Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Antara Dia Atau Dia

Chapter V
Time Travel​


sudah seminggu Geni mulai uring-uringan, penyebabnya adalah karna sudah seminggu ini Geni tidak menumpahkan lahar panasnya, terakhir saat Geni menggilir Laras bersama kedua sahabatnya.

-----------------------------------------------------------------

Flashback seminggu yang lalu.


"jancookkk, aku di tinggal" katanya, Geni langsung membuang rokoknya dan berlari menuju kamar.

sesampai di kamar Geni langsung membuka pintu kamar terpampang sudah adegan yang sangat panas, Laras sedang mengoral penis Bamz dengan posisi menungging, sedangkan Koko memposisikan dirinya di belakang laras sambil menghujam-hujamkan penisnya ke liang senggama Laras.

Plokk... Plokkk.. Plakkkk... Plokk.. Plokkk.. Plokk... Plokkk.. Plakkkk... Plokk.. Plokkk..
Terdengar suara hujaman penis Koko dan sesekali di tampar pantat Laras, yang sekal itu.

Uuuggghhhh..... Hoookkkkhhhh...... Hufffffftttt.... Oooohhhh... Ahhh... Ahhh..
Terdengar lenguhan Laras tertahan, karna mulutnya penuh dengan penis milik Bamz

"cek suwi men kowe Gen, Tia wis balik tah?" tanya Bamz sambil merem melek keenakan.

Aku cuman manggut-manggut, melihat tingkah mereka ber tiga, "asssuuuuu Laras binal banget cukkkk"

"kamu gak usah ikutan ngentotin Laras, Gen. Kan tadi udah jadi sekarang giliran kami. mending kamu telphone Mega aja buat nemenin kamu" sambil terus memaju mundurkan pinggulnya, dan meremasi susu Tia.

Geni yang melihat adegan live show didepannya ini hanya diam dan langsung mengeluarkan smartphonenya untuk merekam aksi kedua sahabatny dan Laras, sambil mencari angel yang tepat.

Laras ini memang maniak sex hasil dari SSI Geni, dia tidak akan keberatan kalau digilir oleh Geni dan kedua sahabatnya, tapi Geni merasa kasihan, lagi pula tadi dia juga sudah ngentotin Laras.

Flashback end.
-----------------------------------------------------------------

"pertama-tama saya ucapkan terimakasih untuk kalian semua, karna sudah membantu pekerjaan kami, 6 bulan bukanlah waktu yang sebentar semoga ilmu yang sudah kami berikan bisa berguna untuk kalian di kemudian hari, saya juga memohon maaf apabila ada salah perkataan dari saya pribadi dan para senior disini yang di tujukan kepada kalian semua, ya begini ini kalau kerja di Kitchen, dekat dengan api dan tensi yang tinggi, jadi terkadang emosi meledak-ledak, kita juga dituntut untuk cepat, sigap, bersih dan rapi. Jadi sekali lagi saya tegaskan kalau ada salah perkataan dan perbuatan kami memohon maaf" ucapku, kepada anak-anak trainee yang sudah selesai masa trainingnya hari ini.

Terdengar suara tangis dari para anak Trainee.

Huuuuuu.. Uhukkk.. Huhuhuhu.. Sroottt...
Ada yang sedih, ada yang tertawa, ada yang pelukan dan ada pula yang mengelap umbelnya.

"saya ucapkan juga selamat datang pada anak Trainee yang baru, serap ilmu dari kami sebanyak-banyaknya, jangan manja dan jangan mudah mengeluh, karna semua yang kami lakukan itu adalah untuk kebaikan kalian di kemudian hari dan mempersiapkan mental kalian" kataku pada anak trainee yang baru.

"terimakasih Chef Geni, untuk kalimat sambutan dan perpisahannya" kata Laras mengambil alih "sekarang saatnya kami akan membagikan hadiah kecil sebagai ucapan terimakasih dan kenang-kenangan dari kami untuk kalian" katanya kepada anak-anak trainee yang masa trainingya selesai hari ini.

Bamz, Koko, dan Pak Dandang membantu Laras membagikan kenang-kenangan kepada anak trainee kami yang berjumlah 12 orang, lalu mereka pun menyalami kami para seniornya satu persatu sambil menangis dan meminta maaf apabila ada salah kata dan perbuatan, setelah itu mereka membubarkan diri kembali pada sectionnya masing-masing dan mulai bekerja.

Acara pun berlanjut dengan perkenalan dari anak trainee yang baru, ada 12 orang lagi 6 dari universitas dan 6 dari SMK.

Aku langsung memperhatikan 6 orang yang dari universitas, terdiri dari 4 mahasiswi dan 2 mahasiswa, yang akan melakukan Praktek Kerja. Aku tidak memperhatikan begitu detail yang dari SMK karna takut nanti dimarain sama Admin dan Moderator jadi aku gak ambil resiko.

Ada 1 mahasiswi yang menarik minatku, langsung ke perhatikan dengan seksama saat giliran dia memperkenalkan diri.

"perkenalkan nama saya Cindy umur 21 tahun saya dari universitas P****, cita-cita saya suatu saat nanti ingin punya restauran sendiri dan saya sebagai pemilik sekaligus Chef" katanya menjelaskan.

"oooohhh namanya Cindy, bodynya seksi cooookkkk, panlok nih kayaknya, susunya juga gede lagi sampai gak muat itu pakaiannya" batinku sambil memandangnya.

"yak selesai sudah acara perkenalan kita, kalian bisa langsung pulang, tapi ingat besok semuanya masuk jam 06.00 pagi kumpul lagi disini dan sudah menggunakan uniform dengan atribut lengkap, mengerti!!????" kata Laras, judesnya mulai keluar.

Mereka pun langsung membubarkan diri, begitu pula aku dan staffku langsung bubar menuju section kami masing-masing.

Ku lihat Laras mengedipkan mata kepadaku, aku tersenyum seraya berkata tanpa suara, hanya bibirku yang bergerak "besok aja, oke?" karna aku tau kode yang di maksud Laras, dia sedang minta jatah.

Laras langsung memutar tubuhnyan dan berjalan sembari mengangkat jempolnya sambil di geal-geol kan pantatnya ke kiri dan ke kanan.

"Gen, Tia mana?" tanya Koko.

"lha mana gua tau coookk, lagi training kali, biasa pegawai baru harus di brain wash dulu biar sesuai sama visi dan misi Hotel kita"

"cookkk gayamu, mangan tahu tempe ngombene ale-ale ae ngomong lu gua lu gua"

"jare sopo aku mek mangan tahu tempe, pangananku steak-steakan yo, hahahaha"

"ooo jancok, pantesan stok ku menipis awakmu toh sing mangani, bedhes ancene"

"lapo kog takon Tia barang, arep PDKT tah?"

"gak, engkok ae tak critani pas cangkruk"

"hmmmm onok opo seh, garai wong penasaran ae"

"wis engkok ae kog, tak kerjo si, tar kumpul jam 21.00 nang panggon biasane" kata Koko sambil mengecek orderan room service yang masuk.

"yoh, oke" aku pun langsung meninggalkan Koko dan menuju ruanganku.

-----------------------------------------------------------------

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.07, aku sudah sampai di taman yang ada makamnya, walau ada makamnya tapi taman ini gak pernah sepi selalu ramai dengan pengunjung, mulai dari anak-anak sampai mbah-mbah semua ada. Dari yang niatnya main perusutan, pacaran, ziarah makam, kulineran atau sekedar ngopi dan cangkruk, semua bisa di taman ini, ada yang tiba2 kena serangan jantung? Gampang lha wong di belakangnya Taman ada Rumah Sakit. mau ekse? Gampang lha wong di sampingnya Rumah Sakit ada Hotel, gak punya duid buat Check In? Gampang ekse aja di toilet taman, ada yang kesurupan? Gampang juru kunci makam siap membantu. Lengkap toh. Hahahahahaha.

Ku parkirkan motorku, dan langsung menghampiri kedua sahabatku yang sudah datang duluan sedang duduk di bangku di bawah pohon beringin besar yang ada di belakang Taman.

"wis suwi tah rek" tanyaku ke mereka.
"gak, awakmu teko mau awak dewe jek tas lungguh" kata Bamz
"wis mesen tah?" tanyaku lagi.
"durung, aku pesen no es teh jumbo Gen" kata Koko.
"aku, Goodday Gen sing es" kata Bamz.
"iyoh, jancok gak gelem mesen dewe" kataku ke mereka, "om Ndrong es Goodday loro, es teh jumbo siji" kataku ke om Gondrong pemilik warkop.
"oke Gen, arep remian tah?"
"engkok ae om rodo bengi, opo pas sampean wis gak sibuk" ucapku, lalu kembali ke meja dan duduk di sebelah Bamz.

