Kubayarkan Hutangmu Bab 3
Selesai mandi dan berganti pakaian ke yang lebih nyaman Aku menghempaskan tubuhku ke kasur, lalu mengecek handphone ku. Ada notif yang tak kuduga, itu dari Dina.
"Maaci om Ardi ," dengan foto anaknya sedang makan makanan yang kubelikan tadi.
"Iyaa sama - sama, maaf baru bales, gue baru sampe rumah," Aku tak mengharapkan balasannya.
Hari sudah jam 11 malam dan pesan itu dari jam 9 tadi, perjalanan ku dari kontrakan Dina ke rumahku memakan waktu 2 jam perjalanan dengan motor. Aku langsung membuka laptopku, berniat mencari video porno di web kesayanganku
Zrrtt... Tak lama ponselku kembai bergetar itu dari Dina
"Lho lama yah, rumah lo dimana emang Di ?”
"Di Serpong nih gue, lumayan deh 2 jam perjalanan kalo gak ngebut."
"Kenapa gak ambil apart aja Di, di jakarta, kasian badan lo tau."
"Kalo tinggal di apart pengeluarannya gede, lagian gue tinggal sendiri, apart tuh semuanya tembok, kesannya dingin sedangkan dirumah gak ada yang ngangetin. Hehehe," Aku mencoba memancingnya.
"Cielahhh emang mau diangetin sama siapa sii. Wkwkwk," Dina menyambut kail yang ku lempar
"Sama lu kalo bisa mah. Hehehehe."
"Idihh demennya sama janda wkwk."
"Iya kan lebih berpengalaman hahaha."
"Bisa aje lo Di, eh tapi btw makasih banget ya lo udah nyelametin gue, seluruh hidup gue sih ini. Thank berat Di ."
"Iyaa kalem sama gue Din."
"Tiap bulan pasti gue cicil kokk nanti Di tenang aja hehehe."
"Iyaa, kok lu belom tidur sih Din."
"Hahaha hadi gak bisa tidur karna terlalu bahagia nih."
"Hahaha kalo gue gak bisa tidur gegara mikirin lu."
"Hmm...mikir yang jorok lu yeee, wkwkwkk."
"Ehh... Hahahaha," Aku mengirimkan pesan yang ambigu.
"Iya pasti tuh, tadi aja pas gue peluk otong lu keras banget, baru di peluk apalagi yang laen ."
"Hahahaha apatuh yang laen mau dong."
"Kalo mau besok jemput gue jam 5 di tempat kemaren ."
"Mau ngapain emang hahahaha."
"Ssstt udah ah tidur udah malem," Dina mengirimkan foto selfienye dengan baju tidur yang terbuka
"Ehh apaann duluu, duhh mana dikirimin foto seksi banget lagi
," Dina tak membalas lagi, ini membuatku bersemangat, segera Aku mengganti schedule ku besok.
Ada juga pesan dari Rara, Ia bertanya tentang Dina, Aku akan membalasnya besok, Aku terlalu bersemangat dan berakhir onani melihat foto yang dikirimkan Dina.
Aku menunggu Dina di basement mall, tempatku bekerja 30 menit dari tempat Dina bekerja. Aku pulang lebih awal untuk bertemu dengannya, di dompet Aku sudah berjaga -jika nanti membutuhkan- kondom, dan
tissue magic, Aku takut tak bisa bertahan lama dan membuatnya kecewa. Tak lama primadonanya datang, ia tersenyum ceria melambai kearahku, rambutnya tak lepek seperti kemarin, dan makeup nya masih
on point, kurasa ia berdandan dulu sebelum bertemu denganku. Ia memakai kaos hitam ketat, dengan jins hitam juga, kaosnya di lapisi jaket bomber merah maroon, resletingnya dibiarkan terbuka, ia berlari kerahku dan Aku dapat melihat jelas payudaranya memantul mantul seperti ingin merobek kaos hitam tipis itu. Aku hanya tersenyum kecil mencoba menjaga
image.
"Udah lamaa yahh," Ia menghempaskan badannya ke badanku, memelukku erat dan tangannya nakal menyenggol penisku yang tegang.
"Wihh cantik baget lu Din."
"Iya dong, pokoknya hari ini, gue hadiahin diri gue buat lo Di. Hmm... Waktunya sampe besok malem karna besok gue lIbur hehehe."
"Ehhh... Maksudnya gimana nihhh."
"Seperti yang di pikirin sama otong lo. Hehehehe," ia menilik nakal kearah penisku.
"Okeee kalo gitu, jangan nyesel yaaa."
"Gak bakal nyesel gue orang cowok di depan gue ini baik dan ganteng kok hehehehe," Dina naik ke boncengan motor ku.
"Gombal dasaar lu Din, harusnya kan gue yang gombal," Aku memacu vespaku keluar dari mall.
"Lagian juga gue bisa aja liar lho di ranjang, hehehe," lanjutku.
"Euuhh mau dongg di liarinnn, mmhhh," Dina menggoda ku.
"Lu lagi pengen banget kemana ?"
"Hmm... Yang ada kolam privatenya deh, gue mau pamer bikini terbaik gue nih Hehehe."
"Okee kalo gitu kita ke vila langganan gue aja yah di Bogor."
"Kemanapun abang bawa adek siyaaappp ahh," Dina terus menggodaku, membuatku memacu motor dengan tidak sabar.
Sepanjang perjalanan Dina memelukku erat, sesekali dengan sengaja menggesekan payudara besarnya kepunggungku. Kita berdua banyak berbincang seperti kemarin namun lebih lepas dan sesekali saling menggoda seperti sepasang kekasih yang di mabuk asmara. Dalan perjalanan kami berhenti sejenak di minimarket, Aku membeli beberapa makanan dan cemilan, selain itu Aku menelpon pemilik vila dan Ia bersedia menyiapkan vilanya untuk kutempati. Selain itu kami juga mampir ke sebuah rumah makan yang sepi, mengambil meja paling pojok dan jauh dari counter, kami duduk berdampingan, tangan Dina nakal meraba - raba area selangkanganku, mengelus penisku dan tanganku tak tahan untuk tak melakukan hal yang sama kepadanya sambil menunggu pesanan kami tiba. Makan malam itu sangat menyenangkan, kami berbincang banyak, dan mengobrol tentang apapun. Waktu menunjukan pukul 9 malam saat kita tiba di villa. Aku memarkir motorku, dan berbincang dengan pemilik vila sejenak sambil serah terima kunci. Setelah itu Ia meninggalkan kami. Dina sudah masuk duluan, Ia bersemangat melihat villa yang berdekorasi rumah kayu. Aku menyusulnya kedalam. Ia tidak ada di ruang tamu, terdengar gemericik air dari kamar mandi kamar utama, Dina disana telah barganti hanya memakai bikini dan CD yang warnanya senada. Ia sedang melihat dirinya di kaca.
"Gimanaaa, baguss kann" Ia melihatku masuk kamar
Aku bergegas menghampirinya, melempar tas ku ke lantai dah memeluknya dari belakang, menciumi leher nya, aromanya begitu manis, parfum bercampur keringat. Satu tanganku meremas payudaranya yang besarnya melebihi genggamanku sedikit dan sangat kenyal, satunya lagi menggerayangi vaginanya dengan jariku. Dina sedikit mendesah, dan mencoba melepaskan diri dengan halus
"Sayaang, waktu kita masih banyak, kita berenang dulu yuk" Dina berbalik Aku masih memeluknya.
Ia menatapku, memegang pipiku dan memberiku french kiss singkat. Setelah itu mengajakku ke kolam renang. Aku membuka baju dan hanya menyisakan celana dalam saja. Menyusul Dina ke kolam renang dengan senyum tak terhapus di bibir ku. Dina sedang berendam di air yang dingin.
"Ayoo sini masuk air, kalo di luar kolam malah dingin tauu" Ia melambai padaku.
Seperti hipnotis Aku menceburkan diri seperti yang ia bilang, lalu ia berenang kearahku, lalu menciumku, Aku membalas ciuman ganas itu, lidah kami beradu didalam mulut, kami sama sama berdiri di dalam kolam yang hanya sedada, Aku memeluk pinggulnya, merasakan hangatnya pertarungan lidah itu, tangan ku meremas remas pantat Dina yang berbalut CD tipis. Dina menggiringku ke tepian kolam, ia menarik penisku keluar dari celana dalam, lalu berbalik, membuka CD nya didalam air, lalu menggesek gesekkan belahan pantatnya ke penisku yang sudah sangat tegang, rasanya fantastis Aku belum pernah merasakan pengalaman seks seliar ini, Aku ingin segera memasukan penisku ke vaginanya tapi ditahan oleh Dina, dia menggelengkan kepala dari gesturnya ia ingin Aku mengikuti cara mainnya dulu, Ia ingin memuaskanku, Aku merasakan peju ku ingin keluar, tanganku reflek memegang pinggulnya dan Dina tau apa yang sedang kurasakan, ia menghentikan goyanganya, lalu berbalik badan menciumku, Ia ingin agar Aku dapat bertahan lama menikmati "pelayanannya". Ciuman penuh nafsu sekali lagi, itu merangsangku tapi tak sampai membuatku keluar, kini ia melepas branya, payudaranya terlihat mengapung, pentilnya berwarna hitam namun kulitnya putih. Ia lalu menatapku tapi menjauh, kemudian naik ke pinggiran kolam renang, menari - nari dengan gestur yang provokatif, Aku juga ikut naik, kali ini ia berlari ke teras, lalu menari lagi, dengan senyum menggoda dengan gestur mengundangku mengikutinya, Aku mengejarnya ke teras, kali ini ia masuk kedalam kamar mandi dengan kaca transparan memainkan shower dan menggodaku untuk masuk. Aku masuk kedalam, air hangat menyembur pelan dari shower, Dina masih menari seperti gadis penari strip. Ia lalu menjilatku dari bibir turun kebawah hingga ke area selangkanganku, ia membuka celana dalamku perlahan, dan langsung mengulum penis ku, Ia telan semua bagian. Dan memainkan buah zakar ku dengan lembut, matanya menatapku, kemudian menyedot nyedot penis itu seperti seorang gadis memakan permen kesukaannya Aku benar benar menjadi tidak tahan, Aku memegang kepalanya dan ia melepas kulumannya, lalu berdiri dan menuntun penisku ke vaginanya yang berbulu, kini posisinya adalah doggystyle.
" Mmmhhh" lenguhnya kala penisku menerobos vaginanya.
Aku yang sudah kepalang terangsang karena kulumannya tadi langsung memulai dengan goyangan pinggu cepat. Dina nampaknya sudah tahu Aku akan melakukannya
"Mmhhhh....Entot teruss Diii, keluarin aja semua nya didalem memek guee" kepalanya menoleh kepadaku, Aku menggoyangkan pantatnya lebih cepat dan tak sampai semenit pejuku menbanjiri memek Dina, Aku ingin mengeluarkan penisku tapi ditahan oleh Dina
"Biarin aja si Joni keluar sendiri sayaang" Dina berdiri dengan penisku masih didalam vaginannya, Aku menciumi lehernya, lalu meremas remas teteknya, Kurasakan penisku sudah tak tegang lagi. "Mmmhhhh" Dina mendesah dan tubuhnya menggeliat tiap ku ciumin dan jilan lehernya, putingnya tak luput dari jari jari ku, putingnya sangat keras, Dina juga menikmati permainan ini. Penisku akhirnya keluar sendiri dari memek Dina.
"Kita mandi dulu yah, jangan sedih ini baru ronde awal, ronde selanjutnya bakal gue bikin lu jadi perkasa dan tahan lamaaa" ia mengedipkan matanya dengan genit padaku, Dina membasuh tubuhku dengan menyabuni tubuhnya lebih dulu lalu menggosoknya kebadanku, Itu membuat Aku kembali terangsang. Selesai mandi, Dina dengan telaten menghandukiku dan dirinya sendiri, lalu merebahkan dirinya ke kasur
"Ardi gamau peluk Dina nihh" dengan pose menggoda sambil memainkan pentilnya. Membuatku menghempaskan diriku juga lalu memeluknya. Kami berpelukan telanjang.