Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Air susu dibalas dengan air peju

unuydede

Kakak Semprot
Daftar
20 Dec 2011
Post
151
Like diterima
100
Bimabet
Well setelah sekian tahun saya ga posting cerpan,akhirnya saya bisa ngetik lagi...
Ide sebenernya banyak,cuma waktu aja yang ga ada buat ngetik...
Sebenernya ini kisah nyata,cuman sedikit saya dramatisir hehehehehe
Ok,kalo ada kesalahan ato mungkin ada masukan dari suhu2 sekalian,kotak kripik dan saran terbuka buat suhu2 sekalian
Yah langsung saja cekidot suhu....
.
.
.
.
.
.
Hai, namaku Ninda. Aku seorang ibu rumah tangga dan sudah dikaruniai seorang anak gadis sejak 4 tahun lalu. Sejak sekolah aku ini seorang kutu buku,jadi tak heran jika kacamata ini selalu menjadi sahabat terbaikku. Buku yang kubaca sebenarnya juga karya-karya fiksi,novel, dan genre yang paling aku suka adalah cerita-cerita yang berunsur misteri dan horror. Di medsos pun aku aktif di grup-grup berbau horror. Hingga suatu hari......
Aku baru selesai membaca sebuah novel terjemahan, dan beranjak mengobrak-abrik isi kulkas karna hari itu matahari nampaknya lupa minum paracetamol :v . Iseng-iseng kubuka smartphone ku dan mulai membuka akun mukabuku-ku. Seolah bacaan tadi masih kurang,aku membuka salah satu grup bertema horror yang aku ikuti. Tapi yang kubaca hanyalah cerita ibu-ibu tentang pengalamannya melihat hantu. Aku jenuh membacanya.
Terus saja aku scroll down smartphone-ku, berharap menemukan sesuatu yang menarik. Hingga aku menemukan sebuah postingan dari seorang cowok di grup tadi. Aku membaca ceritanya seakan-akan aku masuk dalam cerita tersebut, hingga aku tak sadar kalau aku sedang berkeringat bukan karna panasnya hari itu, tetapi ini keringat dingin.
“ya ampun, aku kok sampai merinding begini membacanya ya?” begitu batinku, karna seingatku aku tak pernah begini membaca cerita horror. Lalu aku pun tertarik membaca komentar-komentar di postingan tersebut. Aku tersenyum tertahan membaca komentar-komentar tersebut,karena kebanyakan komentarnya berasal dari ibu-ibu yang cerita pengalaman nya tersebut. “mas beneran ngalamin hal tersebut? Kok ngeri amat ya?” begitu salah satu komentarnya, cowok itu pun membalas “ya enggak lah mbak,gila aja saya ngalamin yang begituan hahahahaha”,ya ceritanya hanyalah fiktif,namun cukup memukau seperti nyata.
Aku tertarik untuk berkenalan dengan cowok itu, dan memberitahunya kalau dia salah masuk grup,karena setahuku memang grup tersebut hanya berisi emak-emak rempong (mungkin akupun begitu hahahahaha) yang sok-sok an horror. Lalu aku menambahkan dia sebagai teman di medsos tersebut dan memulai obrolan pribadi.
Namanya Fadhil, dia seorang cowok yang lebih muda dariku,yah cuma selisih 1 tahun sih,dan dia masih single, baru putus dari pacar ngakunya. Kami sering ngobrol tentang hal-hal berbau horror dan misteri. Aku terkesan dengan pengetahuannya tentang misteri-misteri di dunia ini, mulai dari pangeran Vlad Tepes Dracula, makhluk-makhluk misterius, hingga segitiga Bermuda. Aku benar-benar menikmati obrolan kami sehingga aku lupa kalau banyak bacaan yang belum tersentuh olehku.
Hingga suatu malam, kami sama-sama dilanda insomnia,dan dia pun mulai bertanya masalah-masalah pribadi. “anak mbak masih menyusui di usia segitu?” tanya nya,
“iya, padahal usia nya udah 4 tahun,tapi susuku masih aja keluar deras, ini sampai bajuku basah sekarang” aku membalas chat-nya. Iseng-iseng aku memfoto payudaraku yang masih terbungkus daster tanpa bra ini lalu mengirim nya ke panel obrolan kami. Ya, payudaraku sebenarnya kecil, cup nya saja A, tapi putingku yang panjangnya sampai 2 setengah sentimeter ini tetap saja menyembul.
Dia nampak terkejut mendapat fotoku itu, “ya ampun mbak,malah difoto, hahahahaha, beneran banjir lho itu susunya hahahaha” dia mengomentari fotoku, sejenak aku terkejut dengan kelakuanku tadi,tapi aku juga merasakan suatu sensasi yang membuatku merasa semacam kepuasan tersendiri memamerkan payudaraku tadi. “mau lihat susunya nggak?” aku mulai nakal,akupun tak menyangka berkata seperti itu. “wadooo yakin mbak mau ngasih liat saya?” dia bertanya balik seakan tidak percaya juga kalau aku akan seberani itu.
Aku pun tak menjawab pertanyaannya, aku berpikir sejenak, apa seharusnya aku ngetroll ato betulan aku kasih lihat saja. Tak berapa lama,senyumku mengembang. Aku pun meloloskan lengan kanan dasterku, lalu kukeluarkan payudara kanan ku dan memerahnya hingga keluar susunya sedikit. Aku foto payudaraku itu lalu kukirimkan ke ruang obrolan kami. “astagah mbak Nindaaaaaaaa!!!” dia nampak terkejut karna aku benar-benar memperlihatkan payudaraku. Tak sampai situ, aku meloloskan lengan kiri dasterku dan kulakukan hal yang sama pada payudara kiriku yang putingnya lebih panjang 1cm dari puting yang kanan. “mbak,putingnya bisa panjang gitu ya? Pasti puas banget suami mbak ngenyotnya”.
Saat dia mengucapkan “suami” aku pun teringat suamiku,dan mulai bingung sendiri,kenapa aku sedemikian nakalnya terhadap laki-laki yang baru aku kenal di dunia maya? Tapi di samping itu,aku menikmatinya. “nah gantian donk,aku mau lihat ‘burung’ mu”
4 bulan berlalu, kami masih sering ngobrol di medsos,masih membahas maslah yang horror-horror tentunya,tapi beda pembahasannya saat suamiku tidak ada di rumah. Kami sering bertukar foto bugil, dan dia bilang sangat ingin meminum air susuku dan mencubiti putingku yang panjang itu. Aku tersipu akan semua pujian,godaan,dan fantasinya itu. “mbak,hari minggu bisa kopdar nggak?”, hatiku berdegup kencang saat dia menanyakan itu, secepat kilat aku mencari jadwal kerja suamiku, di sana tertulis kalau suamiku dapat sif sore.
“Bisa sih kayaknya,emang kamu dimana sih?” aku bertanya balik
“mbak di kota anu kan? Kota kita tetanggaan sebenernya,aku di kota una”
Makin deg-deg an aku dibuatnya, apa aku mulai suka pada cowok ini? “suamiku sif sore,kamu gapapa nemuin aku sero-sore?”
“gapapa mbak, kita ketemuan di terminal bingung ya”
“yasudah, kita ketemuan di sana jam 4”
Dia menutup obrolan kami karena dia harus bekerja. Dan,ya ampun, ada apa dengan debaran jantungku ini? Wajahku memerah. 3 hari lagi aku akan bertemu dengan Fadhil.



3 hari berjalan seperti 3 menit saja, selama 3 hari ini aku juga sulit sekali berkonsentrasi. Suamiku pun heran dengan kelakuanku, aku bilang agak sedikit pusing saja. Jam menunjukkan pukul 3.30 sore, Fadhil bilang kalau dia sekarang ada di sebuah tempat peristirahatan,butuh 5 jam memang dari kotanya menuju ke tempat yang kami janjikan. Suamiku pun pamit untuk mencari nafkah, dikecupnya keningku. Sepeninggal suamiku,aku langsung menidurkan anakku dan bergegas ke rumah orangtuaku setelahnya untuk menitipkan anakku kepada ibuku.
Pukul 4 lebih 20 menit, aku akhirnya berhasil sampai di depan gerbang terminal. Aku mencari sosok Fadhil yang selama ini hanya bisa kupandang lewat fotonya. Lalu ada seseorang menepuk pundakku dari belakang, “mbak,ojek mbak” pria itu seperti menawarkan jasa ojek, tanpa menoleh aku menjawab “nggak mas,saya nunggu teman kok”. “yakin nggak mau ojek mbak?” pria itu masih bertanya. Dengan sedikit menoleh aku menjawab lagi “udah dibilang saya nggak maa......... FADHIIIIIIIILLLLL” aku terkejut bukan main ternyata pria itu adalah Fadhil,jantungku makin ga karuan saat melihatnya tersenyum jahil.
Kami pun menuju tempat dia beristirahat, sebuah penginapan murah di sekitaran terminal. Aku pun duduk di bibir ranjang sementara dia rebahan di kasur. Kami bercerita dan ngobrol seperti di obrolan medsos kami selama ini,tentunya tentang hal-hal berbau horror. Lalu tiba-tiba dia duduk di sampingku dan merangkulku. Lagi-lagi jantungku seperti genderang,berdegup kencang sekali. Lalu dia berbisik, “kamu takut sama aku,mbak?”
“nggak,pliss,kamu panggil aja aku Ninda,Usia kita nggak beda jauh kok” aku menjawabnya. Dia lalu tersenyum nakal dan mencium keningku,mencium pipiku. Aku gemetar,antara senang dan deg-degan, lalu dia menarik wajahku ke hadapan wajahnya. Fadhil mulai mencium bibirku, aku yang masih belum siap dengan sensasi ini hanya diam saja,tak membalas ciumannya,terasa lidahnya memaksa masuk bibirku untuk menemui lidahku,tapi gagal.
Fadhil lalu berdiri dan melepas celananya, tapi masih memakai boxer. Kemudian aku digendongnya ke atas ranjang dan aku ditidurkannya. Dia mulai mencium bibirku lagi,aku yang sudah mulai terbiasa pun membalas pagutannya. Sejenak dia lepaskan cumbuannya untuk melepas jilbab dan kemejaku. Nampaklah payudara kecilku yang masih terbungkus bra. Fadhil kembali memagut bibirku,dan bibirku pun balas mengunci bibirnya sehingga lidah kami bermain bersama dalam mulut kami.
Kembali fadhil melepas pagutannya dan beralih menjilati kupingku lalu turun ke leherku,aku hanya bisa mendesah kegelian. Terasa tangan gempal Fadhil meremasi payudaraku,tak terelakkan lagi putingku menegang karna rangsangannya. Lalu dia mendudukkanku dan berusaha melepas bra-ku. Tak sampai situ,sangking bernafsunya,dia langsung membuka clana dan cd ku,dan, voilaa! Aku resmi telanjang bulat di depan Fadhil.
Melihat putingku mencuat, tampaknya Fadhil jadi gemas. Memang bisa dibilang putingku ini panjangnya diluar rata-rata. Langsung saja dia mencaplok puting kiriku yang lebih panjang, menggigitnya,dan memutar-mutarnya menggunakan lidahnya. “Nin, air susu kamu ternyata manis ya rasanya” seperti anak-anak yang mendapat minuman kesukaannya,dia kembali menyedot puting kiriku lebih keras hingga aku merasa sedikit kesakitan.
Fadhil beralih ke puting kananku dan kembali meminum air susuku dari situ. “mmmmhhhhhhh Fadhil,tolong jangan cupangin susuku ya,dimarahi nanti aku aaaaaaahhhhh pelan-pelan Fadhil” aku pun mulai meracau. Tangan kanan Fadhil meraba vaginaku dan terkejut “Nin? Kok udah banjir aja?”. Ya,selama ini memang suamiku jarang memperlakukanku seperti itu,biasanya suamiku setelah memagut bibirku langsung menancapkan pusakanya ke tubuhku. Akupun tersenyum lalu bangkit untuk duduk. “udah,berdiri dulu kamu” perintahku, Fadhil menurut dan berdiri di hadapanku. Dengan sekali tarik,aku meloloskan boxer dan cd nya.
“ASTAGAH!!” kata itu tanpa sadar terlontar dari mulutku,rasa terkejutku sama sekali tak tertutupi melihat kemaluan Fadhil yang belum tegang sepenuhnya saja sudah terlihat lebih besar dari kemaluan suamiku. Fadhil pun ikut melepas kaosnya lalu tersenyum padaku. Dia memajukan kemaluannya sehingga menempel di ujung hidungku. “mainin donk burungku”. DEG! Aku pun bingung, aku belum pernah memainkan kemaluan lelaki bahkan milik suamiku,”eh,nggak enak dipanggil ‘burung’, sebut aja ini kontol” Fadhil mulai lebih vulgar secara verbal.
Aku memegang kontol Fadhil dan bingung,mau diapakan ini kontol. “lah kok diem? Emut donk” Fadhil memerintahku. Aku masih bingung, aku belum pernah mengulum kontol sebelumnya. Fadhil nampaknya paham keadaanku “kamu belum pernah begini ya?” tanya-nya,aku hanya bisa menggeleng sambil tertunduk malu. Fadhil tersenyum, “buka mulut kamu” , aku menurut saja permintaan Fdhil dan membuka mulutku. Fadhil pun memasukkan kepala kontolnya dalam mulutku, rasanya sedikit aneh,tapi entah kenapa aku menyukainya,aku pun mulai menyedot kepala kontolnya.
“kamu puter-puter lidah kamu ke kepala kontolku Nin,ooooohhhhh enak Nin ssssssttttt” Fadhil meracau saat kumainkan kepala kontolnya dalam mulutku,akupun bersemangat melakukannya. Kurasakan kepala kontol Fadhi mulai membesar dan mulutku seperti tak muat menampungnya, batangnya pun makin keras saat kupegang. “mmmmhhh mmmmhhhhhhh ppuuuuaaaaahhhh” mulutku mulai kesulitan memainkan kontol fadhil sehingga terpaksa aku keluarkan dari mulutku.
Wajah fadhil memerah, tandanya dia sudah sangat terangsang, kontolnya pun sudah sangat keras menegang. Kembali Fadhil merebahkan tubuhku, dan dia menjilati leherku lagi hingga permukaan leherku basah seluruhnya oleh keringatku dan air liurnya. Dia kemudian memegang kaki kiriku dan melahap jempolnya,diemutnya jempol kakiku seperti aku memainkan kontolya tadi. Perlahan dia menjilati kaki kiriku,naik ke betis, paha, hingga dia berhenti di vaginaku. Dia menjilati klitorisku hingga aku menggelinjang seperti orang kejang. “oooooooh Fadhil, udahan donk, geli mekiku Dhil, mmmmhhhhh ssssssstttt aaaaaahhhh Fadhil, memekku banjir fadhiiiil aaaaahhhh” racauanku pun memenuhi ruangan sempit tersebut hingga akhirnya....
“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh fadhiiiiiiiiiiil,aku pipiiiiiiiisssssss” tubuhku mengejan, ada sensasi geli yang teramat sangat pada vaginaku dan rasanya mulut Fadhil sedang menyedot lubang vaginaku itu. “mmmmmmmmmhhhhhhhhh Fadhiiiiil, pipisku kok kamu minum? Hhh hhhh hhhh” rasa itu sudah sedikit mereda walaupun masih terasa getarannya. “itu bukan pipis sayang,itu cairan memek kamu” Fadhil menyeka mulutnya yang belepotan cairanku tadi, lalu kembali menindihku. Kembali mulutnya menyedot puting kiriku, Fadhil terlihat amat gemas dengan putingku yang itu.
“mmmmmhhhhh fadhiiiilllll ooooohhhh” tak henti-hentinya Fadhil membuatku meracau, aku merasa melayang, tulang-tulangku seperti hilang entah kemana,aku tak punya kendali atas diriku lagi. Lalu Fadhil mengangkat kedua kakiku dan meludahi kontolnya. “Ninda, kamu mau kan aku entotin?” Fadhil bertanya menggodaku. “hhh hhh hhh kamu ngomong apa sih?” aku tak mau menanggapinya,aku terlalu malu menjawabnya. “jawab donk,mau nggak? Kalo nggak mau,aku pulang nih” lanjutnya. Aku jadi gemas sendiri dengan kelakuannya ini dan langsung kujawab, “iyaaaaa fadhiiiil entotin akuuuuu” dengan nada sebal.
Fadhil kembali tersenyum jahil dan menempelkan kepala kontolnya ke bibir vaginaku. Perlahan-lahan, kontolnya mulai menyeruak memasuki vaginaku. Mataku terbelalak, mulutku menganga tanpa mengeluarkan suara, meresapi tiap mili kontol Fadhil yang besar itu di dalam vaginaku, sampai rasanya tak muat menampungnya. “ssssstttttt Fadhil,sakiiiittt” aku pun meringis merasakan rasa pedih dalam vaginaku,walaupun sudah licin karena ludahnya dan cairan vaginaku,tetap saja rasanya seret.
Fadhil sama sekali tak menggubris rasa nyeri yang kualami, dia terus saja memasukkan kontolnya dalam-dalam. Sudah ¾ kontolnya amblas dalam vaginaku,dan rasanya mentok menyentuh dinding rahimku. Ughh rasanya benar-benar sakit,ya, aku belum pernah merasakan nyeri dalam vaginaku seperti ini karena saat melahirkan anakku dulu aku melakukan operasi sesar. Fadhil berhenti sejenak dan memandang mataku yang sembab karna kesakitan. Bibirnya kembali memagut bibirku,lebih ganas dari sebelumnya,sampe beberapa kali bibirnya tak sengaja kugigit. Bibirnya turun ke dadaku, seperti sudah jadi favoritnya,dia menghisap puting kiriku dengan lembut,dan perlahan-lahan rasa nyeri dalam vaginaku mulai hilang.
Sembari menghisap putingku, Fadhil memundurkan kontolnya,lalu memasukkannya kembali dalam vaginaku. “aaaaaahhhh ssssssstttttt Fadhiiiiillll uuuuuhhhhhh kontolmu gede banget sayaaaaang mmmmhhhhh” kali ini aku benar-benar menikmati kontol Fadhil di dalam vaginaku, dengan lembut dia mengocok kontolnya sambil terus menyusu padaku. Diremasnya payudara kanan ku,dan dia perah hingga susunya belepotan di dadaku. Sejenak dia melepas sedotannya pada putingku,saking kuatnya sedotannya, sampai-sampai air susuku terus keluar dari puting kiriku dan mebasahi badanku.
Perlahan-lahan genjotan fadhil semakin keras, dia makin mempercepat genjotannya. “aaaaaahhhh Nindaaaa aaaaaaahhhhh memek kamu sempit bangit Ninnnnn mmmmmhhhhhhh kegigit kontolku Nin auuuuhh aaaaahhh” racauan kami berdua menggama lagi,kami berlomba merengkuh kenimatan pada kelamin masing-masing. Benar-benar tak terlukiskan rasanya. “Fadhiiiiiillll aku pipis lagiiiii aaaaaaaaaaaaaaaaaaa” akhirnya banjir lagi vaginaku dibuatnya, bukannya berhenti, Fadhil malah mempercepat genjotan kontolnya. “aaaaahhhhhh aaaaahhhhhh Fadhiiiil brenti dulu aaaaahhhh dooooonk mmmmmmhhhhh” suaraku putus-putus, aku seperti habis lari maraton saja.
“Faaadhiiiiiiilllll mmmmmhhhh kal aaaauuu kalo terus gini,akuuuuu aaaaaaaahhhhhhhhhhh” lagi-lagi vaginaku menembakkan cairannya,dan tak ada tanda-tanda Fadhil melambatkan tempo nya. Dia malah terus saja memporak-porandakan vaginaku hingga aku terpaksa terus-terusan mengeluarkan cairan vagina. “Nin.... mmmmmmhhhhhh spermaku aaaahhhh mau dibuang dimana? Aaaahhhh aaaaaahhhh” nampaknya Fadhil hendak mencapai klimaks, aku bingung dan tak bisa berpikir jernih, terlalu nikmat untuk aku memikirkannya. Suamiku terbiasa menembakkan spermanya dalam vaginaku,tentu Fadhil pasti memikirkan bagaimana kalau persetubuhan kami ini menimbulkan masalah di kemudian hari. Tapi aku yang sudah tak bisa berpikir langsung menjawab “aaaaaahhhhh Fadhiiil mmmmmhhhhh enak banget Dhiiiilll aaaaaaahhhh aaaaaahhhhh hamili aku Fadhiiiiillll”
Mendengar jawabanku,nampaknya Fadhil pun tak bisa berpikir jernih, persetubuhan kami terlalu nikmat untuk dihancurkan dengan pemikiran ke depan bagaimana. Fadhil memegangi pahaku dan menggenjot vaginaku secepat yang dia bisa. Mataku terasa gelap, mulutku sudah tak mampu meracau lagi, hanya terbuka dan membantuku bernafas sebisaku. Yang terasa hanyalah rasa geli yang nikmat di vaginaku,lalu.....
Creeeeet creeeeet creeeet creeeet creeeeet creeeeeetttt kontol besar itu menembakkan amunisinya sedalam-dalamnya di vaginaku. Fadhil pun ambruk di atas tubuhku sesaat lalu dia merebahkan badannya di samping kiriku. Kudengar nafas Fadhil tak jauh beda denganku, bagaikan lari berkilo-kilo meter jauhnya. Aku menguat-nguatkan mataku untuk melihat ke arahnya, seperti tak henti-hentinya dia membuatku terkejut, kontolnya masih gagah dengan lelehan sperma masih keluar dari mulutnya. Dan aku pun memeluknya. “Ninda,makasih ya, tadi itu nikmat banget” ucapnya sambil mengelus pipiku. Aku hanya tersenyum dan memejamkan mataku saat mulut fadhil mulai meminum susuku langsung dari putingku.
Pukul 05.45, aku terperanjat dan langsung bangun, mengelap lelehan sperma dan cairan vaginaku yang membanjir dengan tisu. Aku kaget melihat sprei kasur penginapan itu, penuh dengan cairanku. Aku tersenyum kecut dan mulai memunguti bajuku.
Tak lama,kamipun sudah memakai baju lengkap,tiba-tiba Fadhil mendekapku dan berbisik, “Nin, aku minta sesuatu lagi boleh?”,
“apaan?” aku mengernitkan alisku,tanda heran
“pegang nih” Fadhil mengeluarkan gelas a*kua kosong yang covernya sudah dia buang. Aku memegangnya sesuai permintaannya. Tak disangka dia kembali mepreteli kancing kemejaku dan mengangkat bra-ku, “eh,kamu mau ngapain sih? “ tanyaku,
“aku mau bawa oleh-oleh” Fadhil menjawab dengan tenang, dia lalu mendekatkan mulut gelas tersebut ke putingku dan tangannya mulai memerah susuku hingga gelas tadi terisi setengahnya. “Udah segini aja cukup” senyum Fadhil mengembang,dia lalu menutup mulut gelas tersebut dengan plastik dan mengikatnya dengan karet gelang. Aku membenahi lagi bajuku, tak lupa ku kecup bibir fadhil yang sedari tadi senyum senyum seperti Anak kecil yang menemukan sesuatu yang menarik. Pukul 6.00 sore,kami pun pulang, kami menaiki bus yang sama sampai depan gerbang perumahan tempatku tinggal,dan dia melanjutkan perjalanan ke kotanya. Sesampainya di rumah, aku masih senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi sore.
 
Puting 2 1/2 cm? Hm...bebas sih terserah pengarangnya yak hahaha. Gw coli dulu ya hu :D
 
Puting 2 1/2 cm? Hm...bebas sih terserah pengarangnya yak hahaha. Gw coli dulu ya hu :D
Ya emang puting dia ini panjang banget suhu,
Ya mungkin ga nyampe segitunya sih,kira2nya emang saya kebangetan,namanya juga dramatisir hehehehehe
 
Thanks apresiasinya suhu2 sekalian, kalo ada waktu mungkin saya lanjutin
Ditunggu aja
Domo arigatou gozaimasu
:ampun: :ampun: :ampun: :ampun: :ampun:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd