Lihat saja aku bersumpah jika Astrid ke hilangan nyawanya aku akan memburu kalian bertiga bahkan aku tidak perduli, jika seluruh mahluk di dunia ini berada di sisi kalian bertiga aku tidak keberatan untuk membunuh kalian semua. Detak jantung Astrid tidak beraturan, begitu juga nafasnya, suhu tubuhnya meningkat. Dan tiba tiba Astrid membuka matanya.
“ Siapa ? “ Astrid
“ Ah syukurlah kamu sudah siuman “
Air mata Astrid pun jatuh, aku merasa sangat iba apa yang menimpanya.
“ Mereka menghiyanati ku … “ Astrid dengan nada sedih
“ Sudahlah, yang penting sekarang kamu harus sembuh “
“ Aku mengerti, tapi sepertinya aku tidak bisa hidup lebih lama lagi “
Aku diam seribu bahasa sambil memandanginya
“ Terimaksih sudah menjaga dan merawat ku “
Astrid dengan nada pelan
“ Hei apa kau ingin hidup ? “ tanya ku
“ Hidup ? “
“ Sekali lagi aku tanya apa kamu mau hidup ! “
“ Untuk apa ? hidup hanya menjadi beban lebih baik aku beristirahat dalam kematian itu lebih baik “ Astrid tersenyum
“ Apa kau yakin ? karena kematian tidak dapat di ulang, hanya seorang dewi atau dewa yang dapat mengulang itu semua tapi tidak semua dewa dan dewi mengerti ? “
Astrid pun menangis dengan suara yang lemah
“ Di luar sana pasti banyak sesuatu yang ingin kamu lakukan bukan, pasti ada orang yang membutuhkan mu, jadi apa kau ingin hidup ? “ tanya ku
“ Aku ingin, aku ingin hidup, sungguh aku ingin hidup “
“ Bahkan jika kau bukan lagi manusia seutuhnya ? “
“ Aku tidak perduli “
“ Jika itu memang ke inginan mu, aku akan mengutuk takdir dan kehidupan mu sama seperti kutukan yang ku terima dan aku berjanji akan selalu bersama mu “
“ Janji ya “
“ ini bukan hanya janji saja, melainkan ini sumpah ku “
Aku benar benar terbawa dalam suasana ini.
Sebuah pisau kecil aku ambil dan menyayat telapak tangan ku.
“ Jika kau bisa bertahan dari ini, maka kau akan memiliki hidup yang panjang, tidak akan menua, dan tidak akan mati dalam waktu yang sangat panjang “
Goresan pisau di telapak tangan ku mengeluarkan darah dan aku teteskan ke dalam mulutnya. Lalu Astrid pun merasakan sakit yang luar biasa bahkan tubuhnya mengalami kejang aku terus menjaga energi kehidupannya yang mencoba menolak darah milik ku. Saat nafasnya terhenti aku memberikan pijatan jantung untuknya.
“ hiduplah, aku mohon ! “ aku sambil memberikan pijatan jantung
Astrid pun kembali bernafas tapi ini masa kritis aku berharap tubuhnya dapat menerima energi sihir dan ke hidupan yang aku berikan kepadanya lewat media darah. Tidak ada yang tahu bagai mana caranya menggunakan sihir darah mereka hanya tau nama dan jenis tapi tidak pernah melihat bagaimana sihir darah bekerja.
Pada jantung Astrid terbentuk Hexagram berwarna biru tua. Dan kini Astrid menggigil. Aku terus menjaganya perlahan tubuhnya menjadi tenang dan kembali normal aku menghela napas legah , Karena Astrid sudah tenang. Dan Sihir darah yang pertama kali aku gunakan berhasil, padahal ke mungkinan berhasil sangatlah kecil tapi takdir miliknya berkehendak lain. Tapi ada yang aneh di sini, aku tidak melihat sebuah kutukan pada tubuhnya melainkan energi kehidupannya meningkat. Astrid pun bangun dan memuntahkan darah berwarna hitam legap.
Aku mengambil air yang sudah aku cairkan dari salju dan aku masak untuk Astrid, tapi tatapanya berbeda setelah minum air dan ia langsung memeluk ku, tanganya berusaha membuka baju ku.
“ Ah,…. aku sudah tidak tahan “ Astrid
Bahkan Astrid menjilat leher ku dengan penuh Nafsu dan mencium bibir ku tanpa sedikit keraguan atau merasa canggung. Dia sungguh sangat berbeda dengan Astrid yang aku kenal, aku menuruti ke hendaknya dan membalas perlakuanya dengan cara sangat lembut, aku pun membuka kedua pangkal pahanya dan mulai menjilati kewanitaanya dengan sangat liar, erangan Astrid terdengar dengan sangat lembut dimana ia sangat menikmatinya. Aku merasakan tanganya memegang kepala ku seolah olah ia meminta agar aku terus memainkan lidah ku di tempat itu. Dan cairan hangat membasahi wajah ku secara bersamaan Astrid mengerang nikmat. Aku merasa puas karena sudah membuatnya mencapai kenikmatan namun ini tidak berhenti disini saja, aku pun membuka celana ku dan ku sadari Astrid memiliki taring sedikit memanjang dengan bola mata yang tadinya hitam menjadi biru gelap. Dan ia tersenyum dengan nafas tidak beraturan. Apakah ini akibat darah yang aku berikan kepadanya.
Aku memasukan penis ku ke dalam vagina Astrid, ia pun melingkar kan kedua kakinya di pinggang ku dimana aku menggerakan pinggul ku dengan irama tidak beraturan. Astrid bahkan memeluk ku dengan erat, dan aku mencium bibirnya dan Astrid menggit bibir ku hingga luka dan ia mencium sambil meminum darah yang keluar dari bibir ku. Entah kenapa aku sangat bersemangat dan aku mulai menggerakan pinggul ku dengan kuat dan Astrid tertawa sambil mengerang, tawa nakal karena ia sangat senang.
“ Terusin ahhh sakit. Tapi ahhh nikmat “ Astrid
Saat aku hendak keluar dan mencabut penis ku Astrid pun langsung memeluk ku lagi dengan erat dan berbisik di telinga ku.
“ Jangan sia siakan mana yang banyak dalam sperma mu itu sayang “
“ Astrid… “
Mendapatkan ijin seperti ini aku segera menancapnya lebih dalam lagi, dan Aku pun keluar Astrid tersenyum puas merasakan ke hangatan yang memenuhi liang peranakanya.
“ Ayo lagi “
“ Lagi ? “
“ Dua kali lagi, tiga kali lagi, atau sampai kita lemas gimana “
Goda Astrid dengan nakalnya
“ Kamu kan belum pulih benar “
“ Ayo buruan “ desak Astrid
“ Sekali lagi aja ya “
“ Aku mohon “ Astrid
“ Dasar manja “ ujar ku
Aku tahu Astrid saat ini tidak dapat bergerak banyak tenaganya juga belum benar benar pulih, kali ini aku melakukanya sangat lembut dimana Astrid terlihat sangat menikmati permainan pelan tapi pasti seperti ini. Tubuh ku terasa sangat panas, api nafsu benar benar membakar ku, aku tidak menyangka vagina miliknya sangat luar biasa sangat berbeda saat waktu di mana sebelum di ulang seperti ini. Sekali kali aku memainkan putingnya dan Astrid memeluk ku dengan lembut. Setelah selesai Astrid tertidur dan aku memperhatikan tubuhnya ada yang berbeda disini, tubuhnya di selimuti akan sihir suci yang luar biasa. Padahal ia sudah ke hilangan perawanya oleh ku tapi sihir suci pada dirinya tetap ada, aku pun menutupi tubuhnya dengan selimut yang aku buat dari kulit binatang hasil buruan ku.