Sekedar nambahin ya,.. sesuai yang saya pernah tau,..
sebelumnya kita harus sepakat dulu ttg manusia pertama,.. seperti dituangkan didalam kitab2 suci,...
Beliau ketika diturunkan ke muka bumi telah membawa suatu Ajaran, berupa tatanan berkehidupan dan berkeTuhan'an, setelah beranak pinak,.. maka berikutnya Ajaran tersebut, diajarkanlah kepada anak2nya,...
(ingat prinsip 'guru mengajarkan10, siswa A menangkap nya 10, siswa B=9,. siswa C=8, dst,) dikarenakan penerimaan dan pemahaman orang itu, berbeda2,..
Si anak2 ini setelah dewasa, berpindahlah mereka dengan pasangan2 mereka guna meneruskan keturunan di lokasi yang baru,.. dengan membawa AJARAN yang diterima SESUAI dengan pemahan mereka masing (ada yg 10, 9, 8, dst),..
Pasangan2 ini didaerah baru berkembang mereka hingga menjadi KOLONI, SUKU, atau KABILAH
selanjutnya apabila di Koloni /Suku /Kabilah ini ada yang MEMILIKI KELEBIHAN dalam memahami AJARAN yg dibawa oleh PASANGAN2 diatas,... mereka ini dikenal dengan sebutan Nabi, Prophet, Sinuhun, atau Panembahan,.. atau apapun istilah penyebutannya,... (terbukti pernah ada ceramah yang menyatakan bahwa nabi itu banyak bahkan lebih dari 1000, tapi yang perlu diketahui cukup 25, bukan maksud SARA),... apakah diantara nabi2 ini ad yg pernah tinggal di wilayah Nusantara ini,... Mungkin saja,..
Selanjutnya,..
Berdasarkan perbedaan lokasi PASANGAN2 ini dalam membentuk suku2 tadi,.. maka berbeda2 pula, pola mereka berTahan Hidup, Berdialog, dan berkeTuhan'an,..
mengapa berkeTuhan'an termasuk sebagai salah satu, atau yang menentukan dalam pola bermasyarakat, karena sebagian besar mengajarkan pola2 dalam sendi kehidupan itu sendiri, entah itu agama samawi kah atau bukan,..
Cara dan metode2 suku2 inipun pada akhirnya menyesuaikan dengan lingkungan yang ada,.. Walaupun pada akarnya bersumber dari PASANGAN2 yg menyebar tadi,..
Misalnya,.. ajaran menyembah matahari di Jepang,.. ternyata di daerah Arab Saudi telah lebih dahulu menganut nya, begitu pula di daerah Amerika (suku Inca kalau tidak salah).. bahkan di jawapun, pernah ada, dibuktikan dengan situs candi (lupa saya nama candinya),...
mungkin penjelasan awalnya seperti ini,..
Selanjutnya ttg Indonesia,..
Kalau ingin mengacu kepada Dasar Negara Pancasila,...
yang tertuang didalam Piagam Jakarta sebenarnya seperti ini
'Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya'
artinya apa,..
ini Hanya mengakomodir Salah Satu Agama Tertentu, dan Berlaku bagi Penganutnya saja,..
yang jadi pertanyaan berikutnya,.. mengapa dirubah menjadi
'Ketuhanan Yang Maha Esa'
poinnya disini berupa keikhlasan kita,.. apabila kita menerima bahwa
'setiap yang ad di alam semesta ini dan dibumi ini semuanya berpasang2an,..
yang menariknya adalah kalau semua berpasang2an,.. pasti ad yang Tunggal atau yang maha Tunggal atau dalam pemerintah Sansekerta 'Sang Hyng Widhi' atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia 'Yang Maha Esa'
tentang mengenai mengapa yang disahkan oleh pemerintah RI hanya 6 agama,.. ini berdasarkan pengajuan atau usulan atau kesepakatan, terbukti saat usulan GusDur mengenai agama Konghucu,
kalau mengapa dibatasi dalam undang2 lah, peraturan pemerintah lah, atau apalah2,.. ini semata2 Apabila masih mau berdomisili di Indonesia, atau masih mau jd PNS, Polisi atau Tentara Republik Indonesia,...
lagipula kalau tidak salah untuk 'istilah agama asli' inipun sebenarnya sudah diakomodir menjadi
'Ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa'
jadi mengapa tidak disebutkan sebagai agama,.. karena sudah dibahas di postingan temen2 sebelumnya,.. karena tidak memenuhi kaedah2 dan kriteria2 untuk disebut 'Agama'
sedangkan untuk yang dikategorikan dilarang adalah 'apabila menyimpang dari ajaran agama yang sdh ad,.. seperti kasus Ahmadiyah, Lia Eden, Atau kasus menyembah matahari (banyak beritanya di web),..
mereka2 ini lebih cenderung menyimpang dari ajaran agama pokok,.. kira2 begitu
selanjutnya ttg pola pikir,..
dengan berkembang nya zaman, berkembang pulalah pola pikir masyarakatnya, BUKAN POLA bertahan hidupnya,.. karena prinsip berkeTuhan'an itu adalah Hak,... Karena keterbatasan pola pikir manusialah yang akhirnya mengabaikan haknya ini,.. karena apa,.. selama proses berkehidupan masih mengikuti pola YANG telah ditentukan,.. selama itu pulalah pola berkeTuhan'an masih dibutuhkan,..
misalnya ada yang hidup, selanjutnya mati, ada yg lapar, makan jadi kenyang,.. siang/malam,.. bergerak /diam,.. Panas /dingin,.. dst dsb,..
ttg perbedaan pola pikir ini yang endingnya menjadi Ideologi,.. seperti Komunisme, Atheis,,.. dsb,..
Bukan karena mrk salah pola pikir, akan tetapi karena perbedaan Pola dalam berpikir,.. (tlg hati2 dalam menyikapi ini),..
Untuk kasus ini dijaman keNabian dahulu juga pernah ada kasusnya yang ditulis didalam sejarah,..
dia percaya akan Tuhan, akan tetapi tidak percaya dengan keNabian,..
beberapa kasus mungkin pernah ada juga,..
misalkan bukti arkeologi bahwa ternyata setelah diuji, Noah Arc itu, bahan dasarnya adalah kayu jati dari Jawa,.. (dr sini saja kita sdh bisa menyimpulkan secara gampang,..) belum lagi kisah2 pantai selatan, kalau mau dirunut, tata cara PERIBADATANnya mengacu kepada tatacara yang sama,..
istilah2 persembahan, semedi /tepekur (tafakur), berdoa dsb,..
hanya cara, jenis persembahan, dan bahasa yg berbeda,..
belum lagi wangi2an, dupa, dan sejenisnya, baik di Nusantara, asia, Amerika Latin, jazirah Arab, typical sama,.. jenis dan yang digunakan yang berbeda2,..
kira2 seperti ini yang bisa saya share secara singkat,..
semoga bermanfaat
maaf sebelumnya,.. No SARA,...