Satu
Ponsel yang tertukar
Reynold-
Hari yang sungguh sial buat hari ini, tapi puas ngerjain itu cewek. Gak ada sopan santunnya harus di kerjain seperti itu.
Semoga dia gak macem-macemin isi ponsel gue, harusnya seperti itu kalau ini ponselnya mau aman.
"Kenapa isi fotonya setengah wajah semua, gak ada full face. dari sekilat lumayan cakep ini cewek"
Liat besoklah, gue yakin dia datang jam 8 pagi kesini, Dan sekarang berendam dulu, "ohhh sungguh nikmatnya".
Paling nikmat berendam air panas kayak gini, sambil liatin suasana hotel,
"REEEYYYYYYYYYYY!!" teriak seseorang dari luar kamar hotel,
"buka oiiii, gue dobrak ya~" suara yang gak asing lagi, itu Donny, dia salah satu orang terdekat gue
"ok sabar"
"ah gila lo rey, lo pergi liburan kenapa gak bilang ke gue? gila, lo kira gampang jelasin ke staf buat lembur tiap malam, lo enak langsung pergi gitu aja"
"Mentang-mentang kerjasama kita sama perusahan jepang berhasil, jadi gak harus ada kabar gitu?" lanjut donny bikin gue pusing, mendingan gue lanjut berendam lagi, hilangin lelah.
"Berapa lama lo disini?"
"dua minggu maybe, lagian lo dapat libur juga gak ke luar negeri gitu?"
"Pala lo peang ke luar negeri sendirian, kalau gue gak balik, ada yang minta gue balik pasti" angguk-angguknya ikutan rendam kaki.
"Apa lo jaga jarak sama, talita?" gue gak mau jawab dan milih rendam kepala sampai tersisa hidung doang.
"udah gue duga, itu alasannya!!!"
"gua mandi dulu udah malam juga, besok gue bikin laporan ke keluarga lo biar pada gak panik" lanjut donny udahan rendam kakinya.
Dari kebawelannya sebagai lelaki si donny, dia bisa jaga rahasia dari gue. selain dari gue sama dia masih saudara, gue sama dia 11 12 urusan cewek. Dalam arti pemilih dalam hubungan.
Tapi memang gue sengaja gak bilang gue liburan kemana, karena gue dapat jatah 30 hari untuk liburan, Banyak yang bilang jadi boss besar enak liburnya bisa satu bulan full,
Padahal mereka gak tau kalau setiap hari gue selalu mencari kontrak kerjasama, Dan untungnya donny bisa gue andalin untuk masalah karyawan di perusahaan.
Dan bakal gue buat liburan disini gak ada yang ganggu termasuk talita, atau pun keluarga sendiri. Kalau donny gak masalah, dia udah gede nyasar disini juga gak perduli.
***
Jadwal hari ini gue udah susun, termasuk tungguin tuh cewek jam 8 di hotel, Tapi udah mau jam 9 belum ada telepon sama sekali.
"idih cewek siapa rey? baru lagi?" tanya si donny pas gue gak sengaja kebuka galerinya.
"Shut up, ponsel gue ketuker pas di bandara okey, " jelas singkat padat ke donny, gak usah panjang lebar ke si donny, dia cepat paham.
"jadi tunggu dia?"
"kalau gak dateng gimana?"
"liat nanti, lo pegang ponselnya, kalau ada telepon dari nomor gue angkat, gue mau sarapan, gara-gara dia sarapan gue ketunda 1 jam" gue langsung pergi sarapan di resto bawah hotel.
"gue yang urusin?" angguk gue, donny tau apa yang harus di perbuat.
Sarapan pagi ini dengan menu Blackened Pan Seared Tuna, karena gue paling suka makan ikan, mau ikan tawar, air laut, tambak, hampir semua jenis ikan layak di makan pernah gue cicip.
Dan gak lama gue selesai sarapan, donny ke arah gue, tampaknya cewek itu belum datang kesini. itu bikin gue was-was juga soal ponsel. Atau masalah udah selesai.
"Udah dateng itu cewek?"
"udah, rey. tapi ada masalah lagi" donny langsung duduk dan minum orange juss punya gue.
"apa?"
"ponselnya gak mau di balikin!"
"Dia mau lo yang kasih dan ambil ponselnya. padahal gue udah tunjukin ini ponselnya, tapi dia tetep kekeh harus lo yang kasihin"
"serius?" kenapa jadi ribet gini cuman buat balikin ponsel,
"Dia dimana?"
"gue suruh tunggu di lobby hotel," donny langsung kasih tau kalau dia telepon lagi, dan gue suruh angkat.
"CEPETan bisa gak? itu ada nomor penting" pekiknya pas di loudspeaker,
"gak sopan banget tuh anak" gumam gue,
"sabar~~" donny jawab sambil tahan emosi dikit.
Akhirnya gue ngalah dan temuin dia di loby hotel, dari kejauhan udah bisa lihat dia lagi mondar mandir di belakang bangku, pakai celana panjang dan kaos polosan warna putih, termasuk ada gambar hello kitty.
Gue diem sesaat liatinnya, tinggi mungkin cuman sedada gue aja. Jadi dia gak bakal macam-macam.
"gue aja yang urus don." gue cegah donny buat ikutan deketin dia, seperti nya cewek itu juga sadar gue datang. Dan tepat berdiri berhadapan.
"Mana ponsel gue?" katanya sambil dongak kearah gue.
"Bisa sopan dikit?" gue tatap mukanya dengan serius, dan langsung nunduk pelan.
"duduk~!" pinta gue, dia nurut juga langsung duduk di sofa.
"Mana ponselnya?"pinta gue
"ponsel gue dulu, mana?" tetap aja keras kepala gak mau ngalah, kali ini gue ngalah lagi langsung taro ponselnya di meja. Dia langsung kasih ponsel ke depan gue bukan di taruh di meja.
"terima kasih??" tanyanya pas gue mau tinggalin gitu aja.
"Buat apa?"
"haaa?. buat apa?"
"gue jauh-jauh disini, cuman gitu aja?" gue tau maksud dia, gue langsung ambil duit lembaran 100 ribu dua lembar buat kasih dia.
"ini ambil, itu maksudnya kan?"
"Jangan sok kaya!!, gue gak butuh duitnya. kalau orang kayak lo susah buat ucapin terima kasih. gue aja bilang,"
"Terima kasih~~~!!" ucapnya sambil sinis ke gue. dan langsung pergi gitu aja. Sekarang gue jadi terdiam kena omel gitu, bukan ciut nyali gue. Tapi baru ketemu cewek macam ini.
Cewek itu langsung pergi ambil tasnya, melangkah cepat keluar hotel, " rey mau kemana lo?" tanya donny pas gue ikutin tuh cewek dari belakang.
"Ssstt, jangan berisik, gue lagi ikutin tuh cewek"
"mau ngapain sih ikutin, ponsel lo belum balik?"
"udah kok, lo mau labrak dia?, " pertanyaan demi pertayaan si dony gue jawab sambil ikutin tuh cewek yang jalan kaki cukup jauh. Sambil tanya-tanya sesuatu.
Sebenarnya gue jadi merasa gak enak, karena gue sama dia sama-sama butuh ponsel, harusnya gue juga terima kasih kedia.
***
Hampir 20 menit gue ikutin jalan kaki, tapi dia belum stay di tempat mana pun, dan kembali tanya ke seseorang.
"Permisi bli, tadi tuh cewek tanya apa?" tanya gue ke bli yang di tanya tuh cewek.
"yang tadi? dia tanya ke beach walk masih jauh ngak?"
" terima kasih bli, " gue buru-buru lagi ikutin tuh cewek, dan sekarang dia lagi duduk dekat parkiran motor sambil liatin ke pedangan minuman. Gue bisa lihat dengan jelas keringatnya basahin bajunya, tali bh nya juga keliatan dari belakang.
Apa dia gak punya uang beli minuman, atau uangnya habis karena perjalan kesini.
"stop!!!" gue langsung tarik tangan dia pas mau minum bekas orang yang masih penuh, wajahnya langsung terkejut, termasuk orang sekitar liatin gue dan dia. Dan gue kasih minuman yang baru buat dia.
"Apa?" tanyanya bingung pas gue kasih minuman.
"minum aja, lo haus kan?"
"gak kok, gue mampu beli!" jawabnya buang muka, rasanya dia masih malu-malu buat itu, tapi lihat saja.
"kenapa mau minum bekas orang?"
"gak kok, gue beli!" jawabny langsung buka minuman dan tenggak sampai habis.
"oh ya?" angguknya, dia masih tetap bertahan.
"Sorry soal tadi di hotel, dan terima kasih" kata gue pas dia minum ke botol kedua, dia langsung hentiin minumnya dan menghela nafas.
"sama-sama"
"tapi kenapa minum, minuman bekas ?"
"gak bawa uang, dompet ketinggalan semua" jawabnya buang muka dikit, tapi gue suka dia ngomong kalem kayak gini.
"ok, sekaligus permintaan maaf, gue antar lo pulang..." langsung gue telepon donny bawa mobil dan jemput gue disini,
"seriusan jangan pergi!" kata gue tahan tangannya pas dia mau pergi gitu aja.
"gak usah, gue bisa sendiri kok!" dan lagi dia masih malu-malu atau kata orang jaga image. gue suka tipe cewek kayak gini. gue bisa nilai dia dengan gampang.
Akhirnya dia nurut sambil tunggu donny datang bawa mobil yang gue minta jangan bagus-bagus, model avanza cukup.
***
Kurang lebih lima belas menit, donny muncul dengan mobil pesanan. "ayo" ajak gue, dia cuman diam dan ikut masuk ke dalam mobil,
Dan seperti terkejut yang bawa mobil orangnya sama dengan yang tadi hotel.
"Alamatnya dimana?" dia gak jawab cuman kasih alamat, dan gue kasih ke donny biar di setting pakai GPS. Cukup jauh dari sini,
Mata gue liatin dia dari spion tengah, diam dan sambil liatin keluar jendela, itu yang dia lakuin selama perjalanan.
"universitas Udayana ?" tanya gue ke belakangan, tapi gak ada jawaban, ternyata dia ketiduran di jok, kakinya di angkat satu ke jendela mobil.
"gue bangunin dulu rey" pinta donny,
"Gue aja don" gue langsung buka pintunya.
"hei, bangun,..!. " gue tepak-tepak tangannya tapi gak bangun, bahunya juga. gak lucu nih kalau gak bangun-bangun, bisa di sangka gue nyulik anak orang.
Kali ini berhasil gue tampar pelan pipinya, badannya mulai gerak di ikutin matanya mulai ke buka.
"AHHHHHHH~~~!!" jeritnya kencang tepat di kuping.
"MAU APA LOO?" pekiknya lagi, reflek gue tutup mulut, beneran parah kalau teriak lagi.
"SSSTtt... diam !" gue langsung lepas bekapan di mulutnya, donny juga sampai kaget dengar teriakannya.
"udah sampai, turun!" pinta gue, dia masih tampang bingung karena efek bangun tidur,
"kok cepat?" gue gak jawab cuman kasih tampang datar ke arahnya.
"iah maaf"
"dan , terima kasih udah antar" dia nunduk pelan, dan langsung pergi ke arah gang yang ternyata gak jauh dari mobil.
"buset mau kemana lagi rey? " tanya donny,
"Ikutin tuh cewek, gue masih penasaran, Mau ikut?"
"ogahh, cepetan gue tunggu mobil aja" gue langsung ikutin dari belakang, masuk setiap gang sampai mentok ke rumah bertingkat, lebih tepatnya kayak kontrakan gitu.Langsung gue foto tempatnya dan langsung balik lagi ke mobil.
***
"Balik ke hotel lagi don, gerah banget pada lengket"
"Siap boss, hahaa"
"eh rey, ngomong-ngomong lo kesini cari cewek apa liburan?" donny noleh sesekali ke arah gue.
"Liburan kok, kenapa?"
"Terus kenapa jadi lo yang penasaran sama itu cewek?"
"Beda aja, walau sedikit kurang sopan,"
"Bodynya?" gue geleng-geleng kepala, soalnya gue gak terlalu perhatiin. dan gue mau bantu dia karena kasihan aja, sebagai ucapan terima kasih sekaligus permintaan maaf soal tadi.
"Gue rasa si talita cariin lo, kenapa gak jadian aja sih???", gue langsung terdiam lagi, dan menghela nafas pas donny ngomongin talita.
"jadi pacar okeh bisa, buat pendamping gue belum tentu, asal lo tau dia orangnya punya ambisi"
"Baguslah, setelah bokap lo warisin perusahaannya ke lo, di tambah dia, makin tinggi ke atas nama lo?"
"iah kalau itu pasti, terus kalau udah di puncak di potong puncaknya gimana?" gue noleh ke donny yang masih mikir.
"maksud dia deketin ada maunya?"
"ya lah, gue ngerasa gitu, suatu saat dia bakal lakuin hal itu ke gue, walau sekarang dia gak tunjukin hal itu di depan gue atau orang tua gue."
"Kalau di kasur?" gue gak jawab dan malah tawa, donny juga pasti tau kalau gue sama talita udah pernah ML,
walau gak sering tapi beberapa kali. Gue lakuin sama dia gak sengaja atau tepatnya pas lumayan mabuk. Itu bisa di hitung jari, karena gue lebih pentingin kerjaan dari pada dia. Dan sekarang lebih baik susun jadwal lagi buat hari ini.
Bersambung...
#Note, update agak lama ya hu...