Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aisha: Istri Pak Haji yang Dilanda Birahi (NO SARA)

Terima kasih apresiasinya, suhu sekalian! Enjoy this short update...

Guilty pleasure

Sekembalinya dari kamar Toni, Aisha bergegas mencuci pakaiannya yang kotor setelah bersetubuh dengan anak kosnya itu. Tak lupa, ia melepas kaos dan celana Toni lalu mengenakan daster miliknya. Aisha menghela napas saat mengingat betapa binalnya dirinya di hadapan Toni. Tak pernah terbayangkan bahwa ia akhirnya akan selingkuh dari Haji Romlan.

Kegiatan beres-beres itu selesai sebelum petang. Dengan cekatan, Aisha menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Haji Romlan. Kedua anaknya sudah beranjak dewasa dan tidak lagi tinggal bersamanya. Putra sulungnya, Roy, sekarang berusia 24 tahun dan sudah setahun ini bekerja di luar kota. Sedangkan anak perempuannya, Sarah, sudah menginjak usia 20 tahun dan disibukkan dengan perkuliahannya. Mereka hanya pulang saat liburan.

Malam itu, Aisha memasak terong balado dan ayam goreng. Bibirnya membentuk senyum kecil saat memotong-motong terong. Ia teringat bahwa terong itu awalnya akan dipakai untuk masturbasi. Namun, persetubuhan liarnya dengan Toni sore tadi membuat Aisha merasa terong itu tak lagi dibutuhkan.

Masakan Aisha matang bertepatan dengan kepulangan Haji Romlan. Wanita itu bergegas membukakan pintu saat mendengar suara mobil suaminya diparkir di halaman kosan. Haji Romlan turun dari mobil dan melangkahkan kakinya sembari mengucap salam. Aisha menjawab dengan lembut sambil mencium tangan suaminya.

"Abi mau makan dulu atau mandi? Umi baru aja selesai masak," kata Aisha menyambut Haji Romlan. Suaminya itu berperawakan tinggi dan tegap, serta masih tampak gagah untuk ukuran pria berusia 60 tahun. Namun sayangnya, ia tak dibekali onderdil dan skill yang mumpuni untuk memuaskan istrinya.

"Mandi dulu deh, Umi. Tolong panasin air ya. Abi pengen mandi air hangat. Badan rasanya pegal banget," jawab Haji Romlan. Aisha dengan patuh melaksanakan permintaan suaminya. Ia panaskan air di ketel dan menyiapkan handuk serta baju bersih untuk Haji Romlan.

Selesai mandi, Haji Romlan dan Aisha menyantap makan malam. Sepanjang makan malam, mata Haji Romlan menatap lekat-lekat wajah cantik Aisha. Ia merasa ada yang berbeda dari istrinya, tapi sulit dijelaskan. Pria itu merasa bahwa Aisha tampak lebih berkilau dari biasanya.

"Umi cerah banget malam ini," ujar Haji Romlan

"Ah, Abi bisa aja. Kan sehari-hari juga begini," jawab Aisha tersipu. Andai saja suaminya tahu, bahwa wajah cantiknya ini sore tadi bermandikan mani kental dari anak kosnya, batin Aisha.

"Serius, enggak kelihatan lho kalau Umi ini udah kepala empat," goda Haji Romlan sambil meneruskan menyuap nasi. Aisha merasakan pipinya merona. Sudah lama suaminya tidak pernah memujinya. Hatinya terasa hangat.

"Hmm, pasti ada maunya nih Abi," rajuk Aisha. "Mau apa? Dipijitin dulu sebelum tidur," katanya sambil tersenyum.

"Hehe, Umi tahu aja. Iya nih, badan Abi pegal banget. Udah lama juga enggak ngerasain dipijit istriku yang cantik ini," jawab Haji Romlan.

Aisha mengiyakan permintaan Haji Romlan. Hatinya sedikit merasa bersalah karena telah mengkhianati suaminya. Namun, ia memendam perasaan itu dan bersikap sewajar mungkin. Keduanya menyelesaikan makan malam lalu sembahyang berjemaah. Aisha melanjutkan cuci piring, sementara Haji Romlan bersantai di teras samping yang menghadap halaman kosan sambil merokok.

Tak berapa lama, Toni keluar dari kamarnya dan melangkah menuju gerbang. Ia pun menyapa Haji Romlan yang sedang duduk santai. Keduanya berbasa-basi sejenak. Haji Romlan menanyakan apakah Toni sudah membayarkan uang kos ke Aisha tadi sore. Pemuda itu mengiyakan sambil tersenyum.

"Sudah Pak Haji. Kebetulan tadi siang gaji Toni sudah masuk. Jadi bisa dipakai untuk bayar kos dan tunggakan kemarin. Maaf merepotkan ya Pak Haji. Terima kasih sudah dikasih kelonggaran," jawab Toni sopan.

"Iya, enggak apa-apa. Bapak paham kok. Kamu masuk malam?" balas Haji Romlan. Ia tak tahu bahwa tunggakan kos Toni sudah dibayar lunas pemuda itu dengan kepuasan batin istrinya. Toni hanya bisa tersenyum dalam hati dan mengangguk. Pemuda itu pun berpamitan dan berangkat bekerja.

Selepas kepergian Toni, Haji Romlan menghabiskan rokoknya dan masuk ke rumah. Ia mencuci kaki dan tangannya lalu beranjak ke kamar. Aisha telah menunggunya di ranjang. Cahaya temaram dari lampu kamar yang disetel ke mode malam membuat wajah cantik Aisha tampak semakin sensual.

Haji Romlan tersenyum dan melepaskan pakaiannya. Ia tengkurap di kasur dengan hanya memakai sarung. Aisha pun mulai memijat suaminya. Wanita itu menuangkan minyak urut ke tangannya dan mengawali pijatannya dari kaki Haji Romlan. Jarinya mengurut pelan dan membuat Haji Romlan berdeham nyaman.

Pijatan Aisha terus naik hingga ke paha bagian dalam. Wanita itu sedikit menggoda suaminya dengan beberapa kali menyapukan jemari lentiknya ke zakarnya. Haji Romlan mendesah kecil dan Aisha melanjutkan pijatannya ke punggung, lalu ke bahu suaminya yang tegang karena kelelahan.

Pijatan-pijatan lembut Aisha tak hanya meredakan rasa capek, tetapi juga membangkitkan birahi Haji Romlan. Setelah Aisha selesai memijat bahunya, ia membalikkan badan dan terlihat bahwa sarungnya sudah membentuk gunungan kecil. Dengan suara sedikit serak, ia mengajak istrinya memadu kasih.

"Umi...Abi pengen," kata Haji Romlan sambil beranjak duduk dan membelai rambut panjang bergelombang Aisha yang disemir kecoklatan. Aisha tersenyum mendengar ajakan suaminya. Sebagai istri yang taat, ia pun membaringkan diri dan mengangkat dasternya, memperlihatkan vagina berjembut tebal itu kepada pemilik sahnya. Tak lupa, Aisha menurukan bagian atas dasternya agar suaminya itu bisa melihat payudara berukuran 40DD miliknya.



Tanpa basa-basi, mulut Haji Romlan mencaplok payudara kanan Aisha. Ia sedot dalam puting mancung istrinya itu. Aisha melenguh dengan perlakuan Haji Romlan. Tangannya membelai lembut rambut suaminya yang telah dipenuhi uban. Puas dengan payudara kanan, Haji Romlan pindah ke sebelah kiri. Dengan penuh nafsu, ia sedot bergantian payudara jumbo istrinya.

Aisha mendesah semakin kencang dan mendorong Haji Romlan lepas dari payudaranya. Tangan Aisha refleks menjangkau sarung Haji Romlan dan menyibaknya. Jemarinya dengan lincah mengocok penis kecil dan pendek milik suaminya. Sekarang giliran Haji Romlan yang mendesah kenikmatan.

Tak ingin buang-buang waktu, Haji Romlan melepaskan tangan Aisha dari penisnya dan mulai mengarahkannya ke liang senggama istrinya. Ia dorong sekuat tenaga dan penis itu masuk tanpa hambatan. Dengan nafsu yang sudah di ubun-ubun, Haji Romlan mulai menggenjot Aisha sekuat-kuatnya.

Pria itu sudah lupa kapan terakhir kali ia merasakan momen intim seperti ini, tapi Aisha mengingatnya dengan jelas. Sudah lima tahun sejak terakhir kali Haji Romlan menjamahnya, dan itu pun berlangsung singkat. Sungguh ironis karena kemesraan ini timbul setelah Aisha dipuaskan pria lain.

"Ah, enak banget Umi...udah lama kita enggak begini," desah Haji Romlan sambil memaju-mundurkan penis kecilnya di vagina Aisha. Wanita itu ikut mendesah, ingin menunjukkan pada suaminya bahwa ia juga menikmati persenggamaan mereka. Meski sejujurnya Aisha tidak merasakan apapun dari hentakan-hentakan penis Haji Romlan. Sebab, masih segar di ingatannya betapa perkasanya kontol besar Toni menggenjot memeknya sore tadi.

"Uh...iya Abi...Umi juga enak..." balas Aisha dalam desahan palsu. Ia tak berharap banyak dari persenggamaan ini. Setidaknya, birahi Haji Romlan malam ini membuatnya masih merasa dihargai sebagai istri. Belum sampai dua menit sejak penetrasi, urat-urat di dahi Haji Romlan bertonjolan. Nafasnya memburu tidak teratur. Dengan satu hentakan dalam, ia menggerung dan menyemburkan maninya ke liang peranakan Aisha.

Tubuh Haji Romlan bergetar dalam kenikmatan dan ambruk ke dada Aisha. Bibirnya mengecup lembut istrinya. Sekali lagi, Aisha bersikap sebagai istri yang taat. Ia balas kecupan lembut suaminya dan membelai rambut beruban pria berusia 60 tahun itu. Tak lupa, Aisha membisikkan pujian kepada Haji Romlan untuk "keperkasaannya" malam ini.

Haji Romlan tersenyum dan mengecup kening Aisha. Setelah mengatur nafas, ia mengajak Aisha untuk mandi bersama. Di kamar mandi, Aisha dengan telaten menyabuni dan membersihkan tubuh suaminya. Setelah selesai, ia persilakan Haji Romlan lebih dulu dan beralasan bahwa perutnya sedikit mulas.

Haji Romlan terkikik dan meledek Aisha, mengatakan bahwa itu karena istrinya terlalu banyak memasukkan sambal ke terong balado yang dimasaknya untuk makan malam. Aisha hanya merajuk manja dan mendorong Haji Romlan keluar dari kamar mandi. Setelah mengunci pintu, Aisha mengangkangkan kaki dan memasukkan kedua jarinya ke vaginanya yang basah.

Suaminya memang tidak pernah bisa memuaskannya dan itu tak pernah menjadi masalah bagi Aisha. Namun setelah digenjot kontol perkasa Toni, sodokan penis kecil Haji Romlan hanya membuat memeknya geli. Itu justru membuat birahi Aisha yang telah terpuaskan sore tadi bangkit kembali. Ia kocok memeknya sekuat tenaga, tapi ingatan tentang "terong" Toni membuat liang senggama Aisha menginginkan lebih dari sekadar jari.

"Kalau tahu begini, mending terongnya tadi kusimpan aja," rutuk Aisha dalam hati. Masturbasinya tidak membuahkan kenikmatan dan Aisha memutuskan untuk menyudahinya. Ia menyelesaikan mandinya dan menyusul Haji Romlan yang sudah terlelap pulas setelah "memuaskan" istrinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd