempersilahkan tamunya itu duduk di ruang tamu sebelum ia membuatkan minuman. Begitu Vivi kembali, ia duduk di seberang tamunya.
"Oh iya, bapak namanya siapa?"
"Nama saya Kartolo non"
"Oh pak Karto, nama saya Via pak, panggilannya Vivi", kata Vivi mengulurkan tangannya yg kemudian dg senang hati dijabat oleh pak Karto
"Oh ya, mau langsung aja pak?", kata Vivi.
"Langsung?"
"Iya, langsung mijetin saya pak"
"Oh, boleh non"
Vivi kemudian membimbing pak Karto ke kamarnya, dan kemudian mulai tiduran dg posisi telungkup. Pak Karto masih agak canggung, apa lg karena kasur kamar itu terlihat bersih sedangkan ia sendiri sudah beberapa hari belum mandi.
"Kenapa pak? Naik aja, gk apa2 kok"
"Baik non, maaf ya non bikin kotor", kata pak Karto naik ke kasurnya dan mendekat ke Vivi. Ia agak bingung, "Anu non, ada minyak kayu putih apa balsem buat pijet neng?"
"Oh iya, itu diatas meja dandan saya pak"
Pak Karto langsung mengambil balsem pijat yg terlihat baru dan kemudian kembali mendekati Vivi lagi.
"A... Anu non, itu bajunya bs dibuka? Maaf, saya gk bs mijet kalau pake baju", kata pak Karto malu2.
"Oh iya, hihi, lupa pak, bentar ya", kata Vivi. Ia bangun dr tidurnya dan kemudian membuka bajunya. Ia menampilkan body indahnya untuk mata seorang pengemis. Payudara besarnya tertahan oleh bra berenda yg terlihat meminta untuk dibebaskan.
Pak Karto berdebar2, didepannya ada gadis cantik, sexy, dan susunya montok, benar2 membuatnya ingin ngentoti gadis ini.
Vivi kembali rebahan, memasrahkan punggungnya untuk di pijat oleh pak Karto. Setelah beberapa saat, tangan pak Kartolo yg sudah dilumuri balsem pijat mulai memijat pundak Vivi.
"Mmmhhhh...", desah Vivi. Ia sengaja mendesah supaya pengemis itu makin nafsu padanya.
Tangan pak Karto mulai turun dan mulai memijat punggung atasnya dan belakang lehernya.
"Terusss paaakkk... Enaaakkk", desah Vivi makin sensual.
Pak Karto terus memijat dg perlahan tp mantap, Vivi bahkan harus mengakui pijatan pengemis jelek itu cukup enak. Setidaknya badannya pasti terasa segar lg setelah dipijat oleh pak Karto, atau malah lemas, tergantung bagaimana akhir malam ini.
Tiba2 pijatan pak Karto berhenti lg.
"N... Non, maaf, ini branya bs dibuka? Sa... Saya mau pijitin punggung non"
"Ok pak", tangan Vivi langsung menuju belakang dan melepaskan kaitan bra nya.
Pak Karto memijat2 dg lebih mantap lg, memberikan rasa nyaman pada Vivi.
"Mmmhhhh ooooohhhh enak paaakkkk bapak pinteer mijatnyaaaa..."
Vivi terus2an mendesah tiap kali pak Karto memijatnya, apa lg pijatan pak Karto makin lama makin turun dan tanpa Vivi duga tangan pak Karto sampai di pantatnya. Tangan pengemis itu memijat2 pantatnya meski rasanya lebih ke arah menikmati kekenyalan pantatnya drpd memijat. Bahkan Vivi bs merasakan ada sesuatu yg menyogok duburnya dan kemudian dg perlahan makin turun lg hingga memeknya jg disodok2.
"Aaaahhhh paaakkkhhh geliiii aaahhhhh"
"O... Oh maaf non, hehe", kata pak Karto kemudian melanjutkan pijatannya ke kaki Vivi.
"Ih dasar pak Karto nih nakal", kata Vivi sambil tertawa kecil.
"Ma... Maklum lah non, hehe"
"Emg bapak udah lama gk nge sex?", tanya Vivi gamblang.
"Eh? Sex itu apa non?"
"Oh, maksudnya main sm perempuan gt pak, sm istri"
"O.. Oh, iya non, ya istri saya jg udah tua sih, jd gk bs ngelayani bapak lg", kata pak Karto.
"Wah kasihan jg ya bapak", kata Vivi.
Setelah selesai memijat kaki Vivi, pak Karto pun menyelesaikan pijatannya,"Udah non"
"Wah makasih ya pak, mmmhhh rasanya badan Vivi beneran udah enakan nih"
Pak Karto kemudian turun dr ranjang dan menaruh balsem tadi di meja dandan. Vivi meregangkan badannya sebelum ia bangun dr tidurnya. Pak Karto membalikkan badannya tepat saat Vivi bangun, matanya terbelalak saat bra yg sebelumnya menutupi payudara besar Vivi kini tak lagi tertahan diposisinya dan meluncur turun karena kedua tangan Vivi bahkan tak berusaha menahan bra nya.
"Oh, aduh maaf ya pak, jd liat tetek Vivi", kata Vivi bahkan tak tampak panik meski ia kemudian menutup kedua payudaranya dg kedua tangannya.
"A... Oh... Nggak neng, hehe", kata Pak Karto masih melihat kedua tangan Vivi yg memegang payudaranya. Ia berani bersumpah tangan Vivi sedikit meremas2 payudaranya sendiri.
"Hihi, balik badan dl donk pak, kan jd malu nih diliatin mulu", kata Vivi manja.
"Ma... Maaf non", kata pak Karto membalikkan badannya.
Vivi tersenyum, ia bs melihat tonjolan di celana pak Karto yg berarti pak Karto dg pelan2 sudah terpancing. Ia memakai bra nya lg dg benar dan kemudian memakai bajunya lg.
"Udah pak", kata Vivi.
Pak Karto berbalik badan lg dg wajah menahan senyum dan agak canggung. Setelah itu, Vivi memberikan imbalan berupa uang 50ribu pada pria tua itu.
"Wah makasih non, maaf td bapak malah lancang sm non"
"Hihi gk apa2 kali pak, lagian kan bapak pasti udah biasa liat kyk gituan kan?"
"I... Iya sih non, cuman..."
"Kenapa pak?"
"Ah gk non, ya sudah saya permisi dl non"
"Iya pak, lain kali pijetin Vivi lagi ya pak", kata Vivi.
"I... Iya non", pak Karto kembali kejalan dg senyuman di wajah jeleknya. Ia mencium jari2nya, meski tercium bau balsem, tp dikepalnya yg tercium adalah bau celah di selangkangan gadis cantik yg montok.
"Aaah gila, pasti enak ngentotin tu cewek", gumampak Karto.

Beberapa hari kemudian, di malam hari seperti biasa pak Karto mengemis di persimpangan jalan. Hari itu dia sedang kurang beruntung karena ia tak mendapat uang yg cukup untuk makan malamnya. Perutnya keroncongan, dan ia tergoda untuk memakai uang yg harusnya ia serahkan pada istrinya untuk membeli makanan, tp ia menahan diri, siapa tahu ada rejeki datang.
Lampu merah menyala dan pak Karto menunggu ada mobil yg berhenti, begitu beberapa mobil mulai berhenti pak Karto berdiri dan mulai menghampiri satu persatu mobil, mengetuk kaca pintu berharap ada yg memberinya sedekah. Tp selain sedekah, pak Karto berharap mobil Vivi berhenti di persimpangan ini. Tangannya gatal ingin merasakan tubuh mulus Vivi, apa lg pantat cewek itu benar2 kenyal dan rasanya nikmat diremas2. Kontolnya mengeras membayangkan tubuh Vivi apa lg saat payudara besarnya terpampang dg jelas, rasanya benar2 tak tahan ingin meremas2 semua badan cewek bohai itu. Tp ia segera menyingkirkan pikiran ngeresya itu, ia harus kembali mengemis saat lampu lalu lintas berganti lagi menjadi merah.
Tak lama, mata pengemis itu mendarat di mobil yg terlihat familier. Ia mendekat menuju jalan, menghampiri mobil itu dan mengetuk pintu kaca mobil.
"Sedekah non"
"Oh pak Karto ternyata", kata Vivi memberi pria itu sedekah.
"Eh iya non, oh iya, masih pegel2 gk non"
"Udah gk terlalu sih pak, bapak pinter lho mijitnya", kata Vivi tersenyum lebar.
"Oh wah ya syukur deh non klo gt", kata pak Karto agak canggung, ia merasa hilang sudah kesempatannya menggrepe2 tubuh sexy perempuan cantik itu.
"Hmm, tp bapak masih mau pijetin Vivi gk?", kata Vivi santai.
"Wah, boleh non boleh"
"Hihi, ya udah, masuk mobil aja pak", kata Vivi.
Pak Karto dg girangnya menuju mobil dan masuk ke kursi belakang. Begitu lampu berganti menjadi hijau, Vivi memacu mobilnya menuju rumahnya.
Sekali lg kontol pak Karto mulai mengeras luar biasa, ia sudah tak sabar ingin meremas2 lg pantat kenyal Vivi. Dan mungkin, ia akan memberanikan diri lg dan melakukan sesuatu yg lbh memuaskan lg baginya.
Begitu sampai dirumah, seperti sebelumnya, Vivi mengajak pak Karto ke kamarnya. Tanpa basa-basi lg Vivi tidur telungkup lg di atas ranjang, menanti pak Karto memijit tubuhnya. Sementara pak Karto mengambil balsem urut dan mulai mengusapkan balsem itu di kedua tangannya.
"Anu non, itu bajunya bs dibuka dl?", kata pak Karto.
"Oh iya, hihi, sorry pak lupa", Vivi bangun dr tidurnya dan duduk, dg segera ia melepaskan bajunya dan menampilkan payudaranya yg masih tertutup oleh bra warna hitam berenda-renda yg terlihat sangat sexy.
Pak Kartu sudah mulai ngiler melihat payudara besar itu, tapi ia masih belum puas. Kalau sebelumnya ia mendapat kesempatan menjamah pantat Vivi dr balik celana jeans. ia ingin merasakan lebih dr itu saja.
"I... Itu, celananya jg no klo bisa", kata pak Karto menahan rasa gugup dan jantungnya yg berdebar2.
"Hmmm? Kenapa pak?", tanya Vivi penasaran tp tetap tersenyum seolah pertanyaan pria tua jelek itu benar2 wajar.
"Y... Ya biar bapak bs mijetin paha non Vivi jg", kata pak Karto.
"Oh gitu, ya udah", kata Vivi mulai melepaskan celana jins panjangnya, menampilkan celana dalam hitam yg serasi dg bra didadanya. Tp kemudian ia kembali telungkup diranjang, mempersilahkan pak Karto memijat tubuhnya.
Pak Karto langsung naik keatas tubuh Vivi, mulai memijat2 pundak gadis itu.
"Ooohhhh enak paaakkkk", desah Vivi.
Kepala pak Karto benar2 panas, ia sudah tak sabar ingin segera memijat turun ke arah pantat mulus Vivi. Ia bahkan tak meminta Vivi melepaskan kaitan bra nya dan dg cepat melewati punggung dan mulai turun ke perut.
"Aaahhh pak pijetin terus, mmmhhhhh", desah Vivi merasa keenakan.
Tak lama, tangan pak Karto sudah mendarat di pantat Vivi. Tangannya dg sangat girang meremas2 dan mengelus2 pantat putih nan mulus itu. Menikmati seluruh bagian pantat Vivi, membuat yg empunya mendesah dg makin erotisnya. Pria manapun yg ada di posisi pak Karto sudah pasti tak akan mendengarkan akal sehat lg, dan ia mulai mendengarkan nafsunya yg berteriak supaya pak Karto memenuhi insting hewaninya, untuk berkembang biak.
Seperti kemarin, pak Karto menge test keadaan dulu. Jempol tangan kirinya mulai masuk celah pantat Vivi.

"OOoohhh paaakkkk mmmhhhh", desah Vivi sedikit bergetar tubuhnya merasakan rasa geli yg merangsang nafsunya. Desahannya kali ini bukan dibuat2, ia tahu pak Karto sudah horny dan Vivi sudah siap menghadapi rasa horny seorang pria pengemis jalanan. Ia bertaruh video sex nya bs membuatnya memenangkan tantangan internet ini.
Vivi terus2an mendesah merasakan posisi lubang anusnya disodok2 oleh jari pak Karto. Tak perlu waktu lama sebelum Vivi bs merasakan memeknya makin panas dan mulai basah oleh orgasme kecil yg ia rasakan dr permainan tangan pak Karto di pantatnya dan kejahilan jari pak Karto. Tapi tiba2 'pijatan' tangan pak Karto berhenti dan pantat kanannya kini bebas dr remasan tangan pak Karto.
"Pak, kok berhenti?", tanya Vivi.
"Oh bentar non, bapak bikin lbh enak lg", kata pak Karto. Vivi hanya bs membayangkan apa yg akan pria tua jelek itu lakukan padanya. Ia yg awalnya melakukan semua ini demi uang jg merasa lmyn kegirangan dg apa yg terasa sprti cerita film porno. Ia tak menyangka role play seperti ini bs membuatnya terangsang.
Tiba2 tangan kiri pak Karto tak lagi meremas pantat Vivi, tp tak perlu lama sebelum Vivi paham apa yg pria itu hendak lakukan. Ia bs merasakan ujung celana dalamnya sedikit ditarik, tidak sampai terlepas, melainkan sampai memeknya terlihat.
"Pak, kok cd Vivi di tarik, malu donk Aaaahhhhhh!!! Mmmmhhhh", kata Vivi yg tergantikan oleh desahan saat benda tumpul masuk kedalam memeknya, memberikan rasa nikmat pada dirinya.
"Mmmhhhh enak kan non, bapak pijet dr dalem ya non", kata pak Karto terus menusukkan kontolnya kedalam memek Vivi.
"Oooohhhh mmmhhh iya paaak pijetin Vivi dr dlm paaak", desah Vivi, ia tak menyangka kontol pengemis ini terasa begitu besar didalam memeknya.
Pak Karto tak melewatkan kesempatan yg ia dapatkan, ia mulai menggenjot badan Vivi dibawahnya. Kontolnya keluar masuk dg cepat, merasa sudah tak bs lg menahan nafsu. Body Vivi yg mulus dan begitu sexy benar2 membuat kontol pak Karto tetap keras dan terus mengobok2 memek Vivi yg basah.
"Ooohhh enak paaakkk genjotin Vivi teruuuussss mmmhhhh"
"Memekmu sempit banget nooonnnn manteeepppp!!!"
Pak Karto sempat berhenti menggenjot dan mengeluarkan kontolnya yg sudah basah kuyup, sebelum kemudian menarik bokong Vivi naik, memaksa Vivi di posisi doggy style.
"Saya masukin lg non, non suka kan dipijet pake kontol saya, haha", kata pak Karto tertawa.
"Iya paakk, masukin lg dooonk, Vivi pengen yg enak-enaaakkk", pinta Vivi sambil memainkan clitorisnya sendiri. Cairan2 memeknya menetes dr jari2 lentiknya.
Pak Karto langsung menusuh memek Vivi dg kontol hitamnya lg, kali ini lbh mudah karena Vivi sudah sangat horny.
"Ooooohhhh kontol bapak gedheee... Ssshhhh"
Pak Karto lanjut menggenjot, kontolnya keluar masuk berkali2, mengotori ranjang Vivi dg cairan2 kelamin yg terus menetes. Tangan pak Karto mulai menjamah tubuh Vivi, memegang perut langsing perempuan itu dan kemudian mulai melepaskan kaitan bra Vivi, membuat bra indah itu jatuh dan payudara Vivi bergoyang2 maju mundur mengikuti irama genjotan pak Karto.
Cplak Cplak Cplak... Suara pantat Vivi terdengar tiap kali kontol pak Karto menghujam masuk kedalam memeknya. Ia cukup kaget pria tua ini bs memberinya kenikmatan, tak kalah dr pria kekar yg biasa ia setubuhi saat ia benar2 horny.
"Oooohhhh Bapak dah mau keluaaaaarrrr"
"Iyaaahhh mmmmhhh keluar aja paaakkkk keluarriiiiinnnn Aaaahhhh"
Tak lg bs menahan orgasmenya, pak Karto mempercepat genjotannya, hingga akhirnya tubuhnya berhenti mendadak.
Crooottt...
Peju panas seorang pengemis tua kini masuk kedalam rahim perempuan cantik. Rasa nikmat yg luar biasa dirasakan oleh pak Karto, ia tak menyangka dirinya yg sudah tua ini bs mendapat kesempatan untuk menikmati perempuan cantik bersusu besar seperti Vivi, jauh berbeda dr istrinya yg sudah tua dan tak bs lg melayani kebutuhan seksualnya yg masih saja membara seperti anak muda. Pak Karto beberapa kali orgasme kecil, mengeluarkan peju2 sisa kedalam rahim Vivi.
"MMMMMMmmhhhhh Vivi jugaaa... Keluaarrr.... AAAAaaahhhhh"
Vivi membalas cairan cinta pak Karto dg cairan cintanya yg keluar, membasahi kontol dan selangkangan pak Karto. Cairan cinta Vivi muncrat dg cukup deras, ia memang sering squirting tiap kali orgasme.
"Wooohh non kok malah kencing sih, hahaha", kata pak Karto melihat cairan kencing keluar jg dr memek Vivi.
"MMMMmhhh hhhh... hhh... hbs enak banget pak, ampe terkencing2 Vivi", kata Vivi terengah2. Kepalanya kini tertidur di ranjang, kedua tangannya tak bs lg menahan dirinya dan lemas lunglai setelah orgasme.
"Hehe, klo mau di entot mah bilang aja non, bilangnya pengen di pijitin", kata pak Karto meremas2 pantat Vivi.
"Ah bapak ini...", kata Vivi.
Pak Karto kemudian menarik kontolnya dr memek Vivi yg disusul oleh cairan putih kental keluar dr memek Vivi. Pak Karto sedikit terengah2, sudah lama ia tak orgasme sehebat ini, dan betapa beruntungnya dirinya bs orgasme di dalam memek perempuan cantik.

Vivi kembali telungkup diatas ranjang, cairan peju masih keluar dr memeknya. Ia masih terengah2, tp ia melirik ke arah kamera tersembunyi di kamarnya dan tersenyum.
Tp tiba2, tubuh Vivi dibalikkan oleh pak Karto hingga tubuhnya kini rebahan diatas ranjang, barulah ia melihat wajah mesum pria tua yg sudah menyemburkan benih2nya didalam rahimnya.
"Wooh non, teteknya gedhe banget non", kata pak Karto sambil geleng2.
"Ah masa' sih pak?", kata Vivi meremas2 payudaranya sendiri.
"Udah ada susunya non?", kata pak Karto kemudian naik keatas Vivi. Tangannya mulai mendekati tangan Vivi yg menutupi payudara besarnya.
"Ya belum lah pak, kan Vivi blm punya anak", kata Vivi.
"Ah masa non? Istri bapak aja gk segedhe itu lho", kata pak Karto meremas2 tangan Vivi yg menutupi kedua gundukan kenyal itu.
"Iya lah pak, coba aja nih klo gk percaya", kata Vivi yg kemudian melepaskan tangannya, memamerkan payudara besar yg besarnya cup G itu.
"Woooh siap, bapak coba dulu non"
Pak Karto langsung meremas2 dan memainkan puting susu Vivi, mencubit2 dan memilin2 puting susu Vivi, membuat perempuan itu menggelinjang karena rasa nikmat yg ia rasakan dr payudara besarnya.
"Ooohhh mmmmhhh pelaan paaakkkk aaauuuhhhhh"
"Hmmm kok belum keluar non, coba deh bapak nenen dl siapa tw keluar", kata pak Karto sambil tersenyum dan kemudian mulai melahap puting susu Vivi.
"MMMHHHH AAAHHHH paaaakkk Kartoooo!!!", desah Vivi merasakan jilatan2 lidah pak Karto yg menggila. Puting susunya terasa begitu nikmat saat pak tua itu menyedot2 dan mengenyot2 seperti bayi kelaparan.
Selain itu, lama2 Vivi merasakan ada sesuatu yg menggesek2 pahanya. Ia kaget merasakan tongkat kemaluan pak tua itu sudah keras lg dan mulai masuk disela2 paha dan selangkangannya. Kaki Vivi tak bs ia buka karena kedua kakinya tertahan oleh kedua kaki pak Karto yg menahan tubuhnya. Tp sepertinya pak Karto tak terburu2 menyetubuhinya lg, selangkangan Vivi yg rapat dan basah oleh cairan2 cinta. Pak Karto terus menggenjot, Vivi pernah melakukan blowjob, handjob, bahkan titsjob, tapi baru sekali ini seorang pria melakukan apa yg mungkin bs dibilang tighjob, sex dg paha/selangkangan nya.
"Mmmmhhh Aaaahhh paaakkkk...", desah Vivi, merasakan clitorisnya tergesek2 kontol keras hitam pak Karto yg terus maju mundur diantara selangkangannya.
Crooottt...
Sekali lg pria tua itu orgasme, tp diluar tubuh Vivi, diantara selangkangan Vivi yg basah. Vivi bs merasakan cairan2 panas diantara pahanya saat pak Karto orgasme2 kecil sembari menarik keluar kontolnya dr celah paha Vivi.
Pak Karto terengah2, ia kini duduk disamping Vivi yg masih rebahan dan juga baru saja orgasme, membuat ranjangnya makin basah dan kotor oleh cairan2 keduanya.
Pak Karto mengelus2 kontolnya yg sudah orgasme dua kali, senyum menghiasi wajahnya yg sudah lama tak terbilas dan kotor oleh polusi kendaraan dijalanan,"Hehe, body non Vivi enak buanget non"
"Hhh.. Hhh... hihi makasih pak"
"Kok mau sih non, bapak entotin gitu?", tanya pak Karto.
"Ah ya anggap aja sedekah pak, sedekah enak, hihi", kata Vivi.
"Wih, sedekah enak. Hehe, banyakin sedekahnya non, biar makin enak", kata pak Karto tertawa.

Pagi harinya, Vivi terbangun dikamarnya. Ia kembali sendirian setelah pak Karto pergi dr rumahnya setelah puas menyetubuhi Vivi dg alasan istrinya akan mencarinya kalau ia tidak pulang kerumah.
Vivi bangun dr ranjangnya, badannya msh terasa sedikit pegal setelah pak Karto menyetubuhinya sekali lg sebelum pulang dan Vivi tertidur. Ia menatap ranjangnya, kotor oleh peju, keringat dan bahkan kencingnya saat ia orgasme.
"Haduuuh, bakal ribet nih nyuci nya...", kata Vivi melihat kasurnya yg benar2 berantakan.
Tp pikiran Vivi langsung menuju ke arah lain, ia mengambil beberapa kamera dikamar dan bahkan di ruangan lain dan mengambil semua video. Vivi segera mengambil semua video2 yg ada disemua alat perekam itu, Vivi mengupload video2 itu disertai dg penjelasan dalam bentuk laporan, disertai dg foto2 tubuhnya yg kini masih terlihat kotor oleh bekas peju pak Karto.
"Ok, skrg, kita lihat gmn hasilnya nnti. Pasti gw menang!", gumam Vivi tersenyum lebar.
 
Terakhir diubah:
Damn.... what a challenge...
Wonder who will win....
 
Idenya kreatif gan

Nanti bisa juga ditambahin alur ada orang didaftarin sama pacar atau tunangannya gan, trs dientot oleh pria tua dgn mata tertutup, genrenya cuckold

Atau alur bahwa adeknya daftarin kakaknya untuk diperawani dan dihamili pria tua buruk rupa, genrenya defloration dan rape

Atau alur pengantin baru diperawani sama pria tua buruk rupa yang juga seorang dukun, atas usulan dari mantan kekasihnya yg patah hati, genrenya mind control dan defloration

Wah banyak bgt nih tipe ceritanya kalau bisa dieksplor
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd