akoeabi
Kakak Semprot
- Daftar
- 6 Apr 2018
- Post
- 167
- Like diterima
- 587
Nama saya abi (samaran), berumur 45 tahun. Saat ini saya seorang duda yang ditinggal istri selingkuh dengan teman kerjanya. Saya memiliki 2 anak satu bernama Nina (samaran) dan yang satu bernama Putri (samaran juga). Nina saat ini kuliah semester 4 disebuah kampus negeri ternama di Kota Makassar sedangkan Putri masih SMU kelas 1 dan ikut sama ibunya. Saya tidak akan menjelaskan parasnya keduanya karena ini sedarah. Dia bahkan bukan hanya merawat jasmani ku tapi juga memberikan kehangatan yang dulu di lakukan oleh Ibunya.
Saya bekerja disebuah kantor Pemda di Kota Makassar dengan status PNS aktif. Kini saya tinggal berdua dengan Nina, meskipun dia cukup sibuk dengan kuliahnya, dia tetap berusaha untuk mengurusku. Kadang kalau saya pulang, Nina selalu memijit tubuh saya sampai saya terlelap.
Suatu hari ketika saya libur pada hari ahad tiba-tiba Nina ingin memijatku karena libur sebenarnya badanku tidak pegal tapi karena anakku yang minta ya saya kasih. Pijatan anakku saat itu berjalan normal. Begitu kira-kira 3 menit memjiat arah pijatannya mulai berubah, kini tangannya mulai memijat merambah hingga ke pangkal paha. Yang daerah itu sebenarnya tidak perlu di pijat. Yang perlu hanya di atas dengkulku.
Pijatan berubah menjadi elusan, elusan yang menurutku terkesan erotis. Tentu saja hal ini membuat penisku mengembang. Matanya sesekali melirik benda yang dibalik celana pendekku sambil juga kami mengobrol. Obrolannya juga semakin tidak wajar. Dimana dia bertanya tentang dulu saya dengan ibunya sampai mengarah ke hubungan sex kami. tentu saja tidak secara langsung (semproters tau apa arti kalimat itu). Hal itu membuat aliran darah di batang penisku semakin membentuk cetakan di celana ku. Membuat mata saya tidak berhenti melirik bagian belahan payudara. Apalagi saat ini dia hanya memakai tangtop, terlihat tali branya yang berwarna hitam. Sungguh menggoda iman. Lirikan matanya juga genit. Saya mencoba mengatur nafasku yang sudah mulai berat. Ketika elusannya semakin manja dan berlama lama di area pangkal paha, batinku mencoba untuk menyadarkan keadaan. Hal ini seharusnya tidak terjadi, kenapa penisku malah berdiri disaat seperti ini ?.
Usapannya semakin liar, tak lupa biji dan bagian selangkangan di elusnya dengan manja. Saya bingung tidak bisa berkata-kata lagi, dalam benakku anakku lagi pengen atau apa ya ?. Saya saat itu ingin berontak. Pikiranku mengatakan ini tidak benar. Saya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kini nafsu yang mengendalikan ku. Membiarkan tubuhku menerima sensasi elusan tangannya. Ku pejamkan mata dan ku dongakkan kepala menikmati aksinya. Hingga tangannya memegang penis ku, mengelusnya naik turun. Sontak saya menahan tangan nya.
Saya bekerja disebuah kantor Pemda di Kota Makassar dengan status PNS aktif. Kini saya tinggal berdua dengan Nina, meskipun dia cukup sibuk dengan kuliahnya, dia tetap berusaha untuk mengurusku. Kadang kalau saya pulang, Nina selalu memijit tubuh saya sampai saya terlelap.
Suatu hari ketika saya libur pada hari ahad tiba-tiba Nina ingin memijatku karena libur sebenarnya badanku tidak pegal tapi karena anakku yang minta ya saya kasih. Pijatan anakku saat itu berjalan normal. Begitu kira-kira 3 menit memjiat arah pijatannya mulai berubah, kini tangannya mulai memijat merambah hingga ke pangkal paha. Yang daerah itu sebenarnya tidak perlu di pijat. Yang perlu hanya di atas dengkulku.
Pijatan berubah menjadi elusan, elusan yang menurutku terkesan erotis. Tentu saja hal ini membuat penisku mengembang. Matanya sesekali melirik benda yang dibalik celana pendekku sambil juga kami mengobrol. Obrolannya juga semakin tidak wajar. Dimana dia bertanya tentang dulu saya dengan ibunya sampai mengarah ke hubungan sex kami. tentu saja tidak secara langsung (semproters tau apa arti kalimat itu). Hal itu membuat aliran darah di batang penisku semakin membentuk cetakan di celana ku. Membuat mata saya tidak berhenti melirik bagian belahan payudara. Apalagi saat ini dia hanya memakai tangtop, terlihat tali branya yang berwarna hitam. Sungguh menggoda iman. Lirikan matanya juga genit. Saya mencoba mengatur nafasku yang sudah mulai berat. Ketika elusannya semakin manja dan berlama lama di area pangkal paha, batinku mencoba untuk menyadarkan keadaan. Hal ini seharusnya tidak terjadi, kenapa penisku malah berdiri disaat seperti ini ?.
Karena saya yakin kalau dilanjutkan ini bisa menjadi seperti yang kalian pembaca inginkan dan harapkan iya kan ? hehehehehehehehe. Ketika saya berkata itu, ekspresinya sekejap berubah menjadi lesu. Seperti tidak menginginkan hal ini berhenti begitu saja." Udah nak, makasii ya " ucapku mencoba menghentikan aksinya.
Gak berapa lama dia langsung berlalu pergi dari kamar. Sorenya ketika saya berjalan ke arah kamar mandi untuk cuci muka, dia menghampiriku." Iya yah ".
Saya pun menuruti nya." Mau kemana yah ?" Tanyanya.
" Iya nak, ayah mau cuci muka. " Jawabku santai lalu masuk ke kamar mandi.
" Nina bantuin yah, " tawarnya.
" Huh ? ".
" Bantuin ayah cuci muka." Jelasnya lagi.
" Huh ? Hmm.. gpp nak, ayah bisa sendiri " ucapku coba untuk menolaknya
" Ihh gpp yah ".
" Sesekali anak yang gantian tugas ibu"
" Duh, gimana ya nak. Ja jang...."
" Udah, pokoknya nina yang bantuin. TITIK"
" Auu " erangku saat nina tidak sengaja menyenggol paha saya.
" Heheh maap yah. Udah ayok."
Saya pun diam nurut." Nina bukain yah " izinnya setelah meletakkan baju kaos yang saya kenakan di gantungan.
Lalu ketika membuka CD ku. kutahan tangannya." Yang ini juga yah " dia juga izin ketika membuka celana saya.
Dia pun nurut. Lalu.." Biar ayah aja ".
Akhirnya dia yang membuka CD saya. Terlihat lah penisku yang setengah tegang. ekspresi sempat terdiam menatap penisku lalu tersenyum melihat ku. Tanpa aba-aba dia langsung membantu ku untuk air seceruk untuk dipake membersihkan mukaku." Ih lama ! " ucapnya ketika saya yang rada kesusahan membuka CD saya karena sambil berpikir, ini anak kenapa ya ?.
Dia mulai membersihkan wajahku." Siap ya yah ".
Lalu tiba-tiba anakku menyempotkan air ke bandaku, kaget dibuatnya." Izin ya yah ".
" Tangan jangan nakal ya yah ! " godanya sambil senyum penuh maksud.
Dia diam saja sambil menyabuni badanku dengan sabun gel. Di sabuni seluruh badanku, mulai dari pundak sampai ke area kaki. Paha tak luput di elusnya lembut. Ketika menyabuni bagian perut hingga paha, tanganya sesekali menyenggol penisku. Entah sengaja atau tidak. Hal itu membuat penisku jadi tegang. Matanya gak lepas dari penisku." ayah tidak pengen mandi nak, kenapa siram badan ayah ? ".
Kini aksinya mulai semakin berani, setelah dia menyabuni pantatku, dia melebarkan kakiku. perlahan jarinya masuk ke bagian bawah area penisku. Mengusap dengan perlahan. Tatapanya ke mata saya semakin mengatakan penuh makna, Apalagi ketika dia menyemprotkan gel sabun dan memainkan di jarinya." Izin lagi yah " lirikan matanya dari posisi jongkok dan senyumnya semakin menggoda iman.
Usapannya semakin liar, tak lupa biji dan bagian selangkangan di elusnya dengan manja. Saya bingung tidak bisa berkata-kata lagi, dalam benakku anakku lagi pengen atau apa ya ?. Saya saat itu ingin berontak. Pikiranku mengatakan ini tidak benar. Saya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kini nafsu yang mengendalikan ku. Membiarkan tubuhku menerima sensasi elusan tangannya. Ku pejamkan mata dan ku dongakkan kepala menikmati aksinya. Hingga tangannya memegang penis ku, mengelusnya naik turun. Sontak saya menahan tangan nya.
Dengan berat hati saya melepaskan tanganku darinya. Tentu saja karena hormon ku uda di ubun-ubun." Yang ini juga harus di cuci yah "
" Uda lama juga tuh gak di cuci kan yah ?" ucapnya senyum sipit.
Saya hanya memperhatikannya. Perlahan tangannya naik turun. Sesekali ditekan penis kebadan lalu di elus bagian bawah, bergantian di tekan kebawah lalu di elusnya bagian atas." Ehehe " senyumnya yang sipit, terlihat seperti anak tak berdosa.
" Sabar ya hihi " ucapnya lagi sambil mengeluarkan gel dari botol ke tangannya. agak dimainkan di tangan agar merata lalu di genggam penisku.
Ekspresi nya buat ku enggak tahan. Dia dengan santai menatap mata saya, senyumnya yang penuh goda, begitu pun saya menatapnya sayu penuh nafsu penuh dengan harapan untuk segera menjamahnya. Saya tak kuasa menahan nafsuku. Apalagi saat itu dia memakai hotpants warna pink dengan garis orange di ujungnya. Terlihat pahanya yang putih mulus, tak lupa juga sesekali CDnya mengintip dari balik celana itu. Pakaiannya yang semi basah terkena cipratan air dan rambunya yang di ikat belakang semakin membuatnya terlihat seksi. Saya berusaha keras menahan gelombang nafsuku. Ingin sekali ku mainkan putingnya dibalik branya itu, kuremas dengan nafsu, ku gigit bibir merahnya yang tebal, ku jilatin seluruh lehernya" Sssttt " desahku. Tanganku semakin erat memegang lengannya.
Saya menurutinya. Perlahan dia kembali mengocoki penisku, tak lupa sesekali jarinya kebawah menusuri belahan pantat ku. Membuatku semakin gila. Tubuhku menegang menikmati permainan tangannya urat di penisku semakin kontraksi hal ini membuat kocokannya semakin cepat dan penisku semakin digenggamnya erat. Dia seperti nya tau bahwa saya akan segera keluar. Dannn...." Enak yah ?" Ucapnya memecah khayalanku
" Hah ? "
" I iya hehe."
" Pejamkan mata ayah." Ucapnya lagi
Kocokannya kini melambat. Mata saya masih terpejam. Saya masih mengatur nafasku. Ketika kubuka mata ku.... Saya kaget..sontak saya meluruskan badanku."Aaahhhh " desahku menikmati keluar cairan sperma dari penisku.
Saya baru saja memuntahkan sperma ke wajahnya. Dia menatapku dengan senyum penuh kesenangan. Saya gak tau apa yang terjadi. Mungkin dia sengaja melakukan itu. Apalagi ketika dia menjilat sperma yang ada di bawah bibirnya.' Ini gila ' batinku.
Hanya itu yang kuucapkan dan dibalas dengan senyum olehnya. Saya pun beranjak ke kamar untuk memakai baju lengkap. Tak lupa dia mengatakan akan menyiapkan makan malam. Malam itu dimasaknya makanan kesukaanku. Capcap dengan rasanya yang tentu saja sama dengan masakan ibunya. Diliriknya saya lalu tersenyum." Sungguh gilaaa " batinku.
" Makasih nak ".
Hal ini membuatku sedikit bernostalgia. Malamnya saya tidak bisa tidur. Menyesali apa yang sudah ku perbuat. Saya berdoa agar Istriku memaafkanku. Tapi saya juga merasa senang. Beban dikepala saya rasanya berkurang. kesedihan ku perlahan menghilang. Saya salut apa yang di lakukan putriku demi ayahnya. Sambil membayangi wajah Nina, membuatku tersenyum sendiri. Akhirnya saya tertidur." Masakan kamu enak nak ".
" Seperti ibumu " pujiku.
" Makasii " dia tersenyum malu, sangat mirip dengan ibunya.
Terakhir diubah: