Jika sista janda maka
Wajar.
Jika sista masih punya suami maka
Enggak Wajar.
Sista saat ini mungkin menikmatinya, tapi saat sista ketahuan baik oleh suami maupun anak. Pada saat itulah rumah tangga kalian selesai dan sista akan sangat menyesalinya.
1 catatan jika sista ketahuan. Yg akan mendapatkan cap paling jelek dari masyarakat adalah sista, sista akan dianggap emak2 ganjen yg nafsu sama berondong. Dan cap ini akan terus melekat sampai kapanpun.
Tidak semua anak akan bisa berlapang dada menerima ibunya pacaran dengan teman. Apalagi jika statusnya masih menikah. Yg sedang sista jalani adalah kehidupan nyata bukan cerita dewasa dimana ibu selingkuh maka anak akan menutupi atau malah ikut maen gila dengan ibunya. Banyak kasus yg terjadi adalah penganiayaan terhadap temannya tersebut. Anak sista bisa dipenjara karna hal ini. Tentu saja anak/suami sista bisa balik menuntut dengan kasus perselingkuhan yg berujung dengan anak sista dipenjara 2 tahun sedangkan sista dan teman anak akan dipenjara 9 bulan.
Di kasus lainnya, sang anak akan berbalik membenci ibunya dan jika ada kesempatan untuk keluar dari rumah maka dia akan pergi meninggalkan rumah entah karna kerja atau kuliah. Biasanya jika ini sudah terjadi maka sang anak akan sulit memaafkan sampai kapanpun. Bahkan mungkin sampai salah satu dari kalian meninggal.
Jika sista masih sayang dengan keluarga maka akhirilah hubungan kalian. Tapi jika sista enggan melepaskan karna udah terlanjur menikmati maka aku hanya bisa katakan.
Pada akhirnya bangkai akan selalu tercium, itu cuma masalah waktu. Dan saat itu tiba, persiapkanlah dirimu untuk melihat hati orang2 yg kau sayangi terluka.
Aku sengaja memberikan opini hanya tentang resikonya. Agar bisa melihat apa yg akan menanti sista di masa depan. Sedangkan apapun pilihan yg akan sista ambil, itu semua ada di tangan sista sendiri. Semoga dengan ini kabut kebingungan akan hilang.
Catatan : Resiko yg aku tampilkan di sini adalah resiko yg dengan tanda kutip '
Suami dan Anak tidak memiliki fantasi yg menyimpang'.
Alvin undur diri (sedang menunggu hinaan dan cacian)