Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Istriku Menikah Lagi (Session 2) FINAL CHAPTER

Sebagai pembaca setia IML, kalian ingin

  • Andi dan Rina selalu bahagia, bersama selamanya

    Votes: 181 25,7%
  • Rina kembali poliandri dengan Andi dan Frans dengan cara apapun

    Votes: 236 33,5%
  • Andi poligami dengan Niken dan Rina

    Votes: 287 40,8%

  • Total voters
    704
Bimabet
Hidup AndiRina. Kesel gua sama zetsu hu. Licik. Dari chapter 1 aja udah lancang megang2 rina. Awalnya jengkel sama andi. Makin ke sini bela andi malahan. Wkwkwkwwk


Yap. Moga aja kasus besar pemerintahan yang pernah libatkan frans bisa jadi dukungan untuk tambah hukuman frans saat tertangkap nanti.


#franskelautdimakanmegalodon
Sangat di sayangkan sekali ye. MEGALODON sudah di mampusin si JASON STATHAM

Padahal ane suka si Frans di makan MEGALODON
 
Kalo misal Andi beneran mati, kelanjutan Niken Endi gimana ya?apa cuma sebatas itu aja perannya? penasaran juga siksaan batin yang dilakukan Frans ke Rina seperti apa?apa cuma sampe Andi mati,apa ada yang lainnya lagi?misal Andi udah mati,terus Frans memperlihatkan foto Andi dan Niken?duh,pembaca dibuat penasaran...dan bertanya2...
Saya pendukung Andi Rina emang,kalo misal Andi mati, ini bakal menguras emosi...apa ini puncaknya?cuma segini aja?

saya sendiri lebih terkuras emosi gara2 penasaran dengan kelanjutan ceritanya hu...bikin greget...tiap udah baca banyak teka teki,banyak clue...banyak kemungkinan...banyak tebak2an...haha
Malah jadi ga terlalu baper kalo misal Andi beneran mati...yang ada tiap beres baca,malah mikir perkiraan gimana cerita selanjutnya...haha
 
tapi sepertinya para pembaca hanya terfokus pada frans yang powerpul dengan lindungan si capo, lupa dengan clue clue yang janggal mengenai andi, kenapa andi sebagai pns dengan golongan cere bisa jadi ketua gugus a yng kerjanya berhubungan dengan keamanan ktt? ini perhelatan besar loh, kenapa kantor kementerian melakukan panggilan personal untuk meminta andi datang ke kantor kmenterian. itu kan bukan diatur sama frans, bahkan frans dan capo sendiri kayaknya gak tau kalau andi diangkat jadi ketua gugus a.

tapi kita lihat aja apa semua itu berpengaruh nanti.
Mungkin yg di maksud suhu yg belum di ceritakan, andi sebener nya punya dekingan setelah di tugaskan dikantor jakarta, bukan hanya frans aja gitu yah.
Oke lah hu ditunggu update nya jgn nannggung minimal 2 bab, biar baca nya agak lamaan
 
KEPEDIHAN HATI (LAGI)


Setengah jam setelah kecelakaan hebat tersebut, yoga yang hendak membeli makanan ringan sebagai teman lembur, tak sengaja mendengar informasi di ht seorang polisi yang sedang duduk di depan ruangannya, yoga mendengar plat mobil atasannya disebut-sebut, yoga segera mendekati polisi tersebut.

“Pak maaf tadi saya gak sengaja mendengar ada kecelakaan, boleh saya tau siapa yang terlibat kecelakaan pak,” tanya yoga, polisi itu memandangnya dengan tajam, “maaf mas ini bukan konsumsi publik,” jawab polisi tersebut beranjak dari duduknya, yoga yang merasa pendengaraannya tidak salah, terus mengejar, “maaf pak bukan saya pingin tau urusannya, tapi tadi saya dengar nomor polisi mobil atasan saya di sebut-sebut,” ucap yoga. Polisi itu menghentikan langkahnya.

“Maksud mas, nomor polisi mobil pak andi?” tanya polisi yang juga termasuk bawahan andi di kelompok tugas gugus A, yoga mengangguk, “sebentar saya konfirmasi dulu,” setelah melakukan komunikasi dengan rekannya, polisi itu membenarkan bahwa nomor polisi mobil sedan yang terlibat kecelakaan memang tercatat sebagai mobil yang dipakai panpel, yoga langsung terbengong mendengarnya.

Yoga kemudian berjalan kembali ke ruangannya, hatinya sungguh terkejut, baru beberapa saat lalu atasannya ada disini, sekarang mengalami kecelakaan, “hei yoga mana snacknya,” tanya dini teman kerjanya, “ya ilah, si yoga malah balik lagi, mana titipan gw oyy,” tanya agus teman kerjanya yang lain, di ruangan itu ada beberapa staf terdiri dari 3 lelaki dan 2 perempuan, “pak andi kecelakaan,” ujar yoga.

Semua staf disana berdiri dari kursinya masing-masing, “tau darimana lu ga, jangan becanda lu,” tanya agus sewot, “ td gw denger di ht polisi didepan gus, dan polisi tadi juga udah konfirmasi memang benar mobil pak andi yang terlibat kecelakaan,” ucap yoga shock, kedua rekan kerja yoga yang perempuan terlihat menutup mulut, mereka semua terpukul mendengar itu.

“Guys, lihat tuh,” sebuah stasiun televisi menyiarkan info sekilas kecelakaan yang dialami andi, gambar yang diambil merupakan video rekaman masyarakat yang ada disana, terlihat di televisi, mobil sedan yang digunakan andi masih terbakar, “ya Tuhan...kasian banget pak andi,” ucap dini sambil menangis, rekannya rahmah juga ikut menangis, bahkan yang pria pun tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka.

Mereka semua terdiam, seperti biasa di negeri plus 62 ini, saat mendengar kejadian yang mengejutkan, mereka mengambil hpnya masing-masing, belum juga terkonfirmasi resmi, mereka mengirimkan ucapan duka ke wall medsos andi, sebagaian staf itu mencari informasi di internet lewat berita online, belum banyak artikel yang melaporkan peristiwa ini, namun di medsos ada beberapa akun yang membagikan video yang menggambarkan mobil yang terbakar di lokasi kecelakaan.

***

SEBELUMNYA

16.00

Rina menutup telepon dari andi, “si ayah yang dipikirin nanda aja, heheh, tapi kok ayah hari ini aneh banget sih, tadi pagi suruh goreng ayam, padahal si ayah di surabaya, emang dasar maniak ayam hihihi,” rina kemudian masuk ke mobilnya, “emangnya bapak udah naik ke pesawat rin,” tanya ibunya menghampiri rina yang sudah duduk di depan kemudi.

“Sudah bu, tadi bapak bilang sudah antri di ruang tunggu untuk masuk ke pesawat, kan lama perjalanan kira-kira 1 jam lebih, sama ambil bagasi, ya kira-kira pas rina sampai, bapak udah keluar, jadi gak nunggu lama-lama, ya udah bu, rina jalan dulu,” rina berpamitan pada ibunya.

Jalanan yang dilalui rina menuju bandara hari itu sangat padat, maklumlah hari ini terakhir kerja, apalagi juga saat ini jam keluar kantor, kira-kira 1 jam lebih rina baru tiba di bandara, setelah memarkirkan kendaraan, rina menuju terminal kedatangan, rina mendapat chat dari bapaknya kalau bapaknya telah mendarat dan kini sedang menunggu bagasi.

***

Jam 5 sore niken sudah ada di rumah, niken mengganti pakaiannya dan mengambil handuk untuk mandi, setengah jam kemudian niken telah rapih berpakaian, niken mengenakan piyama tidurnya, niken menghampiri danar yang sedang digendong pengasuhnya, niken kemudian menggendong danar.

“Ohh mamah kangen banget, gimana sayang hari ini gak rewel kan,” niken menggendong anaknya, danar yang masih belum genap 2 bulan, tentu tidak mengerti ucapan ibunya ini, bola mata danar yang bulat menatap wajah ibunya, tiba-tiba entah kenapa bayi itu menjerit menangis, membuat niken bingung, tadinya diam-diam saja, kini menangis, “kenapa sayang, apa digigit nyamuk,” niken bingung.

“Haus kali nik, coba kamu susuin dulu,” ucap ibunya yang keluar dari kamar, “ya mungkin bu, ya udah yuk sayang kita nyusu dulu yah, uuh haus yah... sabar ya..ya ya sayang sabar yahh,” niken bergegas masuk kamar.

Dalam kamar, niken menyusui danar, sebentar danar diam, sebentar kemudian danar kembali menangis keras, tak biasanya danar rewel seperti ini, niken meraba dahi putranya, suhunya normal,”kenapa sih sayang..iya ini nenen, ya ya.....” akhirnya danar tenang, mulutnya bergerak gerak menghisap puting mamahnya, niken menepuk-nepuk pantat putranya dengan lembut.

Setelah dilihatnya danar terlelap, niken melepaskan putingnya dari mulut danar, dan meletakkan danar perlahan-lahan di kasur, niken kemudian keluar kamar, perutnya terasa lapar.

Setelah menyantap makan malamnya, niken berpamitan pada ibunya hendak ke kamar, dalam kamar niken menyetel televisi, tidak ada acara menarik bagi niken, niken membiarkan televisinya menyala, niken kemudian mengambil hpnya, dia berharap ada balasan chat dari endi, namun ternyata tidak ada, niken mulai kesal dengan sifat endi.

“Ah teserah kamu aja paps mau apa, aku udah capek,”, niken kemudian iseng membuka medsosnya, dia terkejut melihat ucapan duka cita di wall andi, “apa maksudnya ini,” niken terus membuka komentar dari ucapan duka cita itu, beberapa komentar bertanya pada pengirim status, namun si pengirim status tak menjawab, niken berdebar debar dia sungguh tak paham maksudnya.

Niken membaca ucapan duka cita yang lain di wall andi, “selamat jalan pak andi, semoga bla bla,” niken semakin gelisah, tanpa niken sadari, di televisi tengah ditayangkan berita tentang kecelakaan yang melibatkan mobil andi, mata niken terpaku pada kolom komentar ucapan duka cita tersebut.

***

Sekitar jam setengah tujuh malam rina tiba di rumah, pak rudi, akbar, radit dan seorang pria yang rupanya ponakan pak rudi turun dari mobil, bobi ponakan pak rudi menurunkan bagasi dari mobil, nenek memeluk akbar, “aduh ganteng nenek, udah kangen banget nenek,” ucap nenek, akbar terlihat lelah dan mengantuk. Tak lama bunda radit datang menjemput radit, setelah berbasa-basi sebentar radit pulang ke rumah bersama mamahnya.

“Bob kopernya taruh di sana aja dulu,” ucap rina pada bobi, “baik kak,” bobi meletakkan koper ke tempat yang ditunjuk rina, “ohh bobi jadi ikut ya,” ucap nenek, bobi lalu mencium tangan bibinya itu.

“Ya waktu itu kan bang andi nyuruh bobi ke jakarta bu, kata bang andi ada perusahaan temannya buka lowongan, bobi suruh ngelamar disana,” ucap rina, “oh ya, ya” ujar nenek singkat, handphone rina berbunyi, rina mencari hpnya di tas, rupanya doni menelpon.

“Ya halo don,” sapa rina

“Halo kak, kakak ada dimana,” tanya doni

“Kakak baru sampe don, abis jemput abang dan bapak di bandara,” jawab rina, “kok suara kamu kaya orang nangis sih, ada apa don, oh ya kamu udah ketemu bang andi,” tanya rina kemudian.

“Kak, mas andi kecelekaan..” ucap doni terdengar lirih

“Apa don, kakak gak denger ini suara tv berisik, nov tolong kecilin suara tvnya,” ucap rina pada novi.

“Kak, mas Andi kecelakaan, ini saya sedang di lokasi,” ucap doni

“Apa don..” tiba-tiba rina terpaku mendengar itu, tangannya geetaran, hatinya tiba-tiba berdebar kencang.

“Mas andi kecelakaan, sebaiknya kakak segera kesini,” ucap doni,suara doni tercekat.

“Kamu gak becanda kan don, kamu jangan becanda ama kakakmu,” ujar rina emosi, air matanya mulai mengalir, “kamu bohong kan, jawab kakak, kamu bohong kan,” teriak rina, semua orang yang berada didekat rina saling berpandangan, apa yang terjadi.

“Saya juga harap saya bohong kak, tapi ini beneran, mas andi kecelakaan.” Suara doni mulai tersendat.

“Sekarang gimana don, gimana kondisi bang andi, don,” ucap rina terisak-isak

“Sebaiknya kakak sekarang segera kesini kak,” ujar doni, doni sungguh tak tega mengabarkan kondisi andi yang hangus terbakar, “kak, kak,” doni tiba-tiba mendengar suara jatuh.

“Ya halo ini siapa ya,” bapak rina mengambil telepon dari tangan rina yang terjatuh pingsan.

“Saya doni pak, ini pak rudi ya,” tanya doni, pak rudi membenarkan.

Lalu doni bercerita bahwa andi mengalami kecelekaan, pada pak rudi, doni hanya berkata, kalau andi di rumah sakit, doni meminta pak rudi menemani rina ke surabaya bersama akbar.

“Ya ya saya segera kesana don, berarti masih ada penerbangan ke surabaya malam ini ya, baik baik saya akan segera kesana.” Pak rudi mengakhiri pembicaraannya dengan doni, sebelumnya doni juga memberitahu bahwa ada penerbangan terakhir ke surabaya sekitar jam 11 malam, jika berangkat ke bandara sekarang bisa terkejar.

Pak rudi juga terlihat pucat, matanya mulai memerah, pak rudi kemudian menceritakan berita dari doni pada nenek, nenek langsung panik dan menangis.

Rina sudah siuman, dan duduk menyender ditembok, matanya berair, dadanya berguncang, rina kemudian menangis histeris, nanda juga ikut-ikutan menangis, akbar yang tadi tertidur, kemudian terbangun mendengar tangisan ibu dan adiknya.

“Ada apa bun,” akbar mendekati bundanya yang terisak, melihat akbar, rina memeluk putranya dan menangis kembali, akbar pun ikut menangis walau tak tahu apa yang terjadi.

“Rin, rin, jangan seperti itu, tenang dulu rin, kasian tuh nanda menangis, melihat kamu nangis,” ucap nenek yang juga terisak, pak rudi mengusap matanya, bobi juga menahan air matanya.

“Gini kita harus tenang dulu, tadi menurut info mas doni, masih ada penerbangan ke surabaya nanti malam jam 11, sekarang masih jam 7, kalau kita berangkat sekarang, saya rasa masih terkejar, uwak dan kakak serta akbar berangkat dulu, besok saya, bibi, nanda dan pengasuhnya nyusul ke surabaya bawa mobil, karena nanda kan masih menyusui,” ucap bobi memberi saran.

“Nah benar juga saran bobi, ibu juga gak mau nunggu berita disini, harap-harap cemas, mendingan ibu ikut kesana, gimana pak,” tanya bu rudi ke suaminya.

“Ya saran bobi masuk akal juga, makasih ya bob, untung kamu ada disini, uwak juga udah bingung sekarang, gimana rin menurut kamu,” tanya pak rudi pada rina, pak rudi mendekati putrinya, merengkuhnya ke pelukannya, rina kembali menangis dipelukan ayahnya.

Akhirnya semua menyetujui saran bobi. Rina, akbar dan pak rudi kembali naik ke mobil, bobi yang mengemudikan, “kita mau kemana lagi bun,” tanya akbar gak paham,” rina tak menjawab hanya menatap akbar dengan sendu, mata rina sudah bengkak akibat menangis.

“Kita mau ketemu ayah bang, katanya ayah kangen, makanya kita kesana,” pak rudi berbohong, karena tak tahu cara menjelaskan pada akbar, walau ada perasaan gak enak dihatinya pak rudi berharap menantunya selamat.

“Bibi bersiap aja dulu, sama siapkan pakaian kak rina dan nanda, kalo pakaian kami kan masih ada di koper, setelah mengantar kak rina, kita langsung berangkat juga bi,” ucap bobi pada bibinya, yang dibalas dengan anggukan kepala.

Dalam perjalanan ke bandara rina memeluk akbar, karena lelah akbar kembali tidur, rina teringat sikap andi yang aneh tadi pagi memintanya menggoreng ayam, rina teringat semua rencana liburan saat andi pulang nanti, rina sungguh takut kehilangan orang yang dicintainya ini.

Perasaannya sungguh gak enak, mendengar suara doni ditelepon seperti orang yang menangis, rina menduga-duga yang terburuk, namun rina terus berdoa semoga suaminya baik-baik saja, rina kembali teringat kemesraannya dengan andi, begitu lembutnya sikap andi, begitu sayangnya andi pada anak-anak, “Ya Tuhan ku mohon.. selamatkanlah suamiku...” air mata rina deras keluar...

***​

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Apakah Doni akan menjadi pengganti Andi? Hmm.... 🤔
Tapi yang pasti Frans sepertinya bakal dapat jatah dulu sebelum kena batunya. :konak:
 
Koq di chapter ini jadi teringat "Vantage Point" ya hehehehe
 
Terima kasih updatenya suhu tapi ada yg typo tuh seharusnya Mas Andi yg kecelakaan tapi di tulis Mas Doni.
 
Terima kasih updatenya suhu tapi ada yg typo tuh seharusnya Mas Andi yg kecelakaan tapi di tulis Mas Doni.
Thanks udah di perbaiki
 
KEPEDIHAN HATI (LAGI)


Setengah jam setelah kecelakaan hebat tersebut, yoga yang hendak membeli makanan ringan sebagai teman lembur, tak sengaja mendengar informasi di ht seorang polisi yang sedang duduk di depan ruangannya, yoga mendengar plat mobil atasannya disebut-sebut, yoga segera mendekati polisi tersebut.

“Pak maaf tadi saya gak sengaja mendengar ada kecelakaan, boleh saya tau siapa yang terlibat kecelakaan pak,” tanya yoga, polisi itu memandangnya dengan tajam, “maaf mas ini bukan konsumsi publik,” jawab polisi tersebut beranjak dari duduknya, yoga yang merasa pendengaraannya tidak salah, terus mengejar, “maaf pak bukan saya pingin tau urusannya, tapi tadi saya dengar nomor polisi mobil atasan saya di sebut-sebut,” ucap yoga. Polisi itu menghentikan langkahnya.

“Maksud mas, nomor polisi mobil pak andi?” tanya polisi yang juga termasuk bawahan andi di kelompok tugas gugus A, yoga mengangguk, “sebentar saya konfirmasi dulu,” setelah melakukan komunikasi dengan rekannya, polisi itu membenarkan bahwa nomor polisi mobil sedan yang terlibat kecelakaan memang tercatat sebagai mobil yang dipakai panpel, yoga langsung terbengong mendengarnya.

Yoga kemudian berjalan kembali ke ruangannya, hatinya sungguh terkejut, baru beberapa saat lalu atasannya ada disini, sekarang mengalami kecelakaan, “hei yoga mana snacknya,” tanya dini teman kerjanya, “ya ilah, si yoga malah balik lagi, mana titipan gw oyy,” tanya agus teman kerjanya yang lain, di ruangan itu ada beberapa staf terdiri dari 3 lelaki dan 2 perempuan, “pak andi kecelakaan,” ujar yoga.

Semua staf disana berdiri dari kursinya masing-masing, “tau darimana lu ga, jangan becanda lu,” tanya agus sewot, “ td gw denger di ht polisi didepan gus, dan polisi tadi juga udah konfirmasi memang benar mobil pak andi yang terlibat kecelakaan,” ucap yoga shock, kedua rekan kerja yoga yang perempuan terlihat menutup mulut, mereka semua terpukul mendengar itu.

“Guys, lihat tuh,” sebuah stasiun televisi menyiarkan info sekilas kecelakaan yang dialami andi, gambar yang diambil merupakan video rekaman masyarakat yang ada disana, terlihat di televisi, mobil sedan yang digunakan andi masih terbakar, “ya Tuhan...kasian banget pak andi,” ucap dini sambil menangis, rekannya rahmah juga ikut menangis, bahkan yang pria pun tak mampu menyembunyikan kesedihan mereka.

Mereka semua terdiam, seperti biasa di negeri plus 62 ini, saat mendengar kejadian yang mengejutkan, mereka mengambil hpnya masing-masing, belum juga terkonfirmasi resmi, mereka mengirimkan ucapan duka ke wall medsos andi, sebagaian staf itu mencari informasi di internet lewat berita online, belum banyak artikel yang melaporkan peristiwa ini, namun di medsos ada beberapa akun yang membagikan video yang menggambarkan mobil yang terbakar di lokasi kecelakaan.

***

SEBELUMNYA

16.00

Rina menutup telepon dari andi, “si ayah yang dipikirin nanda aja, heheh, tapi kok ayah hari ini aneh banget sih, tadi pagi suruh goreng ayam, padahal si ayah di surabaya, emang dasar maniak ayam hihihi,” rina kemudian masuk ke mobilnya, “emangnya bapak udah naik ke pesawat rin,” tanya ibunya menghampiri rina yang sudah duduk di depan kemudi.

“Sudah bu, tadi bapak bilang sudah antri di ruang tunggu untuk masuk ke pesawat, kan lama perjalanan kira-kira 1 jam lebih, sama ambil bagasi, ya kira-kira pas rina sampai, bapak udah keluar, jadi gak nunggu lama-lama, ya udah bu, rina jalan dulu,” rina berpamitan pada ibunya.

Jalanan yang dilalui rina menuju bandara hari itu sangat padat, maklumlah hari ini terakhir kerja, apalagi juga saat ini jam keluar kantor, kira-kira 1 jam lebih rina baru tiba di bandara, setelah memarkirkan kendaraan, rina menuju terminal kedatangan, rina mendapat chat dari bapaknya kalau bapaknya telah mendarat dan kini sedang menunggu bagasi.

***

Jam 5 sore niken sudah ada di rumah, niken mengganti pakaiannya dan mengambil handuk untuk mandi, setengah jam kemudian niken telah rapih berpakaian, niken mengenakan piyama tidurnya, niken menghampiri danar yang sedang digendong pengasuhnya, niken kemudian menggendong danar.

“Ohh mamah kangen banget, gimana sayang hari ini gak rewel kan,” niken menggendong anaknya, danar yang masih belum genap 2 bulan, tentu tidak mengerti ucapan ibunya ini, bola mata danar yang bulat menatap wajah ibunya, tiba-tiba entah kenapa bayi itu menjerit menangis, membuat niken bingung, tadinya diam-diam saja, kini menangis, “kenapa sayang, apa digigit nyamuk,” niken bingung.

“Haus kali nik, coba kamu susuin dulu,” ucap ibunya yang keluar dari kamar, “ya mungkin bu, ya udah yuk sayang kita nyusu dulu yah, uuh haus yah... sabar ya..ya ya sayang sabar yahh,” niken bergegas masuk kamar.

Dalam kamar, niken menyusui danar, sebentar danar diam, sebentar kemudian danar kembali menangis keras, tak biasanya danar rewel seperti ini, niken meraba dahi putranya, suhunya normal,”kenapa sih sayang..iya ini nenen, ya ya.....” akhirnya danar tenang, mulutnya bergerak gerak menghisap puting mamahnya, niken menepuk-nepuk pantat putranya dengan lembut.

Setelah dilihatnya danar terlelap, niken melepaskan putingnya dari mulut danar, dan meletakkan danar perlahan-lahan di kasur, niken kemudian keluar kamar, perutnya terasa lapar.

Setelah menyantap makan malamnya, niken berpamitan pada ibunya hendak ke kamar, dalam kamar niken menyetel televisi, tidak ada acara menarik bagi niken, niken membiarkan televisinya menyala, niken kemudian mengambil hpnya, dia berharap ada balasan chat dari endi, namun ternyata tidak ada, niken mulai kesal dengan sifat endi.

“Ah teserah kamu aja paps mau apa, aku udah capek,”, niken kemudian iseng membuka medsosnya, dia terkejut melihat ucapan duka cita di wall andi, “apa maksudnya ini,” niken terus membuka komentar dari ucapan duka cita itu, beberapa komentar bertanya pada pengirim status, namun si pengirim status tak menjawab, niken berdebar debar dia sungguh tak paham maksudnya.

Niken membaca ucapan duka cita yang lain di wall andi, “selamat jalan pak andi, semoga bla bla,” niken semakin gelisah, tanpa niken sadari, di televisi tengah ditayangkan berita tentang kecelakaan yang melibatkan mobil andi, mata niken terpaku pada kolom komentar ucapan duka cita tersebut.

***

Sekitar jam setengah tujuh malam rina tiba di rumah, pak rudi, akbar, radit dan seorang pria yang rupanya ponakan pak rudi turun dari mobil, bobi ponakan pak rudi menurunkan bagasi dari mobil, nenek memeluk akbar, “aduh ganteng nenek, udah kangen banget nenek,” ucap nenek, akbar terlihat lelah dan mengantuk. Tak lama bunda radit datang menjemput radit, setelah berbasa-basi sebentar radit pulang ke rumah bersama mamahnya.

“Bob kopernya taruh di sana aja dulu,” ucap rina pada bobi, “baik kak,” bobi meletakkan koper ke tempat yang ditunjuk rina, “ohh bobi jadi ikut ya,” ucap nenek, bobi lalu mencium tangan bibinya itu.

“Ya waktu itu kan bang andi nyuruh bobi ke jakarta bu, kata bang andi ada perusahaan temannya buka lowongan, bobi suruh ngelamar disana,” ucap rina, “oh ya, ya” ujar nenek singkat, handphone rina berbunyi, rina mencari hpnya di tas, rupanya doni menelpon.

“Ya halo don,” sapa rina

“Halo kak, kakak ada dimana,” tanya doni

“Kakak baru sampe don, abis jemput abang dan bapak di bandara,” jawab rina, “kok suara kamu kaya orang nangis sih, ada apa don, oh ya kamu udah ketemu bang andi,” tanya rina kemudian.

“Kak, mas andi kecelekaan..” ucap doni terdengar lirih

“Apa don, kakak gak denger ini suara tv berisik, nov tolong kecilin suara tvnya,” ucap rina pada novi.

“Kak, mas doni kecelakaan, ini saya sedang di lokasi,” ucap doni

“Apa don..” tiba-tiba rina terpaku mendengar itu, tangannya geetaran, hatinya tiba-tiba berdebar kencang.

“Mas doni kecelakaan, sebaiknya kakak segera kesini,” ucap doni,suara doni tercekat.

“Kamu gak becanda kan don, kamu jangan becanda ama kakakmu,” ujar rina emosi, air matanya mulai mengalir, “kamu bohong kan, jawab kakak, kamu bohong kan,” teriak rina, semua orang yang berada didekat rina saling berpandangan, apa yang terjadi.

“Saya juga harap saya bohong kak, tapi ini beneran, mas doni kecelakaan.” Suara doni mulai tersendat.

“Sekarang gimana don, gimana kondisi bang andi, don,” ucap rina terisak-isak

“Sebaiknya kakak sekarang segera kesini kak,” ujar doni, doni sungguh tak tega mengabarkan kondisi andi yang hangus terbakar, “kak, kak,” doni tiba-tiba mendengar suara jatuh.

“Ya halo ini siapa ya,” bapak rina mengambil telepon dari tangan rina yang terjatuh pingsan.

“Saya doni pak, ini pak rudi ya,” tanya doni, pak rudi membenarkan.

Lalu doni bercerita bahwa andi mengalami kecelekaan, pada pak rudi, doni hanya berkata, kalau andi di rumah sakit, doni meminta pak rudi menemani rina ke surabaya bersama akbar.

“Ya ya saya segera kesana don, berarti masih ada penerbangan ke surabaya malam ini ya, baik baik saya akan segera kesana.” Pak rudi mengakhiri pembicaraannya dengan doni, sebelumnya doni juga memberitahu bahwa ada penerbangan terakhir ke surabaya sekitar jam 11 malam, jika berangkat ke bandara sekarang bisa terkejar.