Ku keluarkan rokok dan zippoku langsung ku nyalakan sebatang.

Ctiinkkk... Jhezzzz... Hiuftttt Fuuuhhhhh.

Ada sekitar 5 menit kami bertiga diam melamun sambil menikmati rokok yang ada di sela-sela jari kami. Tiba-tiba
Tokkk.. Dughhh... Bugggghhh....
Suara gelas yang ditaruh di atas meja membuat kami kaget. ternyata pesanan kami sudah datang.

"jancoookkkk, lagi marahan tah kalian bertiga ini. Kaet mau tak delok-delok kog mung meneng-menengan tok" kata om Gondrong.

"coookkk aku doyan arek wedok om, mboh nek arek loro iki deloken tah lungguh ne ae wes adep-adepan, koyok wong pacaran" balasku.

"jaannccookkk, aku yo doyan arek wedok coookkkk" kata kedua sahabatku bebarengan.

"lho kan om, ngomong ae atek barengan, mesrah toh, hahahahahaha" tambahku membully mereka..

"wahahahahahahaahahah" om Gondrong tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan pergi.

"gak remian tah?" tanyaku.
"gak usah ngeles Gen, Awakmu nduwe utang karo awak dewe" kata Koko.
"utang opo seh reekk?" tanyaku, karna aku gak paham dengan maksud mereka.
"atek gak iling, jarene arep nyritani kog iso awakmu kenal karo Tia?, lagi pula Tia yo sak SMK karo awakmu toh!!!!" sekarang Bamz yang bertanya dan memberi pernyataan.

"ngakuo Gen, koen nduwe masalah opo karo Tia, gak biasane awakmu koyok ngene, wes critakno kabeh. Lagian Geni sing di maksud Tia kapan hari iku awakmu kan?? Aku karo Bamz siap ndengerin" tambah Koko.

"cooookkkk" teriakku sambil ngeplak kepalaku sendiri karna pusing dan emosi. "iyo, aku bakalan cerita" kataku sambil menyalakan rokokku untuk kedua kalinya.
"jadi gini, ............ "

------------------------------------------------------------------

Flashback 11 tahun yang lalu.

Siang itu Matahari tampak garang, seakan menunjukkan existensinya bahwa hanya dia yang bisa menyinari dunia. Walaupun harus digantikan oleh Rembulan di kala malam..

Ckiittttttt!!!!!!

Suara bemo yang tiba2 mengerem secara mendadak karena ada seorang bocah yang tiba2 berteriak "kiri pak, kiri pak" lalu melesat lah bocah itu keluar dari dalam bemo sambil berlari "wancok, telat iki" pikirnya dalam hati. Tiba2 dia dikejutkan dengan teriakan si supir bemo "woy gendut bayar dulu baru lari", tapi si bocah tidak menghiraukan panggilan itu dan terus berlari hingga tiba2 si supir bemo sudah berlari disebelahny sembari mengeplak kepala si bocah "dasar gendut, bayar sik mbok kiro iki bemone mbahmu main mlayu ae", si bocah yang tersadar bahwa dia belum bayar ongkos bemo pun cengengesan sembari menyodorkan uang seribuan 3 lembar "hehehehe, yo sorry pak aku wes telat iki".

Sampailah si bocah di depan gerbang yang sudah tertutup dan dikunci samar2 terdengar suara dari dalam aula. "wancok, hari pertama mos malah telat alamat g bakal bisa masuk iki, mana g ada temen lain yang telat pula" katanya dalam hati.

"hei, kamu" tiba2 ada suara dari dalam gerbang yang tertutup
"saya pak??" kata si bocah
"iya kamu mosok kembang yang disebelahmu" kata orang yang bertubuh pendek dan kurus itu
"Hehehehe, telat saya pak"
"kamu itu murid baru kan? Udah berani2 nya kamu telat"
"hehehe, maaf pak ketiduran tadi dibemo"
"wah wah gak bener kamu ini, siapa namamu dan jurusanmu?" tanyanya
"nama saya Geni pak, jurusan tataboga"

*
*
*

Hahahahahahaha kedua sahabatku tertawa mendengar ceritaku saat pertama kali aku menjejakkan kaki di kota yang terkenal dengan lambang buaya dan ikan hiu.

"wes wes rek wes stop ngguyu ae" kataku
"hahahaha, lagian kog bisa2ny ketiduran di bemo", kata koko
"berarti kamu dulu itu gendut lha kog bisa jadi seperti ini skrnk?, kata si bamz
Aku cuman cengengesan mendengar kedua sahabatku tertawa mengejek ku.
"diterusno gak critane?" kataku emosi.
"lanjuuuutt" kata mereka.

*
*
*

Tiba-tiba ada seorang anak perempuan seumuran Geni turun dari mobil yang ada di sampingnya dan membuatnya sedikit terkejut.

"coookkkk, tak kira kosong mobil ini, tapi tadi sempet goyang-goyang, pas aku dateng. Lha yang turun ternyata cewek yang sekolah disini juga" batin Geni.

"kamu siapa namamu dan jurusanmu, Kenapa kog telat?"tanya orang itu lagi.
"saya Tia pak, jurusan tataboga" sambil merapikan seragam sekolahnya yang sedikit kusut, "tadi jalanan macet pak" tambahnya.

"wiiihhh dia bohong coookkkk, padahal mobil itu sudah dari tadi disini" batin Geni tak berani bersuara.

"ya sudah kalian cepat masuk, langsung bergabung dengan teman kalian yang lain, hari ini saya maafkan tapi kalau besok telat lagi akan saya beri hukuman" kata guru itu yang ternyata bernama Pak Oke.

"iya pak, terimakasih" kataku dan Tia barengan.

Lalu mereka langsung memasuki gerbang sekolah bebarengan, tiba-tiba Tia mengulurkan tangannya mengajak Geni berkenalan.

"hai, namaku Vincentia, tapi biasa dipanggil Tia, kayaknya kita satu jurusan ya, tadi aku sempat dengar"
"eh.. oh.. lho.. H-hai aku Geni, i-iya aku juga jurusan Tataboga, salam kenal ya" sambil menjabat tangan Tia dan merasakan halus telapak tangannya.
Dari situ lah benih-benih cinta Geni ke Tia mulai tumbuh.

------------------------------------------------------------------

"naaahhh, gitu ceritanya" kata ku.
"hmmm iku mek perkenalan tok lak an, aku curiga critamu durung mari, ayo terusno" kata Bamz.
"sik talah, ngelak" kataku sambil meminum es goodday ku hingga setengah dan kembali menyalakan rokokku yang ke 3. "hiiiuuffftt fuuuuuuhhh, yo mulai saat itu aku jadi suka sama dia, bayangno ae 3 tahun aku nunggu dan mengungkapkan rasa sayangku, baru ditahun ke 3 aku bisa dapetin dia" kataku.

------------------------------------------------------------------

Flashback

kelas 1 SMK
"Tia, aku sayang kamu, mau gak jadi pacarku"
"maaf y Geni, tapi aku sudah punya pacar"
"ya udah kalo gitu, aku bakal nunggu sampai kamu putus dengan pacarmu"

Kelas 1 SMK semester 2.
"oi Geni"
"oid napa Ki?"
"awakmu lak sak kelas karo Tia toh, jogokno yo nek onok sing ganggu ngomongo aku"
"iyo, opo'o emange?"
"gakpopo, Tia wes dadi pacarku saiki"
"lho bukane Tia pacaran karo konco smpne"
"wis putus bulan lalu, wingi jek tas ae dadian karo aku"
"ooo ngono toh oke oke Ki, gampang wes ngkok nek onok opo opo tak kandani awakmu"
"ya ampun tia, kenapa aku bisa gak tau kalau kamu sudah putus sama pacarmu kog bisa-bisanya aku keduluan sama Kiki kakak kelas kita" batin Geni.

Kelas 2 SMK
"Tia kamu udah gak pacaran sama Kiki lagi kan?"
"nggak udah putus, kenapa emangnya Gen?"
"yesssss horeee, berarti sekarang kamu mau kan jadi pacarku?"
"aduuhh, gimana ya Gen, maaf tapi sekarang aku sudah pacaran dengan seniorku di Hotel tempatku magang"
"ooo ya udah kalau gitu, tapi ingat aku tetap nunggu kamu"

Kelas 3 SMK
"Tia, untuk terakhir kalinya mau kah kamu jadi pacarku?"
"iya Gen aku mau, tapi aku gak mau kalau hubungan kita ini mengganggu pelajaran kita oke?"
"iya Non aku janji, aku sayang kamu gak sia sia aku nunggu kamu 3 tahun ini, terimakasih ya"
"iya sama-sama ya Geni, maaf kalau aku sudah membuatmu menunggu, eh tapi kamu panggil aku apa Non?"
"hahaha iya itu panggilan sayangku ke kamu, gak papa kan?"
"oooo iya gak papa kog, kalau gitu aku bakalan manggil kamu Mbul"
"lho kog Mbul sih?"
"soalny kamu kan gendut, jadi aku panggil kamu gembul hi hi hi"
"terserah kamu aja deh, i love u non"
"i love u too, mbulku"

-----------------------------------------------------------------

"jadi aku manggil dia Non, karna bagiku Tia adalah Ratu di hidupku, sedangkan dia manggil aku Mbul karna aku gemuk hahahahaha" jelasku ke sahabat-sahabatku.
"juancookk.. Segigih iku perjuanganmu cokkk" kata Koko, "tapi kog iso putus lho karo Tia, terus kog iso awakmu dadi koyok ngene saiki sebabe opo?" tanya Koko.
Sedangkan Bamz hanya menepuk-nepuk punggungku bersimpati.
"nah kalo itu penyebabnya adalah......" seraya menyalakan rokok ke 4 ku.

-----------------------------------------------------------------

Flashback 8 tahun yang lalu.

Hari itu adalah hari kelulusan dan juga wisuda bagi semua anak kelas 3 termasuk aku dan Tia. Acara di adakan di Ballroom Hotel.

Aku langsung mencari Tia, karna sejak acara serah terima ijazah tadi Tia tidak terlihat, aku bertanya pada teman-temanku tapi tidak ada seorang pun yang tahu Tia dimana. Ditelphone pun hape nya tidak diangkat. Akhirnyaa aku mendekati orang tua Tia untuk salim dan bertanya tentang keberadaan Tia.

"misi om, tante" seraya bersalaman dan mencium tangan mereka.
"eh Geni, selamat ya nak, Ibu ikut bangga kamu sudah lulus. Terimakasih ya sudah mau antar jemput Tia setiap hari, orang tuamu mana Gen?" kata Ibunya Tia.
"iya tante sama-sama, mama papa gak bisa dateng tante, biasa repot ngurusi kerjaan" kataku sambil cengengesan.
"selamat ya Gen, kamu mau nerusin kemana ini?, kalau Tia kan dapet beasiswa dari universitas ******" kata bapaknya Tia.
"terimakasih om, saya nerusin di luar negeri om, kuliah masak lagi disana, lho om tante berdua aja kakak mana? Kata Tia kakak juga ikut" kataku, sambil celingukan mencari kakaknya Tia.
"nggak kami bertiga kog tapi bukan sama kakak, kakak gak bisa ikut soalnya lagi sibuk ngurusin skripsinya" kata Ibuk Tia.
"oooohhh terus sama siapa tan? Oh iya Tia mana ya dari tadi saya cari kog gak ada?" tanyaku penasaran.
"kami bertiga sama nak Ardi, tadi baru aja Tia diajak keluar sama Ardi"
"Ardi, siapa ya tan? Keponakan tante?"
"lha kamu ini gimana Gen, emang Tia gak pernah cerita? Ardi kan pacarnya Tia masa kamu yang sahabatnya malah gak tau" jawabnya.

Deeggghhh... Jedheeerrr.. Gleeekkhhh...

"cukkkk, bapak ibuknya Tia gak tau kalau aku ini pacar anaknya? trus taunya malah Ardi yang jadi pacar anaknya, bangsat jancok asuuu lha ngapain aku capek-capek nganter jemput anakmu kalau aku ini bukan pacar anakmu, emang aku ojek?" kataku dalam hati.

Emosi ku mulai naik, aku lalu pamit kepada orang tua Tia dan langsung keluar dari Ballroom untuk mencari keberadaan Tia dan Ardi.

Ku cari di resto hotel gak ada, di toilet gak ada, di kolam renang gak ada, di lobby hotel pun gak ada. "jancookk Tia kemana, aku pengen minta penjelasan" kataku lirih sambil mengucek-ucek rambutku frustasi.

"lho gen kamu kenapa dah ketemu Tia belum?" tanya bapak Tia.
"gak papa om, gatel aja nih rambut, belum om" jawabku sedikit kesal.
"ya iyalah gak bakalan ketemu wong Tia udah pulang tadi sama Ardi, katanya mereka mau jalan-jalan dulu, ya udah kami pulang dulu ya Gen" kata ibuk Tia.
"iya om tante, hati-hati ya" seraya mencium tangan mereka. Aku tertunduk lesu karna sudah gak tau lagi harus mencari Tia dimana.

Tiba-tiba bahuku di tepuk, aku menoleh sudah ada Alvin ketua kelasku berdiri di sampingku.

"Gen aku mau ngomong" katanya.
"ngomong aja Vin, ada apa?" tanyaku tidak seberapa memperdulikannya.
"ta-tadi, a-aku ...." katanya nervous.
"yang jelas Vin, kalau gak penting kamu tak tinggal lho, aku mau cari Tia"
"p-p-penting ini Gen. I-ini tentang Tia" katanya masih nervous dan agak takut.
"haaaaah??? Kamu liat Tia dia dimana, dimana Vin?" sambil ku goncang-goncangkan badannya.
"diatas, di lantai 5"
"cooookkk ngapain Tia di lantai 5, disana kan gak ada apa-apa selain kamar"
"se-serius aku Gen g-gak bohong. Tia di gandeng cowok masuk ke kamar nomor 530" ungkapnya lirih.
"jancookkk yang bener kamu Vin"

Aku langsung lari ke arah recepsionis untuk meminta kunci kamar nomor 530 dan akses lift.

"mba, boleh minta kunci kamar nomor 530?" tanyaku ke mba-mba resepsionis sambil terburu-buru.
"buat apa mas? Emang masnya siapanya tamu kamar nomor 530?" tanyanya menyelidiki.
"saya temennya mba, boleh minta kuncinya gak!!!???" sambil menyentak mba-mba nya.
"maaf mas gak bisa, kami tidak di ijinkan memberikan kunci kamar pada orang lain yang bukan tamu, itu sudah aturan mas" tegasnya.
"kalau gitu aksesin aja mba, biar saya bisa naik ke atas, tolong mba"
"maaf tidak bisa mas, kalau tidak ada kepentingan lain silakan anda keluar, atau saya panggilkan sekuriti" kata mba-mbanya.

"jancookkk trus gimana caraku naik, arrrghhh" kataku sedikit berteriak dan menjambaki rambutku

"Pakai aksesku aja Gen, ortuku kan nginap disini" kata Alvin.
"dari tadi kek jancookkk, ayo cepetan"

Emosiku sudah di puncak, aku sudah tau apa yang di perbuat Tia dan Ardi di dalam kamar. Memikirkannya semakin membuatku emosi.

Lift terbuka, Alvin langsung menempelkan kartu kamarnya dan menekan tombol 5, lift langsung tertutup dan naik menuju lantai 5. Begitu sampai lantai 5 aku langsung keluar berlari mencari kamar 530.
"belok kanan Gen, kamar paling ujung" kata Alvin melihatku kebingungan mencari kamar 530. "gimana caramu buka pintu kamarnya? Gak bakalan bisa di dobrak itu pintu" tanyanya lagi sambil mengimbangi lariku.
"gampang, pasti bisa kebuka"
"itu Gen kamarnya" seraya menunjuk.
Aku mulai memelankan langkahku mendekati kamar dan mengetuknya,

"Toookkkk... Tookkkk.. Tokkk.. Housekeeping...." kataku.
"Toookkkk... Tookkkk.. Tokkk.. Housekeeping...." belum ada jawaban.
"Toookkkk... Tookkkk.. Tokkk.. Housekeeping...." ketukan ku untuk ke tiga kalinya di pintu.

Kriieeeekkk pintu terbuka sedikit, "jancook ganggu aja mau ngapain?" kata suara yang ada di dalam kamar.

Gak pakai lama langsung ku dorong pintu itu sekuat tenagaku, pintu langsung terdorong ke belakang mengenai kepala orang yang ada di belakangnya. Aku langsung menyergap tubuh orang itu dan langsung membantingnya ke lantai yang beralaskan karpet.

Sreett.. Bughhh... Daghhh...
Kyaaaaaaaa.. Mbulllll....

Terdengar suara teriakan Tia, di atas ranjang Tia sudah tidak mengenakan pakaian apapun hanya menutupi tubuh indahnya dengan selimut.

Alvin langsung menutup pintu kamar agak tidak ada orang yang mendengar perkelahian kami.
Aku hajar dan aku pukul orang yang ada dibawahku ini. Tidak sedikit pun aku memberi ampun.

Buuugh... Buuuughh... Traaakkk.. Plaaakk..

"jancoookkkk raimu asuuu, kog enakmen pacarku kog gowo nang kamar"
"Mbuul sudah Mbuull, maaf Mbuull, nanti Ardi mati Mbulll " teriak Tia. "Ardi, huhuhu.. Hikkkss... " isakannya mulai terdengar menangisi orang yang ada di bawahku.

"kenapa Tiaaaa, kenapa kamu lakuin ini, kenapa kamu bohong sama aku. Kenapaaaaaa jawabbb jancookkk!!!!" teriakku sambil terus memukuli Ardi yang mukanya sudah bersimbah darah.
"huhuhuhu, maafin aku Mbulll huhuhuhu"
"gak usah manggil-manggil Mbul, aku ini kamu anggap apa? Bisanya kamu perlakukan aku kayak gini!!!!" seraya berdiri dan menendang Ardi yang sudah terkapar tak berdaya "jawaaabbb jancookkk!!!!" Buuugghhhh kaki ku menendang bagian perut Ardi. "jawaaab Tia!!!!" Duaaaaaghh.. Aaaaarrggh..... kepalanya terantuk kaki meja saat aku menendang dagunya.

Huhuhuhhu tia masih menangis "jangan nangis aja bangsaaattt!!!!! Jawaaabb kamu anggap aku apa? Jawab Tia atau tak hancurin penisnya pacarmu ini" seraya mengangkat kakiku dan kuarahkan ke penis Ardi yang tertutup celana dalamnya.

Akhirnya Tia mulai berbicara, "huhuhu maafin aku Mbull. Hikss.. Hikksss... Sebenernya aku cuman manfaatin kamu aja. Aku gak pernah nganggep kamu pacarku, a-a-aku mau nerima kamu jadi pacarku karna aku kasian sama kamu, aslinya aku g-gak suka sama kamu, karna kamu itu g-gemuk dan emosian juga sifatmu kayak anak kecil, ta-tapi karna aku kasihan akhirnya aku nerima kamu jadi pacarku huhuhu" katanya sambil menangis.

Aku yang mendengar pengakuan Tia langsung semakin emosi seketika itu juga langsung ku injak penis Ardi kuat2 sebanyak 3 kali.

Buuuughhhh.. Proookkkk.. Pyekkkk... Kraaakkk... Arrrggghhh...

Ardi langsung berguling-guling di atas karpet, kulihat ada bercak seperti darah di celana dalamnya entahlah apa itu mungkin telornya pecah.

Kyaaaaahhhhh......
"Ardiiii huhuhuhu, jahat kamu Mbull jahat" kata Tia seraya turun dari kasur menuju Ardi dengan bertelanjang bulat dan menaruh kepala Ardi di pahanya. Hu hu hu hiksss...

"jahat mana Ya aku apa kamu?" Tanyaku ke Tia, ku biarkan Tia memeluk Ardi.
aku tidak bernafsu sama sekali melihat tubuh telanjangnya, ku lihat Alvin membuang muka sambil sesekali menoleh ke arah Tia.

Aku lalu berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar, Alvin lalu menutup pintu kamar dan berjalan di sampingku.
"makasih yo Vin"
"sing sabar yo Gen, sedih aku kog tega Tia memperlakukan kamu kayak gitu" sambil menepuk punggungku "terus apa yang mau kamu lakuin sekarang, kalau Tia lapor polisi gimana?" tanyanya.

"gak Vin, Tia gak bakalan lapor polisi, liat aja aku pasti bakal mengingat terus perbuatan Tia dan kalau aku ketemu Tia lagi aku bakalan membalasnya" kataku bersumpah. "dan misi pertamaku adalah menguruskan badanku"

Flashback End...
------------------------------------------------------------------


Dengan berakhirnya adegan flashback maka, berakhir pula chapter ini..
Sampai jumpa di chapter berikutnya.. Ditunggu saran dan kritiknya. Trimakasih.
Mueheehehehe.
 
Terakhir diubah:
terimakasih updatenya mantab :thumbup
cuma ada beberapa typo diawal, sebenarnya yg dithreesome itu Laras atau Tia ?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd