begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 577
- Like diterima
- 9.958
S e m i n a r
MAMI mendapat 2 (dua) lembar undangan seminar sehari gratis dari sebuah perusahaan asuransi. Sewaktu Mami menunjukkan undangan seminar itu padaku, aku ingin ikut. Tetapi seminar tersebut bukan untuk aku, melainkan untuk perempuan, karena acara seminar ini bertajuk “BAGAIMANA MENGHADAPI KANKER SERVIX?”
Lalu Mami mengajak Tante Evelyn untuk mengikuti acara seminar tersebut.
Acara seminar ini akan diadakan pada hari Senin. Minggu sore, Mami berkata padaku, “Har, kamu siap-siap, ya...”
"Siap-siap apa, Mi...?" tanyaku bingung.
"Kamu mau ikut Mami seminar kan? Tante Evelyn batal. Oom Handoyo asmanya kumat."
Oom Handoyo adalah suami Tante Evelyn.
“Kalau nggak ada laki-laki yang ikut, aku sendirian kan malu, Mi..." kataku.
"Kamu tenang saja, nanti Mami pinjemin kamu rok sama BH..." ledek Mami. "Lalu siapa yang temani Mami kalau kamu gak mau ikut? Nanti kamu di kamar saja..." kata Mami. "Makan gratis, tidur gratis sehari."
Hari Senin, tepatnya jam 11 siang aku dan Mami pun berangkat dari rumah menuju ke tempat seminar di sebuah hotel sesuai undangan yang kubaca. Aku yang membawa Honda Ag*a merah Mami.
Seminar ini akan dibuka nanti jam 3 sore. Perjalanan yang cukup jauh tidak bisa di tempuh dalam 1 atau 2 jam, jika macet perjalanan bisa sampai 4 atau 5 jam kami baru bisa sampai di tempat acara.
Beruntung jam 2 siang kami sudah sampai di depan lobby hotel.
Mami turun dari mobil untuk melakukan registrasi ulang di panitia acara seminar, sedangkan aku membawa kendaraan untuk di parkir di tempat yang telah disediakan oleh panitia sekalian menurunkan barang-barang bawaan kami dari bagasi mobil.
Mami hanya membawa sebuah tas kecil berisi pakaian dan alat-alat makeupnya. Aku membawa ransel berisi sepotong pakaian, karena besok siang kami sudah pulang.
Mami selesai registrasi ulang mendapat kunci kamar dari panitia acara, 2 lembar kaos, 2 buah buku acara dan 2 buah name tag, masing-masing bertuliskan nama Mami dan nama Tante Evelyn, bukan nama aku, karena aku tidak terdaftar. Hee.. hee... aku penumpang gelap.
Aku dan Mami kemudian menuju ke kamar hotel yang sudah disediakan panitia, letaknya di lantai 7.
Kami harus naik lift ke lantai 7. Sesampai di lantai 7, kami mencari kamar nomor 728.
Kami kebingungan saat hendak membuka pintu kamar, karena bukan dibuka dengan kunci biasa seperti di rumah, melainkan menggunakan kartu magnetic.
Kartu sebesar kartu ATM ini cukup ditempelkan di sebuah alat detektor dan sebuah lampu kecil berwarna merah dekat detektor akan menyala, dan detektor berbunyi ti..tit.. pertanda pintu kamar sudah terbuka.
Aku dan Mami langsung disambut oleh sebuah kamar yang luas, wangi dan berhawa sejuk dari AC yang sudah dinyalakan.
Di dalam kamar aku segera melemparkan tubuhku di tempat tidur yang empuk sekali setelah menaruh barang bawaan kami di lemari.
Mami tertawa melihat tingkah lakuku. Maklumlah, baru pertama kali ini aku merasakan kasur hotel. Haa.. haa..
Mami tidak ikut berbaring. Mami merapikan dandanannya, kemudian mencium pipiku. Cupp...
“Mami pergi dulu ya, sayang... daaggg....“ kata Mami membawa tas dan name tagnya keluar dari kamar.
Seperginya Mami, karena pakaianku tidak bisa membuat aku santai dan nyaman berbaring, aku melepaskan kaosku dan celana panjang yang kupakai. Setelah itu aku berbaring hanya memakai celana dalam saja seperti kebiasaanku di rumah.
Aku nonton televisi dan main games sampai aku capek dan bosan, kemudian aku tidur.
Entah sampai jam berapa aku tidur. Aku terbangun mendengar suara berisik di kamar. Sewaktu aku membuka mata, oh... aku langsung kaget!
●●●●●
Mami yang sedang mengeluarkan pakaian dari tasnya sambil berjongkok hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.