Pak rudi juga terlihat pucat, matanya mulai memerah, pak rudi kemudian menceritakan berita dari doni pada nenek, nenek langsung panik dan menangis.

Rina sudah siuman, dan duduk menyender ditembok, matanya berair, dadanya berguncang, rina kemudian menangis histeris, nanda juga ikut-ikutan menangis, akbar yang tadi tertidur, kemudian terbangun mendengar tangisan ibu dan adiknya.

“Ada apa bun,” akbar mendekati bundanya yang terisak, melihat akbar, rina memeluk putranya dan menangis kembali, akbar pun ikut menangis walau tak tahu apa yang terjadi.

“Rin, rin, jangan seperti itu, tenang dulu rin, kasian tuh nanda menangis, melihat kamu nangis,” ucap nenek yang juga terisak, pak rudi mengusap matanya, bobi juga menahan air matanya.

“Gini kita harus tenang dulu, tadi menurut info mas doni, masih ada penerbangan ke surabaya nanti malam jam 11, sekarang masih jam 7, kalau kita berangkat sekarang, saya rasa masih terkejar, uwak dan kakak serta akbar berangkat dulu, besok saya, bibi, nanda dan pengasuhnya nyusul ke surabaya bawa mobil, karena nanda kan masih menyusui,” ucap bobi memberi saran.

“Nah benar juga saran bobi, ibu juga gak mau nunggu berita disini, harap-harap cemas, mendingan ibu ikut kesana, gimana pak,” tanya bu rudi ke suaminya.

“Ya saran bobi masuk akal juga, makasih ya bob, untung kamu ada disini, uwak juga udah bingung sekarang, gimana rin menurut kamu,” tanya pak rudi pada rina, pak rudi mendekati putrinya, merengkuhnya ke pelukannya, rina kembali menangis dipelukan ayahnya.

Akhirnya semua menyetujui saran bobi. Rina, akbar dan pak rudi kembali naik ke mobil, bobi yang mengemudikan, “kita mau kemana lagi bun,” tanya akbar gak paham,” rina tak menjawab hanya menatap akbar dengan sendu, mata rina sudah bengkak akibat menangis.

“Kita mau ketemu ayah bang, katanya ayah kangen, makanya kita kesana,” pak rudi berbohong, karena tak tahu cara menjelaskan pada akbar, walau ada perasaan gak enak dihatinya pak rudi berharap menantunya selamat.

“Bibi bersiap aja dulu, sama siapkan pakaian kak rina dan nanda, kalo pakaian kami kan masih ada di koper, setelah mengantar kak rina, kita langsung berangkat juga bi,” ucap bobi pada bibinya, yang dibalas dengan anggukan kepala.

Dalam perjalanan ke bandara rina memeluk akbar, karena lelah akbar kembali tidur, rina teringat sikap andi yang aneh tadi pagi memintanya menggoreng ayam, rina teringat semua rencana liburan saat andi pulang nanti, rina sungguh takut kehilangan orang yang dicintainya ini.

Perasaannya sungguh gak enak, mendengar suara doni ditelepon seperti orang yang menangis, rina menduga-duga yang terburuk, namun rina terus berdoa semoga suaminya baik-baik saja, rina kembali teringat kemesraannya dengan andi, begitu lembutnya sikap andi, begitu sayangnya andi pada anak-anak, “Ya Tuhan ku mohon.. selamatkanlah suamiku...” air mata rina deras keluar...

***​

BERSAMBUNG
Update mantap hu. Wah makin tegang alurnya.

Dugaan saya rina sekeluarga yang crash di jalan karena terburu buru. Sama akbar lagi yah.


Dari cerita suhu belum dipastikan andi mati. Karena dvi belum bertindak. Doni juga panik karena hanya melihat dari Plat mobilnya saja tanpa keterangan lanjutan tentang korban tersebut. Wahh makin kacau ini.


Bisa ga hu kalo frans aja yang tewas??
Wkwkwkwk


Jangan andi atau Rina hu.


Keep update joss hu @pujangga2000
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd